"Yang Mulia. Apakah Anda masih merasa sakit? Bao Bao baru saja membuatkan semangkuk sup telur. Makanlah selagi hangat, demammu akan segera mereda," kata Ting Er seraya meletakkan mangkuk itu di atas meja.
Awalnya Chuan Yun sedang tiduran di kasurnya dengan mata yang tak bisa terpejam akibat memikirkan ucapan Ting Er. Namun mendengar ucapan formal Ting Er kepadanya barusan, apa lagi dengan nada lembut dan tutur bahasa yang sopan layaknya gadis bangsawan berbicara kepada seorang pangeran, Chuan Yun nyaris pingsan dengan wajah merah semerah kepiting rebus.
"Yaampun wajahmu sangat merah. Apa demammya memburuk?" panik Ting Er.
Gadis remaja yang seharusnya masih mahasiswa itu sangat menikmati kehidupan barunya. Ia sangat berbakat merayu dan bersikap manja kepada seorang Chuan Yun.
Chuan Yun segera menahan tanga Ting Er yang hendak berlari memanggilkan tabib.
"Bao Bao, katakan! Siapa yang mengajarimu membuat sup!" Chuan Yun memaksa gadis itu menjawab.
Ting Er hanya mematung karena terkejut dengan pertanyaan serius dan genggaman tangan kuat dari pria kekar itu.
"Bagaimana kalau aku jujur saja?" Tiba-tiba ia merasa ia tak bisa menyembunyikan hal ini lagi.
Ia lelah berpura-pura menjadi kucing dan berpura-pura bodoh setiap saat.
"Ya itu lebih baik," Chuan Yun mendorong Ting Er ke kasur dan berhadap-hadapan dengannya.
"Katakan dengan jujur Bao Bao!"
"Aku ini bukan kucingmu," ungkap Ting Er
Mata Chuan Yun membulat tak percaya.
"Aku adalah makhluk bumi dari galaksi bima sakti," Ting Er perlahan berani menatap mata Chuan Yun.
"Tiba-tiba aku didorong oleh seseorang kemari, dan aku terjatuh di danau. Tiba-tiba kau menolongku dan memanggilku sebagai Bao Bao," jelas Ting Er dengan sejujur-jujurnya.
"Aku bukan siapa-siapa. Aku hanya seorang rakyat di galaksiku. Hingga aku menjadi kucing peliharaan bangsawan di sini. Dan sebenarnya ... aku ini terpelajar,"
"Aku sudah lulus SMA!"
Chuan Yun melebarkan matanya lebih lagi. "SMA?!" teriaknya saking kagetnya.
"Memangnya kenapa? Itu kurang tinggi untukmu ya? Aku ... aku tidak tahu Chuan Yun. Sejak kamu menolongku dari danau, mengelus kepalaku, dan mengkhawatirkanku setiap saat sebagai Bao Bao disini. Aku jadi ..."
"Aku mencintaimu!" tangis Ting Er. Ia benar-benar pasrah saat ini. Entah apa yang Chuan Yun akan lakukan padanya.
"Kau akan memasukkanku dalam penjara karena aku menipumu? Atau kau akan membunuhku? Aku sudah tidak peduli."
"Awalnya aku hanya ingin makan, tidur, dan berlibur saja. Tapi kini aku jadi egois dan menginginkan cinta,"
Cup.
Chuan Yun menutup mulut gadis itu dengan ciuman lembut yang singkat. Ting Er langsung kaget sekaget-kagetnya menyadari kecupan ringan itu.
"Kamu terus bercanda denganku. Sekolah Mangkunegara Atas itu hanya ada dalam pelajaran dewa dewi khayangan. Mereka bisa melakukan segalanya. Cukup Bao Bao. Kamu terlalu banyak membaca novel di perpustakaanku. Aku sangat tahu buku mana yang kamu baca itu," Chuan Yun tertawa-tawa.
"Kamu sangat pandai berakting ya. Berhenti bermimpi, kucing bodoh!" Chuan Yun mengusap air mata Ting Er dari pipinya.
"Huh?" Ting Er mengerjap-ngerjapkan matanya tak percaya. Ia kira ia sudah tamat.
"Aku mendengarmu Nona Bao Bao!" Si Mu menyahut dari luar.
Ia membuka pintu kamar itu tanpa ijin, lalu melemparkan dua buah buku tebal yang sudah sobek dan kotor cover nya.
Ting Er menerimanya lalu membuka lebar-lebar mulut dan matanya karena terkejut.
"Bumi dan Galaksi Bima Sakti"
"Pendidikan Mangkunegara Atas Dewa Dewi"
eja Ting Er satu persatu.
"A- apa? Kalian meneliti mengenai galaksiku? Apa disini ada semacam NASA?" Ting Er menoleh penasaran pada Chuan Yun.
"Tolong dibaca baik-baik kucingku sayang," Chuan Yun menunjuk ke arah bagian sampul depan yang sobek itu dan menyatukannya agar dapat dibaca dengan jelas.
"Buku ini hanya fiksi. Genre fantasi!" terang Chuan Yun dengan senyuman lebar.
"Dasar kucing bodoh. Kamu mengira mereka benar-benar ada?" Chuan Yun tertawa terbahak-bahak di tempatnya.
"Astaga ... tolong aku. Aku tidak paham," Ting Er menyentuh kepalanya dengan kedua tangannya seakan Tuhan sedang mempermainkannya.
"Sekarang aku mengerti. Dalam buku fantasi yang ada di rak bukuku selama ini mengenai alien, juga kami anggap tidak ada. Dan begitupun disini," Ting Er masih shock.
"Baiklah. Sekarang aku mengerti. Bao Bao pasti belajar memasak dengan bantuan Nenek Hwa di dapur tadi," Chuan Yun tersenyum menyimpulkan seraya mengambil mangkuk berisi sup hangat itu dengan hati-hati.
"Aku sungguh tak sanggup bersikap dingin dengan kucing menggemaskan yang polos ini. Aku tidak bisa tidak menertawakan tingkah manisnya," Chuan Yun masih ingin tertawa.
Si Mu juga tertawa namun dengan suara teredam karena ia menutupi mulutnya. Ia tak tega menertawakan gadis manis yang naif itu.
"Jika kamu mencintaiku, katakan sajam Kenapa harus berbelit-belit dan membuat cerita fantasi seperti itu?" Chuan Yun tersenyum menahan tawanya mati-matian.
"Jika kamu lulusan SMA, maka pasangan yang tepat untukmu adalah dewa. Bukan aku," Chuan Yun menghela nafas berusaha meredakan gejala tawanya.
Ting Er benar-benar tak bisa berkata-kata lagi untuk menjawab. Ia masih termenung di tempatnya sambil melihat kedua buku di tangannya tanpa berkedip.
Reaksi itu semakin menggelikan perut Si Mu dan Chuan Yun.
"Hahahah ...!"
"Lihat. Dia masih shock hamba bisa menemukan buku yang ia rusak dua minggu lalu," Si Mu menggeleng-geleng.
"Lalu ... apa jawabanmu tadi?" Akhirnya gadis itu membuka suaranya lagi.
Seketika kedua laki-laki itu berhenti tertawa untuk mendengarkan pertanyaannya.
"Sudah kujawab," jawab enteng Chuan Yun.
"Aku juga mencintaimu Bao Bao. Sejak kamu masih jadi kucing pun aku selalu menciumu dan mengatakan aku sayang padamu. Apa kau masih menanyakan hal ini?" Chuan Yun menyendok supnya lagi.
Melihat Chuan Yun yang belum juga menangkap maksudnya, Ting Er menggenggam erat jari-jemarinya sendiri.
"Maksudku adalah cinta laki-laki dan perempuan sebagai manusia!" katanya setengah berteriak.
"Ahak! Uhuk uhuk!" Chuan Yun langsung tersedak.
"Tuan Muda!"
"Chuan Yun!"
Keduanya menepuk-nepuk punggung pemuda malang itu hingga ia dapat kembali bernafas dengan normal.
"Kau sungguh ingin menjadi istriku?" tanya Chuan Yun memastikan ulang.
"Baiklah," jawab Chuan Yun tanpa ragu.
Si Mu membelalakkan matanya tak menyangka tuannya akan menjawab dengan cepat tanpa ragu.
"Tapi ... bukannya kau suka gadis terpelajar?" tanya Ting Er masih tak percaya.
"Melihatmu yang sangat pandai membaca buku dan memahaminya, aku kira kamu sudah cukup terpelajar,"
"Dan yang lebih penting lulusan SMA," Chuan Yun tersenyum.
"Aku mencintaimu sejak dulu Bao Bao. Aku sangat merasa cocok denganmu ketimbang dengan manusia. Kau sangat tahu kekuranganku, aku ini tidak mudah bergaul dan hanya bisa tersenyum di depanmu,"
Si Mu menutup mulutnya sambil menarik nafas kuat karena kaget dengan pengakuan tuannya.
"Aku bahkan tidak merasa canggung lagi sekarang. Aku sangat mengenal Bao Bao, kamu memang Bao Baoku yang selama ini aku sayangi itu," imbuh Chuan Yun seraya merengkuh gadis yang masih mematung di depannya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
jomblo lewat~ ♡
pangeran ucapan mu saja membuat ku salting, apalagi Ting Er
2023-01-14
1