Via mengelurkan laptop dari ransel. Dengan cepat dia mengakses internet, dan membuka email. Ada email dari BOS meminta memecahkan kasus suami Ibu Rubby yang menganggap meninggal secara tidak wajar. Sementara hasil penyelidikan di kepolisian menyatakan semua hanya kasus ini hanyalah sebuah kecelakaan biasa.
Lalu Via membalas
[~OK, Tapi saya ada tugas sekolah yang cukup banyak, jadi harap kirim Stevan untuk mengerjakannya..~]
Tak lama BOS langsung membalas,
[ ~ Baiklah, kami akan segera mengirimkan Stevan kepada Nona, kami akan segera mengontak ybs~]
Via teringat, sekarang dia berada di kosan khusus wanita, jadi melarang tamu pria masuk ke dalam kamar, kembali dia mengirim balasan pesan tadi,
[~Suruh dia dandan yang rapi seperti cewek ya.. Karena di sini peraturannya cukup ketat...~]
Datang lagi balasan dari BOS
[~Semoga ybs bersedia...~]
Sejak awal BOS didirikan, Divisi Privat pun sengaja dibuat untuk menyelesaikan masalah tugas sekolah Via, karena memecahkan kasus itu memiliki waktu yang tak menentu. Kadang selesainya cepat, namun kadang bisa berhari-hari baru terpecahkan masalahnya. Jadi, supaya urusan sekolah Via tidak terbengkalai, Tosan sengaja membuat Divisi Khusus ini.
Perekrutan anggota pun secara Khusus, mencari Mahasiswa Part Time yang tercatat dalam buku sebagai Siswa Tercerdas, dan yang terpilih itu adalah Stevan Rusdi. Mahasiswa jurusan Teknik Nuklir di salah satu universitas terkemuka di negeri ini.
Kemudian Via bergegas menuju ke alamat yang diberikan menggunakan sepeda yang baru saja dia terima dari Big Boss, setelah dia meninggalkan tugas yang harus dikerjakan oleh Stevan. Tak tanggung, tugas selama seminggu sekaligus dengan meninggalkan notes pada Stevan.
Menjelang sampai di tempat tujuan, Via menerima pesan dari sahabatnya Sabrina. Menyatakan ingin ikut sekolah bersama Via lagi.
***
Sampai di TKP, Via disambut baik oleh ibu Rubby. Beliau menceritakan kronologi meninggalnya sang suami, dia curiga sang suami meninggal secara tak wajar. Namun polisi menganggap ini hanyalah kecelakaan biasa. Via mengangguk mendengar cerita beliau dengan seksama. Usai menjelaskan kecurigaan dan keluh kesah atas ketidakpuasan hasil penyelidikan.
"Nah, Dik Via... Saya mohon Agar Dik Via menolong saya agar menangkap penjahat yang sebenarnya. Saya yakin, almarhum suami tidak tenang jika si pembunuh masih bebas. Saya akan membayar berapa pun asal keadilan ini bisa ditegakkan..." katanya dengan sorot mata nanar penuh dendam.
"Tenang Bu, saya akan melakukan penyelidikan semaksimal mungkin, hingga jawaban teka-teki itu bisa memuaskan hati ibu..."
Kemudia Via teringat bahwa kasus ini dinyatakan telah ditutup dari pihak kepolisian. Jadi bagaimana jika seandainya pelaku aslinya ditemukan.
"Maaf Bu, saya ingin tahu rencana Bu Rubby ke depannya, jika pelaku sebenarnya ditemukan, Kira-kira apa yang akan Ibu lakukan padanya? Sementara kita tahu, bahwa pihak kepolisian telah menutup kasus ini sebagai kasus kecelakaan lalu lintas."
Sejenak Ibu Rubby tampak tengah berpikir. "Kamu benar juga Dik Via. Hal itu belum terpikirkan oleh saya sebelumnya. Bisa jadi saya yang akan membalas perbuatannya, atau kemungkinan-kemungkinan lainnya."
"Baik lah Bu, berikan saya waktu beberapa saat untuk menyelidiki kasus ini." Bu Rubby mengangguk pasrah, tetapi tidak rela.
Via mulai menyelidiki. Pertama, Via menyelidiki mobil suami ibu Rubby yang sudah hancur karena kecelakaan. Selanjutnya dia memeriksa lokasi kejadian, sampai turun sendirian masuk ke lokasi TKP. Memeriksa dengan teliti, hingga tak ada satu pun yang terlewat. Dia menemukan sebuah benda identik milik sebuah keluarga. Bukankah ini milik keluarga Bu Rubby sendiri?
Kemudian Via kembali melanjutkan penyelidikan. Dicari di setiap titik siapa tahu bertemu lagi bukti yang bisa menjadi penentu yang tidak bisa dielakkan oleh pelaku. Hingga debu yang menempelpun disimpan sebagai sampel yang bisa dikembangkan selanjutnya.
Setelah enam jam penyelidikan, Via kembali ke rumah Bu Rubby. Setelah itu, dia memanggil seluruh saksi mata, termasuk ibu Rubby dan adik beliau.
Di hadapan para saksi mata, Via mondar-mandir membawa sebuah borgol, dan menjelaskan cara kerja borgol canggih itu.
"Borgol ini memiliki lampu dan sirine yang telah saya setting sendiri untuk menunjuk siapa penjahat sebenarnya. Jika sirine pada borgol ini bereaksi, berarti dialah penjahat yang membunuh suami Ibu," Via berjalan mengelilingi mereka semua yang ada dalam ruangan itu.
Tulilit-tulilit, borgol itu bereaksi saat melewati adik ibu Rubby. Semua mata memandang Ruddy. Ruddy tahu apa arti tatapan tersebut. Tatapan tanda tanya, tatapan tuduhan, dan tatapan merasa tidak percaya bahwa itu semua adalah kelakuannya.
"Bukan saya, bukan saya!" elaknya.
Dengan tenang Via menjelaskan kronologis peristiwa yang terjadi, "Pak Ruddy sengaja memotong kabel rem pada mobil yang dikendarai oleh almarhum, sehingga alm.suami ibu Rubby tewas saat tidak dapat mengendalikan mobil saat melewati turunan terjal. Karena tidak bisa mengendalikan laju mobil yang semakin lama semakin cepat, mobil itu pun tidak bisa dikurangi kecepatannya, sehingga busss..." Via menunggu reaksi semua yang hadir memperhatikannya, "Mobil menabrak pagar pembatas jalan dan jurang yang hanya dipalang oleh pagar yang terbuat dari baja ringan. Membuat mobil tersebut berdiri posisi vertikal sembilan puluh derajat, dengan moncong mobil berada di bawah, lalu posisi jalan yang miring membuat mobil itu rebah kembali masuk ke dalam jurang.
...
Misalnya ini posisi saat menabrak pembatas, lalu rebah karena posisi jalan sangat terjal...
...posisi setelah tergolek masuk ke dalam jurang...
Via berdiri di sisi Ruddy, "Mengapa itu Anda lakukan? Bukankah almarhum kakak ipar Anda sendiri? Mengapa Anda tega merusak kebahagiaan kakak Anda sendiri?"
Ruddy bertepuk tangan dan tertunduk, "Via, saya akui kamu memang detektif yang hebat. Meski kamu masih sangat muda, hal yang telah saya susun dengan rapi tanpa celah pun, mampu kamu Kulik dan temukan." Lalu Ruddy menatap Bu Rubby dengan sedih,
"Saya membunuhnya karena saya melihat dia sering mempermainkan kakak saya. Saya tidak rela dia selalu bertindak semena-mena."
"Tapi mengapa kamu tega Rud?" histeris ibu Rubby. Beliau memukul-mukul Ruddy yang tertegun dan menyesali perbuatannya. Tapi Menyesal kemudian tiada berguna.
"Dia sudah selingkuh Mba...." ucapnya lirih..
"Iya aku tahu dia selingkuh, bahkan sejak lama aku mengetahuinya. Aku sering menerima tindak KDRT darinya, selalu dipukul dan dilecehkan, Bahkan dia berselingkuh pun, aku mencoba untuk selalu bertahan agar anak-anakku tetap tumbuh besar bersama dengan ayahnya..." isak dari tangis Bu Rubby..
"Lalu bagaimana tindakan dari Bu Rubby setelah ini? Apakah membiarkan nya bebas karena status adik, atau mungkin memenjarakannya meski dia melakukan semua ini untuk Bu Rubby?"
Ibu Rubby dan adiknya Om Ruddy hanya bisa menangis sesenggukan. Ini sudah urusan pribadi keluarga mereka, Via memilih untuk mundur. Karena tugasnya hanya memecahkan kasus pembunuhan.
Setelah itu Via pamit mundur diri dan menaiki sepedanya menuju kembali ke kostan.
Teringat pada Stevan, mau nggak ya dia bergaya seperti wanita?
*bersambung*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 204 Episodes
Comments
Kiki Sulandari
Via dspat memecahksn masalah dengan cepatf🥰🥰🥰🥰🥰
2022-06-24
1
r_ayu_nv3
selesai dalam sehari... apa polisi disuap oleh rudi sampe nggak bs menyelesaikan
2022-05-24
1
ᴇʀɪʜᴜɴʏʜᴀᴇ
Kasihan Steven ganti genre sementara
2022-03-16
0