\=\=\=\=**\=\=\=\=
Rain POV
Aku berpisah dengan Arza di taman setelah memastikan dia menyetujui untuk bertemu adikku.
Aku pergi menuju restoran.
Masih terang, tapi kalau tidak ke resto mau kemana lagi.
Resto buka dari jam 8 pagi sampai jam 10 malam kalau hari senin sampai sabtu. Hari minggu buka dari jam 9 pagi.
Ini masih jam 5 sore. Jam kerjaku di mulai setelah maghrib, karena saat menjelang maghrib biasanya resto sepi pengunjung.
Restoran ini memiliki banyak koki dan mereka semua sangat handal. Aku hanya mengisi waktu luang ku dan mencoba mencari keuntungan lewat bakatku.
.
.
.
\=\=\=\=\=**\=\=\=\=
"Rain, di depan ada yang nyariin" Sinta sedikit berbisik.
"Siapa? "
"Gak tau. Tapi itu ibu-ibu"
"Aku masih sibuk. Bilang dia suruh tunggu kalau mau ketemu"jawabku sambil sibuk memasak.
Tak lama Pak Broto, pemilik restoran datang menghampiriku.
" Rain"
"Ya, Pak" Jawabku menoleh sekilas kearahnya lalu kembali fokus pada pekerjaanku.
"Di depan ada tamu untuk kamu, kamu bisa oper pekerjaan kamu pada yang lain"
Aku sudah selesai masak, ku taruh masakanku di piring saji.
"Ya, ini sudah mau selesai" jawabku masih kelimpungan.
Siapa sih orang penting yang bisa membuat bosku datang ke dapur untuk menghentikan pekerjaanku. Aku merasa tak enak pada seniorku. Tapi Pak Broto sendiri yang meminta mereka menggantikanku.
Mataku berkeliling mencari sosok yang menungguku. Pak Broto menunjukkan sosok itu.
Aku mengkerut, Bu Intan?
Apa Bu Intan orang penting untuk Pak Broto?
Pak broto mengantarku pada Bu Intan.
Pak broto berbincang sebentar dengannya dan dia mempersilahkan aku untuk duduk menemani bu Intan.
Bu Intan tersenyum ke arahku. Aku membalas senyumannya.
"Sulit juga ya mau bertemu dengan kamu. berapa kali saya datang tapi tidak pernah bertemu, memang ya kalau orang penting itu selalu sibuk" senyumnya tampak mengembang.
Aku merasa tak enak hati.
"Ibu bisa aja. memang jadwal kerja saya kan tidak tetap setiap harinya. kadang saya juga tidak berangkat karena ada kegiatan lain. Saya disini cuma koki cadangan, Bu"
"Itu yang membuat saya bangga sama kamu. kamu apa adanya, mandiri"
"Sebenarnya saya mau memperkenalkan kamu dengan anak saya. tapi anak saya berhalangan untuk ikut duduk di sini."
"Mungkin masih ada lain kali, Bu" jawabku dan Bu Intan tersenyum.
Bu Intan banyak bertanya tentangku. Aku menjawab tanpa ragu. Aku yakin bu Intan ini orang baik. Ku rasa tak salah jika dia dan aku saling mengenal lebih jauh. Aku nyaman dengannya.
"Ace! "
Terdengar teriakan seseorang. Bu Intan menoleh ke arah orang itu. aku mengikuti arah pandangnya.
Terlihat seorang laki-laki yang berpakaian rapi berlari keluar mengejar seseorang.
Aku tidak mengenal dia, tapi Bu Intan terus memandang ke arah orang itu.
Nampak samar kulihat, ternyata itu anak bu Intan. aku masih ingat wajahnya.
Tadi bu Intan bilang anaknya itu berhalangan.
Owh.. Mungkin dia tak ingin bertemu denganku. ku ingat saat pertama dia melihatku, saat itu sudah jelas terlihat dia tidak menyukaiku.
Aku putuskan tak mau peduli dengan masalahnya. apa pula hubungannya denganku.
Bu Intan terlihat sedih. Anaknya sudah tak terlihat lagi.
"Oh ya, Bu. Bu Intan ini tinggal dimana? "
Pertanyaanku membuyarkan lamunannya.
"Eh! Ehm.. Saya tinggal di Jakarta Pusat"
"Oh... "
"Kamu sendiri tinggal di dekat sini? "
"Enggak, Bu. Rumah saya jauh dari sini"
"Kamu sejak kapan kerja disini? "
"Sudah dari dua tahun yang lalu, bu"
"Gak repot kerja sambil kuliah? "
"Kan tadi saya bilang Bu, pekerjaan saya cuma buat mengisi waktu luang. Pak Broto memberikan kebijakan pada karyawannya yang masih pelajar"
bahkan disini ada dua anak yang masih sma. Pak Broto menerima kami karena melihat kami mampu untuk bekerja"
"Kamu pasti senang punya bos sebaik Pak Broto"
"Tentu saja, bu. Selain itu beliau juga adalah temannya bapak. Jadi saya menghormati beliau bukan sekedar karena saya karyawannya, tapi saya merasa beliau seperti keluarga saya"
"Gak heran restoran milik Pak Broto ini sukses, para pekerjanya baik-baik"
Aku mengerutkan dahi.
"Pak Broto adalah rekan kerja saya dulu. Dia mendirikan resto ini sekitar 12 tahun yang lalu. Dia mengikut sertakan orang-orang terdekatnya untuk memajukan resto ini.
Sampai sekarang tidak pernah saya mendengar perselisihan antara Pak Broto dengan karyawannya,ataupun karyawan dengan karyawan lain. Pak Broto itu bijaksana"
Oh... Pantas.. Ternyata mereka saling kenal..
"Oh ya, kapan-kapan saya mau mampir terus lihat gimana kamu kalo lagi masak di dapur. Kayaknya keren"
"Ya... Boleh, bu" Aku tersenyum kikuk.
.
.
\=\=\=\=\=\=\=***\=\=\=\=\=
-
Hari ini aku merasa lelah, padahal waktuku lebih banyak ku habiskan bersama bu Intan.
Sampai rumah aku merasa pegal.
"Assalamu'alaikum." Aku mengetuk pintu rumah, ku lihat lampu rumah sudah padam. Ini jam 10 malam. Biasanya keluargaku belum tidur.
Aku mengetuk berkali-kali, memanggil-manggil tapi tak ada jawaban,aneh sekali.
Aku menyalakan motorku lalu ku starter dan ku gas kuat-kuat.
Terdengar teriakan dari rumah sebelah.
Bodo amat...
Pintu rumahku terbuka. Ku lihat bapak yang loyo memakai sarung, berjalan gontai menghampiriku. Aku mengunci motorku.
"Tumben udah pada tidur pak? "
"Hwoahhh... Ngantuk neng, maaf ya. Tapi lain kali gak usah bikin emosi orang juga. Gak enak ama orang."
Aku berdecak, masuk ke dalam tanpa menjawab. Bapak tadi keluar mau ngapain coba?
Ku tunggu bapakku tapi dia tidak masuk juga. Bapak ngapain sih?
Aku keluar dan aku berdecak melihat bapak yang tertidur sambil duduk di kursi teras. Segera ku bangunkan dia.
Bapak beranjak masuk dalam keadaan setengah sadar. Aku hanya geleng-geleng kepala. Mungkin kebiasaanku di turunkan dari bapak.
Aku beranjak masuk tapi langkahku terhenti. Aku merasa ada orang yang sedang memperhatikanku. Aku berbalik melihat lahan kosong di sebrang rumah.
Gelap.
Tapi aku merasa ada orang di sana.
Aku terus memperhatikan tempat itu dan aku tidak salah, ada orang di sana!
Orang itu keluar dari kegelapan dan berlari kencang menyusuri pinggiran jalan yang gelap. Aku ingin mengejar tapi seketika ada tetanggaku memanggilku dari rumahnya.
Sepertinya dia yang berteriak tadi.
"Rain! kamu lihat gak orang yang keluar dari sana barusan" Tanyanya sambil melihat lahan kosong itu.
Aku mengangguk.
"Orang itu kayaknya sudah sering diam disitu beberapa hari ini"
Aku mengernyit."Memangnya abang tau dia siapa? "
"Kayaknya itu anaknya pak Tri yang kena gangguan mental. "
"Oh... " Untung tidak ku kejar tadi.
Malam-malam kejar orang gila.
"Ya udah bang saya mau masuk dulu. "
"Eh! He'eh.. Oh ya, lain kali gak usah ngegas-ngegas motor gitu ya. Abang barusan tidur udah keganggu."
"Heheh.. Iya bang. Maaf ya." Aku nyengir merasa tak enak.
Kenapa anaknya Pak Tri dibiarkan berkeliaran?
Malam-malam begini lagi. Agak aneh menurutku.
.
.
.
\=\=\=\=\=***\=\=\=\=
"Ace! "
"Tunggu nak!
"Ace! "
"Jangan pergi..... "
Seorang perempuan menangis tersedu. Anaknya memalingkan wajah dari wanita itu.
"Ace!!!!! "
Aku terkejut, teriakan itu seakan-akan berada di dekat telingaku...
Aku mimpi lagi?
Kenapa aku memimpikan anaknya bu Intan?
Ih... Aneh.... Aneh..
Ku lihat jam dinding menunjukkan pukul 3 pagi. pasti ibu sudah bangun.
Aku menuju dapur dan benar saja, ibuku sudah bangun. Sepertinya dia selesai menunaikan sholat sunnah. Ibu berjalan dari ruangan sholat.
"Anak ibu ngelindur lagi kah? " Terdengar suara gumaman ibu.
"Saya sudah bangun, Bu. "
Aku mengambil segelas air minum, duduk dan meneguknya sampai habis.
Ibuku duduk memandangi ku.
"Kamu udah gak pernah mimpi buruk lagi? "
Aku menatapnya sambil berpikir, benar juga.
Sudah lebih dari satu minggu, tapi aku tidak pernah mimpi buruk. Tapi itu kan baru satu minggu?
"Enggak, Bu. " Ibuku tersenyum.
"Mungkin kamu memang butuh jawaban dari mimpi mu itu."
"Ya... mungkin. " Aku menimbang.
"Setelah jawaban dari Bapak, kamu terlihat lebih baik"
Benarkah? Bahkan aku masih penasaran.
Apa mungkin mimpiku berhubungan dengan adikku, sekarang masalah adikku bisa menemukan titik terang. aku yakin adikku sekarang bisa aman.
Aku teringat perkataan Ibuku kemarin, aku ingin agar ibu tidak usah mengomentari berlebihan anak orang. Tapi aku sendiri saja banyak kesalahan, apa pantas aku menegur ibuku.
Aku ingin mencoba mengatakannya dan juga mengatakan hal yang pasti tidak disukainya.
Tapi lebih baik ibu mendengar ini langsung dariku dari pada mendengarnya dari orang lain.
Aku harus mengatakan ini walaupun ibu pasti marah padaku.
"Bu, saya mau bicara, " Ucapku gugup.
Ibu memandangiku, dia pasti tau apa yang akan aku ucapkan ini adalah hal yang serius.
"Kemarin saya dengar Ibu sedang membicarakan anak orang, siapa itu? "
"Oh... itu anaknya orang jalur sebelah. Emang kenapa? "
"Kalau anak ibu ada di posisi anak itu, Ibu mau bagaimana? " Perasaanku benar-benar takut.
Ekspresi wajah Ibu sudah mengkerut, tatapannya tajam. Aku tidak pernah melihat Ibu semenakutkan ini.
"Maksud kamu yang mana? "
.
.
.
.
.
sekian dulu...
selamat tahun baru....
salam dari yuya....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
Stanalise (Deep)🖌️
Strategi bisnis yang keren, rekrut orang-orang yang memang udah dia kenal...
2022-09-23
1
Stanalise (Deep)🖌️
Mantap, pintar banget tuh
2022-09-23
1
✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻Stargirl✨
Wah... Kalau sudah banyak koki pasti makanan di Restoran ini sudah cukup terkenal bahkan banyak di minati oleh berbagai kalangan yang pastinya lebih ke arah orang yang berdompet tebal ya...
2022-09-17
2