03 penjelasan

Rain berjalan mendorong motornya.

"Kakak..!! " Zee memanggil. Rain tidak berhenti.

"Ayo kita duduk di kursi itu sambil menunggu jemputan" Rain berucap tanpa menoleh.

Anak-anak itu mengikutinya. Kursi itu tidak jauh jadi sebentar saja mereka sudah sampai.

"Jadi? " Tanya Rain setelah duduk.

Zee dan kedua temannya sudah ikut duduk.

"Tadi waktu kita makan tiba-tiba mereka datang" Zee memulai ceritanya.

Flashback

Zee dan temannya sedang asyik makan setelah mendapat pesan dari Rain dan mereka mengobrol dengan seru hingga tiba-tiba, mereka dikejutkan dengan sebuah tangan yang menggebrak keras meja mereka.

Mereka melihat si pemilik tangan itu. Zee tersenyum kecut melihat orang itu.

Orang yang sudah beberapa minggu ini tidak mengganggunya dan kedua temannya.

Seperti biasa, orang itu tidak sendiri.

Dia membawa serta tiga orang yang sama-sama menyebalkannya. Dua anak laki-laki dan dua anak perempuan, pasangan yang serasi dan sangat membuat muak perasaan Zee.

Masih ada beberapa anak yang makan di kantin saat itu, tapi anak-anak yang lain tidak berani ikut campur dan lebih memilih menyingkir.

"Kita bertemu lagi, Princess" ucap si penggebrak meja, anak perempuan yang sangat menyebalkan. Zee tidak menanggapi dan masih lanjut makan.

"Aku menyapamu anak bodoh!! " Ucapnya lagi sambil menarik dagu Zee agar melihatnya.

Zee menepis tangan itu. "Jangan mengganggu kami jika kamu tidak ingin tertular bodoh!!! " Ucap Zee dingin dan menekankan kata terakhirnya.

Anak perempuan itu mendengus. "Apapun yang terjadi kami tidak akan menjadi yang paling bodoh, kalian mengerti? Aku rasa sekarang saatnya, saat melihat anak tercantik ini terkapar tak berdaya dan menyesal karena lebih memilih Si Pintar yang miskin dan Si Kaya yang bodoh!!" Ucap anak itu sambil mendorong kepala Vanya dengan telunjuknya.

Vanya tertunduk sudah ketakutan.

"Huh!! lihatlah, sekarang apa yang bisa dilakukan anak bodoh ini dengan kekayaannya, hanya menunduk? Kasihan sekali anak tiri ini. Hahahaha" Lanjutnya dengan tawa yang menggelegar.

"kurasa cukup, Risya. urusanmu hanya denganku. Biarkan mereka. " Zee mulai khawatir akan kedua temannya.

"Kamu salah, Zee. Urusan kami menyangkut kedua anak ini juga. Kamu tau? Aku hampir mati karena ulah si miskin yang sok pintar ini." Tunjuk anak itu pada Rasty. Rasty diam tanpa ekspresi.

"Mati katamu? memakan ice cream pedas yang itu adalah ulah mu sendiri itu kamu bilang hampir mati? Hahaha lucu sekali ya.

Kamu tau? Aku bahkan ingin sekali bisa membuatmu tidak bisa makan sama sekali dan seperti katamu, hampir mati. Agar kamu bisa tau penderitaan apa yang selama ini kami alami dan dengan liciknya kamu selalu...ah bukan, kalian orang-orang yang tak berotak bisa mengatur otak orang lain.

Kalian tau aku sangat... sangat... sangat BENCI KALIAN!!! " Zee tidak bisa menahan amarahnya yang selalu ia tahan karena ia tau ia tak mungkin bisa melawan.

Kedua temannya sudah menahannya dan menarik tangannya pelan supaya menjauh. Tapi Zee menepis tangan temannya. Biarlah apa yang terjadi. Zee sudah muak.

Risya bertepuk tangan dan ketiga temannya tertawa licik.

"Lihatlah...Princess kita sudah berani melawan!? Hahaha.." Risya tertawa menakutkan.

"Bawa mereka!!! " Risya memerintah pada ketiga temannya.

Zee panik dan seketika menarik kedua temannya untuk berlari.

Zee berusaha berlari keluar sekolah karena tempat yang luas itu akan lebih membantunya. Penjaga sekolah ataupun satpam tujuannya.

Dia tak bisa merepotkan gurunya yang sedang mengajar, lagipula akan lain lagi ceritanya jika mereka datang pada guru dengan keadaan sekarang ini.

Zee berharap bisa bertemu sosok satpam itu.

Tapi alangkah terkejutnya dia karena yang ada di pos satpam adalah anak buah Risya. Zee berlari untuk melewati pagar, tapi di sana juga sudah ada yang menunggu.

Zee dan kedua temannya tertangkap tapi karena mereka terus berontak akhirnya mereka terlepas dan berlari keluar.

Zee lelah dengan situasi itu. Dia berhenti karena diluar pun ternyata sudah ada yang menunggu. Zee berhadapan dengan anak-anak itu, menggenggam erat tangan kedua temannya, Zee mengambil ancang-ancang untuk berlari lagi.

Akhirnya itu gagal dan mereka bertiga sudah terkepung.

Zee menyumpah serapahi anak-anak nakal itu.

Entah keberanian dari mana yang Zee dapat. Padahal jelas orang-orang yang ada di depannya tidak mungkin bisa di lawannya.

"Anak-anak otak nol, kurang ajar. Beraninya cuma sama orang lemah!!! kalian akan tau akibatnya menggangguku!!! , akan aku buktikan bahwa kalian semua lebih lemah dariku, PENGECUT!!!" Zee berteriak.

Plak!!!

Sebuah tamparan mendarat di pipi Zee. Zee membelalak terkejut. Ekspresinya bercampur marah dan takut. Dia mengamati dengan seksama siapa yang telah menamparnya. Seorang anak SMA.

Plak!!!

Tidak disangka-sangka wajah yang sedang diamatinya ditampar seseorang. Rasty. Zee menatap Rasty tak percaya.

Anak SMA itu melotot marah dan seseorang sudah menjambak rambut Rasty. Rasty diam tanpa ekspresi. Tidak terlihat diwajahnya kesakitan.

Zee dan kedua temannya dipaksa duduk dan

Byuurrr!!!

Mereka disiram air dengan jumlah yang banyak. Air yang baunya lumayan menyengat.

Vanya yang tidak diapa-apakan hanya disiram, menangis memohon agar mereka mau melepas dia dan kedua temannya. Tapi malah Vanya akan dituangi air yang menjijikkan dalam botol dan seketika itu Rain datang.

Flashback off

Rain mendesah. "Yah.... Ternyata kejadian ini terulang lagi. Kemana guru-guru kalian dan penjaga sekolah? kalau satpam tidak usah ditanya, kan? " Aura pada diri Rain terasa menakutkan padahal kata-katanya sudah sesantai mungkin.

"Kakak tau? Semua orang yang melaporkan pembully itu maka mereka sendiri yang akan terkena masalah. Kami sampai heran, entah bukti dari mana didapatkannya sehingga korbanlah yang menjadi tersangka.

Kita harus membuat tersangka benar-benar menjadi tersangka. Kami anak-anak yang sering di bully, sudah lelah karena kami tidak pernah dipandang benar." Zee terlihat frustasi.

"sebenarnya kalau ada satu saja guru ataupun ada satu saksi yang kuat, itu sudah cukup untuk membuktikan anak-anak itu bersalah. mereka membully kalian ditempat terbuka, apa mereka tidak sadar."

Rain mengacak-acak rambutnya. Pikirannya campur aduk.

"mungkin karena mereka bisa menangkap kami disitu, jadi ya sekalian juga dieksekusi disitu."

Rain menatap adiknya datar karena perkataannya.

"Ah... Ya sudah lah, nanti kita pikirkan lagi itu. Sekarang bagaimana membuat keadaan kalian agar tak terlihat seburuk ini" Tanya Rain yang melihat pakaian Zee basah.

Ketiga anak itu kompak mengeluarkan jaket dari dalam tasnya.

"Haha... lalu roknya?" Tanya Rain lagi.

"Terserah kalian lah. mau dibilang ngompol juga gak apa-apa" Rain berdiri dan memakai helmnya.

"Tadi siapa yang menamparmu? " Pertanyaan Rain membuat suasana terasa mencekam.

Kata-kata yang terdengar biasa itu terdengar menyeramkan. Zee merasa takut tapi disisi lain dia juga ingin membalas perlakuan anak SMA itu.

"Anak kelas 11. Namanya Dion. " jawabnya

"Lalu siapa yang menjambak Rasty? "

Karena Rasty diam Vanya yang menjawab "anak kelas 9, Nicole"

"Siapa yang memegang botol tadi? "

"Dion juga. " Jawab Vanya lagi.

"Lalu siapa yang menyiram kalian? "

"Kakak.... Pokonya semuanya salah. Kecuali anak laki-laki yang membawakan air untuk Dion. Kakak tidak usah mengganggunya"

"Kamu suka dia? " Rain meneliti wajah Zee.

Zee mendengus sebal dan tidak menjawab.

"Karena dia juga korban bully, sama seperti kami." Terdengar suara Rasty yang datar.

"Oh... Ku kira suaramu hilang karena merasa tertekan tadi"

"Iihhh... Kakak.... Jangan gitu sama Rasty" Zee menghentak-hentakkan kakinya.

Rain terkekeh. Mood adiknya sudah kembali. Bersamaan dengan itu sebuah mobil berwarna hitam berhenti didepan mereka.

"Jemputanku udah sampe, duluan ya. Dadah." Vanya berjalan kearah mobil itu.

"Wiihh keren Vanya naik mobil pribadi" celetuk Rain.

kemudian motor dengan pengemudi berjaket hijau berhenti didekat mobil.

"Jemputanku." Ucap Rasty datar.

"Eh!. Waaahh... Keren Rasty pesan gojek naik sendiri, mandiri. Keren" Rain mengacungkan dua jempolnya untuk Rasty.

Rasty sedikit tersenyum.

Zee hanya geleng-geleng. Terdengar Vanya terkikik didalam mobil, merasa terhibur dengan sikap konyol kakak temannya itu.

Bisa-bisanya sikapnya berubah drastis dalam waktu yang singkat.?

Kedua teman adiknya sudah tak terlihat. Rain sedikit bingung, "kapan Rasty pesan gojek? kayaknya tadi dia gak main Hp? " Batinnya.

"Haaah.... Eh! " Rain yang sedang menghirup udara dalam-dalam dikejutkan dengan suara langkah kaki yang bukan cuma sepasang.

"Hai, Zee. " anak-anak yang tadi masih belajar, sudah keluar dan menyapa Zee.

Banyak juga. Pikir Rain.

"Hai... " Zee melambaikan tangan pada anak-anak itu.

Terlihat orang-orang yang menunggu mereka di dekat jalan raya.

"Kakak mau nginap disini? " tanya Zee tiba-tiba karena Rain tidak kunjung naik ke motornya.

"Eh... Ini juga mau pulang. Kakak bingung mau bilang apa sama ibu"

"Bilang aja tadi aku jatuh ake selokan. Baunya juga sama" Zee cemberut.

"Haha.. pintarnya,adiknya siapa ini? Uluh uluh." Rain monyong-monyong.

"Iihhh kakak tu ya, tadi nyeremin sekarang nyebelin! " Zee mulai kesal.

"Eehh... ulah siapa coba? ini kakak lagi redam emosi... kok malah diingetin lagi.. Ayo naik"

"Udah helm kesayangan jadi korban, kasihan dia" Ocehan Rain hanya dapat respon tepukkan di bahunya. Zee memutar bola mata malas.

"Lagian siapa yang nyuruh banting tu helm. Sabar dikit kenapa? "

"Sabar ya..? kamu yang harus sabar karena kamu tidak bisa membela dirimu."

Dalam hati Zee membenarkan perkataan kakaknya.

Sepanjang perjalanan Rain terus mengingat anak-anak itu. Ternyata anak SMP itu tidak bisa dianggap sepele.

Tadinya dia menganggap mereka hanya anak nakal yang tidak perlu dapat balasan yang keras. Salah dia karena menganggap mereka sama dengan anak SD yang masih polos.

Tapi.... itu semua tergantung diri masing-masing kan? Sikap dan sifat setiap orang berbeda-beda.Menurutnya penilaiannya selama ini tak keliru karena dia tidak bersosialisasi dengan anak-anak yang seperti itu.

"Bukan salahku kan kalau menganggap mereka polos? karena aku tidak pernah menjumpai yang seperti mereka." Batinnya mencoba membenarkan penilaiannya.

.

.

.

.

.

.

salam dari yuya

Terpopuler

Comments

Yayu Asafiyah

Yayu Asafiyah

ceritanya bagus autor,bersanding dengan dunia jaman sekarang pembulian.

2024-12-04

0

🍒Nungma🍃

🍒Nungma🍃

kayaknya gurunya juga gak bener dehhh

2023-01-04

0

Syifa_NA

Syifa_NA

kesel juga baca part bullyan

2022-10-19

1

lihat semua
Episodes
1 01 Mimpi Buruk
2 02 dibully
3 03 penjelasan
4 04 hadiah?
5 05 mimpi buruk lagi
6 06 berawal dari hujan
7 07 hilang dan sepi
8 08 gibah yang merubah
9 09 Ace!!
10 10 nasihat ibu dan kekhawatiran ayah
11 11 sisi lain
12 12 tentang Rain
13 13 adik kakak atau sepasang kekasih?
14 14 tentang Kana
15 15 Snow?
16 Visual
17 itu bukan nyamuk
18 demi melihat pelangi
19 kisah lalu teman baru
20 pertemuan
21 ternyata...
22 hanya berkomentar
23 Berdua
24 Apa Alasannya?!
25 pilihan tetap tinggal tidaklah salah
26 tamu dalam mimpi
27 Firasat
28 Dia Sudah Tiada
29 Perasaan Yang Familiar
30 Resto Kebakaran!
31 Ingin Bermain
32 Paman Botak
33 Ada Kemajuan
34 Musibah
35 Berpamitan dan Bertemu
36 Terganggu
37 Tanpa Alasan
38 Penampakan
39 Penampakan yang sesungguhnya
40 Tampak Berbeda
41 Biasa Aja
42 Sebenarnya Tak Ingin Melihat (BL)
43 Berdamai
44 Tamu
45 Ada Apa?
46 Telah Berubah
47 Dua Insan Di Tepi Kolam
48 Salah Faham?
49 Sisi Yang Menyeramkan
50 Tidak Sadar
51 Kabar
52 Mengatakan Perasaan
53 Apa Yang Sebenarnya Terjadi
54 Tidak Mengerti
55 Tak Boleh Pergi
56 Aku Menghawatirkan mu
57 Bertemu saat membutuhkan
58 Foto Geraldi Zhang dan Kecurigaan
59 Takut
60 Kecewa
61 Terjadi Sesuatu
62 Bertarung
63 Walaupun Bukan Anakku
64 AceRain...
65 Seperti Inilah Kenyataannya
66 Salah Pak Supir?
67 Terpisah Jarak
68 Dimana Zee?
69 Menjadi Alasan
70 Buku Nikah
71 Ternyata dia adalah ibu tiriku
72 Siapa Sebenarnya Aku?
73 Dia dan Beberapa Rahasia
74 Kekalahan Rain
75 Masalah Karena Masalah
76 Ibu Merasa Cemburu
77 Canggung
78 Ada Sesuatu
79 Ada Manis-Manisnya
80 Reynaldi Zhang
81 Alasan
82 Pulang
83 Siapa Dia?
84 Tetap Harus Bicara
85 Harus Diakhiri
86 Bingung
87 Sesaat Mencoba Tenang
88 Tidak Seburuk Itu
89 Mengajak Zee Pergi
90 Jadi Dia Sudah Tau?
91 Ammar
92 Meminta maaf?
93 Apa bisa dipercaya?
94 Berbanding terbalik
95 Obrolan di suatu malam
96 Setelah dia pulang
97 Berjalan lancar
Episodes

Updated 97 Episodes

1
01 Mimpi Buruk
2
02 dibully
3
03 penjelasan
4
04 hadiah?
5
05 mimpi buruk lagi
6
06 berawal dari hujan
7
07 hilang dan sepi
8
08 gibah yang merubah
9
09 Ace!!
10
10 nasihat ibu dan kekhawatiran ayah
11
11 sisi lain
12
12 tentang Rain
13
13 adik kakak atau sepasang kekasih?
14
14 tentang Kana
15
15 Snow?
16
Visual
17
itu bukan nyamuk
18
demi melihat pelangi
19
kisah lalu teman baru
20
pertemuan
21
ternyata...
22
hanya berkomentar
23
Berdua
24
Apa Alasannya?!
25
pilihan tetap tinggal tidaklah salah
26
tamu dalam mimpi
27
Firasat
28
Dia Sudah Tiada
29
Perasaan Yang Familiar
30
Resto Kebakaran!
31
Ingin Bermain
32
Paman Botak
33
Ada Kemajuan
34
Musibah
35
Berpamitan dan Bertemu
36
Terganggu
37
Tanpa Alasan
38
Penampakan
39
Penampakan yang sesungguhnya
40
Tampak Berbeda
41
Biasa Aja
42
Sebenarnya Tak Ingin Melihat (BL)
43
Berdamai
44
Tamu
45
Ada Apa?
46
Telah Berubah
47
Dua Insan Di Tepi Kolam
48
Salah Faham?
49
Sisi Yang Menyeramkan
50
Tidak Sadar
51
Kabar
52
Mengatakan Perasaan
53
Apa Yang Sebenarnya Terjadi
54
Tidak Mengerti
55
Tak Boleh Pergi
56
Aku Menghawatirkan mu
57
Bertemu saat membutuhkan
58
Foto Geraldi Zhang dan Kecurigaan
59
Takut
60
Kecewa
61
Terjadi Sesuatu
62
Bertarung
63
Walaupun Bukan Anakku
64
AceRain...
65
Seperti Inilah Kenyataannya
66
Salah Pak Supir?
67
Terpisah Jarak
68
Dimana Zee?
69
Menjadi Alasan
70
Buku Nikah
71
Ternyata dia adalah ibu tiriku
72
Siapa Sebenarnya Aku?
73
Dia dan Beberapa Rahasia
74
Kekalahan Rain
75
Masalah Karena Masalah
76
Ibu Merasa Cemburu
77
Canggung
78
Ada Sesuatu
79
Ada Manis-Manisnya
80
Reynaldi Zhang
81
Alasan
82
Pulang
83
Siapa Dia?
84
Tetap Harus Bicara
85
Harus Diakhiri
86
Bingung
87
Sesaat Mencoba Tenang
88
Tidak Seburuk Itu
89
Mengajak Zee Pergi
90
Jadi Dia Sudah Tau?
91
Ammar
92
Meminta maaf?
93
Apa bisa dipercaya?
94
Berbanding terbalik
95
Obrolan di suatu malam
96
Setelah dia pulang
97
Berjalan lancar

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!