Rain berjalan mendorong motornya.
"Kakak..!! " Zee memanggil. Rain tidak berhenti.
"Ayo kita duduk di kursi itu sambil menunggu jemputan" Rain berucap tanpa menoleh.
Anak-anak itu mengikutinya. Kursi itu tidak jauh jadi sebentar saja mereka sudah sampai.
"Jadi? " Tanya Rain setelah duduk.
Zee dan kedua temannya sudah ikut duduk.
"Tadi waktu kita makan tiba-tiba mereka datang" Zee memulai ceritanya.
Flashback
Zee dan temannya sedang asyik makan setelah mendapat pesan dari Rain dan mereka mengobrol dengan seru hingga tiba-tiba, mereka dikejutkan dengan sebuah tangan yang menggebrak keras meja mereka.
Mereka melihat si pemilik tangan itu. Zee tersenyum kecut melihat orang itu.
Orang yang sudah beberapa minggu ini tidak mengganggunya dan kedua temannya.
Seperti biasa, orang itu tidak sendiri.
Dia membawa serta tiga orang yang sama-sama menyebalkannya. Dua anak laki-laki dan dua anak perempuan, pasangan yang serasi dan sangat membuat muak perasaan Zee.
Masih ada beberapa anak yang makan di kantin saat itu, tapi anak-anak yang lain tidak berani ikut campur dan lebih memilih menyingkir.
"Kita bertemu lagi, Princess" ucap si penggebrak meja, anak perempuan yang sangat menyebalkan. Zee tidak menanggapi dan masih lanjut makan.
"Aku menyapamu anak bodoh!! " Ucapnya lagi sambil menarik dagu Zee agar melihatnya.
Zee menepis tangan itu. "Jangan mengganggu kami jika kamu tidak ingin tertular bodoh!!! " Ucap Zee dingin dan menekankan kata terakhirnya.
Anak perempuan itu mendengus. "Apapun yang terjadi kami tidak akan menjadi yang paling bodoh, kalian mengerti? Aku rasa sekarang saatnya, saat melihat anak tercantik ini terkapar tak berdaya dan menyesal karena lebih memilih Si Pintar yang miskin dan Si Kaya yang bodoh!!" Ucap anak itu sambil mendorong kepala Vanya dengan telunjuknya.
Vanya tertunduk sudah ketakutan.
"Huh!! lihatlah, sekarang apa yang bisa dilakukan anak bodoh ini dengan kekayaannya, hanya menunduk? Kasihan sekali anak tiri ini. Hahahaha" Lanjutnya dengan tawa yang menggelegar.
"kurasa cukup, Risya. urusanmu hanya denganku. Biarkan mereka. " Zee mulai khawatir akan kedua temannya.
"Kamu salah, Zee. Urusan kami menyangkut kedua anak ini juga. Kamu tau? Aku hampir mati karena ulah si miskin yang sok pintar ini." Tunjuk anak itu pada Rasty. Rasty diam tanpa ekspresi.
"Mati katamu? memakan ice cream pedas yang itu adalah ulah mu sendiri itu kamu bilang hampir mati? Hahaha lucu sekali ya.
Kamu tau? Aku bahkan ingin sekali bisa membuatmu tidak bisa makan sama sekali dan seperti katamu, hampir mati. Agar kamu bisa tau penderitaan apa yang selama ini kami alami dan dengan liciknya kamu selalu...ah bukan, kalian orang-orang yang tak berotak bisa mengatur otak orang lain.
Kalian tau aku sangat... sangat... sangat BENCI KALIAN!!! " Zee tidak bisa menahan amarahnya yang selalu ia tahan karena ia tau ia tak mungkin bisa melawan.
Kedua temannya sudah menahannya dan menarik tangannya pelan supaya menjauh. Tapi Zee menepis tangan temannya. Biarlah apa yang terjadi. Zee sudah muak.
Risya bertepuk tangan dan ketiga temannya tertawa licik.
"Lihatlah...Princess kita sudah berani melawan!? Hahaha.." Risya tertawa menakutkan.
"Bawa mereka!!! " Risya memerintah pada ketiga temannya.
Zee panik dan seketika menarik kedua temannya untuk berlari.
Zee berusaha berlari keluar sekolah karena tempat yang luas itu akan lebih membantunya. Penjaga sekolah ataupun satpam tujuannya.
Dia tak bisa merepotkan gurunya yang sedang mengajar, lagipula akan lain lagi ceritanya jika mereka datang pada guru dengan keadaan sekarang ini.
Zee berharap bisa bertemu sosok satpam itu.
Tapi alangkah terkejutnya dia karena yang ada di pos satpam adalah anak buah Risya. Zee berlari untuk melewati pagar, tapi di sana juga sudah ada yang menunggu.
Zee dan kedua temannya tertangkap tapi karena mereka terus berontak akhirnya mereka terlepas dan berlari keluar.
Zee lelah dengan situasi itu. Dia berhenti karena diluar pun ternyata sudah ada yang menunggu. Zee berhadapan dengan anak-anak itu, menggenggam erat tangan kedua temannya, Zee mengambil ancang-ancang untuk berlari lagi.
Akhirnya itu gagal dan mereka bertiga sudah terkepung.
Zee menyumpah serapahi anak-anak nakal itu.
Entah keberanian dari mana yang Zee dapat. Padahal jelas orang-orang yang ada di depannya tidak mungkin bisa di lawannya.
"Anak-anak otak nol, kurang ajar. Beraninya cuma sama orang lemah!!! kalian akan tau akibatnya menggangguku!!! , akan aku buktikan bahwa kalian semua lebih lemah dariku, PENGECUT!!!" Zee berteriak.
Plak!!!
Sebuah tamparan mendarat di pipi Zee. Zee membelalak terkejut. Ekspresinya bercampur marah dan takut. Dia mengamati dengan seksama siapa yang telah menamparnya. Seorang anak SMA.
Plak!!!
Tidak disangka-sangka wajah yang sedang diamatinya ditampar seseorang. Rasty. Zee menatap Rasty tak percaya.
Anak SMA itu melotot marah dan seseorang sudah menjambak rambut Rasty. Rasty diam tanpa ekspresi. Tidak terlihat diwajahnya kesakitan.
Zee dan kedua temannya dipaksa duduk dan
Byuurrr!!!
Mereka disiram air dengan jumlah yang banyak. Air yang baunya lumayan menyengat.
Vanya yang tidak diapa-apakan hanya disiram, menangis memohon agar mereka mau melepas dia dan kedua temannya. Tapi malah Vanya akan dituangi air yang menjijikkan dalam botol dan seketika itu Rain datang.
Flashback off
Rain mendesah. "Yah.... Ternyata kejadian ini terulang lagi. Kemana guru-guru kalian dan penjaga sekolah? kalau satpam tidak usah ditanya, kan? " Aura pada diri Rain terasa menakutkan padahal kata-katanya sudah sesantai mungkin.
"Kakak tau? Semua orang yang melaporkan pembully itu maka mereka sendiri yang akan terkena masalah. Kami sampai heran, entah bukti dari mana didapatkannya sehingga korbanlah yang menjadi tersangka.
Kita harus membuat tersangka benar-benar menjadi tersangka. Kami anak-anak yang sering di bully, sudah lelah karena kami tidak pernah dipandang benar." Zee terlihat frustasi.
"sebenarnya kalau ada satu saja guru ataupun ada satu saksi yang kuat, itu sudah cukup untuk membuktikan anak-anak itu bersalah. mereka membully kalian ditempat terbuka, apa mereka tidak sadar."
Rain mengacak-acak rambutnya. Pikirannya campur aduk.
"mungkin karena mereka bisa menangkap kami disitu, jadi ya sekalian juga dieksekusi disitu."
Rain menatap adiknya datar karena perkataannya.
"Ah... Ya sudah lah, nanti kita pikirkan lagi itu. Sekarang bagaimana membuat keadaan kalian agar tak terlihat seburuk ini" Tanya Rain yang melihat pakaian Zee basah.
Ketiga anak itu kompak mengeluarkan jaket dari dalam tasnya.
"Haha... lalu roknya?" Tanya Rain lagi.
"Terserah kalian lah. mau dibilang ngompol juga gak apa-apa" Rain berdiri dan memakai helmnya.
"Tadi siapa yang menamparmu? " Pertanyaan Rain membuat suasana terasa mencekam.
Kata-kata yang terdengar biasa itu terdengar menyeramkan. Zee merasa takut tapi disisi lain dia juga ingin membalas perlakuan anak SMA itu.
"Anak kelas 11. Namanya Dion. " jawabnya
"Lalu siapa yang menjambak Rasty? "
Karena Rasty diam Vanya yang menjawab "anak kelas 9, Nicole"
"Siapa yang memegang botol tadi? "
"Dion juga. " Jawab Vanya lagi.
"Lalu siapa yang menyiram kalian? "
"Kakak.... Pokonya semuanya salah. Kecuali anak laki-laki yang membawakan air untuk Dion. Kakak tidak usah mengganggunya"
"Kamu suka dia? " Rain meneliti wajah Zee.
Zee mendengus sebal dan tidak menjawab.
"Karena dia juga korban bully, sama seperti kami." Terdengar suara Rasty yang datar.
"Oh... Ku kira suaramu hilang karena merasa tertekan tadi"
"Iihhh... Kakak.... Jangan gitu sama Rasty" Zee menghentak-hentakkan kakinya.
Rain terkekeh. Mood adiknya sudah kembali. Bersamaan dengan itu sebuah mobil berwarna hitam berhenti didepan mereka.
"Jemputanku udah sampe, duluan ya. Dadah." Vanya berjalan kearah mobil itu.
"Wiihh keren Vanya naik mobil pribadi" celetuk Rain.
kemudian motor dengan pengemudi berjaket hijau berhenti didekat mobil.
"Jemputanku." Ucap Rasty datar.
"Eh!. Waaahh... Keren Rasty pesan gojek naik sendiri, mandiri. Keren" Rain mengacungkan dua jempolnya untuk Rasty.
Rasty sedikit tersenyum.
Zee hanya geleng-geleng. Terdengar Vanya terkikik didalam mobil, merasa terhibur dengan sikap konyol kakak temannya itu.
Bisa-bisanya sikapnya berubah drastis dalam waktu yang singkat.?
Kedua teman adiknya sudah tak terlihat. Rain sedikit bingung, "kapan Rasty pesan gojek? kayaknya tadi dia gak main Hp? " Batinnya.
"Haaah.... Eh! " Rain yang sedang menghirup udara dalam-dalam dikejutkan dengan suara langkah kaki yang bukan cuma sepasang.
"Hai, Zee. " anak-anak yang tadi masih belajar, sudah keluar dan menyapa Zee.
Banyak juga. Pikir Rain.
"Hai... " Zee melambaikan tangan pada anak-anak itu.
Terlihat orang-orang yang menunggu mereka di dekat jalan raya.
"Kakak mau nginap disini? " tanya Zee tiba-tiba karena Rain tidak kunjung naik ke motornya.
"Eh... Ini juga mau pulang. Kakak bingung mau bilang apa sama ibu"
"Bilang aja tadi aku jatuh ake selokan. Baunya juga sama" Zee cemberut.
"Haha.. pintarnya,adiknya siapa ini? Uluh uluh." Rain monyong-monyong.
"Iihhh kakak tu ya, tadi nyeremin sekarang nyebelin! " Zee mulai kesal.
"Eehh... ulah siapa coba? ini kakak lagi redam emosi... kok malah diingetin lagi.. Ayo naik"
"Udah helm kesayangan jadi korban, kasihan dia" Ocehan Rain hanya dapat respon tepukkan di bahunya. Zee memutar bola mata malas.
"Lagian siapa yang nyuruh banting tu helm. Sabar dikit kenapa? "
"Sabar ya..? kamu yang harus sabar karena kamu tidak bisa membela dirimu."
Dalam hati Zee membenarkan perkataan kakaknya.
Sepanjang perjalanan Rain terus mengingat anak-anak itu. Ternyata anak SMP itu tidak bisa dianggap sepele.
Tadinya dia menganggap mereka hanya anak nakal yang tidak perlu dapat balasan yang keras. Salah dia karena menganggap mereka sama dengan anak SD yang masih polos.
Tapi.... itu semua tergantung diri masing-masing kan? Sikap dan sifat setiap orang berbeda-beda.Menurutnya penilaiannya selama ini tak keliru karena dia tidak bersosialisasi dengan anak-anak yang seperti itu.
"Bukan salahku kan kalau menganggap mereka polos? karena aku tidak pernah menjumpai yang seperti mereka." Batinnya mencoba membenarkan penilaiannya.
.
.
.
.
.
.
salam dari yuya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
Yayu Asafiyah
ceritanya bagus autor,bersanding dengan dunia jaman sekarang pembulian.
2024-12-04
0
🍒Nungma🍃
kayaknya gurunya juga gak bener dehhh
2023-01-04
0
Syifa_NA
kesel juga baca part bullyan
2022-10-19
1