6. Tertangkap Basah?

Tiara mematut diri di cermin. Saat ini, tubuhnya masih berbalut gaun selutut yang tadi sore dihadiahkan Sundari untuknya. Seumur hidup, ia bahkan tak menyangka akan mengenakan gaun semahal ini.

Tiara mengusap bagian depan gaun yang terasa halus. Potongan leher bermodel V sederhana, tapi menampilkan kesan elegan. Sementara itu, warna pastel menyatu dengan kulitnya yang semakin bersih.

Tiara berputar sekali lagi, lalu menepuk pipinya. Ia bahkan tak henti bersyukur, mengagumi hadiah yang lebih dari nilai gaji bulanannya. Ia lantas menutup wajah, menyembunyikan senyum bahagia. Sejenak, ingatannya kembali pada sore tadi, saat ia baru saja keluar dari ruang ganti ....

“Kamu cantik sekali, Tiara.”

Sundari memuji, sambil memindainya dari kepala hingga kaki. Tentu saja, itu membuat Tiara tertunduk dengan pipi bersemu.

“Nyonya berlebihan. Bajunya ... bajunya yang cantik, Nyonya.” Tiara meremas jemarinya.

“Tidak. Kamu benar-benar cantik. Setiap hari memakai baju pelayan, aku tidak mengira kamu bisa secantik sekarang.” Sundari menambahkan.

Wanita itu lantas memanggil seorang pegawai butik. “Mbak, saya ambil yang itu.” Begitu kalimatnya, lalu menunjuk Tiara.

Mendengar itu, mata Tiara membulat. “T-tidak usah, Nyonya. Gaun ini ... ini—“

“Kenapa? Kamu tidak suka? Atau kamu punya pilihan sendiri?" Sundari tampak penasaran.

“S-suka! T-tapi ini terlalu mahal, Nyonya.” Tiara menggigit bibir, juga melayangkan tatapan segan. Bagaimanapun, harga gaun ini terlalu mahal untuk ia kenalan.

“Ya sudah. Kalau begitu, anggap saja itu hadiah.” Sundari menyerahkan sebuah kartu pada pegawai yang tadi. "Hadiah dari nenek untuk cucunya."

Seketika, hati Tiara terasa hangat mendengar kalimat majikannya itu. Ia bahkan tak menyangka, kehadirannya bisa menarik simpati Sundari sedalam itu.

Tak hanya membelikan gaun cantik, Sundari juga memaksa Tiara membeli sepasang sepatu. Tak ketinghalan, sebiah tas selempang berukuran kecil, yang menambah manis tampilan Tiara sore itu.

Sementara itu, Prabu menunggu di kedai kopi, yang berada tepat di sebelah butik tersebut. Setelah memilih gaun untuk Tiara, ia segera pergi menyibukkan diri. Tentu saja karena tak ingin terlibat urusan para perempuan.

“Prabu memang tau, mana pakaian yang bagus.” Sundari berkata dengan menatap Tiara sekali lagi. Menikmati tampilan gadis ayu di hadapan, yang berubah hanya dengan sedikit polesan.

“Tuan Prabu? Maksud Nyonya?” tanya Tiara sembari mendekat. Ia menuju sofa, tempat Sundari menunggunya mencoba beberapa pakaian.

“Prabu yang memilih itu, dan ternyata memang gaun itu yang paling cocok buat kamu.”

"Oh ...." Tiara mengangguk. Ia lantas duduk di samping Sundari.

“Oh iya, Tiara.” Sundari meraih jemari Tiara, dan menatap gadis itu. “Saat kita di luar bersama Prabu, jangan memanggilku dengan sebutan Nyonya. Panggil saja Eyang.”

“Maksud Nyonya apa? Nagaimana mungkin saya berani memanggil seperti itu?” Tiara terkejut.

Sundari tersenyum, lalu berkata, “Karena Prabu tidak menyukainya, Tiara. Prabu tidak suka jika ada yang mengetahui dia pergi bersama pembantu. Jadi, biasakan itu jika kita keluar seperti sekarang.”

Meskipun bingung, tapi Tiara paham maksud Sundari. Tentu saja Prabu bersikap demikian. Sebab majikannya itu selalu menjaga image baik di mana pun, termasuk di rumah.

Bahkan, ia mendengar dari Nurma, jika Sundari tak mengetahui kelakuan cucunya yang sering datang dengan membawa perempuan.

Mengakhiri gejolak batinnya atas banyak tanya, Tiara lantas tersenyum dan mengangguk patuh. Ia paham sekarang, mengapa didandani hingga sedemikian rupa.

“Baik Nyonya.”

Setelah selesai melakukan transaksi di butik kenamaan itu, Sundari menghubungi Prabu. Cucunya yang tampan datang beberapa menit kemudian, lalu mereka bersama-sama pergi ke tujuan awal. Sebuah mal yang terletak di pusat kota Jakarta.

Sundari tampak bahagia sore itu, bagai anak kecil yang mendapat mainan baru. Ia menghabiskan banyak waktu berkeliling di mall dengan berbelanja apa saja. Tak lupa, ia singgah ke restoran favoritnya.

Tiga orang itu duduk berhadapan dalam satu meja layaknya keluarga bahagia. Meskipun awalnya tampak canggung, tapi Tiara menuruti kemauan Sundari dengan menyebut Eyang. Hal itu tentu tak luput dari perhatian Prabu.

Sesekali pria itu tersenyum, mengagumi kecakapan Tiara yang mampu beradaptasi dengan cepat bahkan tanpa ia marahi lebih dahulu, seperti pelayan lainnya. Gadis itu bahkan tak menolak, saat Prabu mengambil alih kursi roda Sundari selama berkeliling.

Sore itu, Tiara merasa diterima sebagai keluarga, bukan pelayan. Sepanjang waktu mereka berjalan-jalan, Prabu bahkan memperlakukannya dengan manis, membuatnya berharap lebih.

“Kamu suka?” Teguran Sundari membuat lamunan Tiara buyar.

“Nyonya? Ada apa?” Tiara tergopoh menuju ranjang. Jika Sundari terjaga, tentu majikannya itu butuh sesuatu, atau sedang merasa kurang nyaman.

“Apa Nyonya lelah setelah berjalan-jalan seharian?” Tiara tampak khawatir.

“Tidak. Aku hanya merasa haus.”

“Ah, baik.” Dengan sigap Tiara bangkit dan mengambil gelas.

Ia membantu Sundari minum, lalu kembali merebahkan sang majikan dalam posisi nyaman. Tak lama kemudian, Sundari kembali tertidur. Dengkuran halus menjadi tanda bahwa wanita itu telah terlelap.

***

Tiara memutuskan keluar kamar setelah memastikan Sundari benar-benar terlelap. Ia menyusuri lantai satu yang bercahaya remang-remang dengan termos air panas di tangan. Tujuannya adalah dapur. Selain hendak mengisi air, ia pun akan berganti baju di kamarnya. Meskipun terasa nyaman, tapi dia memutuskan untuk mengganti gaun barunya dengan seragam.

Saat melintasi Kamar besar di lantai satu, Tiara menghentikan langkah. Ia menghadap lurus ke pintu. Kamar itu adalah saksi saat Prabu merawat luka di kakinya beberapa waktu yang lalu.

Entah dorongan apa yang membuat Tiara berhenti di sana dan mengenang wajah sang majikan. Simpatinya pada Prabu mendadak memenuhi kepala, terlebih saat mengingat laki-laki itu memilih gaun untuknya. Tiara tersenyum tipis berandai-andai, jika keberadaannya di rumah ini akan berakhir layaknya sinetron. Saat sang majikan jatuh hati, lalu menikahinya layaknya Cinderela.

Membayangkan itu, Tiara tersenyum sambil menutup bibirnya dengan telapak tangan. Ia lantas mundur, dan berniat meneruskan langkah menuju dapur. Namun, di saat yang sama pintu kamar itu terbuka. Menampilkan sosok Prabu gang terkejut dengan keberadaannya.

“Tiara? Kenapa kamu di sini?”

Tiara terbelalak, dan merasa tubuhnya kaku untuk beberapa detik. Saat ini, Prabu muncul dengan tubuh bagian atas terbuka. Menampilkan perut rata yang sedikit basah oleh keringat.

Apa Tuan Prabu habis olahraga malam-malam begini?

“Ah, T-tuan? S-saya?”

“Apa kamu menguping?” tanya Prabu dengan tatapan mengintimidasi.

Mata Tiara membulat. Ia menggeleng dengan cepat, tak ingin sang tuan curiga.

“T-tidak, Tuan. Saya hanya kebetulan lewat, mau mengambil air.” Tiara menunjukkan termos di tangan.

“Benarkah?” Prabu menaikkan sebelah alis, tak percaya.

“Saya berani sumpah, Tuan. Saya—“

Kalimat Tiara terhenti, saat dari dalam kamar yang sama muncul seorang. Wanita dengan gaun malam super seksi berwarna merah, yang langsung melingkarkan lengan ke pinggang Prabu.

“Kenapa, Sayang?” tanya wanita itu pada Prabu. Ia lantas melayangkan tatap menilai, pada Tiara yang kini berdiri dengan mata terbelalak.

“Oh, pembantu?” lanjut wanita itu lagi.

Sementara itu, Prabu hanya mendengkus. Rahangnya tampak mengeras, lalu ia merengkuh wanitanya. Kembali ke kamar, tanpa memedulikan Tiara yang masih mematung dengan lidah kelu.

“Ternyata Tuan Prabu benar-benar sedang olahraga.”

***

Bersambung ....

Terpopuler

Comments

Ai Elis

Ai Elis

heran aku sama Tiara.🤔😬

2022-04-05

0

Ida Lailamajenun

Ida Lailamajenun

jauh" deh Tiara jgn berangan" dkt dgn prabu.ngapain mo sama laki" Spt itu yg suka celup sana sini.

2022-02-22

0

Siti Aisyah

Siti Aisyah

bisa.bisa tiara jg jd mainan sang majikan..knp hrs free sex

2022-02-14

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!