Hanya membutuhkan waktu setengah jam ketika motor sport milik Lucky memasuki wilayah perumahan yang dibilang kawasan Elit, karena memang di sana biasanya pemiliknya adalah para pejabat atau pengusaha yang memiliki harta yang tidak sedikit jumlahnya, Lucky mulai goyah dengan penilaiannya tentang Nia yang ia anggap seperti teman kecilnya dulu, seingat Lucky dulu mereka tinggal di sebuah desa yang jauh dari kata tertata, bahkan pekerjaan orang tua Nia hanya membuka usaha loundry. Apa yang dilihat Lucky mematahkan kepercayaannya begitu saja.
Nia turun dari motor Lucky dan menyerahkan helm yang ia pakai, untuk jaket tidak ia kembalikan karena ia berencana mau mencucinya terlebih dahulu. Namun tidak diperbolehkan Lucky dia beralasan karena mendung takut kedinginan di jalan kalau tidak pakai jaket.
"Tapi kak, jaketnya kan tadi Nia pakai... " Nia sebenarnya tidak enak ketika harus menyerahkan jaket itu
"Gak papa lagian cuma bentar doang lo makenya" Sanggah Lucky
Akhirnya Nia mengalah dan pamit untuk masuk ke rumah, Lucky langsung melanjutkan perjalanan pulangnya dengan cepat karena langit sudah mulai gelap, takut jika nanti bundanya mencari.
****
"Baru pulang Dek... " Tanya Nalen ketika membukakan pintu untuk adiknya
"Iya kak, maaf baru pulang" hanya kata maaf yang bisa Nia ucapkan karena tadi Nia bilang jam 3 sudah sampai rumah, namun nyatanya sudah hampir jam 5 dia baru sampai rumah
"Ya sudah gak papa, besok-besok lagi jangan diulangi ya... " Nasehat Nalen kepada Nia
"Siap bos" Jawab Nia singkat, dia tahu sebenarnya kakaknya sangat khawatir
"Cepat masuk ke kamar, langsung mandi selepas magrib kita cari makan di luar, kakak tadi tidak sempat beli untuk makan malam
" Kalau nanti selepas isyak aja gimana kak? "Tanya Nia memastikan
" Iya, gak papa, nanti selepas isyak saja kita keluar sekalian kita ke mini market beli makanan instan untuk persiapan.
Nia mulai masuk ke kamarnya dengan menaiki anak tangga dengan sedikit rasa lelah, dia berfikir kenapa tadi ia tidak melihat mereka di meja padahal mereka bilang tidak pindah sama sekali, trus dia juga ingat ketika dia berlari ke toilet tiba-tiba dia seperti menabrak sesuatu, tidak ada tiang ataupun dinding yang ia tabrak.
"Ah, ngapain juga mikirin kayak gitu, biarin sajalah" Nia mengacuhkan pikirannya lagi
Setengah jam Nia berada di dalam kamar mandi namun belum juga keluar, menghilangkan rasa lelah yang kini ia rasakan dengan bermain-main buih dalam bathupnya itulah yang Nia lakukan di dalam sana. Dari luar kamar mandi Nalen mengetuk pintu dengan sedikit rasa khawatir
"Dek.... Dek... di dalam kamar mandi lama banget sih, lo tidur ya.... ? " Tanya Nalen dengan sedikit khawatir tetapi dengan sedikit humor
"Iya kak bentar, Nia tidak tidur kok" Dengan tergesa-gesa Nia memakai bajunya yang sudah dia bawa ke dalam kamar mandi
Nia keluar dengan perasaan khawatir, karena selama ini Nalen kakaknya tidak pernah mengganggunya ketika dia sedang mandi bahkan sampai gedor-gedor pintu segala.
"Ngapain sih Kak, tumben gangguin adiknya yang cantik ini mandi, pakai acara gedor-gedor pintu segala lagi? " Tanya Nia penasaran ketika dia membuka pintu kamar mandinya
"Cepetan, Kakak gak mau beli makan setelah Isyak, habis sholat magrib langsung turun kakak tunggu di depan" Perintah Nalen dengan sedikit membentak
Nia kaget dengan perilaku Kakaknya saat ini, dia tidak pernah melihat kakaknya seperti itu. Nia mulai menyiapkan diri untuk sholat Magrib dan bergegas bersiap-siap untuk keluar mencari makan makan bersama kakaknya, jujur Nia sangat takut dengan perilaku kakaknya yang tidak seperti biasanya.
*****
Di rumah Lucky
Lucky memasuki gerbang rumah yang sudah terbuka dan memarkirkan sepeda motornya di garasi khusus untuk motornya langsung menuju pintu utama, di sana sudah berdiri perempuan paruh baya yang diusianya lebih dari 40 tahun namun masih terlihat cantik dan segar beliaulah orang yang telah mengandung dan melahirkan Lucky dan membesarkannya dengan penuh kasih sayang menunggu putra kesayangannya pulang sekolah.
Tak lupa tangan beliau dicium oleh Lucky setelah sampai di depan sang bunda.
"Bunda kenapa nungguin Lucky di sini?" Pertanyaan itu terlontar dari bibir Lucky karena hari sudah mulai gelap dan dia takut udara menjelang petang tidak bagus bagi kesehatan bundanya.
"Jenuh, kalau harus nungguin kamu di dalam rumah, tidak ada pemandangan dan juga sepi" keluh sang Bunda
Lucky hanya tinggal berdua saja dengan bundanya, karena sang ayah jarang pulang ke rumah semenjak 2 tahun yang lalu, karena ayahnya sibuk mengurus bisnis dan saat ini ibunya saat ini juga tidak memiliki kesibukan lain selain mengurus anak semata wayangnya dan sesekali mengunjungi kantor suaminya.
Mereka berdua memasuki rumah beriringan menuju sofa yang ada di ruang tamu.
"Bunda sudah minum vitamin?"
"Sudah, tadi bunda sudah minum vitamin dibantu oleh Bibi"
"kalau begitu Lucky masuk kamar dulu mandi ya Bun... setelah selesai Lucky langsung menemui bunda"
Dengan diiringi anggukan dari bundanya Lucky menuju kamar untuk membersihkan diri dan segera turun untuk menemani bundanya. Menunggu kumandang adzan magrib mereka berbincang sambil menonton berita di televisi.
Tanpa disengaja di layar datar itu menyampaikan sebuah kejadian yang menimpa sebuah pesawat terbang yang memiliki rute ke daerah pedalaman Indonesia, pesawat tersebut mengalami patah sayap dan jatuh di hutan dalam beberapa hari yang lalu. Namun sampai saat ini belum ada tanda-tanda ditemukan, dengan pilot yang bernama Dewangga Putra, mereka berdua membelalakkan mata mendengar berita tersebut.
"Bun, bukannya itu nama Om Dewa yang dulu pernah satu kampung dengan kita dulu?" Tanya Lucky untuk menghilangkan rasa penasarannya
"Iya, itu memang sama dengan nama Om Dewa itu, tapi Bunda juga sudah lama tidak saling bertukar kabar semenjang kita pindah ke sini" Jelas Sang Bunda
"Coba perhatikan fotonya!" Perintah sang Bunda
Sambil melihat foto yang tertera di layar kaca, Lucky memperhatikan dengan teliti siapa tahu itu bukan Foto Om Dewa yang dia maksud. Namun seingatnya memang beliau adalah Om Dewa yang dia kenal selama ini. Meskipun wajahnya sudah agak berbeda tetapi dia masih bisa mengenalo wajahnya.
"Beneran Itu Bun, itu memang foto Om Dewa"
"Innalillahi Wainailaihi roji'un.... Mudah-mudahan masih bisa ditemukan pesawat dan seluruh awak dan penumpangnya... Aamiin....." Ucap beliau
"Bun, kalau tadi di dalam berita Om Dewa tinggal di daerah XYZ berarti tidak jauh dari daerah kita ya.... Bukannya daerah tersebut kawasan elite di daerah itu Bun? " Tanya Lucky kepada bundanya
"Iya juga, tapi sejak kapan mereka pindah ke sana?"
Pertanyaan yang beliau lontarkan hanya rasa penasarannya saja tidak bermaksud bertanya kepada anaknya
"Bentar bun, Lucky punya teman di kawasan itu, coba besok Lucky tanya dia, mana tahu di kenal."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 184 Episodes
Comments
𝖘𝖙𝖗𝖔𝖇𝖊𝖗𝖞banana🍓🍌
masih nyimak
2022-10-15
1