Hujan deras sedari pagi terus berlanjut hingga sore. Jasmine menuju halte bus dekat kampusnya. Ia berjalan tergesa-gesa sambil memeluk tasnya agar tidak basah karena payung yang ia gunakan sekarang pun tidak bisa melindungi keseluruhan tubuhnya dari hujan lebat sore itu.
Setiap hari Jasmine selalu pulang sendiri menggunakan angkutan umum. Memang sering Retha dan teman-temannya yang lain meminta dirinya untuk pulang bersama dengan mereka. Namun Jasmine menolak, dikarenakan ia tak mau membebani orang lain.
Ia ingin diberlakukan layaknya manusia normal seperti teman-temannya yang lain. Ia ingin dipandang sama seperti di lingkungan sekolah dan tempat tinggalnya dulu.
Karena tekadnya Jasmine yang begitu kuat ingin pulang sendiri, maka mereka pun menghargai keputusannya gadis bisu itu.
Seiring waktu, tanpa Jasmine tau, bahwa teman-temannya Jasmine satu leting bahkan berbeda leting pun belajar bahasa isyarat, agar bisa berkomunikasi dengan baik kepada Jasmine.
Awalnya mereka lakukan demi Jasmine, akan tetapi seiring waktu berjalan mereka pun melakukannya demi diri mereka sendiri.
Karena bukannya tidak mungkin sesuatu hal terjadi diluar dari yang mereka kira. Mereka justru belajar dan memetik hikmah dari kehidupan dan musibah yang dialami oleh Jasmine.
"Bahwa ketika kita diberi masalah, Allah juga menyiapkan kita Solusi. Begitu juga rasa sedih. Allah juga menyiapkan kebahagiaan buat kita".
Hanya kitanya saja mau bersabar apa enggak yang disiapin Allah itu. Jadi jangan suka mengeluh, nanti Allah akan mencabut nikmat dari kita separuh. (kutipan ceramah ust Adi Hidayat dan Alm. Ustad Zulkarnain) ~♥~
Tiba di pelataran halte. Jasmine mencoba menutup payung putihnya agar tidak mengganggu orang lain yang ikut berteduh disitu. Baru juga ia merapikan payungnya. tiba-tiba sebuah suara bariton terdengar samar di telinganya.
"Dek, tolong antarkan saya ke sebrang jalan, ya?".
Jasmine pun mencari-cari ke arah sumber suara. Tampaklah seorang lelaki blasteran Indo-eropa, berhidung mancung dengan rahang yang tegas, serta beralis tebal berada di samping kanannya.
Lelaki itulah yang meminta dirinya untuk mengantarkannya ke seberang jalan. Sedangkan Jasmine hanya terdiam dan terpana memandangi wajah lelaki tampan tersebut.
Sementara lelaki itu melihat gadis manis yang ia mintai tolong hanya berdiri mematung menatap dirinya pun segera menjentikkan jemarinya ke wajah gadis itu. Yang akhirnya seketika itu juga membuyarkan Jasmine dari lamunannya. Ia pun langsung menunjukkan arah ke sebrang jalan.
Jasmine mengikuti arah telunjuk lelaki tersebut. Lalu ia mengangguk pelan. Lelaki bule tampan itu akhirnya mengambil payung Jasmine untuk di pakaikan ke dirinya dan Jasmine.
Ketika lelaki itu mulai melangkah, tiba-tiba ia berhenti dan menyerahkan payung yang di pegangnya ke Jasmin. Jasmin mengambilnya dalam keadaan bingung.
"Let's go follow me," titah lelaki tersebut mengajak Jasmine.
Jasmine memayungi lelaki tersebut dengan kikuk. Karena ini adalah pengalaman pertama baginya sepayung berdua dengan laki-laki.
Setelah tiba di cafe seberang. Lelaki itu langsung saja meloncat ke teras cafe. Sedangkan Jasmine sendiri berniat membalikkan tubuhnya untuk kembali ke halte seberang.
Baru juga ia menggerakkan tubuhnya untuk berbalik. Tiba-tiba lelaki tadi mengeluarkan suaranya kembali.
"Nih, ambil kembaliannya," ucapnya seraya menyodorkan uang seratus ribu kepada Jasmine.
Jasmine terdiam bengong sembari melihat uang yang diberikan padanya. Lalu lelaki itu mengambil tangan kanannya Jasmine dan meletakkan uang seratus ribu tadi di telapak tangan
"Udah pergi pulang sana. Entar lu sakit," kata lelaki itu mengusir Jasmine secara halus.
Jasmine pun menuruti kata-katanya lelaki itu. Ia pun membalikkan tubuhnya sambil mengangguk pamit. Akan tetapi, kembali langkahnya berhenti saat lelaki itu mencegah dirinya.
"Eh, tunggu," teriaknya yang harus sedikit mengeraskan suaranya lantaran hujan yang semakin turun dengan lebatnya di sore itu.
Ia masuk ke dalam cafe dan mengambil hot coffe cup milik temannya yang baru saja tiba di atas meja. Belum pun temannya itu mengeluarkan kata-kata protes atas kelakuan lelaki tersebut. Lelaki itu telah mengeluarkan titahnya duluan.
"Pesan lain sana. Kasian tuh bocah, entar kena flu lagi gara gara gue,".
Lelaki itu langsung pergi setelah menunjukkan kepada dua temannya yang masih terlihat bingung menatap seorang gadis yang tengah menatap jalanan yang masih dibasahi oleh hujan.
"Ini, buat hangatin badan," kata lelaki tersebut menyerahkan hot coffe cupnya kepada Jasmine.
Jasmine menerimanya dan menganggukkan kepalanya seraya menggerakkan bibirnya mengucapkan terima kasih. Lalu pergi meninggalkan lelaki tersebut kembali ke halte, dan menaiki bus yang membawanya pulang kembali ke kostnya.
Sepeninggalnya Jasmine lelaki tersebut mengernyitkan dahi memikirkan ucapan Jasmine yang tidak terdengar. Lalu ia mengambil sikap masa bodo atas ucapan Jasmine yang tak terdengar tadinya.
"Paling, cuma ngucapin makasih doang, " pikirnya sambil memasuki cafe kembali dan bergabung dengan teman temannya.
Sesampainya di dalam cafe, ia langsung di sambut ejekan oleh kedua temannya.
"Baik banget lo Tintin, semenjak pulang dari Aussie," ejek pria yang bernama Andra.
"Dia, kan udah jadi Tintin versi realnya, atau dia ini memang Tintin asli yang udah bosen di dunia kartun. Jadi dia memilih keluar dari dunianya buat masuk ke dunia digital" kekeh Indra menimpali celetukan temannya.
Gelak tawa langsung di sambut oleh Andra yang hampir keselek dengan kopi tubruknya.
"Syukurin lu, dasar, kualat lu, kan?" umpat lelaki yang di panggil Tintin ke Andra.
"Lu pikir, gue Vaneloppe?" lanjutnya kembali dengan nada sebal.
"Kesambet jin mukmin, makanya dia berubah 180 derajat gini," timpal Indra lagi.
"Emangnya yang cewek tadi siapa sih?" tanya Andra penasaran.
"Ah, kepo juga lu," ejek Indra yang diiringi gelak tawa.
Hal ini dikarenakan karena Andra melototkan matanya yang tanpa dia melotot pun emang udah mau keluar tu biji mata bak ikan yang di asinin.
"Cuma joki payung," jawab Tintin.
"Kasihan gue ngeliatnya, tangannya mulai pucat gitu. Sampe segitunya nyari duit," jelas lelaki itu.
Alhasil mereka berdua cuma memberi komentar huruf bulat dengan nada panjang. Saat selesai membicarakan tentang joki payung, mereka bertiga mulai membahas maksud pertemuan mereka saat ini.
Sementara saat ini, Jasmine tengah menggenggam erat hot coffe cupnya seraya menghirup dalam-dalam aroma kopi tersebut.
"Hmm, wanginya, " gumamnya di hati dengan seulas senyum di bibirnya.
Setelah dirinya merasa puas, ia pun menyeruput dengan rasa nikmat kopi tersebut.
Lalu Jasmine meletakkan duit seratus ribu hasil jerih payahnya tadi, untuk pertama kalinya ke dalam selipan buku diarynya.
Jasmine menempelkan duit tersebut di lembaran baru Diarynya beserta guntingan stiker tutup cup hot coffe tadi yang di sertakan sebuah kalimat tulisan tangannya yang rapi.
"Hasil jerih payahku buat pertama kali, menjadi Joki payung".
Gadis itu pun tak lupa untuk menyertakan hari, tanggal, bulan serta tahun di bawahnya. Jasmine tersenyum senang. Lalu ia pun merebahkan dirinya di kasur dan tak lama kemudian dirinya pun tertidur dibawa mimpi.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
hayoooo like komen n votenya dong.. biar semangat nih up nya..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Riris Hutapea
mulai ada rasa Justin 😅😅👍👍
2022-05-19
10