Vicky datang

Pagi pun tiba. Kenapa aku merasa pagi ini berjalan begitu cepat. Ku pikir, masih jam lima pagi. Nyatanya jarum jam sudah lewat setengah dari angka enam.

"Bik, Nana berangkat ya!"

"Sarapan dulu atuh non. Mana ntar mau jadi manten. Jangan capek-capek."

"Nanti minta kue sama kak sisi aja bik", elakku. Sejujurnya ,hari ini malas sekali makan. Aku tak sanggup memikirkan kejadian nanti usai bada dhuhur.

Aku berjalan menuju lorong yang menghubungkan rumah dengan toko kue ku. Suasan pagi hari ditoko memang cukup ramai. Tidak hanya yang take away,tapi ada beberapa yang sengaja makan disini. Memang bunda sengaja tak menyediakan bangku yang banyak.

"Kak sisi, biasa. Bungkus!"

"Siap neng. Tapi, bukannya nanti....", sisi menggantung ucapannya.

"Iya, nanti sebelum jam dua belas, Nana pulang kak."

Aku duduk di tempat biasa om Azka duduk. Kenapa tiba-tiba aku memikirkan dia sih? Ah...aku menggeleng kepala ku.

"Nih bekelnya neng. Makan yang banyak ya, biar kuat!",ucap sisi sambil mendudukan pantat nya di kursi depanku.

"Maksudnya?"

"Biar kuat menghadapi kenyataan Neng. Kan sebentar lagi sudah akan menjadi nyonya Azka." Kak sisi sedikit berbisik.

"Apa aku siap ya kak?", tanyaku pelan.

"Kok nanya saya sih? Kan kamu yang bakal menjalani. Insyaallah,bunda mah nggak salah milihin jodoh buat kamu."

"Kak sisi seneng ya sekarang sudah menikah?", tanyaku. Kak sisi memang baru menikah setahun belakangan ini, meski usianya sudah dua puluh lima tahun tapi wajahnya terlihat lebih muda dari umurnya. Mungkin karena kak sisi orang yang ceria.

"Nggak. Kak sisi nyesel Na", kak sisi menunduk.

"Hah?", kataku terkejut.

Kak sisi mengangguk.

"Lalu...kenapa kak sisi bertahan kalau ternyata kak sisi menyesal?", tanyaku panik.

"Hahahahah", tiba-tiba kak sisi menertawakan ku.Tadi saja melow, kenapa sekarang malah ngakak begini sih. Kak sisi memang aneh.

"Kak sisi nyesel Na, kenapa nggak dari dulu kakak nikah. Hahahah...."

"Sialan Lo kak!".

"Hey...jangan cembetuttt....jelek ah. Udah, jalani saja Na. Nikah itu enak kok. Tiap tanggal muda di kasih gaji, kalau malam dikelonin...."

"Stop...stop!", aku mendadak geli mendengar kata 'dikelonin'

"Kenapa ? Ih...enak tahu Na."

"Kak sisi ah...!", aku menghentakkan kakiku meninggalkan toko untuk mengambil motor ku.

Ah...sial...kenapa sih ban motor kempes Mulu. Kemaren depan ,sekarang belakang.

Akhirnya aku menuju ke rumahku lagi.

"Lho ,non Nana belum jalan dari tadi?"

"Belom, ban motor ku kempes."

"Owh...ya udah atuh, pinjem motor anak-anak juga pasti boleh lah Non."

"Nggak usah bik, em...kunci mobil mana?"

"Sebentar bibik ambilkan." Setelah beberapa saat bibik menyodorkan kunci mobil bunda padaku.

" Walaupun udah siang, non Nana jangan ngebut-ngebut ya bawa mobilnya. Inget, nanti sebelum jam dua belas non harus sudah pulang lho."

"Iya, bibik mah sejak nggak ada bunda malah jadi bawel."

"Bawelnya bibik kan karena sayang sama Non Nana."

"Iya bik iya...."

Aku pun bergegas meninggalkan halaman rumah. Ku tancap gas agar segera sampai di sekolah.Untung saja ini hari Jumat, ada kelonggaran waktu sepuluh menit lewat dari jam biasanya.

Ayolah....sudah jam tujuh, harusnya aku sudah sampai. Tapi tiap ketemu traffic light kenapa aku selalu ketemu lampu merah.

Disaat yang bersamaan, aku menengok ke samping ku. Om Azka melihat ke arahku.

"Kamu bawa mobil jangan ngebut begitu Na!", nasehat nya sambil membuka sedikit helmnya.

"Iya!", jawabku singkat.

Bagiamana aku nggak ngebut, ini sudah siang. Semua juga gara-gara dia. Aku nggak bisa tidur semalaman.

Aku sampai ke sekolah tepat saat bel berbunyi.

Alhamdulillah.

"Lain kali, kamu bilang sama saya. Minta jemput gitu. Saya nggak suka kamu bawa mobil, apalagi seperti tadi."

Om Azka melenggang pergi setelah mengatakan itu padaku.

"Belum juga jadi apa-apanya, udah marah-marah'', gerutuku. Sayangnya, ternyata om Azka mendengar perkataan ku barusan. Dia kembali ke arahku.

"Sekarang belum, tapi nanti siang sudah. Kamu akan jadi tanggung jawab saya sepenuhnya. Kemarikan kunci mobilmu!", titahnya.

"Buat apa?", tanyaku. Tapi tetap saka kuserahkan kunci itu.

"Saya nggak mau kalau liat kamu bawa mobil seperti tadi. Dasar bocah!"

"Sudah tahu aku bocah, kenapa om malah mau menikah denganku!", sekarang giliran ku yang meninggalkan nya.

Pagi-pagi sudah dibuat emosi begini. Bagiamana nanti siang , sore, bahkan malam?

"Woy...telat Lo. Untung aja pak Sam belom datang", Aurel menarikku duduk.

"Gue kesiangan!"

"Gak bisa tidur, mikirin apa sih? Kangen sama bunda Lo?", tanya Aurel pelan. Nggak mungkin kan aku bilang kalau aku mikirin tentang pernikahan ku dengan om Azka.

"Heem."

Dan setelah itu, pak Sam masuk ke kelas. Langsung memberikan soal ulangan.

Jam pelajaran berakhir. Sudah jam sebelas.

Ah...waktunya sebentar lagi. Aku berjalan lesu. Aurel sudah dijemput oleh sopir beberapa menit yang lalu. Ku dengar ada sedikit kegaduhan. Ada sekelompok cowok yang sedang main basket.

Tiba-tiba saja sebuah bola melewati ku. Aku ambil bole itu lalu kulemparkan kembali kelapangan. Dan disana, ada sosok yang ku kenal.

"Vicky?", aku bertanya pada diriku sendiri.

Cowok tampan itu mengahampiri ku. Vicky salah satu alumni di SMA Bhakti. Dia menjadi cowok populer di masanya.

"Hai!", sapa Vicky.

"Hai...Lo...kapan datang?",tanyaku gugup.

"Kemaren. Gue sengaja ke sini buat nemuin Lo."

"Hah? Kenapa?", tanyaku mulai gugup. Vicky meraih tanganku.

"Sekarang, nggak ada lagi yang mengahalangi cinta kita. Bunda sudah tidak bisa melarang kita pacaran kan?", tanya Vicky padaku. Disaat yang bersamaan, om Azka keluar dari ruangannya. Dia menatap tajam ke arahku.

"Kamu mau kan Na, jadi pacarku?", Vicky menghiba. Melihat om Azka menatap ku seperti singa siap menerkam mangsa nya, buru-buru kulepas kan tangan Vicky.

"Mmm....maaf Vick, gue...nggak bisa!"

"Kenapa? Bunda sudah nggak ada Na, nggak ada yang mengahalangi kita lagi."

"Tapi gue nggak bisa Vick!"

"Jelasin apa alasannya?"

"Ya...pokoknya nggak bisa aja. Udah ya, gue pulang. Gue ada acara keluarga." Aku menjauh dari Vicky. Om Azam sudah mendahului ku.

Setelah dilorong yang agak sepi, aku memanggil om Azka.

"Tunggu om!", dan om Azka mengehentikan langkahnya.

"Saya mau sholat Jumat."

"Iya, Nana mau pulang kok. Bisa kasihin kunci motor om nggak kalau aku nggak boleh bawa mobil?"

Om Azka berbalik badan. Lalu merogoh kantong celananya.

"Nih!", ia meletakkan ditelapak tanganku. Aduh, rasanya kok begini banget ya.

"Jangan ngebut! Inget itu!", aku mengangguk. Dia pun meninggalkan ku di lorong.

Kenapa aku selalu saja tunduk padanya sih?

Kini, aku sudaj berada diparkiran. Menaiki motor milik calon suami ku, om Azka!

Terpopuler

Comments

andi hastutty

andi hastutty

jujur nanti dia ngejar kamu loh

2024-02-12

0

🌺zahro🌺

🌺zahro🌺

kenapa gak jujur aja sama vicky ,takutnya vicky berhatap

2023-12-17

0

lihat semua
Episodes
1 Najma Aksyaira Gustiawan
2 Kepergian Anisa
3 Wasiat Bunda
4 Calon suami?
5 Kesepakatan
6 Mendadak dilamar
7 Azka & Nisa atau Azka & Najma?
8 Hak dan kewajiban
9 Vicky datang
10 Hari Pernikahan
11 Siap ngga siap
12 'ANU'????
13 Hotel
14 First Kiss
15 Masa lalu Azka
16 Menunaikan kewajiban
17 Sama-sama merasa korban
18 Pandai berkamuflase
19 cemburu
20 Wangi shampo
21 Uang jajan
22 Gara-gara Vicky
23 Posesif
24 Terbongkar
25 Drop Out
26 Syukur
27 The power of mama
28 Ngidam
29 Keputusan
30 Ayam bakar madu
31 Suami yang bisa di andalkan
32 Kedatangan bibik
33 Hampir keguguran
34 Manja level akut
35 Ulah Dara
36 Membaca lagi surat Anisa
37 Ujian
38 Rencana liburan
39 Menuju puncak
40 Perdebatan kecil
41 Vila puncak
42 Tahu dari bunda
43 Setuju untuk kuliah
44 Tamu tak di undang
45 Teror
46 Masih ditutupi
47 Ditodong
48 Ga profesional
49 Insiden
50 Menemukan mu
51 Keadilan bagi siapa?
52 Manja akut
53 Suamiku masih mengingat bundaku....
54 Baikan
55 Kebebasan Vicky
56 Melihat Vicky
57 Kecemasan seorang suami sekaligus ayah
58 Keberanian Vicky
59 Pindah ke rumah papa
60 Di rumah Papa
61 Damai
62 Gertakan Vicky
63 Gelang
64 Menghadiri Arisan
65 Ledek-meledek
66 Kecemasan bumil
67 Ikut ke hotel
68 Aurel Vicky
69 Aurel jadian
70 Salah sangka
71 Curhatan
72 Ambisi Dara
73 Gila!
74 Kontraksi palsu
75 Si utun launching
76 Baby Az
77 Di ajak pulang Mama
78 Ketakutan Aurel
79 Cerita Mama mertua
80 Aurel tertekan
81 Tak terlupakan
82 Baby sitter baru
83 Tak ada salahnya jaga-jaga
84 Aksi nekad Dara
85 Salah pilih lawan
86 Ingin ruang kerja
87 Sepemikiran
88 Kedatangan Aurel
89 mengobrol dengan aurel
90 Membatasi hubungan pertemanan
91 Aurel penurut
92 jahatnya nanggung
93 Keluar kota
94 Kejadian di hotel
95 Wisnu
96 Kebenaran
97 Hanya berusaha menyelamatkan
98 Nama Bayi
99 Meluruskan
100 Pulang
101 Kejutan
102 Eps 102
103 Permohonan Aurel
104 Mahalnya sebuah kata maaf
105 Kesempatan terakhir
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Najma Aksyaira Gustiawan
2
Kepergian Anisa
3
Wasiat Bunda
4
Calon suami?
5
Kesepakatan
6
Mendadak dilamar
7
Azka & Nisa atau Azka & Najma?
8
Hak dan kewajiban
9
Vicky datang
10
Hari Pernikahan
11
Siap ngga siap
12
'ANU'????
13
Hotel
14
First Kiss
15
Masa lalu Azka
16
Menunaikan kewajiban
17
Sama-sama merasa korban
18
Pandai berkamuflase
19
cemburu
20
Wangi shampo
21
Uang jajan
22
Gara-gara Vicky
23
Posesif
24
Terbongkar
25
Drop Out
26
Syukur
27
The power of mama
28
Ngidam
29
Keputusan
30
Ayam bakar madu
31
Suami yang bisa di andalkan
32
Kedatangan bibik
33
Hampir keguguran
34
Manja level akut
35
Ulah Dara
36
Membaca lagi surat Anisa
37
Ujian
38
Rencana liburan
39
Menuju puncak
40
Perdebatan kecil
41
Vila puncak
42
Tahu dari bunda
43
Setuju untuk kuliah
44
Tamu tak di undang
45
Teror
46
Masih ditutupi
47
Ditodong
48
Ga profesional
49
Insiden
50
Menemukan mu
51
Keadilan bagi siapa?
52
Manja akut
53
Suamiku masih mengingat bundaku....
54
Baikan
55
Kebebasan Vicky
56
Melihat Vicky
57
Kecemasan seorang suami sekaligus ayah
58
Keberanian Vicky
59
Pindah ke rumah papa
60
Di rumah Papa
61
Damai
62
Gertakan Vicky
63
Gelang
64
Menghadiri Arisan
65
Ledek-meledek
66
Kecemasan bumil
67
Ikut ke hotel
68
Aurel Vicky
69
Aurel jadian
70
Salah sangka
71
Curhatan
72
Ambisi Dara
73
Gila!
74
Kontraksi palsu
75
Si utun launching
76
Baby Az
77
Di ajak pulang Mama
78
Ketakutan Aurel
79
Cerita Mama mertua
80
Aurel tertekan
81
Tak terlupakan
82
Baby sitter baru
83
Tak ada salahnya jaga-jaga
84
Aksi nekad Dara
85
Salah pilih lawan
86
Ingin ruang kerja
87
Sepemikiran
88
Kedatangan Aurel
89
mengobrol dengan aurel
90
Membatasi hubungan pertemanan
91
Aurel penurut
92
jahatnya nanggung
93
Keluar kota
94
Kejadian di hotel
95
Wisnu
96
Kebenaran
97
Hanya berusaha menyelamatkan
98
Nama Bayi
99
Meluruskan
100
Pulang
101
Kejutan
102
Eps 102
103
Permohonan Aurel
104
Mahalnya sebuah kata maaf
105
Kesempatan terakhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!