"Maksud Tante.....?"
"Ya..... pasti tante sangat bahagia kan.... Nalen tahu sendiri tante di rumah nggak ada temen ceweknya, kalau ada adikmu pasti sangat menyenangkan" Rahma menerawang kesenangan yang akan dia dapatkan ketika ada teman wanita di rumahnya ini.
"Kapan-kapan biar main ke sini Tan" Janji Nalen
"Janji ya, anterin dia ke sini"
"Insya Allah" "Maaf Tante, seperti sudah terlalu malam, Nalen pamit dulu, takutnya mama nyariin" Nalen mohon diri untuk segera pulang
"Iya, Tante makasih banget Nalen mau nganterin Lucky dan juga bersedia mampir ke sini"
"Sama-sama Tante... Assalamu'alaikum"
"Wa'alaikum salam" Lucky dan bundanya menjawab serentak
****
Di rumah Nia
Mama dan Papanya sedang bercengkerama di ruang keluarga ketika Nia mengucapksn salam dan memasuki rumahnya. Dengan wajah yang masih lesu Nia menyempatkan diri untuk menemui kedua orang tuanya terlebih dahulu sebelum memasuki kamarnya untuk membersihkan diri dan beristirahat.
"Lho Nia, kamu kenapa kok lesu banget, lagian mana Kakakmu?" Pertanyaan Ryasmi bertubi-tubi
"Ma.... bisa nggak sih satu-satu"gerutu Nia
meskipun begitu tetap juga dia jawab "Biasalah Ma, tamu bulanan datang. Kalau Kak Nalen tadi nganterin teman Nia pulang"
"Emangnya Nalen tahu di mana rumah temanmu?"
Nia hanya mengedikkan bahunya tanda dia ragu untuk menjawabnya.
Nia memilih untuk segera masuk ke kamarnya untuk istirahat sejenak sebelum belajar untuk esok pagi.
Setelah Nia pergi ke kamar, terdengar suara langkah kaki dari luar dan mengucapkan salam, tak lain itu adalah suara Nalen yang telah kembali sesudah mengantar Lucky.
"Sudah pulang Len" Tanya Dewa
"Sudah Pa, Nia kemana Pa...?
" Baru saja masuk ke kamarnya, memangnya kenapa nyariin adikmu?"Jawab Ryasmi sambil menunjuk ke kamar Nia
"Enggak, cuma mau nyampein pesan dari Tante Rahma"
"Maksudmu..... Tante Rahma istri Om Pras?" Tanya Ryasmi penasaran
"Iya, tadi Nalen ketemu beliau pas nganterin si Rasya" Nalen menjelaskan
"Kok nganterin Rasya segala, kalian ketemu dimana?"
"Ketemu di Klinik, kan tadi adik perginya sama Rasya"
Nalen bercerita ke orang tuanya bahwa selama ini Nia dikerjain sama kakak kelasnya untuk mentraktir mereka selama dua minggu yang tak lain adalah teman-teman Lucky, tetapi teman Lucky tidak ada yang tahu kalau sebenarnya antara Lucky dan Nia saling kenal, karena yang menyadari baru Lucky, sedangkan Nia belum tahu tentang siapa Lucky. Nalen juga meminta ke orang tuanya untuk merahasiakan ini terlebih dahulu, suatu saat Lucky yang akan memberi tahu Nia.
"Oalah, ada-ada saja anak sekarang" Ryasmi menganggukkan-anggukkan kepala
****
Sang surya di pagi yang cerah telah menampakkan diri di sebelah timur diiringi nyanyian burung-burung yang bertengger di dedaunan pohon besar. Seorang gadis yang baru membuka mata berusaha menyesuaikannya dengan cahaya yang masuk dari luar jendala kaca kamarnya.
Masih terasa sedikit sakit di perutnya akibat tamu bulanannya membuatnya ingin bermalas-malasan di kasurnya yang nyaman, namun sontak kaget dan berlari ke kamar mandi ketika melihat jam dinding sudah menunjukkan pukul setengah tujuh pagi, pasalnya hari ini di kelasnya akan ada ulangan harian. Tanpa menghiraukan rasa sakitnya dia tergesa-gesa menyelesaikan semuak kegiatan pagi ini dengan ekspres, disambarnya sarapan yang sudah ditata oleh ibunya dan memasukkannya ke dalam tas sambil berlari menuju garasi.
Beruntung sang kakak Nalen sudah berada di dalam mobil dan tinggal menginjak pedal gasnya, sebelum pedal gas itu terinjak sempurna Nia sudah duduk manis di samping kursi kemudi meminta kakaknya untuk mengantarkan ke sekolah. Bukannya Nalen tidak mau mengantarnya, namun karena dia sendiri punya kelas pagi apalagi saat ini sudah kesiangan juga.
"Bukannya kakak nggak mau nganterin adik, tapi pagi ini kakak benar-benar nggak bisa, kakak ada kelas pagi" Nalen berusaha sabar menghadapi adiknya saat ini yang sudah berada di mode yang tidak bersahabat
"Ya sudah kalau nggak mau nganterin" Nia turun dari mobil Nalen langsung berlari ke luar gerbang untuk mencari ojek, dia malas untuk memakai motornya sendiri
*****
Pintu gerbang sekolah hampir saja ditutup oleh satpam sekolah, pengurus OSIS sudah mulai berjajar menghadang anak-anak yang terlambat dan tidak memakai seragam dengan benar, tak terkecuali Lucky dan Danny juga ikut berbaris di depan gerbang sekolah.
Nia berlari sebelum pintu tertutup sempurna dengan sedikit menunduk sebagai rasa hormat kepada para pengurus OSIS. Lucky hanya bisa memperhatikan Nia dari barisan pengurus OSIS dan tidak berani meninggalkan barisan itu hanya untuk sekedar menanyakan kondisinya saat ini, kebetulan hari ini banyak sekali siswa-siswi yang tidak mengenakan atribut dengan benar, hingga semua pengurus OSIS yang hari ini bertugas sangat kewalahan menangani mereka.
"Luck, itu Nia juga baru datang.... kita biarin masuk saja ya... kasihan, dia kan kemarin sakit" Dani membuka suara ketika melihat Nia yang baru masuk gerbang
"Heem" Jawab Lucky singkat
"Kebiasaan deh lo, nggak ada yang lebih panjang lagi jawaban lo"
"Diam bisa nggak, bukan waktunya ngobrol" Lucky geram dengan temannya itu karena tidak biasanya banyak omong ketika sedang bertugas.
"Ok, gue diam" Danny mengacungkan jempolnya sebagai tanda dia mengerti keadaan saat ini yang tidak memungkinkan untuk banyak bicara
Selesai memberikan sanksi kepada siswa-siswi yang terlambat dan tidak memakai atribut sekolah dengan benar, semua pengurus OSIS kembali ke ruang OSIS untuk merekap kegiatan hari ini serta mengadakan rapat sebentar sebelum kembali ke kelas masing-masing
****
Sesampainya di sekolah Nia tidak masuk ke kelas melainkan dia memilih pergi ke UKS untuk istirahat di sana, semenjak masuk tadi perut Nia kembali terasa sakit, entah kenapa rasa sakitnya masih berlanjut hingga kini, tidak seperti biasanya hanya hari pertama saja merasakan sakit.
Nia mencoba menghubungi Kakaknya, sudah beberapa kali panggilan namun tidak kunjung ada jawaban darinseberang. Nia mengirimkan pesan melalui aplikasi hijaunya. Menunggu beberapa waktu tanda centang itu masih berwarna abu-abu hal itu membuat Nia semakin frustasi dan menon aktifkan ponselnya dan tidak peduli lagi apabila ada yang mencarinya.
Nalen menyelesaikan tugasnya dengan lancar, sambil menunggu jam kuliah berikutnya dia menuju sebuah outlet makanan yang berada di dalam kampusnya sambil mengecek ponsel yang sedari tadi tidak dihiraukannya. Alangkah kagetnya ketika melihat banyak sekali notifikasi panggilan masuk dari sang adik, tak luput mengecek pesan masuk, dan didapati pula pesan dari sang adik yang saat ini meringkuk di atas matras yang ada di ruang UKS.
Merasa bersalah, pasti... dengan sebegitu banyaknya panggilan masuk dan juga pesan namun karena masih ada jam selanjutnya Nalen tidak bisa langsung ke Sekolah adiknya, namun malah menelppn seseorang untuk mengecek keadaan adiknya itu.
"Hallo, Assalamu'alaikum Sya" Ucapnya dari seberang setelah panggilannya diterima
"Wa'alaikum salam, iya ada apa Len, tumben jam segini nelpon gue" Tanya Lucky penasaran
"Sebenarnya gue mau minta tolong ke elo, tapi kalau elo nggak keberatan"
"Minta tolong apa sih, kalau masih bisa gue kerjain, pasti gue tolong"
Nalen menceritakan apa yang terjadi beberapa waktu lalu kepada Lucky, yang membuat si penerima telepon sangat kaget.
"Astaghfirullahalazim.... mengapa baru telepon sih..."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 184 Episodes
Comments