DETEKTIF MUDA
Di sebuah sekolah, terasa sekali suasana heboh siswa kelas sepuluh SMA yang sedang melaksanakan MOS. Di sana-sini terlihat siswa-siswi tengah diospek, dihukum dan dikerjai oleh para senior. Sementara, di kelas sepuluh sain A, para siswa baru tengah dipandu oleh beberapa senior dari OSIS yang berada di depan kelas mereka.
"Kamu!" tunjuk salah satu dari senior tersebut.
"Sa-saya Kak?" Tanya anak yang ditunjuk oleh senior tadi untuk memastikan keadaan. Apakah benar dia yang diminta untuk ke depan, atau mungkin siswa yang ada di belakangnya.
"Iya, kamu! Perkenalkan siapa nama kamu di depan kelas ini!" Dengan nada dingin dan tinggi.
"Ba-baik Kak," ujar gadis itu ragu-ragu melangkah menuju ke depan kelas.
"Siapa nama kamu?" Tanya senior itu dengan wajah dingin sembari menutup hidungnya. Gadis yang ditunjuk itu hanya memandang sepintas, lalu memulai untuk memperkenalkan dirinya.
"Na-nama sa-saya a-adalah Ma-marni."
Dia berbicara dengan terbata-bata. Setiap dia mengatur nafas, semua orang yang ada di dalam kelas ikut merasa sesak menunggu gadis itu menyelesaikan perkenalannya.
"Nama lengkap?" tanya senior yang lain.
"Na-nama le-lengkap sa-saya Lutvia Megita."
Lalu gadis itu memperhatikan ekspresi dari para senior OSIS yang merasa heran atas perbedaan nama panjang dengan nama panggilannya.
"Lho, kok nama kamu malah menjadi Marni? Kayaknya gak nyambung banget deh?" tanya senior wanita yang lain merasa hal ini merupakan sesuatu yang aneh bin ajaib. Seingat Marni, nama senior cantik itu adalah Talita.
"Du-dulu wa-waktu la-lahir, sa-saya dibe-beri na-nama Ma-marni."
"Ta-tapi kata I-ibu na-nama sa-saya ditu-tukar ja-jadi Lutvia Megita."
"Na-namun sa-saya su-sudah bi-biasa di pa-panggil Ma-marni."
"Ma-makanya pa-panggil sa-saja sa-saya Ma-marni."
Marni telah merasa sesak karena berbicara mode gagap, terlalu panjang. Dia baru menjalani rutinitas menjadi gagap seperti sekarang semenjak beberapa hari ini, yakni semenjak tinggal di rumah indekos yang tidak jauh dari sekolah.
Setelah menyelesaikan perkenalannya, gadis bernama Marni itu melihat semua senior yang menjadi panitia di kelasnya menutup hidung. Baik yang dekat, maupun yang jauh dari sisinya.
"Kak, a-apa sa-saya ba-bau?"
"Emang kenapa?" tanya senior yang bernama Jimmy. Sang ketua OSIS sekolah ini. Baginya, orang yang bernama Jimmy ini adalah orang yang sangat menyebalkan.
"E-enggak cu-cuma na-nanya."
Dia memperbaiki posisi kacamatanya. Marni melirik para senior tersebut dengan perasaan kesal. Namun, dia harus tenang dan tidak boleh menimbulkan komentar yang aneh-aneh akan dirinya yang berada dalam identitas baru ini.
"Apa lihat-lihat? Melawan?" tanya senior yang lain. Marni kembali menundukkan pandangannya, namun di dalam hatinya terus mengutuk mereka.
"E-enggak!" Marni hanya bisa kembali ke bangkunya dengan bersungut-sungut di dalam hati.
Bagi dia, masa-masa MOS ini terasa sangat berat dan menyebalkan. Gadis ini memiliki nama asli Via, sengaja menyembunyikan identitas asli sebagai Marni, karena sebuah pengalaman buruk berurusan dengan mafia, memaksanya untuk menjadi orang lain. Dalam aksi penyamarannya saat ini, ternyata malah membuatnya menjadi sasaran empuk hukuman dari para senior, terutama Jimmy.
Hanya karena tampak dekil, rambut tidak rapi, kaos kaki yang beda kiri dan kanannya, dan lain-lain. Saat dia menatap lurus kepada para senior pun dia kena hukum.
Ada saja alasan para senior untuk menghukumnya, puncak penderitaannya ialah pada hari MOS terakhir.
Yakni senior bernama Jimmy tega menyiksa gadis bernama asli Via itu berlari keliling lapangan basket tanpa sepatu sebanyak duapuluh kali di siang bolong dengan alasan memakai sepatu berbeda kiri-kanan.
Setelah menyelesaikan hukumannya, Marni duduk terengah selonjoran di bawah tiang bendera. Keringat berkucuran dengan derasnya, membuat keringat berjatuhan seukuran biji jagung. Tanpa dia sadari, keringat yang berjatuhan bewarna hitam. Dia memijit telapak kakinya yang terasa cukup perih.
"Sialan lo, baru jadi anggota OSIS aja udah belagu?" sungut seorang anak laki-laki yang juga dihukum.
Anak laki-laki itu tampak begitu culun, mungkin setara dengan dirinya. Celananya gantung, meski saat ini tengah trend fashion yang demikian, entah kenapa dia terlihat begitu lucu dengan celana seperti itu.
Menggunakan kaca mata juga seperti si gadis jelek di sebelahnya dengan rambut klimis entah kebanyakan wax atau mungkin malah kebanyakan minyak.
Marni seperti mencium aroma minyak sayur dari arah rambutnya.
"Ka-kamu dihu-hukum ju-juga ya?"
"Siapa Lo?" tanya anak laki-laki itu dingin, dan matanya menatap Via dengan sangat sangat tidak bersahabat. Untuk pertama kali melihat ada cewek yang mukanya belang aneh seperti itu.
"Gu-gue Ma-marni. Gu-gue dihu-hukum ga-gara se-sepa-patu be-beda."
Belagu sekali anak ini? Rasanya ingin sekali menembakkan karet gelang ke dalam mulutnya.
"Gue Joko. Gue juga dihukum gara-gara hal yang sepele. Tapi, ngapain juga lo sampai memakai sepatu beda pasangan seperti itu?" Melirik Marni yang tengah selonjoran dari ujung rambut hingga ujung kaki.
Entah kenapa ekspresi wajah cowok culun itu membuat Marni kembali kesal setelah menjalani hukuman keliling lapangan duapuluh putaran, tanpa alas kaki. Perasaan kesalnya menjadi dua kali lipat melihat ekspresi cowok culun itu.
Ternyata dengan diam-diam, si cowok culun terus menilai gadis jelek yang ada di sampingnya ini. Gadis yang sangat jauh dari kata cantik. Muka dan kulit bewarna hitam legam tak terawat, rambut dijepit asal-asalan, dan kacamata entah minus berapa.
Mukanya kok belang aneh kayak gitu? Memang ada yang sampai begitu ya? Keringatnya pun bewarna hitam.
Matanya mulai pindah ke benda di sebelah kakinya untuk memastikan sesuatu. Ternyata benar, sepatunya... dia merasa ajaib sekali.
*K*ok bisa ya, ada gadis bodoh memasang sepatu sampai beda begitu? Paling tidak, rasanya pasti berbeda saat kiri kanan berbeda. ckckck... Joko berdecak dalam hatinya sambil menggelengkan kepala.
"Gue ta-tadi bu-buru-buru, ja-jadi gak ta-tau sepa-patu nya be-beda."
Sebaliknya, Marni juga menilai Joko dengan aneh dan heran. Emangnya masih ada ya, makhluk mirip teman lelaki Betty Lafea di zaman ini?
Setelah itu, mereka saling membuang muka, mereka tidak tahu bahwa semua ini adalah awal dari perjalanan kisah mereka berdua ke depannya.
Padahal kejadian sebenarnya yaitu, dia tadi hampir saja terlambat ke sekolah. Dia baru saja menyelesaikan sebuah misi sebagai detektif muda rahasia. Dibilang detektif cilik, di usianya yang sekarang, dia sudah tidak bisa dikatakan cilik lagi. Jadi kita bilang saja dia sebagai Detektif Muda, sesuai dengan judulnya. 😋
Gadis enam belas tahun ini baru turun dari sebuah helikopter, tepat di atas rumah indekosnya. Turun menggunakan tangga tali, lalu dia sudah berada di atap rumah kosan itu. Waktu telah menunjukkan pukul enam lbih tiga puluh pagi.
Dengan sedikit atraksi menuruni atap lantai dua, pelan-pelan turun hingga sampai ke tanah dengan sempurna. Masuk ke dalam kamar dengan cara membuka jendela yang sengaja tidak dikunci, lalu melompat ke dalam kamarnya.
Hanya sekedar gosok gigi, tanpa mandi dia mendadani diri dengan cairan khusus yang bisa membuat seluruh tubuhnya berubah menjadi hitam legam. Sehingga bentuk asl dari dirinya, benar-benar tidak terdeteksi lagi.
Waktu terus berjalan, mendekati jarum jam dimana bell sekolah berbunyi, hingga ia tergopoh berlari sambil membawa sepatu asal dan memakainya di jalan. Yaahh.. ternyata salah, sepatu yang terbawa ternyata berbeda pasangan.
Karena malas untuk balik, sementara gerbang sekolah sudah di depan mata, maka dia memilih untuk lanjut. Terserah apa yang akan terjadi, yang terjadi, terjadilah, seperti sebuah lirik lagu saja ya.
Apa pun yang akan dilakukan oleh senior, mereka selalu benar, sementara junior selalu salah. Jika senior salah, maka akan kembali ke pasal pertama, licik banget nggak tu? Ya udah, salah aja sekalian.
Bagaimana nanti ya kalau dia yang jadi senior? Haruskah dia menjadi orang yang kejam untuk membalas semua perlakuan yang dia terima kepada para junior?
Nah, karena kejadian tadi pagi membuat dia bertemu cowok culun, berkacamata itu. Kesialannya semakin bertambah ketika saat pulang sekolah tiba-tiba saja dia ditabrak dari belakang oleh seorang pria bertubuh kekar. Siapakah pria itu?
Marni Mode:On
![](contribute/fiction/3771397/markdown/24374039/1639649954755.jpg)
...\*bersambung\*...
...JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK YAAA. LIKE, LOVE, VOTE, DAN KOMENTAR 🥰🥰😘😘...
...\*terima kasih\*...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 204 Episodes
Comments
Leonanna
🙂
2022-07-28
1
Leonanna
🐦
2022-07-11
0
Kiki Sulandari
Ternyata Megita adalah seorang detektif cilik
Sebenarnyacdia sedang menyelidiki kasus apa?
Seru,nih...
2022-06-24
1