Chapter 02

"Tentang tanggung jawab, aku hanya bercanda mas. Kenapa di anggap serius?" Mawar merasa tidak enak hati.

"Aku yang salah, sudah seharusnya aku bertanggung jawab,"

"Em mas, lain kali kalau datang kesini ajak istri atau teman ya!" kata Mawar membuat Wira bingung.

"Kenapa?" tanya Wira singkat.

"Ya gak enak aja mas, nanti di pandang orang ada apa-apa lagi. Maklum lah mas, mulut orang!"

"Aku duda, jadi aku bebas ingin bertemu dan ketemu siapa pun,"ucap Wira berkata jujur.

"Oh, ya udah kalau begitu. Terimakasih sudah membawakan ku makanan, mas Wira boleh pulang. Aku baik-baik saja!" kata Mawar namun Wira malah menanggapinya berbeda.

"Kau mengusir ku?" tanya Wira lagi membuat Mawar takut.

"Eh, tidak mas. Bukan itu yang Mawar maksud. Mawar harus istirahat, tubuh Mawar rasanya remuk," jelas Mawar.

Wira tertegun, melihat keadaan kontrakan yang di tempati Mawar, Wira tidak bisa membayangkan jika tempat ini layak untuk di jadikan tempat beristirahat.

"Kenapa kau tidak mencari kontrakan yang lebih layak?" tiba-tiba Wira bertanya ke hal yang membuat hati Mawar tergores.

"Sebenarnya kami punya rumah, tapi rumah itu terpaksa aku jual." Mawar berterus terang.

"Kenapa?" Wira semakin penasaran dengan kehidupan Mawar.

"Ayah sakit, Andini juga sakit. Jadi, demi pengobatan mereka aku terpaksa menjual rumah," jawab Mawar dengan sorot mata sendu. Di bawah remang-remang lampu pijar, Wira masih bisa melihat dengan jelas jika Mawar menyimpan banyak beban dalam kehidupannya.

"Kalau boleh tahu, adik mu sakit apa?"

"Saat Andini kecil, dia terkena demam yang sangat tinggi hingga membuat semua otot dan perkembangannya melambat. Ya begitu lah, sambil kerja aku harus merawat Andini apa lagi keadaannya sekarang semakin memburuk,"

Mawar melengos, lelah rasanya bertahun-tahun berjuang melawan kehidupan. Mawar juga tidak tamat sekolah, sejak ayah meninggal Mawar harus berhenti sekolah dan menjadi tulang punggung keluarga untuk dirinya dan Andini.

"Kalau begitu, istirahat lah. Besok pagi aku kesini lagi, kau harus kembali cek up,"

Tubuh tinggi berdiri, hampir saja kepala Wira mengenai atap teras yang tidak terlalu tinggi.

"Sekali lagi terimakasih mas," ucap Mawar dengan senyum tipisnya.

Wira pulang, pria ini langsung menghempaskan tubuhnya di atas tempat tidur yang sangat empuk itu. Sekali lagi, Wira tidak bisa melupakan bayangan wajah Mawar.

Mawar tidak begitu buruk, dia memiliki wajah yang sangat cantik dan natural tanpa polesan make up. Wira suka melihat wajah imut Mawar.

Tidak mengantuk, Wira membuka jendela kamarnya, membiarkan angin malam menyapa wajah kesepiannya. Mata elangnya lekat memandang langit bertabur bintang, ada kesedihan yang datang tiba-tiba menyapa Wira.

"Dania, apa kabar mu sayang? apa kau dan anak kita bahagia di atas sana? sehingga kau lupa mengajak ku!"

Wira memejamkan matanya, menyesap hangatnya kerinduan yang tak kelabu. Hati Wira mati, terkubur bersama jasad anak dan istrinya.

Dania meninggal pada saat ingin melahirkan anak pertama mereka. Andai saja malam itu Wira lebih cepat sedikit dalam mengemudi, tidak mungkin Dania pergi secepatnya ini.

Memegang gelar seorang duda muda tanpa anak, banyak wanita yang tergila-gila dan berusaha memikat hati Wira. Namun, lelaki ini tidak pernah sekalipun menanggapi wanita yang berusaha menggodanya. Empat tahun lamanya, Wira tidak pernah lagi merasakan hangatnya belaian seorang wanita, ranjangnya juga dingin, Wira belum berniat untuk mencari pengganti Dania.

Malam telah berganti pagi, Wira pergi pagi sekali bahkan melewatkan sarapan bersama sang mamah. Rumah ini sepi, Wira adalah satu-satunya anak yang di miliki Asti. Papahnya sudah meninggal delapan tahun yang lalu.

Wira mengetuk pintu, cukup lama Mawar keluar, membuat Wira merasakan gelisah di hatinya. Namun, baru akan mengetuk lagi, tiba-tiba saja pintu terbuka.

"Eh mas Wira, maaf mas. Aku harus memandikan adik ku terlebih dahulu," ucap Mawar merasa tidak enak hati karena sudah membuat Wira menunggu lama.

Wira memandang Mawar dari atas sampai kebawah. Rambutnya berantakan, namun tidak mengurangi kecantikan Mawar. Pakaian yang di kenakan Mawar juga sangat sederhana, Wira paham akan itu.

"Kau menggendong adik mu dengan keadaan mu yang seperti ini?" tanya Wira sambil menujuk perban yang sudah tidak beraturan di tangan dan kaki Mawar.

"Lalu aku harus apa mas?" tanya Mawar dengan nada sedih. Matanya berkaca-kaca, merasakan perihnya luka terkena air.

"Apa kau dan adik mu sudah sarapan?" tanya pria itu kembali.

Mawar sebenarnya malu, tapi mau bagaimana lagi memang keadaannya seperti ini.

"Belum mas!" lirih Mawar.

"Aku membawakan sarapan untuk kalian. Makanlah, setelah itu mandi kita akan pergi ke rumah sakit!"

"Terimakasih mas," ucap Mawar dengan seulas senyumnya.

"Aku akan menunggu di sini," kata Wira langsung duduk di kursi plastik di samping pintu.

Beberapa orang tetangga Mawar merasa penasaran dengan Wira, namun mereka tidak pernah peduli pada orang lain. Wira juga acuh, lelaki ini tidak berniat menyapa orang-orang yang menatapnya dengan penasaran.

Setengah jam kemudian, Mawar sudah rapi dan bersiap pergi.

"Adik mu bagaimana?" tanya Wira lagi.

"Dia sudah biasa di tinggal mas," jawab Mawar membuat hati Wira tiba-tiba terasa sesak dengan keadaan kakak beradik ini.

"Oh, ya sudah. Ayo pergi,...!" ajak Wira.

Di perjalan menuju rumah sakit, Mawar hanya diam saja. Mungkin Mawar sedang merasakan nyerinya luka yang ada di tangan dan kakinya.

"Oh ya, motor mu sudah selesai di perbaiki. Nanti akan ada orang yang mengantarnya," ujar Wira membuka obrolan.

"Sebenarnya itu bukan motor ku mas, itu motor teman ku. Terimakasih sudah memperbaikinya," ucap Mawar sekali lagi membuat Wira tertegun. Apa pun yang di berikan Wira pada Mawar, perempuan ini selalu mengucapkan kata terimakasih.

"Kau kerja apa?" tanya Wira sedikit penasaran.

"Aku bekerja di cafe mas, ya lumayan lah buat makan dan bayar kontrakan," jawab Mawar.

"Oh, gak apa-apa. Yang penting halal!"

"Mas Wira sepertinya anak orang kaya dan berpendidikan tinggi deh. Aku jadi malu," Mawar memaksa senyumnya.

Wira hanya tertawa kecil, bingung juga mau menanggapinya.

"Beda sama aku, sekolah SMA gak lulus!" ucap Mawar kembali merasa sedih.

Wira melirik Mawar, setiap kali Wira melihat wajah Mawar ada rasa kasihan yang tiba-tiba menjalar dalam hatinya.

"Udah, gak usah berkecil hati. Setiap orang memiliki jalan kehidupan dan ujiannya masing-masing."

"Tapi ujian ku terlalu berat mas!" lirih Mawar membuat Wira terdiam.

Setibanya di rumah sakit, luka Mawar kembali di bersihkan dan di ganti perban. Wira hanya bisa memandang Mawar dengan hati yang penuh gejolak tak bisa di jelaskan padahal mereka baru saja bertemu kemarin itu pun karena sebuah kecelakaan.

Terpopuler

Comments

Merah

Merah

ada mawar yang akan menusukkan durinya pada mu biar kamu terngiang

2025-04-02

1

Isnani Murti

Isnani Murti

ayo mas wira ada apa denganmu..

2025-01-03

0

Merah

Merah

pasti abis kena ompol.

2025-04-02

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 01
2 Chapter 02
3 Chapter 03
4 Chapter 04
5 Chapter 05
6 Chapter 06
7 Chapter 07
8 Chapter 08
9 Chapter 09
10 Chapter 10
11 Chapter 11
12 Chapter 12
13 Chapter 13
14 Chapter 14
15 Chapter 15
16 Chapter 16
17 Chapter 17
18 Chapter 18
19 Chapter 19
20 Chapter 20
21 Chapter 21
22 Chapter 22
23 Chapter 23
24 Chapter 24
25 Chapter 25
26 Chapter 26
27 Chapter 27
28 Chapter 28
29 Chapter 29
30 Chapter 30
31 Chapter 31
32 Chapter 32
33 Chapter 33
34 Chapter 34
35 Chapter 35
36 Chapter 36
37 Chapter 37
38 Chapter 38
39 Chapter 39
40 Chapter 40
41 Chapter 41
42 Chapter 42
43 Chapter 43
44 Chapter 44
45 Chapter 45
46 Chapter 46
47 Chapter 47
48 Chapter 48
49 Chapter 49
50 Chapter 50
51 Chapter 51
52 Chapter 52
53 Chapter 53
54 Chapter 54
55 Chapter 55
56 Chapter 56
57 Chapter 57
58 Chapter 58
59 Chapter 59
60 Chapter 60
61 Chapter 61
62 Chapter 62
63 Chapter 63
64 Chapter 64
65 Chapter 65
66 Chapter 66
67 Chapter 67
68 Chapter 68
69 Chapter 69
70 Chapter 70
71 Chapter 71
72 Chapter 72
73 Chapter 73
74 Chapter 74
75 Chapter 75
76 Chapter 76
77 Chapter 77
78 Chapter 78
79 Chapter 79
80 Chapter 80
81 Chapter 81
82 Chapter 82
83 Chapter 83
84 Chapter 84
85 Chapter 85
86 Chapter 86
87 Chapter 87
88 Chapter 88
89 Chapter 89
90 Chapter 90
91 Chapter 91
92 Chapter 92
93 Chapter 93
94 Chapter 94
95 Chapter 95
96 Chapter 96
97 Chapter 97
98 Chapter 98
99 Chapter 99
100 Chapter 100
101 Chapter 101
102 Chapter 102 (TAMAT)
103 Bonchap 103
104 Bonchap 104
105 Bonchap 105
106 Bonchap 106
107 Bonchap 107
108 Bonchap 108
109 Bhoncap 109
110 Bonchap 110
111 Bonchap 111
112 Bonchap 112
113 Bonchap 113
114 Bonchap 114
115 Bonchap 115
116 Bonchap 116
117 Bonchap 117
118 Bonchap 118
119 Bonchap 119
120 SELESAI 120
Episodes

Updated 120 Episodes

1
Chapter 01
2
Chapter 02
3
Chapter 03
4
Chapter 04
5
Chapter 05
6
Chapter 06
7
Chapter 07
8
Chapter 08
9
Chapter 09
10
Chapter 10
11
Chapter 11
12
Chapter 12
13
Chapter 13
14
Chapter 14
15
Chapter 15
16
Chapter 16
17
Chapter 17
18
Chapter 18
19
Chapter 19
20
Chapter 20
21
Chapter 21
22
Chapter 22
23
Chapter 23
24
Chapter 24
25
Chapter 25
26
Chapter 26
27
Chapter 27
28
Chapter 28
29
Chapter 29
30
Chapter 30
31
Chapter 31
32
Chapter 32
33
Chapter 33
34
Chapter 34
35
Chapter 35
36
Chapter 36
37
Chapter 37
38
Chapter 38
39
Chapter 39
40
Chapter 40
41
Chapter 41
42
Chapter 42
43
Chapter 43
44
Chapter 44
45
Chapter 45
46
Chapter 46
47
Chapter 47
48
Chapter 48
49
Chapter 49
50
Chapter 50
51
Chapter 51
52
Chapter 52
53
Chapter 53
54
Chapter 54
55
Chapter 55
56
Chapter 56
57
Chapter 57
58
Chapter 58
59
Chapter 59
60
Chapter 60
61
Chapter 61
62
Chapter 62
63
Chapter 63
64
Chapter 64
65
Chapter 65
66
Chapter 66
67
Chapter 67
68
Chapter 68
69
Chapter 69
70
Chapter 70
71
Chapter 71
72
Chapter 72
73
Chapter 73
74
Chapter 74
75
Chapter 75
76
Chapter 76
77
Chapter 77
78
Chapter 78
79
Chapter 79
80
Chapter 80
81
Chapter 81
82
Chapter 82
83
Chapter 83
84
Chapter 84
85
Chapter 85
86
Chapter 86
87
Chapter 87
88
Chapter 88
89
Chapter 89
90
Chapter 90
91
Chapter 91
92
Chapter 92
93
Chapter 93
94
Chapter 94
95
Chapter 95
96
Chapter 96
97
Chapter 97
98
Chapter 98
99
Chapter 99
100
Chapter 100
101
Chapter 101
102
Chapter 102 (TAMAT)
103
Bonchap 103
104
Bonchap 104
105
Bonchap 105
106
Bonchap 106
107
Bonchap 107
108
Bonchap 108
109
Bhoncap 109
110
Bonchap 110
111
Bonchap 111
112
Bonchap 112
113
Bonchap 113
114
Bonchap 114
115
Bonchap 115
116
Bonchap 116
117
Bonchap 117
118
Bonchap 118
119
Bonchap 119
120
SELESAI 120

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!