Chapter 14

Saaaah......

Kata sah menggema di ruang tamu rumah Wira. Hanya pernikahan sederhana namun mampu membuat siapa pun meneteskan air mata. Mawar menangis sesegukan dalam pelukan Tia. Sudah bekerja cukup lama, membuat Tia hafal betul kehidupan Mawar.

Wira menoleh ke arah mamahnya yang sejak tadi tersenyum bahagia mana kala menyaksikan anak laki-lakinya sekarang sudah menikah.

"Aku suami mu sekarang, seharusnya kau memeluk ku. Bukannya dia...!" Wira menjauhkan Tia dan Mawar.

"Memang si bajingan ini sungguh menyebalkan!" umpat Tia dengan nada pelan.

"Maafkan Mawar bu,...!" ucap Mawar tidak enak hati.

"Kau tidak usah meminta maaf. Si duda ini memang suka menyakitkan hati. Hati-hati Mawar, nanti kau di apa-apakan Wira," ujar Tia membuat mata Wira langsung melebar tidak terima.

"Dia sudah tidak di cas selama empat tahun. Hati-hati saja kau malam ini," timpal Bayu menakuti Mawar.

"Mulut kalian ini memang durjana. Mawar ku, jangan dengarkan apa kata mereka!"

Asti hanya bisa tertawa melihat kelucuan di depannya. Meskipun Wira dan Mawar belum mengenal cukup lama namun Asti bisa melihat dari sorot mata anaknya jika Wira mencintai Mawar.

"Mawar, selamat atas pernikahan mu," ucap Genta bersama teman-temannya yang lain.

"Terimakasih," sahut Mawar dengan senyum bahagianya.

"Maaf jika aku tidak bisa menghadiri acara resepsi mu. Aku harus pulang kampung sekarang!"

"Tidak apa-apa. Cukup doanya saja. Genta, hati-hati di jalan ya, salam untuk ibu mu," ucap Mawar pada Genta.

Mata Wira langsung memicing melihat keakraban Mawar dan Genta. Wira cemburu sekarang.

"Tante, sepertinya Wira cemburu!" bisik Tia pada Asti.

"Biarkan saja, dengan begini tante harap Wira bisa melepaskan Dania."

Asti dan Tia kembali tertawa ketika melihat Wira menarik jauh Mawar dari Genta. Terus menggenggam tangan gadis yang sekarang nampak cantik dengan balutan kebaya putih itu.

Suasana kembali sepi, semua orang sudah pulang. Asti yang merasa lelah juga sedang beristirahat di kamarnya. Begitu juga dengan Wira dan Mawar.

Wira terus memeluk Mawar, membuat Mawar sedikit risih karena belum terbiasa. Lelaki yang umurnya hampir menginjak kepala tiga ini tiba-tiba bersikap sangat manja pada Mawar yang sekarang sudah resmi menjadi istrinya.

"Mau kemana?" tanya Wira ketika Mawar hendak menurunkan kepala Wira dari atas pangkuannya.

"Aku mau ke kamar mandi mas. Sudah sore, aku harus mandi," jawab Mawar yang sudah gerah.

"Em, bagaimana jika kita mandi berdua!" ide Wira membuat Mawar langsung menelan ludahnya kasar.

"Gak mau, aku gak mau. Jangan aneh-aneh deh mas!" Mawar bergidik ngeri.

"Kamu malu ya....!!" Goda Wira membuat wajah Mawar bingung.

"Mas.....!!"

"Ya udah, cepat mandi sana. Mandi yang bersih, yang wangi karena malam ini mas akan menusuk-nusuk kamu."

"Apanya yang di tusuk mas?" tanya Mawar dengan polosnya. Maklum saja, Mawar tidak pernah pacaran, sekalinya mengenal laki-laki langsung dapat duda dan menikah.

"Sate di tusuk!" seru Wira dongkol karena Mawar tidak mengerti juga apa yang di maksud Wira.

Tidak peduli, Mawar langsung masuk kedalam kamar mandi. Kamar Wira sekarang menjadi kamarnya, gadis ini masih belum percaya jika dirinya sekarang bisa mandi dan tidur di tempat yang bagus.

"Sialan. Di kunci....!" umpat Wira yang sebenarnya ingin masuk secara diam-diam ke kamar mandi.

Wira duduk di sofa sambil mengomel sebab Mawar mengunci kamar mandinya. Tak berapa lama, Mawar keluar dengan sudah berganti pakaian.

Wajah Wira langsung masam menoleh kearah Mawar yang baru saja keluar dari kamar mandi.

"Mas, kenapa melihat ku seperti itu?" tanya Mawar merasa aneh.

"Kau berganti pakaian di dalam kah?" Wira bertanya balik.

"Iya, kenapa memangnya?"

"Lain kali ganti baju di kamar. Kalau mandi gunakan handuk ini...!" Wira melemparkan selembar handuk pendek pada istrinya.

"Mas, handuk ini hanya cukup untuk rambut selesai keramas saja!"

"Aku tidak menerima protes. Sekarang juga aku akan membuang handuk di dalam!" kata Wira langsung masuk kedalam kamar mandi.

Mawar bingung sendiri, Wira sudah seperti anak kecil.

Makan malam pertama bersama suami dan mertua. Mawar masih nampak malu-malu terlebih lagi gadis ini belum terlalu akrab dengan Asti.

"Makan yang banyak Mawar. Gak usah malu-malu," ujar Asti dengan senyum ramahnya.

"I-iya tante...eh...mah!" Mawar gugup.

"Kalau Wira jahat sama kamu, bilang sama mamah ya," ucap Asti membuat anaknya langsung menyambar ucapannya.

"Perasaan dari siang mamah ini suka sekali menghakimi ku. Jangan membuat istri ku takut pada ku!"

Asti hanya mencibir, untung saja Wira anak semata wayangnya, jika tidak Asti sudah pasti akan mengejek anaknya terusan.

Selesai makan malam, Asti langsung kembali ke kamar begitu juga dengan Wira dan Mawar. Sebentar Wira membantu Mawar untuk menyusun pakaian sang istri di dalam lemari. Bukan lemari bekas Dania, Wira sudah mengganti semua pekakas di dalam kamarnya ini termasuk tempat tidur.

"Wuah, lucu sekali benda ini,....!" ujar Wira sambil membentangkan busa empuk penutup gunung.

Mawar yang melihat hal tersebut langsung merampasnya dan menyembunyikannya.

"Mas, apa sih? bikin aku malu aja!"

"Ya kalau punya istri gak masalah. Yang masalah itu ketika aku menenteng punya istri tetangga!"

"Mas Wira.....!" Mawar mencubit lengan suaminya.

"Nah, ini juga lucu!!" seru Wira kembali menenteng ****** ***** milik Mawar.

Ingin sekali Mawar berguling-guling dengan sikap suaminya ini. Belum ada dua puluh empat jam, jantung Mawar sudah di buat naik turun oleh Wira.

"Mawar ku, celana kacamata mu yang ini sudah robek. Buang saja, besok aku akan membelikan yang baru untuk mu," ucap Wira benar-benar membuat Mawar malu.

"Kembalikan pada ku!" pinta Mawar yang sudah kesal.

"Gak mau, ini akan ku jadikan jimat!" ujar Wira semakin membuat darah Mawar naik turun.

"Mas, apa kau tahu jika wajah sekarang sudah setebal kulit kelapa? jadi, kembalikan pada ku!"

Bukannya mengembalikan, Wira malah mencubit pipi Mawar.

"Ah, masih kenyal. Kalau setebal kulit kelapa mana bisa di cubit!"

Benar-benar di uji kesabaran Mawar. Jika dilihat Wira ini memiliki wajah dingin dan cuek namun ternyata di balik itu semua menyimpan sejuta kata menyebalkan untuk pria ini.

Hahaha......

Wira tertawa terbahak-bahak ketika melihat pembalut yang bersayap. Bukan tidak pernah melihat, hanya saja ini sudah empat tahun jadi Wira sudah tidak pernah memegang secara langsung.

Mawar langsung merampas pembalut tersebut lalu memasukan ke dalam lemari.

"Kenapa sih mas? kamu ini aneh-aneh aja!"

"Gak, udah lama aku gak memegang benda itu," ujar Wira merasa lucu.

"Ada baiknya kamu duduk di sana, biarkan aku berkemas sendiri...!" usir Mawar namun Wira tidak mau beranjak juga.

Terpopuler

Comments

Merah

Merah

aduh ternyata wira ini somplak ya

2025-04-02

1

Dyah Oktina

Dyah Oktina

ooo ya ampun wira... kau membuatku ikutan malu.. membaca kelakuanmu.. 🤭🤭🫣

2025-01-13

0

Merah

Merah

iya. ngeselin lu bang ke

2025-04-02

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 01
2 Chapter 02
3 Chapter 03
4 Chapter 04
5 Chapter 05
6 Chapter 06
7 Chapter 07
8 Chapter 08
9 Chapter 09
10 Chapter 10
11 Chapter 11
12 Chapter 12
13 Chapter 13
14 Chapter 14
15 Chapter 15
16 Chapter 16
17 Chapter 17
18 Chapter 18
19 Chapter 19
20 Chapter 20
21 Chapter 21
22 Chapter 22
23 Chapter 23
24 Chapter 24
25 Chapter 25
26 Chapter 26
27 Chapter 27
28 Chapter 28
29 Chapter 29
30 Chapter 30
31 Chapter 31
32 Chapter 32
33 Chapter 33
34 Chapter 34
35 Chapter 35
36 Chapter 36
37 Chapter 37
38 Chapter 38
39 Chapter 39
40 Chapter 40
41 Chapter 41
42 Chapter 42
43 Chapter 43
44 Chapter 44
45 Chapter 45
46 Chapter 46
47 Chapter 47
48 Chapter 48
49 Chapter 49
50 Chapter 50
51 Chapter 51
52 Chapter 52
53 Chapter 53
54 Chapter 54
55 Chapter 55
56 Chapter 56
57 Chapter 57
58 Chapter 58
59 Chapter 59
60 Chapter 60
61 Chapter 61
62 Chapter 62
63 Chapter 63
64 Chapter 64
65 Chapter 65
66 Chapter 66
67 Chapter 67
68 Chapter 68
69 Chapter 69
70 Chapter 70
71 Chapter 71
72 Chapter 72
73 Chapter 73
74 Chapter 74
75 Chapter 75
76 Chapter 76
77 Chapter 77
78 Chapter 78
79 Chapter 79
80 Chapter 80
81 Chapter 81
82 Chapter 82
83 Chapter 83
84 Chapter 84
85 Chapter 85
86 Chapter 86
87 Chapter 87
88 Chapter 88
89 Chapter 89
90 Chapter 90
91 Chapter 91
92 Chapter 92
93 Chapter 93
94 Chapter 94
95 Chapter 95
96 Chapter 96
97 Chapter 97
98 Chapter 98
99 Chapter 99
100 Chapter 100
101 Chapter 101
102 Chapter 102 (TAMAT)
103 Bonchap 103
104 Bonchap 104
105 Bonchap 105
106 Bonchap 106
107 Bonchap 107
108 Bonchap 108
109 Bhoncap 109
110 Bonchap 110
111 Bonchap 111
112 Bonchap 112
113 Bonchap 113
114 Bonchap 114
115 Bonchap 115
116 Bonchap 116
117 Bonchap 117
118 Bonchap 118
119 Bonchap 119
120 SELESAI 120
Episodes

Updated 120 Episodes

1
Chapter 01
2
Chapter 02
3
Chapter 03
4
Chapter 04
5
Chapter 05
6
Chapter 06
7
Chapter 07
8
Chapter 08
9
Chapter 09
10
Chapter 10
11
Chapter 11
12
Chapter 12
13
Chapter 13
14
Chapter 14
15
Chapter 15
16
Chapter 16
17
Chapter 17
18
Chapter 18
19
Chapter 19
20
Chapter 20
21
Chapter 21
22
Chapter 22
23
Chapter 23
24
Chapter 24
25
Chapter 25
26
Chapter 26
27
Chapter 27
28
Chapter 28
29
Chapter 29
30
Chapter 30
31
Chapter 31
32
Chapter 32
33
Chapter 33
34
Chapter 34
35
Chapter 35
36
Chapter 36
37
Chapter 37
38
Chapter 38
39
Chapter 39
40
Chapter 40
41
Chapter 41
42
Chapter 42
43
Chapter 43
44
Chapter 44
45
Chapter 45
46
Chapter 46
47
Chapter 47
48
Chapter 48
49
Chapter 49
50
Chapter 50
51
Chapter 51
52
Chapter 52
53
Chapter 53
54
Chapter 54
55
Chapter 55
56
Chapter 56
57
Chapter 57
58
Chapter 58
59
Chapter 59
60
Chapter 60
61
Chapter 61
62
Chapter 62
63
Chapter 63
64
Chapter 64
65
Chapter 65
66
Chapter 66
67
Chapter 67
68
Chapter 68
69
Chapter 69
70
Chapter 70
71
Chapter 71
72
Chapter 72
73
Chapter 73
74
Chapter 74
75
Chapter 75
76
Chapter 76
77
Chapter 77
78
Chapter 78
79
Chapter 79
80
Chapter 80
81
Chapter 81
82
Chapter 82
83
Chapter 83
84
Chapter 84
85
Chapter 85
86
Chapter 86
87
Chapter 87
88
Chapter 88
89
Chapter 89
90
Chapter 90
91
Chapter 91
92
Chapter 92
93
Chapter 93
94
Chapter 94
95
Chapter 95
96
Chapter 96
97
Chapter 97
98
Chapter 98
99
Chapter 99
100
Chapter 100
101
Chapter 101
102
Chapter 102 (TAMAT)
103
Bonchap 103
104
Bonchap 104
105
Bonchap 105
106
Bonchap 106
107
Bonchap 107
108
Bonchap 108
109
Bhoncap 109
110
Bonchap 110
111
Bonchap 111
112
Bonchap 112
113
Bonchap 113
114
Bonchap 114
115
Bonchap 115
116
Bonchap 116
117
Bonchap 117
118
Bonchap 118
119
Bonchap 119
120
SELESAI 120

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!