Enam bulan kemudian...
"SURPRISE !"
Retha dan teman-temannya berteriak antusias seraya menjatuhkan potongan kertas blink dan tiupan terompet kecil yang sengaja di hembuskan berkali-kali ke arah Jasmine.
Jasmine begitu terharu dengan kejadian sore ini. Dirinya benar-benar tak menyangka bahwa Retha dan teman-temannya itu, diam-diam menyiapkan hal seperti ini untuk dirinya.
Jika mengingat sedari pagi, Retha dan yang lainnya bersikap acuh tak acuh pada dirinya, bahkan pun ada yang mendiamkannya hari ini. Jasmine pun memaklumi saja hal tersebut, lantaran teman-temannya itu kesulitan jika berkomunikasi dengannya.
Akan tetapi, yang membuat Jasmine moodnya Jasmine berantakan adalah Retha, teman pertamanya yang terlalu cuek pada dirinya sepanjang hari ini. Walaupun Jasmine tak pernah dan tak ingin menunjukkannya, lantaran Jasmine telah belajar banyak dari kejadian di tiga tahun yang lalu.
"Sakit membuatnya terbaring. Terbaring membuatnya sendiri. Sendiri membuatnya berfikir. Berfikir membuatnya bijaksana. bijaksana akan membuatnya dewasa".
"Selamat ulang tahun putri mama yang manis," ucap Inka sumringah.
Wanita yang terlihat awet muda itu membawakan sebuah baki yang berisi brownis cake, kesukaan putrinya itu.
"Mama!" seru jasmine dengan bibirnya.
Sontak gadis yang kini berusia 20 tahun itu pun berlari kecil menubruk dan memeluk mamanya dari belakang. Hari ini, mereka telah sukses mengaduk-aduk moodnya hari ini.
Baru beberapa menit yang lalu ia pulang dari kampus ke rumah dengan keadaan bad mood. Lalu sekarang Jasmine mendapatkan kebahagiaan lebih. Bagaimana tidak, jika sebelumnya ia sangat merindukan mamanya. dan sekarang sosok yang ia rindukan pun hadir di depan matanya, di hari istimewanya yang memasuki usia kepala dua.
"Aduh, sayang, sabar dong, nanti kuenya jatuh, nak, " ujar Inka mengingatkan putrinya akan apa yang di pegangnya saat ini.
Akan tetapi gadis itu tak perduli sembari menenggelamkan wajahnya di punggung mamanya.
Seorang gadis yang bernama Gita yang satu kost dengan Jasmine, berinisiatif mengambil baki tersebut dari Inka yang begitu kewalahan dengan benda tersebut di tangannya.
"Sini, Tante, biar aku aja yang pegang,".
"Makasih, ya," sahut Inka tersenyum sembari
menyerahkan benda yang di pinta oleh Gita.
Lalu dengan segera, Inka membawa tubuh Jasmine dari belakang tubuhnya ke depan dan melanjutkan pelukannya di sana. Ia pun begitu merindukan putrinya itu. Inka sengaja bertukar sift piket dan mengambil lembur beberapa hari sebelumnya untuk bisa ditukar dengan hari istimewa ini.
"Selamat ulang tahun, sayang," ucap Inka sekali seraya menangkup wajah putri satu-satunya itu.
"Aku kangen Mama, " ucap Jasmine dengan senyum bahagia bibirnya.
"Mama juga," sahut Inka.
Sementara yang lain ikut terhanyut haru dalam pemandangan tersebut. Walaupun mereka masih sulit memahami akan makna dari gerakan bibir ibu dan anak itu.
Saat yang lainnya ikut larut dalam pemandangan haru tersebut, seorang laki-laki bernama Didit melirik brownies cake yang menganggur.
"Sayang kali ini kamu kue, dianggurin kek gini," celetuk Didit.
Laki-laki itu begitu penasaran akan rasa dari tampilan brownies buatan the ladies unitnya yang begitu menggoda lidahnya untuk segera mencicipi rasanya, yang katanya di olesi selai banyak rasa.
"Oi, sabarlah bang, jangan nampak kali lah rakusnya, yang berulang tahun aja belum pun mencicipi rasanya," ujar Merry mengingatkan lelaki tersebut.
"Tau nya, Aku. Aku kan cuma bilang. Jangan lama-lama makanan dibiarin kek gitu. Nanti datang jin sak anak-anaknya ikut icip-icip itu makanan, mau kelen bekas jin, ih jijik lah," balas Didit seraya menunjuk ke arah sebuah meja berukuran sedang di mana setumpuk makanan tertata di sana.
Mendengar celetukan Didit yang tanpa filter itu. Sontak membuat Inka, jasmine bahkan yang lainnya tertawa geli mendengarnya.
"Ah, alesan saja kau, Dit, Dit," timpal Arjun.
"Ayo, di makan aja makanannya," ucap Inka mempersilahkan ke semua temannya Jasmine yang hadir saat ini.
"Eh, tunggulah, masa yang ulang tahun belum potong kuenya, apa lagi memakannya, cem mana pulak ini," ujar Retha mengingatkan momen penting yang mereka rencanakan hari ini.
"Hmmm, iya pulak lagi, ya. Ini gara-gara si Didit," timpal Rendy bercanda.
"Eh, kenapa aku pulak lagi yang kau salahkan , kalau aku tak mengingatkan, mau nya itu makanan basi, yang es batu jadi Aer putih," balas Didit.
"Selamat ulang tahun, Jasmine. Moga tambah berkah usianya dan sukses dunia akhirat," timpal Merry yang malas mendengar ocehan Didit yang tak akan habisnya jika diajak berdebat.
"Selamat ulang tahun, Mine. Ini buat kau," ucap Cindy, teman satu unitnya yang lain.
"Terima kasih, Cindy," sahut Jasmine sambil mengambil kado yang berukuran kecil tersebut dari tangannya Cindy.
"Sama-sama, Mine," jawab Cindy tersenyum.
"kau bukalah sekarang, Mine. Biasanya hadiah dari si Cindy. mahal-mahal. Penasaran aku," celetuk Didit kembali.
Sontak yang mendengar celetukan lelaki usil itu serentak memelototinya,
"Tak usah kau dengar, Mine. Nanti aja kalau kita-kita semua udah pulang, ya?" titah Merry sembari membawa kadonya Jasmine masuk ke kamarnya.
Jasmine pun menuruti permintaan Merry. Bagaimanapun ia juga tak ingin membuat yang lainnya minder akan isi kado pemberian dari teman-temannya itu.
"Kau, ya, ku tempeleng nanti," ucap Merry pelan dengan bibir yang di bentuk sedemikian rupa untuk mengungkapkan kejengkelannya pada temannya yang suka asal-asalan itu.
"Kapok kau, kan. Sama si Merry kau lawan," ucap Ravi yang tiba-tiba datang membisikinya dari belakang.
"Ah, paling besok, aku juga udah tau si Cindy kasih apa untuk si Jasmine," jawab Didit yang merasa percaya diri akan ucapannya barusan.
Lelaki itu melirik Ravi sekilas dan langsung berlalu dari hadapannya Ravi menuju meja di mana setumpuk makanan menunggu mereka untuk di bagikan.
Sedangkan Ravi hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat sosok yang begitu percaya diri atas segala tindakannya.
"Ya, wajarlah kau pede kali sama si Cindy, orang itu cewek, kawan se-geng kau nya," gumam Ravi seraya menatap kawannya yang termasuk unik bin ajaib itu.
"Ravi," panggil Jasmine sembari menepuk pundaknya.
Ravi pun menoleh ke arahnya Jasmine dan tersenyum.
"Ayok ke sana," ajak Jasmine seraya memainkan jemari lentiknya.
"oke," sahut Ravi.
**
Berikan dukungan kalian kepada penulis berupa like, vote and komennya
Terima kasih
By Hazhilka ❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Eva Noviana
lanjut mampir🌻🌻
2022-02-22
10