Selesai melakukan panggilan dengan Nalen, Lucky langsung minta ijin kepada guru yang mengajar di kelasnya saat ini dan berlalu menuju ke kelas Nia terlebih dahulu sebelum melangkahkan kakinya ke ruang UKS.
Sampai di kelas Nia, Lucky mengetuk pintu dan mohon ijin masuk,
"Permisi Pak, maaf saya ke sini ada sedikit perlu" Kata Lucky ketika sudah berada di depan guru yang mengajar di kelas Nia
"Iya, ada apa Luck?" Tanya Pak Anwar
"Begini Pak, hari ini Nia, eh maaf Farasya Natania Putri mohon ijin Pak, sebenarnya sudah berangkat namun saat ini dia berada di UKS" Lucky memintakan Ijin kepada guru yang mengajar
"Dia adikmu Luck?" "Kok beda"
"Sebenarnya bukan adik Lucky sih Pak, Namun saudara jauh" Lucky menjelaskan sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal
"Ya sudah, jagain pacarnya dengan baik" Perintah Pak Anwar, karena beliau tahu gerak-gerik murid di depannya ini sedang menyembunyikan sesuatu
"Baik Pak, makasih" Lucky berlalu meninggalkan ruang kelas Nia menuju ke UKS untuk melihat keadaannya
Tidak membutuhkan waktu lama karena memang ruang UKS letaknya tidak terlalu jauh. Diketuknya beberapa kali pintu berwarna hijau itu, namun tidak ada jawaban dari dalam. Lucky membuka pintu itu dan memasukinya.
Nia yang sedang tidur (sebenarnya sih bukan tidur cuma merebahkan tubuh dan memejamkan mata menahan sakit di perutnya) di dalam mendengar pintu yang dibuka, dalam hati dia senang karena kakaknya sudah datang menjemput.
"Akhirnya Kakak jemput juga" Tanpa membuka mata Nia berucap
"Nalen belum bisa ke sini" Lucky menjawab dengan dingin
"Lho kenapa Kak Lucky ke sini? Kakak sakit juga?" Nia mempertanyakan keberadaan Lucky di UKS
"Tadi kakak lo nelpon, suruh nganterin lo pulang, katanya dia nggak bisa jemput lo karena masih ada kelas" Lucky menjelaskan mengenai keberadaannya di sana.
"Tapi gue nggak mau kalau dianterin sama Kak Lucky" Nia mencoba menolaknya karena tidak enak jika harus merepotkan orang lain
"Alasannya... " Tanya Lucky singkat
"Nggak mau ngerepotin saja" Nia berkata jujur
Nia ingat bahwasannya tadi Lucky menyebut kakaknya hanya dengan sebutan nama saja dan kakaknyalah yang menyuruh Lucky untuk. mengantarnya pulang, Nia memberikan diri untuk bertanya
"Tadi kak Lucky bilang Kak Nalen yang meminta untuk nganterin Nia pulang?"
"Iya, tadi Nalen telpon minta tolong untuk nganterin lo pulang."
"Kak Lucky ini sebenarnya siapa sih, kok sedekat itu dengan Kak Nalen, karena selama ini Nia nggak pernah melihat Kak Nalen berteman dengan orang yang baru dikenal?"Tanya Nia penasaran
"Eemmm.... " Lucky menggaruk kepalanya yang tidak gatal untuk mencari alasan yang tepat, namun sudah beberapa saat belum juga mendapatkan alasan.
Untuk mengalihkan pembicaraan Lucky membuka suara "Gimana keadaan lo sekarang?"
"Sudah lumayan" Jawab Nia singkat
"Lalu, lo mau pulang atau ke kelas?" Tanya Lucky lagi
"Mau ke kelas saja, takut ketinggalan banyak materi" Nia memutuskan untuk kembali ke kelas karena dalam hati masih was-was apabila harus pulang di antar Kakak kelasnya itu.
Keduanya berjalan menuju kelas masing-masing, yang sebelumnya Lucky mengantar ke kelas Nia terlebih dahulu, kemudian baru dia kembali ke kelasnya. Tak lupa juga memberi kabar ke Nalen, bahwasannya Nia memutuskan untuk kembali ke kelas.
****
Siang hari Di kampus Nalen
Selesai kelas, Nalen masih malas-malasan keluar, karena matahari yang bersinar dengan terangnya. Untuk mengurangi rasa panas yang dia rasakan, Nalen menuju sebuah minimarket yang kebetulan berada tak jauh dari kelasnya, memilih beberapa camilan dan juga minuman dingin untuk mengurangi dahaga yang saat ini mendera. Menenteng keranjang belanjaan dan menuju kasir untuk menyelesaikan transaksinya.
"Berapa mbak?" Tanya Nalen kepada penjaga kasir
"Semua tujuh puluh lima ribu Mas?" Ucap kasir seraya menyerahkan kantong belanjaan serta bil yang sudah selesai di cetak
Buru-buru Nalen menuju pintu keluar minimarket dan bergegas membuka pintu mobilnya dan meletakkan semua barang belanjaan di kursi samping kemudi. Keluar halaman minimarket dengan sedikit santai, namun tiba-tiba ada yang teriak-teriak dari arah luar.
"Woi, turun nggak lo" Seorang gadis dengan memakai jaket denim sepatu boat dan juga bertopi, Tiba-tiba menggedor-gedor pintu mobil Nalen
"Apaan sih teriak-teriak" Batin Nalen dari dalam mobil, karena dia merasa tidak melakukan apapun
Karena yang di dalam mobil tidak kunjung keluar juga, akhirnya sang gadis berusaha mendobrak pintu lagi. Alhasil Nalen kaget dan memutuskan untuk keluar melihat keadaan di sekeliling mobilnya. Alangkah kagetnya ketika melihat di belakang mobilnya ada sebuah motor yang sudah pada posisi ambruk ada kaca spion yang patah.
"Maaf mbak" Akhirnya Nalen hanya bisa berucap maaf ketika melihat apa yang terjadi
"Maaf-maaf, nggak bisa gitu dong mas, kalau emang situ nggak bisa lihat jalan, jangan ngendarai mobil deh" Gadis itu mulai ngomel-ngomel tidak Terima
"Ok, gue akan tanggungjawab atas semua kerusakan pada motor lo"
"Nah, gitu dong.... " Masih dengan suara tinggi gadis itu berucap
"Lo bawa motor lo itu ke bengkel, tanya berapa habisnya, kemudian lo bawa bonya ke tempat gue" Nalen juga tidak mau repot-repot untuk mengikuti gadis itu ke bengkel
"Enak saja lo bilang, masak cewek lo suruh dorong motor ke bengkel, dimana otak lo? elo dong yang dorong!" Gadis itu mulai mencak-mencak lagi tidak terima ketika di suruh dorong motornya ke bengkel
"Maaf, gue nggak bisa dorong motor lo, gue buru-buru mau jemput adik gue"
"Ok, lo dorong motor, gue yang akan bawa mobil lo!" Tawar sang gadis
"Emang lo bisa nyetir, Jangan-jangan nanti nabrak lagi"
"Eh, jangan ngeremehin gue ya, mana kuncinya" Kini kunci mobil sudah berpindah tangan, dan Nalen dibuatnya melongo dengan kejadian yang begitu cepat
"Gila tuh cewek" Batin Nalen sambil geleng-geleng kepala melihat kelakuan seorang gadis yang begitu bar-bar
Nalen hanya bisa pasrah mendorong motor yang rusak ke bengkel terdekat diikuti oleh seorang gadis gila (menurut Nalen) yang mengendarai mobilnya.
Untung saja bengkel. motor terdekat hanya berjarak kurang lebih 100 meter, hal itu membuat Nalen bisa bernafas lega. Dituntunnya motor itu masuk ke dalam bengkel tersebut dan meminta mekanik mengecek semua kerusakan pada motor itu. Setelah melalui serangkaian pemerinkasaan, motor tidak bisa jadi hari juga, membuat sang pemilik uring-uringan pasalnya dia sudah ada janji dengan seseorang.
"Lo harus tanggung jawab, nganterin gue" Permintaan sang gadis tomboy
"Mana bisa, gue nggak bisa, gue sudah janji dengan adik gue" Nalen berusaha menolak
"Kalau elo nggak mau nganterin, mobil lo gue bawa, pilih mana?" Gadis itu mulai mengancam
"Ok, tapi gue jemput adik gue dulu"
"Nggak ada kalau lo jemput adik lo dulu, gue bakalan telat"
"harus nganter kemana, sebutin" Akhirnya Nalen mengalah
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 184 Episodes
Comments