Seminggu kemudian,
Mina dan Nagi telah bersiap untuk berangkat sekolah. Mereka sama-sama menggunakan seragam sekolah. Kemudian menaiki sepeda untuk berangkat ke sekolah masing-masing.
Setelah upacara, semua murid masuk ke kelas.
Di kelasnya, Mina tidak terlalu dekat dengan siapa pun, hanya sekedar kenal saja. Waktu sekolahnya dihabiskan dengan belajar, belajar dan belajar.
Untuk mengikuti ekskul, ia hanya mengikuti ekskul membatik karena kesukaannya terhadap seni.
Namun, hal itu ditentang oleh orang tuanya karena dirinya yang masih belum bisa mengatur waktunya. Mina mengalah, dan tiga bulan kemudian berhenti dari ekskul membatik. Ia memilih terus tekun belajar.
Karena ketekunannya, ayah menghadiahkan sebuah gawai canggih. Mina mencoba berfoto menggunakan kamera tersebut sembari memiringkan kamera atau bahkan memiringkan kepalanya.
Begitupun dengan Nagi. Dirinya semakin tekun belajar dan bermain bersama Revan. Hingga lupa bahwa sedang memiliki hubungan dengan Lely.
Setiap minggu, Lely mengajaknya jalan-jalan. Namun ia telah dahulu bermain PS dengan Revan untuk melepas penatnya belajar di sekolah.
Telepon dari Lely pun jarang ia angkat karena gawainya disita oleh orang tuanya. Orang tuanya merasa anak bungsunya itu mulai mengalami penurunan nilai di sekolah, sehingga ayah dan ibu merasa harus terjun langsung menangani Nagi.
Walaupun begitu, orang tuanya tidak curiga dengan hubungan Nagi dan Lely. Karena mereka mengenal Lely sebagai teman main Nagi, tidak lebih dari itu.
Lely dan Nagi memang satu sekolah, tetapi berbeda kelas. Sedangkan Revan berada di sekolah lain karena ia harus menemani nenek di rumah neneknya yang berada di tengah kota.
Akan tetapi setiap hari minggu, Revan kembali ke rumah untuk melepas penat bersama Nagi, yakni bermain PS.
...***...
Januari 2032. Kelas 1 SMP.
Selesai berolahraga di alun-alun, guru olahraga menyuruh semua murid supaya segera pulang dan kembali ke sekolah pukul 9 pagi. Dengan sepedanya, Mina segera menyusuri jalan pulang menuju rumahnya.
Di tengah perjalanan, kecelakaan tak bisa dihindari. Saat Mina menyebrang di perempatan jalan, sebuah motor menabraknya membuat dirinya pingsan.
Untunglah, malam harinya Mina telah siuman. Dia merasakan sakit di kaki, tangan, serta kepalanya. Tapi tidak ada yang patah, hanya sedikit luka dan beberapa memar di tubuhnya.
Ibu mengompres memar Mina, sedangkan ayah menasihati Mina supaya lebih hati-hati dalam menyebrang jalan. Ia hanya mengangguk dan menunduk.
...***...
Esok paginya, hari Jumat.
Mina tetap harus masuk sekolah yang diantar oleh Ayah. Sepedanya masuk ke bengkel untuk diperbaiki.
Dia mengira teman-teman di kelasnya yang telah mengetahui keadaannya tentu akan mengasihaninya.
Namun, teman-teman sekelasnya malah mengejek dirinya lemah, dan terjadinya kecelakaan tersebut dianggap sebagai hal yang lucu. Mina hanya diam saja saat semuanya tertawa mengolok di depannya.
Lely menuju kelas Nagi, dengan tanpa ragu ia bahkan masuk untuk menghampiri Nagi.
“Nagi!” panggilnya.
“Eh? Apa Lel?” tanya Nagi sembari mengerjakan tugas.
“Kamu kenapa, Nag?! Teleponku cuma kamu jawab hari sabtu dan minggu malam? Emang ada apa sih, Nag?!” Lely mengeluarkan jurus lidahnya.
Nagi menggandengnya keluar kelas untuk membicarakan hal tersebut.
“Jadi, handphone-ku saat ini disita orang tuaku, Lel. Orang tuaku benar-benar curiga sama hubungan kita. Mangkanya aku menelpon mu cuma di hari sabtu-minggu. Aku minta maaf Lel, tapi please... ngertiin aku ya?” pinta Nagi dengan memohon.
Lely menggelengkan kepalanya, dan mengatakan mengapa baru sekarang Nagi meminta maaf pada dirinya.
Nagi memberi alasan bahwa dirinya tidak ada waktu untuk bertemu dengan Lely. Mungkin mereka bisa bertemu lagi nanti saat liburan.
Emosi Lely mulai meninggi. “Kamu lagi suka sama yang lainnya ya?” tanya Lely.
Nagi melotot padanya. “Ngga ada, Lel-”
“Aku ngerasa ya... sekarang kamu berubah banget, Nag. Aku ngerasa kita sudah jauh berbeda, ngga sejalan, ngga sepemikiran.”
“Bukan kayak gitu... kamu yang ngga mau memahami ku, Lel. Kamu egois, maksain buat aku selalu ada untukmu. Aku juga punya kesibukan, Lel!” bentak Nagi.
Dia juga berbisik dalam hatinya, Aku ingin semua ini selesai sekarang!
Baru kali ini Lely melihat orang yang sangat sabar seperti Nagi, sekarang membentaknya. Lely meneteskan air matanya dan lanjut berbicara. “Ya sudah! Kita putus saja!”
“Iya, terserah! Pun dari dulu aku menganggap mu sebagai temanku! Aku kasihan ke kamu karena kamu temanku, aku ngga mau nyakitin perasaanmu. Maaf kalau hari ini aku sebagai temanmu sungguh sangat mengecewakan. Aku pergi!” Nagi langsung pergi meninggalkan Lely dengan perasaan lega.
Lely langsung menjatuhkan dirinya ke lantai dan menangis sejadi-jadinya. Ia tidak menyangka Nagi begitu menyakitinya.
Nagi merasa itu melegakan walaupun hal tersebut membuatnya harus pulang lebih awal dengan alasan sakit.
...***...
Di rumah, Nagi meminta pada ibunya supaya dirinya dapat istirahat sebentar hingga sore tiba.
Ibunya menanyakan alasannya. Nagi hanya beralasan bahwa ia kelelahan dan harus istirahat sebelum ujian tiba supaya tetap sehat. Ibu mengiyakan dan menyuruhnya untuk makan siang sebentar.
Selesai makan, Nagi menuju kamarnya yang berada di lantai dua. Terdapat jendela besar dengan sofa yang akan menjadi tempat mengistirahatkan pikirannya. Ia hanya melamun melihat langit biru dengan matahari yang bersinar terik.
Di luar begitu cerah, tapi di dalam sini begitu gelap, menyedihkan. Tapi aku merasa sangat lega setelah putus dengannya. Lain kali, aku tidak akan berpacaran lagi, pikirnya.
Di kelas sedang tidak ada guru mengajar. Hal itu membuat Mina dan teman-temannya yakni Sindi dan Meita, menyempatkan diri untuk sesi berswafoto.
Mereka saling berpose bersama dan klik sana klik sini, menghasilkan beberapa foto yang kemudian mereka membagi foto mereka di sosial media.
Mina menatap langit biru di siang hari yang cukup terik. Kelasnya berada di lantai dua, sehingga pemandangan langit menjadi mudah terlihat olehnya.
Dirinya menatap penuh tanda tanya. Ada apa ya? Mengapa melihat langit biru ini, rasanya tidak menenangkan? Padahal aku sudah terhibur oleh pose-pose konyol teman-temanku disini. Tapi... ada apa ini?
Mina, Sindi dan Meita terus bersama dalam satu kelas hingga kelas tiga SMP. Mereka adalah cerita persahabatan yang saling melengkapi.
Mina yang jago dalam pelajaran eksakta seperti matematika, ilmu pengetahuan alam dan bahasa.
Sindi yang jago dalam pelajaran sosial seperti kewarganegaraan dan ilmu pengetahuan sosial.
Meita yang jago dalam pelajaran seni dan kebudayaan.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Dhina ♑
saat senggang dan tidak terganggu, pasti kembali buat sang Author
2021-01-27
1
❤️YennyAzzahra🍒
Lanjuttt
2020-10-19
1
ayyona
bagus 😎😍
2020-09-18
1