"Midea Hasxander?" desis wanita itu pelan.
Wanita yang baru di pulangkan dari rumah sakit itu memandang Evan dengan seribu tanya seraya memegang sebuah kartu Id yang di berikan Evan untuknya barusan.
"Hmm..., " gumam pria itu malas.
"Itu kartu Id lo yang baru. Jangan sampai hilang," jelas Evan yang tengah sibuk dengan ponselnya.
Sudah lebih dari satu bulan ini, semenjak Ia di pulangkan dari rumah sakit. Dea tinggal di salah satu flat mewah milik Evan. Evan memang sengaja memiliki banyak flat untuk bisa di tempati calon modelnya.
Evan adalah seorang Ceo dari agensi model sexy miliknya. Ia bekerjasama dengan berbagai merek perusahaan lingerie dan juga produk-produk yang berhubungan dengan dunia malam. Dimana setiap model miliknya harus melakukan serangkaian pemotretan dan bahkan show-out di atas catwalk menggunakan segala macam produk dan properti milik perusahaan-perusahaan tersebut.
Alhasil selain ketenaran dan penjualan yang meningkat bagi perusahaan tersebut, para Big Boss pun juga mendapat kenikmatan dari model-model yang membuka B.O.
Tapi Evan juga tidak pernah memaksa kehendaknya jika ada beberapa wanitanya yang tengah mengalami bad mood untuk melakukan pekerjaan sampingan tersebut.
Ia akan menunjukkan ke model lainnya yang memang memiliki birahi tinggi dan juga beberapa model yang rela melakukan apapun demi uang.
Selama ini Evan memang begitu banyak mengoleksi wanita dengan segala kecantikan yang dimilikinya. Kulit putih nan mulus serta tubuh yang begitu menggoda bagi setiap lelaki yang melihatnya.
Akan tetapi, saat ini sebuah perusahaan lingerie dan juga produk kecantikan terbesar di dunia meminta Evan mencarikan mereka seorang model lain dari biasanya. Mereka meminta seorang model dengan kulit mulus tapi tidak hitam, dan juga tidak putih. Lebih kepada coklat terang ataupun kuning langsat.
Selama di rumah sakit, Evan memperhatikan Dea. Ciri-cirinya mendekati sempurna yang di cari oleh perusahaan tersebut. Saat ini Evan tersenyum puas menatap tubuh Dea yang telah masuk dalam kategorinya.
Sebuah pesan singkat masuk ke ponselnya. la membukanya dan berkata kepada Dea, "Sekarang kau bersiaplah, karena aku akan mengajakmu keluar".
Dea tanpa banyak protes segera bersiap dan mengikuti Evan kemana pria itu pergi.
Evan memarkirkan mobilnya di salah satu gedung mewah. Pria itu meminta Dea keluar setelah selesai membuka safebealtnya. Evan menunggunya di sisi pintu mobil seraya menelpon seseorang. Sementara Dea memutar lehernya ke kanan dan ke kiri sambil memperhatikan keadaan di sekitarnya.
Sesaat Evan memperhatikan tingkah Dea yang terlihat bingung, lalu ia menutup telponnya dan mengajak Dea masuk ke gedung tersebut.
"Hai tampan, welcome back " sambut seorang pria bertulang lunak.
Ia mendekati Evan dan hendak menciumnya. Tetapi Evan langsung menghindarinya dengan meletakkan satu jarinya di kening pria tersebut serta mendorongnya pelan seraya bertanya kepada pria itu.
"Dimana tante Sonya?".
Pria itu cemberut karena merasa di abaikan. lalu ia setengah berlari memanggil sebuah nama yang di cari Evan.
Evan mengikutinya masuk ke dalam sebuah ruangan. Sedangkan Dea di tinggalnya sendirian di depan resepsionis.
"Dari mana kau mendapatkan barang sebagus itu?" tanya Sonya penasaran begitu Evan tiba di ruangannya.
Sonya yang sedari tadi telah mengetahui Evan datang dan memperhatikan gadis yang di bawa Evan dari balik dinding two ways Mirrorsnya.
Evan mengikuti arah tatapan Sonya ke dinding kaca dua arah tersebut.
"Ini namanya pucuk di cinta ulam pun tiba" jawabnya dengan kekehan.
"Aku mencari perempuan seperti ini sungguh sulit. Tante taukan model yang kita miliki hampir rata-ratanya berkulit sama. Aku tak mengerti kenapa mereka mencari yang seperti dia," jelas Evan seraya menatap Dea yang masih kebingungan.
"Sekarang lakukan tugas tante. Buat dia semekilau mungkin dari pada yang lainnya," lanjut Evan.
"Tinggalkan dia bersamaku selama satu bulan,"pinta Sonya yang masih terpaku menatap Dea.
Evan menatap sonya dengan raut penuh tanya. Karena selama ini Sonya tidak pernah meminta hal seperti ini padanya.
Evan hanya membayar sonya untuk melatih model barunya agar terlihat lebih menawan di hadapan kamera, dan juga mempesona di atas catwalk tanpa di minta untuk tinggal bersama dengan wanita itu.
Sonya melirik Evan dengan ujung matanya. dan memutar lehernya menatap Evan.
"Tenang saja, aku akan membuat dia lebih berbeda dari yang lainnya, jika gadis itu aku latih selama 24 jam bersamaku di setiap harinya," jawab Sonya meyakinkan Evan
"Tidak hanya kemilau, tetapi dunia akan menatap pada dirinya. Dan kita akan untung besar," kekeh sonya.
Ia membayangkan jika perusahaan lingerie mencari gadis seperti Dea, maka sudah pasti para Big-boss akan mengincar dirinya agar bisa berkencan dengan Dea. Tentu saja Sonya akan memanfaatkan peluang ini mencari keuntungan lebih besar untuk dirinya.
"Baiklah tante, lakukan yang terbaik. Aku percayakan hal ini padamu," pinta Evan seraya bangkit dari duduknya.
"tentu saja dear".jawab sonya memberi kepastian pada Evan.
mereka berdua keluar dari ruangan sonya. Evan menghampiri Dea yang sedari tadi hanya duduk memandangi orang orang yang tengah sibuk dengan kegiatannya masing masing, tanpa ada yang memperdulikannya.
Evan memperkenalkan Dea pada tante Sonya.
"Mulai sekarang kau tinggallah dengan Tante Sonya. Ia akan mengajarimu banyak hal," kata Evan seraya menunjuk ke arah Sonya.
Dea menatap Evan dengan raut wajah penuh tanya.
Evan mengerti akan tatapan Dea, lalu ia memberi ultimatum padanya seraya mengangkat setengah lengannya menunjukkan satu jari ke hadapan Dea.
" Turuti saja perintahnya dan jangan pernah berfikir untuk melawan. Kau dengar itu!" titah Evan.
Evan menatap Dea dengan sorot mata sedikit tajam. Seolah perintahnya adalah mutlak harus di patuhi. Dea hanya mengangguk pelan.
Sonya tersenyum menyeringai mendengar perkataan Evan. Itu artinya apa yang akan ia lakukan terhadap gadis itu, Evan tidak akan marah dan melarangnya.
Setelah itu Evan pergi meninggalkan Dea dengan tante Sonya. sedangkan Dea hanya menatap bingung atas kepergian pria yang telah menampungnya selama ini. Lalu sonya mengajak Dea untuk ikut dengannya. Dea masih mematung melihat punggung Evan yang semakin menjauh lalu menghilang di balik beberapa mobil yang terparkir rapi.
Sonya sedikit kesal melihat Dea tidak beranjak dari tempatnya. Lalu wanita yang bergaya elegan itu terpaksa kembali beberapa langkah, dan menarik lembut tubuh Dea seraya memberikan senyum palsunya.
"Ayok, sayang," ucapnya dengan gombalannya seperti biasa.
Dea pun terpaksa mengikuti wanita itu, meskipun hatinya di selimuti sebuah kalimat tanya "kemanakah dirinya akan dibawa oleh wanita ini?
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
berikan dukungan kalian buat yang nulis berupa like, vote, komen, rate, fav and poin.
sukriya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Riris Hutapea
tetap semangat ya thorr 👍💪💪🌹
2022-05-19
8