Di tempat yang terjauh, tepatnya di ujung barat Sumatera. Seorang gadis yang berusia 17 tahun terjaga dari tidurnya setelah ia tak sadarkan diri selama tiga hari pasca kecelakaan besar yang terjadi padanya.
Gadis itu berusaha memanggil-manggil ibunya.
"Mama .. Mama .. Mama,"
Akan tetapi tak ada sedikitpun suara yang keluar dari kerongkongannya. Ia mencoba sekali lagi untuk memanggil Mamanya. Akan tetapi semua sia-sia belaka. Suara yang ia inginkan tak juga keluar dari kerongkongannya malah membuat sakit tenggorokannya.
Akhirnya Ia mencoba cara lain untuk memanggil kembali Mamanya. Kali ini dengan cara mengetukkan jemarinya di sisi batasan brankar yang di tidurinya agar menimbulkan bunyi.
Cukup lama gadis tersebut melakukannya, dan bahkan ia berusaha untuk mengetuk lebih keras lagi. Sehingga Inka, mamanya mengalihkan pandangannya dari seorang wanita yang mengaku dari ibunya pelaku yang menyebabkan sebuah kecelakaan lalu lintas terjadi.
Wanita itu datang padanya hanya untuk mengetahui keadaan korban sekaligus datang untuk memohon maaf atas tindakan putranya yang telah menyebabkan beberapa orang menjadi korban, termasuk gadis yang saat ini masih terbaring lemah di rumah sakit yang sama dengan putranya itu.
Inka melihat apa yang dilakukan putrinya itu, dan segera masuk ke dalam ruangan tersebut, lalu memanggil putrinya.
" Jasmine,"
"Sayang," panggil Inka dengan tangisnya seraya menggenggam tangan sang putri.
Saat Dokter dan perawat datang untuk memeriksa keadaan sang putri. Tiba-tiba Inka melihat bibir putrinya bergerak-gerak.
Ia mendekati putrinya yang bernama Jasmine tersebut dan bertanya.
"Ya, Nak. Ada apa?"
"Mama, aku haus," ucap Jasmin tanpa bisa mengeluarkan suaranya.
"Kenapa sayang?"tanya Inka sambil mendekatkan telinganya ke bibir putrinya.
"Aku haus, Ma?" jawab Jasmin yang mencoba berusaha lebih keras untuk mengeluarkan suaranya.
Tetapi tetap saja suara itu tidak muncul dari tenggorokannya. dan malah semakin membuat tenggorokannya terasa lebih nyeri dari sebelumnya yang ia rasakan.
Mungkin naluri seorang ibu itu lebih tajam. Jadinya Inka berfikir pastilah putrinya itu sedang kehausan dikarenakan sudah tiga hari bibirnya Jasmine tak tersentuh dengan air.
Inka pun berinisiatif mengambil segelas air putih yang tersedia di atas nakas dan menyuapi air sesendok demi sesendok pada putri satu-satunya yang ia miliki itu setelah meminta pendapat dokter yang merawat anaknya saat itu.
Setelah dirasa cukup, Inka meminta putrinya itu untuk beristirahat kembali. Lalu segera setelah Jasmine tertidur, ia pun mengikuti titah sang Dokter agar datang ke ruangannya untuk di beri penjelasan mengenai kondisi sebenarnya dari putrinya itu.
Sementara di ruangan yang lain, seorang dokter menjelaskan kondisi putra mereka yang sebenarnya pada sepasang suami istri setelah berdialog cukup lama dengan saran dan pertimbangan.
Akhirnya mereka memutuskan untuk memindahkan perawatan putra mereka satu-satunya ke rumah sakit yang memiliki fasilitas cukup lengkap di ibu kota yang mereka tinggali. karena sang putra berada di sini hanya kebetulan untuk menghabiskan masa liburannya disini bersama teman masa kecilnya, Nadira. yang menjadi mahasiswi di propinsi ini.
Akan tetapi naas baginya harus mengalami kecelakaan beruntun sehingga menyebabkan beberapa korban berupa materil dan juga tiga orang korban jiwa termasuk putranya yamg hingga saat ini belum lagi sadar dari komanya. Sedangkan Nadira, anak dari sahabat mereka itu tidak selamat dalam kecelakaan tersebut.
Tentu saja hal ini merupakan pukulan telak bagi pasangan suami istri yang bernama Arfan dan Mona. Selain mereka menanggung kesedihan karena kondisi putra mereka. Mereka juga harus menanggung rasa merasa bersalah karena kematian putri dari sahabat mereka dikarenakan kecelakaan tersebut.
Mona pun menangis sejadi-jadinya mengingat beratnya beban perasaan yang akan di tanggungnya.
"Ma, sabar Ma," ucap Arfan seraya merangkul bahu istri cantiknya itu.
"Anak kita, Pa. Nadira. lalu putrinya ibu itu, belum lagi korban yang lainnya, Papa," ucap Mona dalam isaknya.
"Mama ga sanggup, Pa, Bagaimana kalau korban yang lainnya mengalami nasib yang sama dengan Nadira atau seperti putra kita," Mona berucap dalam kekhawatirannya.
"Ma, istighfar Ma," tegur Arfan.
"Jangan berfikiran yang macam-macam apa lagi berkata yang aneh-aneh. Ucapan kita itu doa Ma. Mama berdoa saja semoga yang lainnya tak separah anak kita," ujar Arfan menyarankan agar istrinya itu menyadari akan kata-katanya barusan.
***
Jika Pasangan suami istri tersebut sedang mengalami kesulitan dikarenakan ulah putra mereka yang sebenarnya tiada di sengaja itu.
Maka seorang wanita yang sedang duduk menyendiri di sebuah taman rumah sakit
tanpa memperdulikan orang orang yang berlalu lalang di taman tersebut.
Wanita yang bernama Naminka tersebut hanya berfokus pada kata kata dokter mengenai kondisi yang terjadi pada putrinya sekarang ini. Jika sebelumnya ia telah mencurigai sesuatu yang buruk menimpa pada putrinya itu, maka hal Hal yang ditakutkannya pun benar benar terjadi.
Akhirnya ia pun tak sanggup membendung tangisnya yang sedari tadi di tahannya saat dokter memberitahukan mengenai keadaan putrinya yang di vonis cacat untuk sementara waktu karena beratnya kerusakan pita suara yang di alami putrinya itu.
Ia menangkup wajahnya dengan kedua tangannya bermaksud menyembunyikan isak tangisnya, walaupun itu tak bisa menyembunyikan jika wanita berstatus single parent itu sedang menangis lantaran kedua yang sedang bahunya bergetar hebat.
Tak lama kemudian seorang wanita yang usianya terpaut di atas lima tahun lebih tua dari Inka meraih bahunya setelah duduk bersisian dengannya, agar bersandar padanya.
"Sabar, Sis. Sabar," ucapnya dengan tenggorokannya yang tercekat.
Wanita itu mencoba memberi ketenangan pada Inka dengan menepuk-nepuk pelan punggungnya.
"Maafkan saya sis, maafkan saya dan anak saya. Saya janji akan memberikan perawatan terbaik buat putri sis. Walaupun saya tau itu semua tidak bisa menggantikan apa yang telah hilang. Maafkan saya," ucapnya memohon dalam tangisnya.
Sebelumnya Mona dan suami menanyakan kondisi putri inka melalui dokter yang merawat putra mereka juga. Mereka berdua benar benar syok sekaligus sedih atas yang terjadi pada putrinya Inka tersebut.
karena itulah Mona segera menemui Inka kembali dan mendapati Inka yang sedang menangis sendirian dalam kondisi rapuh seperti ini. Sama halnya dengan Mona. Ia pun juga teringat akan kondisi Justin, putranya yang hingga kini belum juga menunjukkan tanda tanda akan sadar dari komanya di hari pertama kecelakaan terjadi.
Di tambah lagi beban psikis tanggung jawab yang harus ia hadapi terhadap keluarga korban lainnya. Termasuk Jasmine dan Nadira.
Kedua wanita cantik itu menangis bersama di taman rumah sakit tanpa memperdulikan orang-orang yang lewat dan memperhatikan mereka berdua.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
mohon dukungannya untuk Novel ini berupa
like
vote
komen
rate
fav
terimakasih
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
kim myujin 💜
nyimak dulu deh thor
2023-05-22
8
Riris Hutapea
awal cerita nya cukup menarik untuk di baca 👍👍 masih nyimak Thor 👍👍
2022-05-18
2
نور✨
Assalamualaikum kka.... aku baru baca nih masih nyimak 😊.... tetap semangat 💪
2022-03-24
1