Lucky tersipu malu mendengar pertanyaan Nia dan berpura-pura tidak mendengar perkataan Nia.
"Eh, sudah boleh pulang kan, yok kita pulang, takutnya nyokap gue nyarii" Lucky mengalihkan pembicaraan untuk menutupi rasa malunya
"Bentar dulu ngapa, tungguin gue mau ke toilet sebentar" Nia minta ijin ke toilet terlebih dulu sebelum meninggalkan klinik
Nia segera berlalu ke toilet tidak lupa menenteng plastik yang sudah dia pesan. Selesai dengan kegiatannya di dalam kamar mandi, Nia merasa lega karena sudah merasa tidak lengket lagi. Segera dihampirinya sang kakak untuk mengajaknya pulang.
"Sudah Kak, ayo kita pulang sekarang" Ajak Nia
"Ok, kita anter temanmu dulu baru kita pulang" Nalen segera menyetujui ajakan adiknya serta tidak mau menyebut nama Lucky karena itu permintaan Lucky agar tidak diketahui oleh Nia siapa dia sebenarnya.
"Oh iya, kita anter ke restoran tadi saja ya Kak...? " Nia meminta pendapat ke Lucky
"Ogah, ngapain juga gue harus ke sana lagi, anterin gue pulang ke rumah" Lucky tidak menyetujuinya karena dia sudah meminta ke anak buah untuk mengambil motornya dan juga motor Nia
"Lalu motor kakak dan juga motorku gimana, kalau nggak balik lagi ke sana"
"Kalau motor gue mah aman, kalau motor lo nggak tahu deh" Lucky mencoba menggoda Nia
Nia berusaha membujuk kakaknya untuk kembali ke restoran untuk mengambil motornya yang masih tertinggal di sana, namun karena Nalen dan juga Lucky sudah kompromi maka kakaknya juga tidak menggubris permintaan adiknya.
Karena kesal dengan kakaknya dan juga kepada Lucky, Nia langsung masuk ke dalam mobil bagian penumpang dan membanting pintunya dengan keras. Lucky dan Nalen saling berpandangan melihat kejadian barusan, namun keduanya kemudian mengikuti langkah Nia dan Nalen yang duduk balik kemudi mobil.
"Langsung ke rumah lo, atau kemana dulu?" Tanya Nalen ke Lucky
"Sebelum ke rumah nanti mampir dulu ke toko kue ya, mau beliin titipannya nyokap" Lucky minta tolong seperti ke temannya sendiri
"Kok Kak Lucky kayak sudah akrab gitu dengan Kak Nalen bukannya mereka baru ketemu tadi?" Batin Nia penasaran
"Mau beli kue di mana?" Tanya Nalen lagi agar dia bisa mengambil jalan tercepat dan tidak macet
"Di toko Baby Bakery saja yang nggak jauh dari sini" Lucky mengemukakan pendapatnya
"Jangan di toko itu, disana kue baloknya kurang enak, lebih baik ke langganan gue saja di Hallo Bakery disana enak banget rasanya" Nalen memberikan saran, memang Baby bakery dekat dengan posisi mereka namun di sana rasa dan kualitasnya masih kalah bagus dibandingkan dengan Hallo bakery.
"Kok kakak tahu, kalau mamanya Kak Lucky minta dibeliin roti balok, padahal Kak Lucky tidak menyebutkan jenis rotinya deh?" Tiba-tiba Nia imut angkat bicara, karena dia merasa ganjil dengan cara komunikasi keduanya
"Elo aja kali Dek yang nggak dengar pembicaraan kami, elo kan di belakang lagi pula mungkin adek ngantuk juga..... " Nalen berusaha mencari alasan karena sudah keceplosan
Apalagi memang keadaan Nia yang sudah berbaring di kursi penumpang sejak masuk ke dalam mobil. Nalen bisa menyebutkan kue kesukaan mamanya Lucky karena dulu dia sering di kasih kue balok sama Tante Rahma ketika rumah mereka masih berdekatan.
"Oh... mungkin Nia tadi sudah sempat tidur kali, ketika kalian ngobrol" Nia membenarkan perkataan kakaknya dan sudah tidak ambil pusing lagi tentang tujuan mereka, dalam hatinya yang penting segera sampai di rumah dengan selamat dan langsung berbaring di kasur empuknya.
Ketika mobil mulai berjalan lagi, Nia mulai merasakan kantuk yang berat dan tak butuh waktu lama dia tertidur dengan lelapnya di kursi penumpang belakang.
Nalen memutuskan untuk mengantar Nia terlebih dahulu, yang awalnya ingin mengantar Lucky harus dibatalkan karena mereka kasihan pada Nia yang kadang-kadang merintih merasakan sakit di perutnya meskipun dalam keadaan terlelap.
Ketika sampai di depan gerbang rumah, Nalen membangunkan Nia dan meminta Nia untuk masuk rumah terlebih dahulu dan segera istirahat.
"Dek, bangun sudah sampai rumah, lo masuk dulu kakak mau nganterin teman lo" Nalen membangunkan adiknya dengan menepuk pipinya pelan agar tidak kaget
"Oh, sudah sampai, Kak Lucky gimana Kak, apa sudah kakak anterin?" Karena dia masih dalam mode mengantuk berat hingga tidak mendengar apa yang Nalen katakan
"Ini mau kakak anterin, lo masuk dulu sebelum badanmu sakit terkena angin" Nasihat Nalen
"Ok, Nia masuk dulu dan Kakak hati-hati jangan ngebut-ngebut ya...." "Terima kasih Kak Lucky traktirannya selama ini" Nia mengucapkan Terima kasih, karena berkat Lucky dia tidak jadi mengeluarkan uang sepeserpun dari kantongnya.
"Iya, Sama-sama.... Gih masuk dan istirahat" Perintah Lucky
Nalen langsung melakukan mobilnya ketika sudah melihat adiknya masuk ke dalam rumah, Nalen tidak tega jika harus meninggalkan adik kesayangannya itu sebelum memasuki rumah dengan selamat, karena masih was-was dengan keadaan Nia saat ini.
Dengan kecepatan sedang, Nalen menyusuri jalanan mengantarkan Lucky menuju rumah, tak lupa mereka mampir ke toko Hallo Bakery untuk membeli roti balok titipan tante Rahma.
Sampai di depan toko Hallo Bakery keduanya turun dan masuk ke dalam, dengan disambut oleh satpam yang berjaga di depan toko kue tersebut. Toko itu memang selalu dijaga oleh satp selama dua puluh empat jam karena di sini termasuk wilayah yang rawan kriminalitas, jadi sang pemilik selalu memerintahkan untuk menjaga agar keamanan dan kenyamanan pembeli bisa terkendali.
Lucky mulai memesan kue yang diinginkan bundanya, tak lupa dia juga memilih beberapa kue yang sangat menarik perhatiannya karena bentuknya yang lucu-lucu, bukan untuk dirinya karena dia tidak begitu suka dengan kue.
Selesai memilih dan menyelesaikan transaksi, Nalen dan Lucky keluar dengan belanjaan masing-masing dan melanjutkan perjalanan ke rumah Lucky yang sudah tidak jauh lagi.
"Assalamu'alaikum.... " Lucky mulai mengucapkan salam ketika sudah berada di depan pintu utama, karena tidak biasanya pintu utama tertutup rapat.
"Wa'alaikum salam.... " Jawab Asisten rumah tangga Lucky sambil berlari dari dapur menuju pintu utama untuk membukakan pintu
"Tumben bunda nggak di luar,Bunda kemana mbak...?" Tanya Lucky
"Nyonya di kamar Den, kata beliu kelamaan nunggu aden di luar." Jelas yang assisten
"Oh, makasih mbak" "Mbak boleh panggilin Bunda nggak, bilang ada Nalen ke rumah" Lucky minta tolong ke mbak "Tapi sebelumnya minta tolong buatin minum ya mbak.... " Lanjutnya
"Iya Den"
Lucky dan Nalen duduk di sofa ruang tamu milik keluarga Lucky sambil menikmati minuman yang sudah tersedia di iringi obrolan-obrolan ringan. Tante Rahma keluar dari kamar dan menemui Nalen yang berkunjung.
"Nalen..... Apa kabar?" Sapa Tante Rahma
"Baik Tante" "Oh iya Tante dapat salam dari Mama dan Papa, kata mereka kapan-kapan mau ngundang tante dan om ke rumah" Lanjut Nalen menyampaikan pesan kedua orang tuanya
"Oh ya.... Baik kapanpun Tante siap, lagian tante juga kangen dengan mereka"
"Adikmu nggak ikut ke sini Len...?"
"Nggak Tante, tadi Nalen suruh pulang dulu sebelum ke sini"
"Wah, sayang sekali dia nggak ikut, padahal pasti ada yang sangat bahagia jika dia ikut...." Rahma melirik putra kesayangannya
"Maksud tante....?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 184 Episodes
Comments