cemburu

Mobil memasuki parkiran hotel. Alhamdulillah, cukup ramai. Azka turun dari mobil menuju ruangannya.

[ Rania, tolong siapkan dokumen yang saya minta]

Ku kirimkan pesan singkat untuk Rania, orang kepercayaan ku di hotel ini. Meski weekend Rania tetap bekerja, ibu muda itu lebih memilih hari Senin/ Selasa untuk berlibur. Bukan tanpa alasan, suaminya yang seorang pengusaha laundry juga lebih banyak menghabiskan weekend untuk mengurusi usaha mereka. Ya.. keputusan di tangan Rania. Aku tak pernah menekan Rania harus setiap hari berada di hotel.

Ruangan ku masih rapi seperti biasanya. Aku duduk di kursi kebesaran ku.

Tok...tok...

"Masuk Rania!"

Lalu Rania pun masuk ke ruangan ku sambil membawa map.

"Ini yang bapak minta!", Rania menyerahkan map itu padaku.

"Makasih Rania, kamu bisa kembali ke ruangan mu."

Aku mulai membuka-buka halaman demi halaman kertas yang ada di map.

"Oh iya pak, nanti pukul satu siang akan ada rapat rutin bulanan pak. Bapak ada waktu? Atau mau di jadwalkan lagi waktunya?"

"Jam satu ya? Oke lah. Persiapkan saja."

"Baik pak, kalau begitu saya permisi.Mari pak!"

Rania pun meninggalkan ruangan ku. Sedangkan aku, aku kembali fokus dengan laporan dari Rania.

Harusnya weekend begini, ku habiskan saja waktuku dengan istri kecilku. Tapi malah saat ini aku sibuk mengurusi pekerjaan ku. Semoga Nana paham. Atau malah...dia senang jika tak dekat-dekat denganku?

Kejadian semalam terngiang-ngiang di kepala ku. Tiba-tiba aku jadi merindukan keganasan bocah itu. Bocah yang ku sangka lemah lembut dan menggemaskan itu, nyatanya dia bisa kasar bahkan liar. Ah....Najma...aku jadi menginginkan nya lagi.

Anisa, terimakasih sudah mempersiapkan anak mu untukku. Kamu benar, aku pasti mudah jatuh hati pada gadis kecil itu. Kamu yang sudah jadi perantara mempertemukan ku dengan Najma, istri kecilku.

Di rumah

"Kak sisi, aku mau balik ke kamar ah. Kesel aku sama kak sisi!", aku ngoceh karena kak Sisi sudah mempermalukan ku.

"Iya, istirahat yang cukup. Kali aja nanti malam di gempur lagi sama pak Azka!", mulut kak sisi kembali lemes.

"Kak sisi ah....! Nggak lucu! Nyebelin tahu nggak?", kataku sambil berlalu meninggalkan toko.

Kenapa kak sisi bisa tahu sih? Apa dia punya pengalaman yang sama? Ah...masa bodo, aku mau tidur lagi. Badanku masih pegal-pegal gara-gara ulah Azka semalam. Jam dinding ruang tamu sudah menunjukkan pukul dua belas kurang. Tadi dia bilang, kalau sempat makan siang di rumah. Kalau enggak nanti makan di hotel. Ah...semoga saja dia makan di hotel, jadi tak perlu mengganggu makan siangku.

Aku merebahkan diri di kasurku. Aroma tubuh azka masih tersisa meskipun orang nya tak ada dikamar ini. Aku jadi teringat peristiwa semalam, awalnya memang menyakitkan. Tapi...benar kata kak sisi, aku bisa merasakan kenikmatan yang aku sendirian tak tahu nikmat apa itu. Iiih...kenapa jadi ngeres nih otak! Aku memukul sendiri kepalaku.

Back to hotel

Rapat bulanan baru akan berlangsung, tapi kali ini ternyata Rania menyiapkan rapat itu di resto hotel yang berada di lantai dasar gedung hotel ini.

"Maaf ya pak Azka!", kata Rania.

"Nggak masalah, justru saya senang kamu memiliki ide yang bagus seperti ini. Jadi, kita tidak jenuh dengan suasana dalam ruangan rapat yang itu-itu saja."

Meskipun aku adalah pemilik hotel ini, aku tak ingin merendahkan karyawan dan staf-staf ku. Mereka senantiasa setia bekerja di hotel ini.

Meja rapat kami memang terpisah dengan meja yang lain, agar pengunjung tak perlu terganggu dengan aktivitas kami begitupun dengan pengunjung.

Dimeja lain, Aurel dan Vicky serta keluarga mereka sedang menyantap makan siangnya. Orang tua Aurel dan Vicky memang rekan bisnis yang cukup akrab, begitu pula dengan anak-anak nya.

Ditengah makan siang bersama keluarga nya, Aurel melihat Azka yang sedang duduk disebelah Karyawannya. Aurel pikir, perempuan itu pasti calon istri pak Azka.

Dengan begitu pedenya ia memotret Azka dan seorang perempuan itu, sayangnya si perempuan itu tak kelihatan wajahnya.

"Ngapain sih Rel?", tanya Vicky.

'' Ngga, iseng aja. Tuh lihat...!", Aurel menunjuk ke arah Azka duduk bersama karyawannya.

"Kenapa dengan laki-laki itu? Kamu suka om-om begitu?", ledek Vicky.

"Apaan sih, dia itu salah satu pengajar favorit kita di sekolah tahu....", jelas Aurel.

"Owh...tapi...masa iya sih, cuma seorang guru kok mampu makan di restoran semewah ini?", Vicky mulai merendahkan.

"Ya...mungkin lagi di undang sama orang, tuh buktinya ada beberapa orang kan?", elak Aurel.

" Bodo ah...bukan urusan gue!"

Berbeda dengan Vicky, Aurel justru membuat ulah. Dia mengunggah foto Azka di media sosial nya dengan caption yang mengada-ada.

Foto Azka.

'Kalau yang mau tahu calon istri pak Azka, nih....'

Tulis Aurel di beberapa laman medsosnya. Belum lama ia mengunggah, sudah banyak komentar yang bertanya. Kebanyakan merasa patah hati setelah tahu guru ganteng itu akan menikah.

Kembali lagi ke rumah 😊

Baru ingin memejamkan mataku, tiba-tiba notifikasi di ponselku mengganggu istirahat siangku.

"Brisik amat sih?", aku bermonolog. Ku raih ponselku dan kulihat sebuah foto yang membuatku emosi. Dia bilang tidak sempat makan dirumah ternyata dia malah makan bersama perempuan lain.

[Lo liat dimana Rel]. ku kirim pesan itu ke Aurel. Belum lama terkirim, Aurel sudah membacanya dan langsung dibalas.

[Di resto, Hotel Bhakti group.]

Ah... ternyata dia memang makan di hotel, tapi dia nggak bilang kalau akan makan siang dengan perempuan lain. Kalau kak Rania aku tahu, perempuan itu siapa?

[Kapan?] kembali ku kirim ke Aurel.

[Barusan lah. Lo knp? Tumben Lo antusias sama pak Azka?]

[ Gak. biasa aj!]

Aurel...kalo Lo ga unggah foto ini, aku nggak bakal tahu kelakuan Azka diluar sana. Apakah aku cemburu? Apa perlu aku susul dia ke sana? Cckkk...malas banget.

Ku putuskan untuk menelpon nya saja.

Dddrttt...ponsel azka bergetar. Azka melirik panggilan dari istri kecilnya. Senyum kecil tersungging di sudut bibirnya.

"Maaf, saya angkat telpon dulu sebentar." Azka meminta ijin kepada anak buah nya. Dan anak buahnya hanya mengangguk.

"Assalamualaikum"

"Walaikumsalam"

"Dimana?"

"Lagi rapat Na, ini sama anak-anak."

"Bohong!"

"Lho kok bohong? Ini serius saya lagi rapat di hotel sekalian makan siang, saya kan tadi udah bilang ke kamu!", Azka berbicara selembut mungkin.

"Bukannya kamu lagi makan siang sama perempuan yang pake jilbab pink itu?"

"Hah? Jilbab pink?", Azka melirik salah satu stafnya, Bu Anita yang sudah mendekat usia lima puluh tahun itu?

"Nggak usah ngelak!"

Azka tersenyum geli, ternyata istri kecilnya sedang cemburu. Masa iya sih dia cemburu sama nenek-nenek.

"Ya udah, sekarang ganti video call ya. Biar kamu percaya.".Azka mengganti panggilan suara menjadi panggilan video.

"Kamu mau lihat kan?", tanya Azka.

"Ogah!"

"Coba lihat dulu, Bu Anita....", panggil Azka.

Bu Anita pun menengok. Tara.... Najma terkejut. Disana tidak hanya Azka berdua tapi ada kak Rania juga yang lain.

"Kamu lihat sayang? Mereka anak buahku?", tanya Azka yang sontak mengejutkan karyawannya.

"Mmaaf...!", kata Najma.

"Maaf guys, istri saya cemburu!", ucap Azka.

"Istri????", para staf pun tak beda terkejut nya dengan Najma.

Panggilan pun di akhiri.

"Iya, Najma istri saya. Berhubung dia masih sekolah, jadi kami belum mengadakan resepsi. Mohon untuk di rahasiakan sementara waktu ya !"

Para staf pun mengiyakan titah bos nya.

Terpopuler

Comments

andi hastutty

andi hastutty

najma cemburu hahhaha

2024-02-13

0

🌺zahro🌺

🌺zahro🌺

wahh najma cemburu berti udah cinta dong

2023-12-18

0

lihat semua
Episodes
1 Najma Aksyaira Gustiawan
2 Kepergian Anisa
3 Wasiat Bunda
4 Calon suami?
5 Kesepakatan
6 Mendadak dilamar
7 Azka & Nisa atau Azka & Najma?
8 Hak dan kewajiban
9 Vicky datang
10 Hari Pernikahan
11 Siap ngga siap
12 'ANU'????
13 Hotel
14 First Kiss
15 Masa lalu Azka
16 Menunaikan kewajiban
17 Sama-sama merasa korban
18 Pandai berkamuflase
19 cemburu
20 Wangi shampo
21 Uang jajan
22 Gara-gara Vicky
23 Posesif
24 Terbongkar
25 Drop Out
26 Syukur
27 The power of mama
28 Ngidam
29 Keputusan
30 Ayam bakar madu
31 Suami yang bisa di andalkan
32 Kedatangan bibik
33 Hampir keguguran
34 Manja level akut
35 Ulah Dara
36 Membaca lagi surat Anisa
37 Ujian
38 Rencana liburan
39 Menuju puncak
40 Perdebatan kecil
41 Vila puncak
42 Tahu dari bunda
43 Setuju untuk kuliah
44 Tamu tak di undang
45 Teror
46 Masih ditutupi
47 Ditodong
48 Ga profesional
49 Insiden
50 Menemukan mu
51 Keadilan bagi siapa?
52 Manja akut
53 Suamiku masih mengingat bundaku....
54 Baikan
55 Kebebasan Vicky
56 Melihat Vicky
57 Kecemasan seorang suami sekaligus ayah
58 Keberanian Vicky
59 Pindah ke rumah papa
60 Di rumah Papa
61 Damai
62 Gertakan Vicky
63 Gelang
64 Menghadiri Arisan
65 Ledek-meledek
66 Kecemasan bumil
67 Ikut ke hotel
68 Aurel Vicky
69 Aurel jadian
70 Salah sangka
71 Curhatan
72 Ambisi Dara
73 Gila!
74 Kontraksi palsu
75 Si utun launching
76 Baby Az
77 Di ajak pulang Mama
78 Ketakutan Aurel
79 Cerita Mama mertua
80 Aurel tertekan
81 Tak terlupakan
82 Baby sitter baru
83 Tak ada salahnya jaga-jaga
84 Aksi nekad Dara
85 Salah pilih lawan
86 Ingin ruang kerja
87 Sepemikiran
88 Kedatangan Aurel
89 mengobrol dengan aurel
90 Membatasi hubungan pertemanan
91 Aurel penurut
92 jahatnya nanggung
93 Keluar kota
94 Kejadian di hotel
95 Wisnu
96 Kebenaran
97 Hanya berusaha menyelamatkan
98 Nama Bayi
99 Meluruskan
100 Pulang
101 Kejutan
102 Eps 102
103 Permohonan Aurel
104 Mahalnya sebuah kata maaf
105 Kesempatan terakhir
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Najma Aksyaira Gustiawan
2
Kepergian Anisa
3
Wasiat Bunda
4
Calon suami?
5
Kesepakatan
6
Mendadak dilamar
7
Azka & Nisa atau Azka & Najma?
8
Hak dan kewajiban
9
Vicky datang
10
Hari Pernikahan
11
Siap ngga siap
12
'ANU'????
13
Hotel
14
First Kiss
15
Masa lalu Azka
16
Menunaikan kewajiban
17
Sama-sama merasa korban
18
Pandai berkamuflase
19
cemburu
20
Wangi shampo
21
Uang jajan
22
Gara-gara Vicky
23
Posesif
24
Terbongkar
25
Drop Out
26
Syukur
27
The power of mama
28
Ngidam
29
Keputusan
30
Ayam bakar madu
31
Suami yang bisa di andalkan
32
Kedatangan bibik
33
Hampir keguguran
34
Manja level akut
35
Ulah Dara
36
Membaca lagi surat Anisa
37
Ujian
38
Rencana liburan
39
Menuju puncak
40
Perdebatan kecil
41
Vila puncak
42
Tahu dari bunda
43
Setuju untuk kuliah
44
Tamu tak di undang
45
Teror
46
Masih ditutupi
47
Ditodong
48
Ga profesional
49
Insiden
50
Menemukan mu
51
Keadilan bagi siapa?
52
Manja akut
53
Suamiku masih mengingat bundaku....
54
Baikan
55
Kebebasan Vicky
56
Melihat Vicky
57
Kecemasan seorang suami sekaligus ayah
58
Keberanian Vicky
59
Pindah ke rumah papa
60
Di rumah Papa
61
Damai
62
Gertakan Vicky
63
Gelang
64
Menghadiri Arisan
65
Ledek-meledek
66
Kecemasan bumil
67
Ikut ke hotel
68
Aurel Vicky
69
Aurel jadian
70
Salah sangka
71
Curhatan
72
Ambisi Dara
73
Gila!
74
Kontraksi palsu
75
Si utun launching
76
Baby Az
77
Di ajak pulang Mama
78
Ketakutan Aurel
79
Cerita Mama mertua
80
Aurel tertekan
81
Tak terlupakan
82
Baby sitter baru
83
Tak ada salahnya jaga-jaga
84
Aksi nekad Dara
85
Salah pilih lawan
86
Ingin ruang kerja
87
Sepemikiran
88
Kedatangan Aurel
89
mengobrol dengan aurel
90
Membatasi hubungan pertemanan
91
Aurel penurut
92
jahatnya nanggung
93
Keluar kota
94
Kejadian di hotel
95
Wisnu
96
Kebenaran
97
Hanya berusaha menyelamatkan
98
Nama Bayi
99
Meluruskan
100
Pulang
101
Kejutan
102
Eps 102
103
Permohonan Aurel
104
Mahalnya sebuah kata maaf
105
Kesempatan terakhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!