Melodrama_3

Hampir mendekati hari-H tampil,

Mereka berencana untuk latihan di tempat dimana pentas drama akan ditampilkan.

Sepulang sekolah, Mina berjalan dengan Beby dan Harish menuju tempat yang esoknya akan menjadi tempat pementasan drama. Sisa anggotanya menyusul karena ada agenda sebentar yang harus dilakukan.

Di sana, Mina berjalan menjauhi mereka sambil melihat situasi dan tata letak tempat itu.

Sedangkan Beby membuka obrolan dengan Harish. “Rish, kalau kamu disuruh memilih antara Risa sama Mbak yang itu, kamu bakal pilih mana?” tanya Beby dengan suara kerasnya.

Membuat Mina diam-diam menguping pembicaraan mereka dari balik dinding. Dia bersandar di dinding dan memejamkan kedua netranya. Bersiap-siap untuk mendapatkan kejutan dari semesta.

“Yaa... aku pilih Risa lah!” jelas Harish.

Mina mulai sesegukan, menarik nafas panjang dan menghembuskan nya. Ia mencoba mengontrol dirinya yang mulai kacau. Sabar Mi... sabar. Huhu.

Hanya kata-kata itu yang berada di dalam otaknya saat ini supaya dirinya dapat menahan hujan air mata.

...***...

Selesai latihan drama,

Nagi berjalan menuju parkiran motor, tetapi ia berhenti sebentar. Tak jauh darinya, terlihat Mina yang berjalan lambat dengan wajah lesu.

Tatapan lekat Nagi dihentikan oleh Harish dan Niel yang menepuk bahunya dari belakang. Nagi mencoba mencari informasi dari teman-temannya yang berada di kelas 11-1.

“Nag! Kok baru pulang?” tanya Harish.

“Tadi masih latihan drama,” jawab Nagi.

“Wah, sama dong!”

“Oh gitu.”

“Eh, selamat ya! Kapan nih traktirannya, Nag?” ucap Niel yang dibalas tatapan heran milik Nagi.

Sedetik kemudian, Nagi baru mengerti maksud dari Harish dan Niel. Ia mengatakan mungkin sebentar lagi dirinya dan Beby akan putus.

“Lah, kenapa emang?” tanya Niel sembari menatap teman anehnya tersebut dan mengerutkan dahinya.

“Dia ngga bakal betah aku abaikan, karena sekarang aku ingin ambisius untuk olimpiade,” jawab Nagi.

“Wah, wah... parah lu, Nag! Nanti kalau ditinggal, menyesal lu ya,” ucap Niel.

Nagi tersenyum dan menggelengkan kepalanya. Justru lagi-lagi pilihan untuk melanggar janji kepada ibunya itulah yang salah.

Hatinya mengatakan bahwa ini salah, dan ia berjanji akan memperbaiki semuanya. Dimulai dari memutus hubungan dengan Beby, tentunya secara halus.

...***...

Saat hari-H tampil drama.

Emosinya mulai bisa ia kontrol. Kali ini Mina berperan sebagai pembantu yang dipanggil Bibi oleh para putri.

Harish menjadi Raja, Mina menjadi pembantu, terlihat jelas perbedaan itu.

Mina berbisik dalam hatinya sembari menatap sendu ke arah Harish. Kau bagai bulan purnama. Aku? Bagai bintang redup di antara jutaan bintang lain.

...***...

Februari 2036.

Beberapa hari sebelum olimpiade, murid-murid SMA 1 Bunga mengurangi aktivitasnya dari gadget masing-masing dan fokus terhadap olimpiade.

Selesai olimpiade, barulah mereka kembali aktif di media sosial mereka masing-masing.

Sore hari, Gita mendapat pesan dari Beby yang menanyakan kabar Nagi. Tentu hal itu menimbulkan pertanyaan bagi Gita.

Gita menjawab pertanyaan Beby bahwa beberapa hari sebelum olimpiade, memang tidak diperbolehkan terlalu sering bermain gadget.

Kemudian diam-diam Gita segera mengirim pesan kepada Nagi dan mengatakan, "Ada hubungan apa kamu sama Beby?"

Tak lama, Beby membalas pesan Gita dengan ucapan terima kasih. Ia juga mengatakan kalau saat ini dirinya sedang bersama Nagi di sekolah. Gita mengiyakan pesan balasan dari Beby.

Dengan segera, Beby mengajak ketemuan di sekolah kepada Nagi yang baru kembali dari ajang olimpiade.

Ketika tim olimpiade Fisika dari SMA 1 Bunga telah bubar dari aula, Nagi baru menemui Beby yang menunggu di lorong sekolah.

“Nagi, kita perlu bahas ini!”

“Beb, aku capek. Please ngertiin aku...,” ucapnya dengan memohon, tapi diputus oleh ocehan Beby.

“Aku juga capek, Nag! Aku kurang apa sih di matamu?” protes Beby. Membuat Nagi terdiam.

Seorang perempuan yang kini dihadapannya, begitu cantik bak model superstar. Akan tetapi, sungguh itu tidak membuat hati Nagi mengatakan iya dalam waktu yang lama.

Untuk hari ini, hatinya kembali mengatakan Beby bukan yang dirinya inginkan. “Aku ngga pantas buat kamu. Kamu wanita yang cuma pintar dandan. Untuk masalah ilmu, kamu ngga sepintar itu,” dusta Nagi.

Hatinya sembari memohon ampun. Maaf, Beby... maafkan aku.

Mata Beby mulai berkaca-kaca karena mendengar perkataan Nagi yang menyakiti hatinya. Ia memeluk Nagi dan memaksanya supaya mengatakan bahwa semua yang dikatakannya tadi adalah bohong. Beby tahu bahwa Nagi sungguh menyayanginya. Dia hanya ingin meminta waktu Nagi, tidak semua waktunya, hanya saja meminta perhatian Nagi untuk dirinya.

Nagi melepas pelukan dari Beby, dan segera melangkah pergi. Ia meninggalkan Beby yang masih tersedu-sedu.

Hatinya berteriak, Iya, Ibu benar! Ini salah! Aku harus melepaskannya. Masih banyak yang lainnya, yang lebih bisa menghargai kesibukanku!

...***...

Esok harinya, di kelas 11-1.

Mina menceritakan semua yang terjadi pada Gita. Namun dia tidak menceritakannya pada Leila. Mengapa? Karena Mina masih belum sepenuhnya percaya pada Leila.

“Git, aku akan merelakan perasaan ini. Mulai sekarang, aku hanya akan mencari teman! Bukan yang lain.”

Gita mengiyakan perkataan Mina. "Kalau itu memang yang terbaik, lakukan saja."

Ketika Mina berjanji, ia akan menanamnya dalam alam bawah sadarnya dan melakukannya. Ia tidak ingin menyakiti hatinya lagi.

Langit timur dan langit barat pun mulai mencari lagi. Mereka sama-sama indah, hanya saja, perlu ada seseorang yang mampu menghargai keindahannya.

...***...

Mei 2036. Liburan tiba.

Mina dan Nagi menghabiskan waktu mereka untuk keluarga. Gawai mereka masing-masing jarang dimainkan. Bahkan mereka berjanji pada diri mereka sendiri bahwa pertarungan terakhir di masa seragam abu-abu itu harus mendapat nilai bagus, dan juga mendapat teman dengan hati yang tulus.

Semoga semesta merestui!

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***