"Aduh.... " Pekiknya
Sambil celingukan ke kanan dan ke kiri Nia mencari sesuatu yang ia tabrak tadi, pasalnya setelah menabrak Nia langsung meraba jidat yang terasa sakit. Di sekelilingnya tidak ditemukan keberadaan orang lain, tiangpun tidak ada lalu apa yang Nia tabrak???
Dalam hati Nia bertanya-tanya, namun tidak membutuhkan waktu lama dia sudah masa bodoh dengan yang baru saja dia alami dan langsung meluncur masuk ke dalam toilet mengambil ponsel yang berada di sakunya serta mulai mengotak-atiknya mengirimkan pesan kepada seseorang, beruntung pesan yang dikirim langsung mendapatkan respon.
Hatinya sudah mulai tenang karena sudah ada uang di handphonenya, semua berkat kakak tersayangnya Nalendra. Meskipun mereka jarang mengungkapkan rasa sayang namun mereka saling pengertian dan memahami satu sama lain.
"Syukur, Kak Nalen sedang baik hati." Gumamnya
Nia memutuskan menuju ke meja yang sudah mereka pilih sewaktu datang, namun sesampainya di sana Nia tidak menemukan teman-temannya tadi, dalam hati Nia bertanya-tanya dan berfikir mungkin mereka tidak tega kalau harus minta traktir pada adik kelas, apalagi seorang cewek cantik. Namun, tak lama lamunannya buyar karena dikagetkan oleh tepukan dipundaknya.
"He, ngapain ngelamun, kesambet baru tahu rasa lo"
"Lho bukannya tadi pada gak ada di meja, kenapa tiba-tiba ada?" Tanyanya Nia polos
"Mana ada, kita sejak tadi di sini gak ke mana-mana, sini duduk makanan sudah sampe tuh"
"Tapikan aku belum pesan"
"Sudah, nurut sama gue, pasti lo suka"
"Jangan kepedean deh lo, gak mungkin kalau lo tahu makanan favoritku, seandainya nanti salah lo harus bayar semua ini" Tantang Nia
"Ok, siapa takut"
Bukan Lucky kalau tidak tahu makanan favorit Nia, ini adalah sebuah percobaan apa benar makanan yang dia pesan untuk Nia benar-benar makanan Favoritnya, kalau benar itu adalah makanan kesukaannya berarti semua tentang Nia yang ada dihadapannya saat ini sudah dia ketahui.
Sebenarnya Lucky sangat penasaran dengan cewek yang saat ini bersama dengan mereka, pasalnya dia mirip sekali dengan teman kecilnya dulu. Namun, dia tidak menganggapnya karena sejak saat itu keluarga teman kecilnya itu pindah ke luar kota. Jadi, tidak mungkin sekarang dia ada di sini bersamanya.
Makanan sudah tertata rapi di meja, semua sudah mengambil pesanan masing-masing, Nia hanya diam karena dia tidak tahu makanan mana yang Lucky pesankan untuknya. Lucky sengaja mengambil makanan yang menurutnya itu adalah kesukaan Nia, dengan santainya dia mulai menyendok makanan itu dan hampir melahapnya...
"Eh, bentar aku tidak suka makanan ini, aku lebih suka makanan yang lo makan, tukeran boleh gak? " Nia memohon karena kejadian beberapa tahun yang lalu tidak ingin terulang lagi dengan memakan makanan yang saat ini berada di depannya
"Gak boleh, masak makanan sudah mau masuk ke mulut lo minta"
"Tapi, kak... beneran aku tidak suka dengan makanan ini, dari pada lo suruh gue makan ini lebih baik gue kelaperan"
"Kasih alasan yang masuk akal, kalau alasan bisa diterima gue kasih"
"Gak bisa ngomong di sini kak.... "
"Kasih saja kenapa sih Luck, cuma makanan juga, dia saja gak masalah makan sisa lo" Timpal Dani
"Bener juga tuh" Vicky ikut menimpali
Tanpa mereka sadari datang lagi seorang pelayan yang membawakan makanan yang sama dengan yang dimakan Lucky dan meletakkannya di depan Nia
"Ini mbak pesanannya, maaf tadi gak bisa bersamaan dengan yang lain" Pramusaji minta maaf, karena memang tidak bisa membawa makanan yang begitu banyak dalam sekali angkat
"Oh, iya gak papa mbak, terimakasih... " Ucap Nia dengan lemah lembut
Nia malu-malu menerima makanan yang diberikan oleh pramusaji dan mengembalikan makanan yang dia ambil dari tangan Lucky. Dalam hati mereka bertanya-tanya siapa yang akan menghabiskan sepiring udang yang ada di depan mereka, karena yang memesan semua makanan yang ada di meja itu adalah Lucky, mereka semua tahu kalau Lucky alergi udang.
Awalnya mereka mengira udang itu dipersiapkan untuk Nia, namun dia tidak mau menyentuhnya sama sekali. Sebelumnya Lucky telah meminta pramusaji untuk menyajikan 2 porsi kepiting, namun yang satu porsi ia minta disajikan ketika terjadi kegaduhan di meja itu. Hal itu sudah dipikirkannya untuk mendapatkan jawaban yang ia ingin ketahui sendiri.
Dengan lahapnya Nia menghabiskan seporsi kepiting dengan sedikit nasi, setelah semuanya menyelesaikan makanan masing-masing, semua mata tertuju pada sepiring udang yang masih tak tersentuh sama sekali.
"Luck, tumben lo pesan udang?" tanya Dani penasaran
"Iya, tadi pengen saja ingin beli" Jawab Lucky asal
"Lo nggak amnesiakan...?" Vicky ikut nimbrung
"Ya udah kalau begitu ayo kita habiskan sama-sama" Ajak Lucky
"No, kamu tidak boleh makan udang ini, kalau tidak minta dibungkus saja sama mbaknya" Dani menyela dan langsung menarik piring yang sudah berada di hadapan Lucky
Lucky memutuskan untuk membungkus sepiring udang itu untuk dia bawa pulang, karena semua makanan yang ada di meja ini semua sudah dibayar. Setelah menerima sebungkus udang mereka bergegas pulang. Karena hari juga sudah mulai sore.
"Ya udah kak, kalian pulang dulu saja, biar aku menyelesaikan pembayaran di kasir" Pinta Nia kepada kakak-kakak kelasnya
"Tidak bisa,lo harus pulang sama gue karena tadi lo bonceng gue" Tolak tegas Lucky
"Beneran gak apa-apa kak, lagian nanti kakakku mau jemput setelah pulang dari kampus." Nia mulai tidak enak karena merepotkan mereka
"Ayo cepetan, biar tidak kemaleman" Ajak Lucky
"Tapi belum bayar"
"Sudah dimakan mana ada belum di bayar, di sini harus membayar dulu sebelum disajikan"
Nia akan pergi ke kasir namun tangannya ditarik Lucky untuk segera pulang, karena memang semua makanan yang mereka makan sudah dibayar oleh Lucky.
###
Sepeda motor Lucky dan Dani keluar dari restoran beriringan, namun setelah sampai diperempatan jalan mereka terpisah karena Lucky harus mengantar pulang Nia terlebih dahulu, meskipun sebenarnya Nia menolaknya tetapi sebagai seorang laki-laki tidak tega jika harus membiarkannya naik kendaraan umum.
Dengan terpaksa Nia ikut naik ke atas motor Lucky yang sudah mulai menyala, helm sudah berada dalam genggamannya belum juga sempat Nia memakainya, helm itu sudah berpindah ke tangan Lucky dan memakaikannya di kepala Nia. Tanpa disengaja Lucky memperhatikan wajah Nia dari dekat, dia memastikan sekali lagi akan sebuah kebenaran. Hingga suara deheman dari Nia mbuat Lucky salah tingkah.
"Hem.... Kenapa kak, ada yang salah dengan Nia ya...?? Tanya Nia
" Eng... enggak, cuma...... ya sudah ayo naik biar segera sampe rumah" Lucky mengalihkan pembicaraan
"Ok" Jawab Nia singkat dan mulai ikut naik di atas motor Lucky tak ketinggalan jaket Lucky yang tadi dia gunakan untuk menutupi roknya kini dia pakai lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 184 Episodes
Comments
𝖘𝖙𝖗𝖔𝖇𝖊𝖗𝖞banana🍓🍌
uang aman Nia karena Lucky yg bayarin.. 😊
2022-10-15
2