Chapter 03

Satu minggu berlalu, keadaan Mawar sudah jauh lebih baik. Namun tidak dengan keadaan Andini yang semakin memburuk. Selama satu minggu ini juga Wira tiba-tiba menghilang tanpa kabar.

Tidak masalah bagi Mawar, Wira sudah mau bertanggungjawab saja sudah sangat bersyukur. Bekas luka mungkin masih ada, Mawar juga masih bisa menutupinya dengan menggunakan pakaian yang berlengan panjang.

"An, kakak akan berangkat kerja loh!" kata Mawar yang sebenarnya tidak tega mau meninggalkan adiknya seorang diri.

"Kak, jangan pergi kerja ya. Temani Andini, kali ini saja!" lirih gadis itu dengan sorot mata kosong.

"Kalau kakak gak kerja, kita mau mau makan apa?"

Mawar melengos sedih, hatinya benar-benar koyak mendengar permintaan sang adik yang tak mampu di kabulkan ini.

"Hari ini aja kak, Andini mohon," gadis lemah tak berdaya itu mengulurkan tangannya pelan. Berharap bisa menahan langkah kakaknya.

Mawar menghela nafas pelan, memandang sejenak binar mata adiknya yang hampir menangis.

"Ya sudah, hari ini kakak gak masuk kerja loh. Tapi, besok kakak harus kerja ya?"

Andini tersenyum, manis sekali meskipun tulang wajahnya nampak terlihat.

"Terimakasih kak," ucap gadis itu.

Mawar duduk di samping adiknya, mengusap rambut tipis sang adik dengan penuh kasih sayang.

"Cukup hari ini Andini merepotkan kakak, besok gak lagi. Andini janji kak!" ucap gadis itu seketika membuat hati Mawar sedih.

"Kau ini bicara apa? selama ini adakah kakak mengeluh tentang sakit mu?"

"Andini tidak tega jika harus melihat kakak kerja keras seperti ini, Andini sudah lelah kak!"

"Kakak masih kuat, jangan bicara lagi. Istirahat!"

"Kak, lihatlah....!" sorot mata Andini menatap ke atas.

"Ada apa And,?" tanya Mawar bingung.

"Andini melihat ibu dan ayah. Mereka ingin menjemput Andini," ucap gadis itu membuat hati Mawar langsung berdebar sangat kencang.

"An, kau ini bicara apa?"

Mawar melambaikan tangannya di depan wajah adiknya.

"Kak, Andini lelah. Andini ingin tidur," suara Andini semakin pelan terdengar.

"Tidurlah, kakak janji akan menjaga mu," ucap Mawar sambil membenar selimut adiknya.

"Kenapa udara pagi ini begitu dingin kak?"

"Kau kedinginan kah?"

"Andini kedinginan kak, bisa peluk Andini?"

Mawar berbaring di samping adiknya, memeluk gadis itu hingga terlelap. Sungguh, jika boleh berkata jujur, Mawar sudah sangat lelah dengan keadaan seperti ini.

Melihat Andini yang sudah terlelap, Mawar langsung mengubah posisinya menjadi duduk. Di tatapnya wajah sang adik, Mawar langsung mengerutkan kening dalam.

"Wajah mu sangat pucat namun bercahaya sayang. Tidurlah adik ku," ucap Mawar lalu hendak mengusap wajah adiknya.

Deg,....

Mawar terkejut, wajah Andini sangat dingin. Jantungnya kembali berdebar kencang. Mawar menyentuh tangan adiknya, sungguh dingin dan kaku.

"Andini,...An,...bangun...!" Mawar mencoba membangunkan adiknya.

Semakin panik, Mawar mencoba merasakan hembusan nafas Andini dengan jari yang di tempelkan ke hidung Andini.

"An,...Andini,...bangun. Katanya kau hanya tidur, kenapa malah meninggalkan kakak?"

Mawar memeluk tubuh adiknya yang sudah dingin dan kaku.

"Bangun Andini,...jangan membuat kakak sedih. Katanya hanya ingin beristirahat, kenapa malah beristirahat selamanya? ayah, ibu,...ini tidak adil untuk ku. Kenapa kalian hanya menjemput Andini, kenapa aku kalian tinggal?"

Isak tangis terdengar menyayat hati, Mawar terus memeluk adiknya yang sudah tak bernyawa itu. Ini kah maksud dari Andini yang tidak mengizinkan kakaknya untuk pergi bekerja?

Di ruangan sepetak ini, tangis Mawar pecah. Membuat para tetangga kontrakan penasaran apa yang sudah terjadi pada kedua kakak beradik itu.

Sepasang suami istri yang tinggal tepat di samping kontrakan Mawar menerobos masuk kedalam.

"Mawar, kenapa kau menangis? ada apa?" tanya bu Wati.

"Andini bu,...Andini meninggalkan ku!" jawab Mawar dalam isaknya.

Bu Wati langsung mengusap dada, menghampiri Mawar untuk memastikan apa yang baru saja di bilang Mawar.

"Bagaimana pak?" tanya bu Wati pada suaminya.

"Yang sabar ya Mawar, adik mu sudah tidak merasakan sakit lagi," pak Rahman menepuk pundak Mawar.

Di temani bu Wati, Mawar mengurus jasad adiknya sedangkan pak Rahman memanggil para tetangga. Hari itu juga, pemakaman Andini di langsungkan.

Sungguh pilu menyayat hati, kini Mawar seorang diri. Tiada keluarga tiada saudara, dirinya sebatang kara. Mawar tidak tahu siapa saudaranya, karena kedua orangtuanya hanya pendatang di kota ini.

"Ikhlas Andini, ya Mawar. Andini sudah tidak sakit lagi, doakan saja yang terbaik untuk adik mu," bu Wati memberikan semangat pada Mawar.

"Terimakasih pak, bu, udah bantu Mawar!" ucap Mawar dengan suara seraknya.

"Ya udah, kalau gitu kami pulang dulu," pamit bu Wati dan suaminya.

Di atas gundukan tanah merah, Mawar duduk bersimpuh lelah. Hanya air mata yang bisa menggambarkan isi hatinya sekarang. Bibir yang sejak tadi bergetar, tak mampu terucap sepatah kata pun. Di bawah awan kelabu, Mawar rapuh.

"Kakak pulang dulu An, tidurlah dengan damai. Sakit mu telah sembuh, doakan kakak dari atas sana semoga kakak kuat melewati hari tanpa mu," ucap Mawar sambil mengusap nisan adiknya.

Tiga hari setelah kepergian Andini, Mawar merasa kesepian dan kosong. Tidak ada lagi yang bisa di ajaknya berkeluh kesah atau sekedar bercanda penghibur lelah.

Mawar belum lagi masuk bekerja, untuk makan sehari-hari dirinya hanya mengandalkan uang sumbangan para tetangga.

Kedatangan pemilik kontrakan sudah bisa di tebak Mawar.

"Maaf Mawar, aku tahu kau sedang berduka. Tapi, kau sudah dua bulan tidak membayar kontrakan. Aku juga butuh uang," ucap sang pemilik kontrakan sambil mengedipkan sebelah matanya hingga membuat Mawar merasa risih.

"Maaf jika saya sudah telat membayar kontrakan pak. Saya janji setelah tujuh hari, saya akan usahakan membayarnya," kata Mawar tidak enak hati.

"Sebenarnya, kau tidak perlu membayar kontrakan ini asal kau mau menjadi istri keempat ku!" ujar pak Agus yang terkenal genit itu.

"Maaf pak Agus, saya tidak mau!" tolak Mawar sangat risih.

"Ya sudah kalau gak mau. Di kasih enak malah nolak. Sekarang juga pergi kamu dari kontrakan ku!" usir pak Agus dengan mata melotot. Hatinya panas, sudah lama lelaki paruh baya ini mengincar Mawar yang terkenal sangat cantik.

Buru-buru Mawar mengemasi semua barang-barangnya. Pak Agus terus mengawasi Mawar sambil mengoceh tidak jelas.

"Aku sumpahkan kau berjodoh dengan duda," ucap pak Agus dengan lantang namun tidak di hiraukan Mawar, "cepat, pergi sana....!"

Pak Agus yang sakit hati mendorong tubuh Mawar, hampir saja Mawar terjatuh namun dirinya masih bisa menyeimbangkan diri.

Mawar tidak punya tujuan, langkah kakinya gontai menuju pemakaman Andini. Untung saja pemakaman Andini masih berada satu tempat dengan pemakaman kedua orangtuanya. Sore ini, Mawar menumpahkan semua keluh kesahnya di atas pusara orang-orang yang di cinta.

Terpopuler

Comments

Merah

Merah

aduh dia sudah pamit/Sob//Sob//Sob//Sob//Sob//Sob/

2025-04-02

0

novi 99

novi 99

doa bapak pemilik kontrakan terkabulkan..

2025-03-22

0

Merah

Merah

masa langsung kaku/Sob//Sob//Sob//Sob/

2025-04-02

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 01
2 Chapter 02
3 Chapter 03
4 Chapter 04
5 Chapter 05
6 Chapter 06
7 Chapter 07
8 Chapter 08
9 Chapter 09
10 Chapter 10
11 Chapter 11
12 Chapter 12
13 Chapter 13
14 Chapter 14
15 Chapter 15
16 Chapter 16
17 Chapter 17
18 Chapter 18
19 Chapter 19
20 Chapter 20
21 Chapter 21
22 Chapter 22
23 Chapter 23
24 Chapter 24
25 Chapter 25
26 Chapter 26
27 Chapter 27
28 Chapter 28
29 Chapter 29
30 Chapter 30
31 Chapter 31
32 Chapter 32
33 Chapter 33
34 Chapter 34
35 Chapter 35
36 Chapter 36
37 Chapter 37
38 Chapter 38
39 Chapter 39
40 Chapter 40
41 Chapter 41
42 Chapter 42
43 Chapter 43
44 Chapter 44
45 Chapter 45
46 Chapter 46
47 Chapter 47
48 Chapter 48
49 Chapter 49
50 Chapter 50
51 Chapter 51
52 Chapter 52
53 Chapter 53
54 Chapter 54
55 Chapter 55
56 Chapter 56
57 Chapter 57
58 Chapter 58
59 Chapter 59
60 Chapter 60
61 Chapter 61
62 Chapter 62
63 Chapter 63
64 Chapter 64
65 Chapter 65
66 Chapter 66
67 Chapter 67
68 Chapter 68
69 Chapter 69
70 Chapter 70
71 Chapter 71
72 Chapter 72
73 Chapter 73
74 Chapter 74
75 Chapter 75
76 Chapter 76
77 Chapter 77
78 Chapter 78
79 Chapter 79
80 Chapter 80
81 Chapter 81
82 Chapter 82
83 Chapter 83
84 Chapter 84
85 Chapter 85
86 Chapter 86
87 Chapter 87
88 Chapter 88
89 Chapter 89
90 Chapter 90
91 Chapter 91
92 Chapter 92
93 Chapter 93
94 Chapter 94
95 Chapter 95
96 Chapter 96
97 Chapter 97
98 Chapter 98
99 Chapter 99
100 Chapter 100
101 Chapter 101
102 Chapter 102 (TAMAT)
103 Bonchap 103
104 Bonchap 104
105 Bonchap 105
106 Bonchap 106
107 Bonchap 107
108 Bonchap 108
109 Bhoncap 109
110 Bonchap 110
111 Bonchap 111
112 Bonchap 112
113 Bonchap 113
114 Bonchap 114
115 Bonchap 115
116 Bonchap 116
117 Bonchap 117
118 Bonchap 118
119 Bonchap 119
120 SELESAI 120
Episodes

Updated 120 Episodes

1
Chapter 01
2
Chapter 02
3
Chapter 03
4
Chapter 04
5
Chapter 05
6
Chapter 06
7
Chapter 07
8
Chapter 08
9
Chapter 09
10
Chapter 10
11
Chapter 11
12
Chapter 12
13
Chapter 13
14
Chapter 14
15
Chapter 15
16
Chapter 16
17
Chapter 17
18
Chapter 18
19
Chapter 19
20
Chapter 20
21
Chapter 21
22
Chapter 22
23
Chapter 23
24
Chapter 24
25
Chapter 25
26
Chapter 26
27
Chapter 27
28
Chapter 28
29
Chapter 29
30
Chapter 30
31
Chapter 31
32
Chapter 32
33
Chapter 33
34
Chapter 34
35
Chapter 35
36
Chapter 36
37
Chapter 37
38
Chapter 38
39
Chapter 39
40
Chapter 40
41
Chapter 41
42
Chapter 42
43
Chapter 43
44
Chapter 44
45
Chapter 45
46
Chapter 46
47
Chapter 47
48
Chapter 48
49
Chapter 49
50
Chapter 50
51
Chapter 51
52
Chapter 52
53
Chapter 53
54
Chapter 54
55
Chapter 55
56
Chapter 56
57
Chapter 57
58
Chapter 58
59
Chapter 59
60
Chapter 60
61
Chapter 61
62
Chapter 62
63
Chapter 63
64
Chapter 64
65
Chapter 65
66
Chapter 66
67
Chapter 67
68
Chapter 68
69
Chapter 69
70
Chapter 70
71
Chapter 71
72
Chapter 72
73
Chapter 73
74
Chapter 74
75
Chapter 75
76
Chapter 76
77
Chapter 77
78
Chapter 78
79
Chapter 79
80
Chapter 80
81
Chapter 81
82
Chapter 82
83
Chapter 83
84
Chapter 84
85
Chapter 85
86
Chapter 86
87
Chapter 87
88
Chapter 88
89
Chapter 89
90
Chapter 90
91
Chapter 91
92
Chapter 92
93
Chapter 93
94
Chapter 94
95
Chapter 95
96
Chapter 96
97
Chapter 97
98
Chapter 98
99
Chapter 99
100
Chapter 100
101
Chapter 101
102
Chapter 102 (TAMAT)
103
Bonchap 103
104
Bonchap 104
105
Bonchap 105
106
Bonchap 106
107
Bonchap 107
108
Bonchap 108
109
Bhoncap 109
110
Bonchap 110
111
Bonchap 111
112
Bonchap 112
113
Bonchap 113
114
Bonchap 114
115
Bonchap 115
116
Bonchap 116
117
Bonchap 117
118
Bonchap 118
119
Bonchap 119
120
SELESAI 120

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!