drrrrtt
drrrrtt
Ponsel Via bergetar, di layar benda pipih canggih itu terpampang kode nama -Big Boss-
Walau kodenya Big Boss, namun yang selalu melakukan panggilan, atau pun yang menerima adalah asisten dari sang Big Boss.
"Halo Pak Rinto, dengan Via perwakilan organisasi BOS di sini," diangkatnya telepon dari asisten presiden negeri ini. Ini tentu berkaitan erat dengan pimpinan negara. Setiap panggilan yang dilakukan oleh sang Asisten, tentu karena perintah langsung oleh sang atasan.
"Apakah Saudari Via bisa ke sini untuk menemui Bapak Presiden?"
"Baik Pak, tentu saja dengan senang hati menerima undangan dari orang nomor satu di negara ini. Ini adalah sebuah kehormatan bagi saya, untuk menginjakkan kaki di istana negara kembali. Oleh sebab itu, saya akan segera menuju ke sana secepatnya."
Tanpa mengulur banyak waktu, Via dengan segera mengenakan pakaian formal, dengan celana dan jas sesuai dengan peraturan. Setelah itu dia memanggil Dedi, supir yang ditugaskan khusus untuk segala tugas Via. Sehingga tak perlu lama-lama, Via sudah berada di halaman kediaman presiden negara ini.
Setelah seluruh rangkaian pemeriksaan, Via diantar oleh asisten yang meneleponnya tadi yang biasa dipanggil Pak Rinto, untuk menemui kepala negara ini secara langsung di sebuah ruang khusus. Melihat kehadiran Via di dalam ruangan khusus ini, Presiden langsung menyambut ramah dan menyalami Via, serta mempersilakan duduk di sofa super empuk yang ada di ruangan itu.
"Saya sudah melihat sendiri aksi Dik Via yang sangat luar biasa tengah Viral dalam jaringan internet."
"Kamu sungguh, luar biasa hebat Dik Via," serangkaian pujian datang dari kepala negeri ini dengan senyuman bersahaja milik Sang Presiden.
Via berusaha tersenyum dengan tenang, mencoba menyembunyikan hal-hal yang bergejolak di dalam jiwa remajanya yang menggebu, terasa terus bercampur aduk.
Dalam hatinya mengatakan bahwa dia dipanggil bukan sekedar untuk hal macam ini saja. Pasti ada sesuatu yang mengejutkan yang akan terjadi.
"Sebagai wakil negara ini, saya mengucapkan terima kasih kepada Dik Via yang telah bersusah payah bekerja untuk menyelamatkan ratusan nyawa yang berada di gedung pusat perbelanjaan itu."
"Terima kasih, Pak. Bapak jangan terlalu memuji begitu. Ini merupakan kewajiban saya atas profesi yang saya lakoni. Jadi menurut saya, ini merupakan tugas yang patut saya emban, sebagai tanda bukti kami serius berada di negara ini, untuk meringankan masalah hukum, khususnya penyelidikan bidang kriminal," jelas Via yang berusaha mengeluarkan kalimat yang paling sopan. Ini adalah perjuangam berat baginya, yang terbiasa bersikap dan bertutur dengan arogan dan frontal.
Presiden duduk sambil mendengarkan penjelasan Via dengan tenang dan tersenyum.
"Namun saya hanya sedikit terkejut, mengapa aksi Dik Via ini, bisa terekspos seperti tadi?
"Saya khawatir ini semua akan menjadi pusat perhatian oleh masyarakat di negara kita, bahkan dunia.."
"Saya sangat khawatir, informasi tentang organisasi BOS bisa terkuak dan kemungkinan buruk lain bisa membahayakan keselamatan Dik Via sendiri."
"Hal yang paling utama bagi Saya adalah keselamatan seluruh masyarakat Indonesia, dan saya harap segala berita tentang BOS ini tidak mencuat pada masyarakat awam," terang kepala negara ini dengan bersahaja dan tenang.
"Maafkan saya Pak, hari ini saya kurang berhati-hati dalam menjalankan tugas, semua luput dari perhatian sehingga berita ini menyebar dengan sangat cepat."
Via tertunduk menyesali kejadian di luar kendalinya ini. Seandainya saja ada yang bisa membantunya untuk segera menghapus berita-berita tersebut, mungkin semua ini tidak akan terjadi.
Melihat Via yang tertunduk merasa bersalah, sang pimpinan negara kembali mengatakan sesuatu.
"Saya paham ini merupakan situasi di luar dugaan dan kendali Dik Via."
"Oleh karena itu, Saya akan mengutus staff kepresidenan bekerja untuk mem-banned berita-berita tentang segala aksi Dik Via yang nanti kemungkinan akan bermunculan lagi."
"Wah, benar kah Pak? Kami sangat menghargai keputusan Bapak ini. Kami dari organisasi BOS juga akan lebih berusaha bekerja sehati-hati mungkin."
"Agar tidak memunculkan opini macam-macam akan kegiatan rahasia yang telah kita sepakati lewat perjanjian antara Bapak dan Ayah saya."
Perasaan Via berubah menjadi bahagia, seperti mendapat sebuah durian runtuh, sehingga dia tidak perlu khawatir lagi akan bermacam masalah kemunculan berita-berita tentang kegiatan rahasia yang dilakukan olehnya nanti.
Presiden memberikan senyuman wibawanya, "Tidak hanya itu saja Dik Via, Saya juga memiliki sesuatu untuk diberikan kepada Dik Via sebagai tanda ucapan terima kasih telah menyelamatkan masyarakat lagi."
"Ooh, jangan Pak. Tidak usah, tidak usah, saya ikhlas menjalankan tugas ini demi kedamaian bumi pertiwi, tempat dimana saya bernaung saat ini," tolak sang detektif muda ini.
"Tidak apa, Kamu tidak perlu sungkan. Kamu pantas mendapatkannya. Ini juga dirancang khusus untuk kegiatan Dik Via kedepannya."
Lalu Presiden memberi kode pada asistennya untuk membawakan hadiah yang dimaksud. Tak lama tampak seorang bapak paruh baya muncul diikuti pengawal presiden sambil mendorong 'sepeda...'
"....????....." Alangkah terkejutnya, remaja cantik itu saat mengetahui bahwa hadiah yang dimaksud adalah sebuah sepeda.
***
Sepeda yang langsung diberikan presiden itu diperhatikan dengan seksama oleh Via. Ini bukan lah sepeda biasa.. Terdapat banyak sekali tombol di beberapa bagian benda itu. Sudah bisa dibayangkan, ini merupakan sepeda canggih yang bisa digunakannya di lapangan nanti.
Via pun mengecek fungsi dari seluruh tombol tersebut, dan yang paling ajib menurutnya untuk pengecekan sementara adalah tombol yang bisa membuat dia seperti menghilang saat menaiki sepeda itu.
Selain itu, juga ada tombol yang bisa membuat dia merayap berjalan di dinding dan plafon.. Lalu mencoba menekan tombol yang lain, dan dengan suara yang sangat nyaring.
...doorr...
Melayang suatu benda lurus ke arah depan, ternyata yang dikeluarkan adalah sebuah peluru. Sepeda ini punya senjata api, emejing bangeeet, soraknya dalam hati.
Mendengar suara tembakan dari sepeda tadi, membuat seisi penghuni kostan terkejut, dan berlari berhamburan karena kaget seperti mendengar suara tembakan. Benar, semenjak masuk SMA Via memilih hidup mandiri terlepas dari keluarga Irin yang selama ini menjaganya.
"Ada apa?"
"Tadi itu apa?"
"Ada suara tembakan..dari mana?"
Suasana Rumah kostan itu langsung kacau,... Dengan sigap Via yang telah kembali menjadi Marni menenangkan seluruh penghuni kost...
"Tetetenang!! Sesesemuanya tetetenang!!!"
Warga kost kemudian fokus melihat ke arah Marni, cewek gagap yang kumal, dengan berani tinggal di kostan elite yang lumayan mahal di kawasan ini.
"Tatatadi hahanya susuara tititivi. Tatak sengangaja voovolume memenjadi kekeras!"
"Haaalaaahh! Ternyata ulah si gagu kumal ini!" celetuk salah satu warga kostan.
"Gue pikir tadi ada apa?" kata yang lain mulai bubar kembali ke aktivitasnya lagi.
...*bersambung*...
...JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK YAA.. LIKE, LOVE, VOTE DAN KOMENTARNYA 🥰🥰😘😘...
...terima kasih...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 204 Episodes
Comments
Catur kurniawan
lama2 jd ngehalu ceritanya.sepeda banyak tombol.kayak film shiva dari india."jangan panggil aku anak kecil paman....!!!"😂😂😂🤣🤣🤣🤣
2022-06-28
3
Kiki Sulandari
Hati hati Via...
Jangan asal mencoba alat bary saja🤭🤭🤭
2022-06-24
1
r_ayu_nv3
😅😅😅 ciri khas sepeda yaaa
2022-05-24
0