Satu bulan kemudian ...
Seorang pria muda tengah duduk di tepi nisan yang bernama Nadira, sahabat dari mereka kecil hingga mereka tumbuh dewasa. Cukup lama ia memandangi nisan tersebut sembari mengingat masa kecilnya yang ia habiskan bersama dengan gadis periang dan berani itu hingga kejadian naas di pagi itu terjadi.
ketika itu ...
Fajar mulai menyingsing di sebuah kota yang dikenal dengan syariatnya. Di kala beberapa jamaah yang baru saja pulang dari musholla dekat rumah kost yang ditempati oleh beberapa mahasiswi cantik yang berasal dari luar kota tersebut, termasuk Nadira.
Seorang lelaki tampan yang bernama Justin Kehl Ardiansyah sedang menunggu karibnya yang bernama Nadira di depan gerbang kost tersebut. Pria itu rela datang di pagi buta seperti ini, hanya demi menagih janji pada sahabatnya untuk menjadi tour guide nya di kota yang Nadira tinggali sekarang ini.
Nadira yang hampir di setiap subuhnya mengikuti sholat berjamaah di musholla dekat kost-kostannya sedang berjalan pulang dengan santainya menuju rumah kostnya kembali.
Hari ini ia telah memiliki jadwal khusus untuk bertemu dengan seorang Dosen agar bisa segera menyelesaikan tugas akhirnya sebagai mahasiswi yang berkuliah di universitas kota ini.
Akan tetapi, dari kejauhan ia melihat sebuah mobil asing yang tengah parkir di depan kostnya. Nadira terus melenggang santai melewati mobil yang berwarna hitam metalik tersebut, dikarenakan ia pun memang merasa tak mengenali mobil tersebut dan berniat masuk ke halaman kostnya.
Namun langkahnya berhenti seketika saat suara lelaki yang ia kenal menyerukan namanya dengan jelas dan keras sehingga membuat beberapa pasang mata yang melintas di depan kostnya mengarah kepada dirinya.
Nadira sempat melirik ke sekitarnya untuk mencari sumber suara yang tak asing baginya, tapi dikarenakan ia merasa tak ada seorangpun yang berada di sekitarnya. Akhirnya gadis itu pun kembali melangkah melanjutkan tujuannya kembali pulang.
Sementara Justin yang melihat Nadira bergegas masuk ke kosnya pun dengan sigap membuka pintu mobil dan segera turun dari mobilnya. lalu ia pun dengan lantang menyerukan nama sahabatnya itu.
"Oi Nadira!" seru Justin yang langsung turun dari mobilnya.
Nadira pun menoleh ke belakang untuk memastikan suara yang ia kenal tersebut. Dan benar saja, suara tersebut adalah suara sahabatnya yang sedang berlibur di kota ini.
Nadira memutar bola matanya sambil mendengus kesal melihat kelakuan sohibnya yang ga pernah mau bersabar jika menagih sesuatu.
Memang sebelumnya Nadira telah berjanji pada pria itu akan mengajaknya jalan-jalan berkeliling untuk memperkenalkan kota yang di sebut serambi mekkah ini pada sahabatnya itu.
Tapi yang pasti Bukanlah di hari ini. Karena hari ini adalah jadwal dimana dirinya harus bertemu dengan Dosennya untuk membahas mengenai skripsinya.
Akan tetapi di pagi yang buta ini, sungguh ia benar-benar telah di buat kejutan serta di buat repot oleh sahabatnya itu.
"Hai Justin yang penyabar," sahut Nadira bernada sindiran seraya tersenyum kecut pada Justin.
"Aku kan udah kasih tau ke kamu kalau hari ini akunya lagi ga bisa nemenin kamu. Hari ini adalah jadwal aku ke harus kampus, Tin. kenapa ga percaya amat si?" omel Nadira.
Justin yang memang notabene tak perduli dengan alasan Nadira, sontak mengeluarkan statementnya;
"Janji itu adalah hutang Nad, jadi aku mau menagihnya sekarang aja. karena belum tentu besok besoknya kamu bisa menepati janji kamu. Karena kamu udah terlalu banyak mem PHP-in aku selama ini," ucap Justin santai.
Nadira mengernyitkan dahi bingung. karena selama hidupnya ia ga pernah mem PHP-in siapapun. Apa lagi Justin yang selalu ia menomorsatukan jika ada sesuatu janji yang ia buat bersama dengan pria ini.
Di saat ia mau membuka mulutnya untuk protes, saat itu juga pria indo-eropa konyol itu langsung mengangkat telunjuknya serta menggoyangkan ke kiri dan ke kanan.
Ia pun langsung menarik lengan Nadira dan memaksanya masuk ke dalam mobil tanpa di beri kesempatan untuk Nadira mengganti mukenanya. Dengan langkah cepat memutar kembali ke jok drivernya dan ia pun langsung menstarter mobilnya serta bergegas meninggalkan tempat itu.
Saat itu Justin sukses menculik sahabatnya sendiri untuk di bawa jalan-jalan melunasi hutang-hutangnya Nadira di pagi hari.
"Dasar gokil ni bule, konyol kali ku rasa," dumel Nadira di dalam hatinya.
Beberapa menit kemudian...
Hampir lima belas menit berlalu, Nadira memperhatikan Justin yang tengah asyik bermain dengan ombak. Justin terlihat begitu senang layaknya anak kecil yang tak pernah diajak ke pantai oleh orangtuanya. Sekali di bawa yah beginilah modelnya.
Nadira melihat lelaki yang dulunya masih lugu itu kini mulai terlihat tanda-tanda seorang pria dewasa hanya saja sifatnya yang masih suka usil dan kelewat bercanda jika dengan dirinya.
"Iss, dasar bloon. Ombak menjauh di kejar. Giliran datang malah lari. Dasar sinting ni bule," omel Nadira kembali.
Nadira terus memperhatikan sahabatnya itu dari kejauhan, sampai akhirnya justin melambaikan tangan kepadanya untuk bermain bersama. Nadira hanya melipat kedua tangannya dengan wajah cemberut. Sebenarnya ia begitu kesal pada justin hari ini.
Seharusnya saat ini Nadira sedang bersiap siap dengan segala macam alat tempurnya, agar nantinya ia sudah siap betul saat ia di hadapkan pada seorang Dosen yang di kenal killer di kampusnya itu.
Jika hari ini Nadira terlambat beberapa menit saja maka pengajuan judul skripsinya bakal terancam. karena dari sekian judul yang di ajukan belum ada satu pun yang di terima oleh dosennya itu. Hal inilah yang membuat Nadira sering mengabaikan Justin saat lelaki bule itu menghabiskan masa cutinya di sini selain khusus bertemu dengannya hanya karena kangen untuk menjahili dirinya.
Sementara Justin yang melihat Nadira hanya bersandar di bumper mobilnya, Ia pun mendekat dan ikut bersender di bumper tersebut. Ia memanggil Nadira dengan cara menyenggol tubuh gadis itu beberapa kali. Akan tetapi Nadira hanya bergeming seraya menatap hamparan biru yang terbentang indah di depan matanya.
Justin yang melihat sahabatnya dalam mode cuek bebek, akhirnya mulai kehilangan kesabarannya untuk tak mencubit hidung mancung milik Nadira sedikit keras.
Nadira begitu gelagapan sembari memegang tangan justin dengan kedua tangannya dan berteriak meminta justin agar segera melepaskan tindakannya itu. Tapi bukanlah justin jika lelaki itu mau melepaskan Nadira begitu saja.
Lelaki bule itu masih menjepit hidung mancungnya Nadira dengan dua jarinya. Sementara Nadira masih berusaha membebaskan dirinya dari kejahilannya Justin.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
berikan support kalian untuk penulis berupa lile, vote, komen, rate, favoritnya. biar yang nulis tetap semangat untuk nge up.
terimakasih...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Riris Hutapea
Dea sama Jesika beda ya Thor 🤔🤔🌹🌹
2022-05-18
8
Nazila
Masih nyimak ya thor
2022-05-04
2
نور✨
masih nyimak kak, bingung ceritanya .... tetap semangat berkarya 💪
2022-03-24
1