Hari Inaugurasi pun tiba. Seluruh mahasiswa baru dan juga para senior menunjukkan bakat mereka malam ini. Tetapi yang di utamakan adalah para mahasiswa baru yang harus show up pada malam ini.
Sudah menjadi kebiasaan para senior kampus untuk mencari talent dari setiap mahasiswa baru untuk bisa diajak bergabung di setiap organisasi kampus.
Retha sendiri menyenandungkan lagu khas daerah batak "Butet" yang diiringi petikan gitar oleh teman satu unitnya yang bernama Rendi. Penampilan keduanya begitu serasi di atas panggung. Sehingga bagi yang mendengar dan melihat penampilan mereka di atas panggung malam ini pun begitu terkesima.
Penampilan berakhir seiring riuhnya tepuk tangan yang di tujukan untuk Retha dan Rendi saat ini. Hal ini sangat berbeda dengan nasib yang di terima sekelompok dari temannya yang lain. Dimana ada sebuah tim yang ingin menunjukkan pertunjukan drama musikal.
Kelompok tersebut baru saja mendapat musibah jika salah satu personil mereka mengalami cedera di kakinya.
"Aww, sakit, " teriak gadis yang bernama Meri.
Gadis berkulit sawo matang itu menjerit kesakitan sambil memegang pergelangan kakinya yang tiba-tiba keseleo itu.
Jasmine dan Retha segera mendekati dan membantu Meri berdiri untuk di dudukkan pada sebuah kursi yang ada di hadapan mereka.
"Aduh, Meri, kenapa bisa pula kaki kau keseleo cem gini," pekik Arjun saat ia datang mendekati temannya itu.
Ia melihat keadaan Meri, teman satu team dramanya terlihat mengkhawatirkan.
"Kau bisa berdiri, tak?" tanya Arjun khawatir.
Meri menggeleng pelan sambil menahan sakit.
"Kayaknya tak bisalah aku berdiri, apa lagi jalan," jawabnya.
"Yah, tak bisa lah kita tampil tuk malam ini," ungkap Arjun kecewa.
"Kau tengoklah kakiku, sudah bengkak kali dia ini, macam mana pulak aku nari-nari di sana," sungut Meri yang juga ikutan kecewa.
Bagaimanapun gadis itu juga ingin tampil bersama dengan teman-temannya di acara ini. Apalagi mereka telah berlatih penuh untuk menyiapkan acara malam ini.
Akan tetapi siapa yang bakalan menyangka jika sesuatu yang tidak diinginkan terjadi padanya saat ini.
"Iya, iya, maaf. Ya sudahlah, kau duduk saja dulu," ujar Arjun.
Lalu Arjun meninggalkan Meri dan menemui teamnya yang berdiri tak jauh darinya.
"Guys, kita tampil tanpa si Meri ajalah," kata Arjun.
"Yah, tak elok lah. Masa yang jadi tuan putrinya si Didit," ucap Ravi yang langsung keberatan.
Mereka berdua langsung melihat ke arah Didit yang tengah bernyanyi dangdut sambil bergoyang dengan gemulainya.
Arjun dan Ravi tersenyum lucu.
"Sebenarnya sih, tak apa-apa men, kalo itu anak kita jadiin tuan putri di timnya kita. Kan cuma berdiri aja nya dia, tinggal ganti kostum trus bedakin sikit, jadilah untuk sesuatu yang emergency kayak gini," ujar Arjun memberikan idenya meskipun ia merasa geli.
"Hahaha, yang benar aja lah kau Jun, giliran adegan berimprovisasi, dianya cem ulat bulu, goyang dangdutan dan ga bisa diem. Mana ada anggun-anggunnya, " protes Ravi yang seakan tau akan seperti apa kejadian nantinya jika mereka mengajak Didit.
Mereka pun terdiam untuk beberapa menit. Arjun melirik Jasmine sejenak. Lalu timbullah ide dalam pemikirannya untuk melibatkan Jasmine dalam timnya.
lelaki keturunan Asia selatan itu pun menghampiri Jasmine dan serta-merta langsung mengutarakan niatnya setelah menjelaskan secara detail isi drama mereka dan mengenai hal-hal yang harus Jasmine lakukan di dalam penampilan mereka.
Jasmine menatap Retha untuk meminta pendapat pada gadis itu. Sebab ia tau yang namanya pementasan sebuah Drama, ya sudah pastinya ada adegan bermonolog atau pun dialog. Hal inilah yang membuat ia ragu untuk maju menjadi malaikat penolong untuk temannya itu.
Jasmine meragu karena ia belum percaya pada kemampuan aktingnya. Apalagi jika adegan tersebut harus berdialog pada lawan bicaranya di atas panggung. Tentu saja hal ini semakin membuat ia ragu untuk tampil di depan orang banyak, terlebih lingkungan ini adalah lingkungan yang baru baginya. Ia takut mengecewakan teman-temannya malam ini.
"Adegannya cuma berdiri aja, kan?" tanya Retha.
Arjun mengangguk.
"Itu suara udah di lipsync, kan?" tanya Retha memastikan.
"Iya, cinta, " sahut Arjun yang sedikit menggombal pada temannya ini.
"Cinta, .. cinta, pale lu," ujar Retha sewot.
Arjun pun terkekeh. Lalu ia membujuk sambil menangkup kedua telapak tangannya pada dua temannya itu.
"Ayolah, Jasmine, Retha. Kalian berdua cewek yang paling baik deh,".
Melihat tingkahnya Arjun, membuat hatinya Jasmine yang tadinya meragu akhirnya mantap untuk menolong Arjun.
"Iya, Jun. Aku mau kok tolongin kamu," ujar Jasmine dengan menggerakkan bibirnya seraya menggunakan jari-jarinya.
"Wuisss, mantap," sorak Arjun senang.
Akhirnya Arjun memberikan kesempatan pada temannya itu untuk berlatih sejenak sebelum penampilan mereka di mulai.
Beberapa saat kemudian ...
Saat timnya Arjun beraksi di atas panggung suasana yang tadinya di hinggapi gelak tawa karena penampilan kocaknya Arjun dan teman-temannya yang lain, tiba-tiba menjadi hening saat melihat penampilan Jasmine di atas panggung.
Seluruh mata terkesima melihat penampilan dari Jasmine yang tengah berimprovisasi. Mereka sempat menyepelekan gadis bisu tersebut. Terutama Ravi dan teman-temannya yang lain.
Jika sebelumnya Ravi sempat ragu akan penampilan Jasmine yang di rekrut secara dadakan oleh Arjun. Hanya saja ia terpaksa menyetujuinya lantaran tak ada teman cewek lain yang mau menggantikan posisinya Meri yang harus menari sendiri di tengah-tengah panggung.
Akhirnya ia memberikan solusi jika adegan yang ada tariannya di hilangkan saja.
"Ga bisa gitulah, Vi. Kita ini kan udah capek-capek latihan, masa gara-gara si Jasmine kita ga jadi tampil," protes salah satu dari tim-nya mereka.
Ravi pun berfikir sejenak. Lalu ia memberikan saran agar Jasmine tidak usah di libatkan dalam tariannya mereka. Bagaimanapun Ravi juga tak mau membuat gadis itu canggung dan malu di atas panggung jika gerakan tari tersebut tidak bisa diikuti oleh Jasmine.
Mereka semua setuju dengan sarannya Ravi. Akan tetapi tidak bagi Jasmine. Gadis itu diam-diam mempelajari gerakan koreografi teman-temannya itu selama ini. Dengan bermodalkan talent yang dimilikinya dan suka menonton film yang ada koreografinya.
Akhirnya, saat berada di atas panggung, Jasmine pun berimprovisasi sendiri dengan musik yang masih berjalan saat ini, sesuai naskah yang telah di atur sebelum tragedi kakinya Meri keseleo.
Adegan tuan putri menari sendiri telah berhasil di perankan oleh Jasmine. Akhirnya dramanya Arjun dan timnya pun berhasil di mainkan dengan apik berkat bantuan gadis bisu itu. Bahkan lebih kemilau dari yang di bayangkan sebelumnya.
Tepuk tangan kembali bergema lebih riuh dari penampilan-penampilan sebelumnya.
"Tak nyangka aku, Jun. Itu cewek ada bakat juga rupanya, "ujar Ravi berdecak kagum seraya ikut bertepuk tangan senang.
"Makanya bung, jangan sukak kali kau sepele sama orang-orang yang kita pikir kekurangan," balas Arjun sedikit sewot.
"Iya," sahut Ravi sambil menatap kagum pada sang tuan putri yang tengah bersinar kemilau malam ini.
Malam ini ada pembelajaran yang ia dapatkan dari gadis bisu itu.
"Jangan pernah menilai seseorang dari penampilan luarnya"
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Mohon dukungan nya untuk novel ini dengan memberikan like, vote, komen, rate, fav dan poin.
Terima kasih
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
[KING]©®¶]‰
ga bisa di like thor
2022-12-29
8
Riris Hutapea
🤔🤔🤔
2022-05-19
0
Nazila
Itu yang lewat si Namira Justin.
2022-05-04
5