Chapter 04

"Maaf Mawar, bukannya aku gak mau nolong kamu. Tapi, tahu sendiri keadaan ku sekarang bagaimana?" ucap Deva yang tidak bisa memberi tumpangan tempat tinggal untuk Mawar.

Mawar menarik nafas panjang, lagian mana ada yang mau menolongnya sedangkan teman-temannya saja masih kekurangan.

"Sekali lagi maafkan aku Mawar!" ucap Deva.

Mawar memaksa senyumnya, meskipun hatinya sudah terasa sesak dari tadi.

"Tidak apa-apa, aku mengerti," sahut Mawar pelan.

"Lagian, kenapa juga kamu menolak ajakan pak Agus? jika begini kamu sendiri kan yang susah!"

Bukannya memberi semangat, Deva malah menyalahkan Mawar.

"Jika kau berada di posisi ku, apa kau akan menikah dengan laki-laki tua yang sudah memiliki empat istri?" Mawar yang kesal langsung melontarkan pertanyaan seperti itu.

"Dari pada luntang lantung tidak jelas di jalanan. Lebih baik jadi istri pak Agus!" seloroh Deva seolah mengejek Mawar.

Shiiit,...

Mawar memutuskan untuk pergi dari kontrakan Deva. Sebenarnya Mawar tidak begitu berteman akrab karena Mawar tahu jika pergaulan Deva sangatlah bebas.

Dengan membawa dua tas besar, langkah Mawar mulai gemetar karena sejak pagi dirinya belum makan. Teringat akan Andini, seharusnya malam ini di adakan acara doa bersama untuk sang adik namun apa daya Mawar tak mampu melakukannya.

Mawar menengadahkan kepalanya, menatap langit sudah berwarna jingga.

"An, maafkan kakak ya!" lirih Mawar yang sejak tadi sudah menahan air matanya.

Huft,....

Mawar memutuskan untuk duduk di tepi jalan di bawah pohon besar. Gadis ini memeluk kedua kakinya, memikirkan hendak kemana lagi dirinya akan pergi. Tidak ada tempat pengaduan, sungguh ujian ini terlalu berat untuk Mawar.

Mawar mengusap air matanya kasar, menarik nafas dalam-dalam untuk sekedar melegakan dada sesak.

Sorot lampu motor tepat mengenai wajah Mawar, gadis ini menutup matanya karena silau.

"Mawar,...!"

"Genta,...!"

"Kau kemana saja, aku mencari ke kontrakan mu kata tetangga mu kau sudah di usir. Kenapa?" tanya Genta yang khawatir dengan keadaan Mawar. Genta adalah teman satu kerjaan dengan Mawar, motor yang di tabrak Wira beberapa waktu lalu pun juga milik Genta.

"Aku tidak bayar kontrakan selama dua bulan. Pak Agus mengusir ku karena aku tidak mau di jadikannya istri," cerita Mawar membuat Genta geram.

"Dasar tua bangka tidak ingat umur. Jadi, sekarang kau mau kemana?"

"Aku tidak tahu mau kemana Genta. Uang ku tidak cukup untuk mencari kontrakan baru." Mawar kembali menangis, sekuat-kuat sebuah pundak, pasti akan lelah juga.

Genta menepuk pundak Mawar,memberi semangat pada gadis itu.

"Sudah, jangan sedih lagi. Di cafe menyediakan mes, kau bisa tinggal di sana untuk sementara waktu sambil nunggu gajian," ujar Genta yang memberikan jalan keluar.

"Tapi, aku tidak enak hati jika harus merepotkan bos kita," ucap Mawar.

"Sudahlah, nanti aku yang ngomong. Yang penting sekarang kau bisa istirahat dulu, toh kita akan gajian tiga hari lagi."

Mau tidak mau Mawar ikut bersama Genta. Tidak ada pilihan lain lagi selain tinggal di tempat kerjanya yang memiliki dua kamar.

Genta yang sudah laporan pada bos mereka langsung mengantar Mawar. Untung saja mereka memiliki bos yang sangat baik dan pengertian apalagi dengan kondisi Mawar.

"Aku akan pulang, istirahat. Semangat Mawar!" Genta tersenyum lebar.

"Terimakasih Genta!" ucap Mawar.

Mawar menghembuskan nafas lega, gadis ini langsung merebahkan diri untuk sekedar membuang rasa lelah setelah itu barulah Mawar pergi mandi.

Kembali bersemangat, Mawar pergi untuk membeli makanan yang sesuai dengan isi kantongnya sekarang. Demi sebuah kontrakan Mawar harus mengirit.

Keesokan harinya, Mawar sudah mulai masuk kerja. Hari ini Mawar masuk pagi begitu juga dengan Genta. Selesai bekerja di sore harinya Genta mengantar Mawar untuk mencari kontrakan yang murah sesuai dengan isi kantong.

"Aku tahu kau lelah Genta, maafkan aku sudah terlalu merepotkan mu," ucap Mawar merasa sedih karena selalu menyusahkan Genta.

"Jangan di pikirkan, kita adalah teman. Jadi, sudah sewajarnya jika kita saling membantu," sahut Genta.

Kembali melanjutkan perjalanan meski hari sudah hampir malam. Pada akhirnya Genta dan Mawar mendapatkan satu kontrakan yang lumayan harganya dan tempatnya juga strategis tidak jauh dari tempat Mawar berkerja.

Pemilik kontrakan juga seorang ibu-ibu, memperbolehkan Mawar langsung pindah malam ini juga. Buru-buru Genta menemani Mawar mengambil barang-barangnya di mes.

"Sekarang kau bisa beristirahat dengan tenang. Santai saja, besok juga kita akan gajian!" canda Genta.

"Terimakasih Genta, aku janji kalau aku kaya nanti aku pasti akan membantu mu!" ucap Mawar malah membuat Genta tertawa.

"Sudah, jangan bercanda. Aku pulang dulu, kalau ada apa-apa bilang sama aku ya..."

Genta pamit pulang, Mawar juga langsung membereskan semua barang-barangnya setelah itu mandi kemudian beristirahat.

Hari telah berganti, sudah satu minggu Mawar menempati kontrakan ini. Untuk pergi bekerja saja tidak harus bersusah payah karena hanya butuh waktu sepuluh menit saja jarak antara kontrakan ke cafe.

Bagaimana dengan kabar Wira? lelaki tampan yang tiba-tiba hilang tanpa kabar itu baru saja pulang dari luar kota setelah beberapa minggu ini sangat sibuk dengan pekerjaannya.

"Loh, kamu mau kemana Wira?" tanya Asti pada anaknya yang tidak menyelesaikan makan paginya.

"Anu mah, Wira ada pekerjaan mendadak. Wira pergi dulu," jawab pria itu buru-buru pergi.

Asti hanya bergeleng kepala melihat anaknya yang selalu sibuk dengan pekerjaannya itu.

Wira menghentikan mobilnya di ujung gang dekat kontrakan lama Mawar. Dengan langkah cepat lelaki ini menyusuri jalanan yang sempit tersebut.

Setibanya di depan kontrakan, Wira langsung mengetuk pintu. Beberapa kali Wira mengetuk tidak ada yang membuka pintu.

"Masa iya Mawar berangkat sepagi ini?" Wira mengerutkan dahinya.

"Mas,...cari Mawar ya...?" tanya bu Wati mengejutkan Wira.

"Eh, iya bu. Mawarnya udah berangkat kerja ya bu?" tanya Wira yang belum tahu kabar tentang Mawar.

"Sepuluh hari yang lalu Andini meninggal dan Mawar di usir dari kontrakan. Jadi, Mawar udah gak tinggal di sini lagi," kata bu Wati memberitahu Wira. Tentu saja lelaki ini terkejut.

"Andini meninggal?" tanya Wira tidak percaya.

"Iya mas!" jawab bu Wati dengan tegas.

"Apa ibu tahu di mana Mawar tinggal sekarang?" tanya Wira mulai khawatir pada Mawar.

"Maaf mas, ibu gak tahu!"

Wira menghembuskan nafas kasar lalu pria ini memaksa senyumnya kemudian pergi begitu saja. Masih tidak percaya jika adik Mawar meninggal. Wira membuka ponselnya, bermaksud ingin menghubungi Mawar namun sayang jika Wira tidak memiliki nomor ponsel Mawar.

"Ah, sial!" umpat Wira yang kesal pada dirinya sendiri.

Terpopuler

Comments

Wance Purba

Wance Purba

lain kali jgn lupa minta no nya

2025-03-13

0

Ninik Srikatmini

Ninik Srikatmini

mawar ga' pny handpone wir.. 😗

2025-04-08

0

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

sherlock mas

2022-09-03

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 01
2 Chapter 02
3 Chapter 03
4 Chapter 04
5 Chapter 05
6 Chapter 06
7 Chapter 07
8 Chapter 08
9 Chapter 09
10 Chapter 10
11 Chapter 11
12 Chapter 12
13 Chapter 13
14 Chapter 14
15 Chapter 15
16 Chapter 16
17 Chapter 17
18 Chapter 18
19 Chapter 19
20 Chapter 20
21 Chapter 21
22 Chapter 22
23 Chapter 23
24 Chapter 24
25 Chapter 25
26 Chapter 26
27 Chapter 27
28 Chapter 28
29 Chapter 29
30 Chapter 30
31 Chapter 31
32 Chapter 32
33 Chapter 33
34 Chapter 34
35 Chapter 35
36 Chapter 36
37 Chapter 37
38 Chapter 38
39 Chapter 39
40 Chapter 40
41 Chapter 41
42 Chapter 42
43 Chapter 43
44 Chapter 44
45 Chapter 45
46 Chapter 46
47 Chapter 47
48 Chapter 48
49 Chapter 49
50 Chapter 50
51 Chapter 51
52 Chapter 52
53 Chapter 53
54 Chapter 54
55 Chapter 55
56 Chapter 56
57 Chapter 57
58 Chapter 58
59 Chapter 59
60 Chapter 60
61 Chapter 61
62 Chapter 62
63 Chapter 63
64 Chapter 64
65 Chapter 65
66 Chapter 66
67 Chapter 67
68 Chapter 68
69 Chapter 69
70 Chapter 70
71 Chapter 71
72 Chapter 72
73 Chapter 73
74 Chapter 74
75 Chapter 75
76 Chapter 76
77 Chapter 77
78 Chapter 78
79 Chapter 79
80 Chapter 80
81 Chapter 81
82 Chapter 82
83 Chapter 83
84 Chapter 84
85 Chapter 85
86 Chapter 86
87 Chapter 87
88 Chapter 88
89 Chapter 89
90 Chapter 90
91 Chapter 91
92 Chapter 92
93 Chapter 93
94 Chapter 94
95 Chapter 95
96 Chapter 96
97 Chapter 97
98 Chapter 98
99 Chapter 99
100 Chapter 100
101 Chapter 101
102 Chapter 102 (TAMAT)
103 Bonchap 103
104 Bonchap 104
105 Bonchap 105
106 Bonchap 106
107 Bonchap 107
108 Bonchap 108
109 Bhoncap 109
110 Bonchap 110
111 Bonchap 111
112 Bonchap 112
113 Bonchap 113
114 Bonchap 114
115 Bonchap 115
116 Bonchap 116
117 Bonchap 117
118 Bonchap 118
119 Bonchap 119
120 SELESAI 120
Episodes

Updated 120 Episodes

1
Chapter 01
2
Chapter 02
3
Chapter 03
4
Chapter 04
5
Chapter 05
6
Chapter 06
7
Chapter 07
8
Chapter 08
9
Chapter 09
10
Chapter 10
11
Chapter 11
12
Chapter 12
13
Chapter 13
14
Chapter 14
15
Chapter 15
16
Chapter 16
17
Chapter 17
18
Chapter 18
19
Chapter 19
20
Chapter 20
21
Chapter 21
22
Chapter 22
23
Chapter 23
24
Chapter 24
25
Chapter 25
26
Chapter 26
27
Chapter 27
28
Chapter 28
29
Chapter 29
30
Chapter 30
31
Chapter 31
32
Chapter 32
33
Chapter 33
34
Chapter 34
35
Chapter 35
36
Chapter 36
37
Chapter 37
38
Chapter 38
39
Chapter 39
40
Chapter 40
41
Chapter 41
42
Chapter 42
43
Chapter 43
44
Chapter 44
45
Chapter 45
46
Chapter 46
47
Chapter 47
48
Chapter 48
49
Chapter 49
50
Chapter 50
51
Chapter 51
52
Chapter 52
53
Chapter 53
54
Chapter 54
55
Chapter 55
56
Chapter 56
57
Chapter 57
58
Chapter 58
59
Chapter 59
60
Chapter 60
61
Chapter 61
62
Chapter 62
63
Chapter 63
64
Chapter 64
65
Chapter 65
66
Chapter 66
67
Chapter 67
68
Chapter 68
69
Chapter 69
70
Chapter 70
71
Chapter 71
72
Chapter 72
73
Chapter 73
74
Chapter 74
75
Chapter 75
76
Chapter 76
77
Chapter 77
78
Chapter 78
79
Chapter 79
80
Chapter 80
81
Chapter 81
82
Chapter 82
83
Chapter 83
84
Chapter 84
85
Chapter 85
86
Chapter 86
87
Chapter 87
88
Chapter 88
89
Chapter 89
90
Chapter 90
91
Chapter 91
92
Chapter 92
93
Chapter 93
94
Chapter 94
95
Chapter 95
96
Chapter 96
97
Chapter 97
98
Chapter 98
99
Chapter 99
100
Chapter 100
101
Chapter 101
102
Chapter 102 (TAMAT)
103
Bonchap 103
104
Bonchap 104
105
Bonchap 105
106
Bonchap 106
107
Bonchap 107
108
Bonchap 108
109
Bhoncap 109
110
Bonchap 110
111
Bonchap 111
112
Bonchap 112
113
Bonchap 113
114
Bonchap 114
115
Bonchap 115
116
Bonchap 116
117
Bonchap 117
118
Bonchap 118
119
Bonchap 119
120
SELESAI 120

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!