Kini Dion berdiri didepan pintu rumah Vera, dia tidak akan pernah menyerah sebelum Vera memaafkan semua kesalahannya. Dion menekan tombol bel rumah Vera.
Tingtung..tingtung..
Mila berjalan menuju pintu utama saat mendengat bel berbunyi.
"Sebentar." Teriak Mila.
Mila membuka pintu.
"Dion! untuk apa kamu datang kemari?" Tanya Mila saat pintu terbuka sepenuhnya.
"Veranya ada tante."
"Vera baru saja tidur."
"Bisa tolong bangunin nggak tante, ada yang mau Dion bicarakan sama Vera." Pinta Dion.
"Maaf ya Dion, tante saat ini nggak mau menggangu Vera, tante sudah tau apa yang mau kamu bicarakan. Vera sudah menceritakan semuanya sama tante, jadi tante mohon sama kamu agar kamu mau ngertiin perasaan Vera."
"Tapi tante, Dion sayang sama Vera tante. Dion tau Dion salah, tapi Dion ingin memperbaiki semuanya. Tolong panggilkan Vera tante, Dion mohon." Ucap Dion sambil menyatukan kedua telapak tangannya memohon.
"Kalau soal masalah ini tante mohon maaf, tante nggak bisa membantu kamu, karena menurut tante kamu sudah keterlaluan Dion. Tante nggak menyangka kamu tega melakukan ini ke Vera. Apa salah Vera sama kamu?"
"Dion tau tante, Dion minta maaf. Tapi please tolong panggilkan Vera tante, Dion ingin menjelaskan semuanya kepada Vera tante." Dion terus memohon kepada Mila agar bisa bertemu dengan Vera.
"Menurut tante nggak ada lagi yang perlu kamu jelaskan. Vera sudah melihat semuanya dengan mata kepalanya sendiri. Maafin tante, lebih baik sekarang kamu pulang. Kamu renungin kesalahan yang telah kamu lakukan, jadi tolong tinggalkan rumah ini." Ucap Mila lalu menutup pintu.
Saat ini Vera sedang melihat Dion dari atas balkon kamarnya. Sebenarnya Vera juga tidak tega melihat Dion seperti itu, tapi hatinya sudah terlanjur sakit. Kesalahan fatal yang dilakukan Dion tidak bisa dimaafkan, hati Vera sudah hancur berkeping-keping, sudah tidak bisa disatukan lagi.
Dion tetap berdiri didepan pintu sambil terus berteriak memanggil nama Vera.
"Sayang, aku mohon maafin aku, aku tau aku salah, maafin aku sayang, aku mohon jangan tinggalkan aku, aku sangat mencintaimu sayang." Teriak Dion Keras.
Vera menangis sambil melihat Dion dari balkon kamarnya. Ingin sekali Vera berteriak dan menyuruh Dion untuk segera pergi dari rumahnya, tapi Vera tidak sanggup melakukannya.
Mila tidak perduli mau sampai kapan Dion akan terus berteriak didepan rumahnya. Dia berjalan menaiki tangga menuju kamar Vera.
"Sayang, Mama boleh masuk nggak?" Tanya Mila sambil mengetuk pintu kamar Vera.
"Masuk aja Ma tidak dikunci." Teriak Vera.
Mila masuk kedalam kamar Vera. Dia melihat Vera sedang berdiri dibalkon kamarnya.
"Kenapa kamu nggak istirahat sayang?" Tanya Mila sambil berjalan menghampiri Vera.
"Vera nggak bisa Ma, hati Vera sangat sakit rasanya. Kenapa Dion tega melakukan ini sama Vera Ma? apa salah Vera Ma? selama ini Vera begitu percaya sama Dion dan Tantri, tapi kenapa mereka tega menusuk Vera dari belakang, kenapa Ma..kenapa?" Teriak Vera sambil melupkan sakit hatinya.
"Sudah sayang, jangan menangis lagi. Kamu nggak pantas menangisi orang seperti Dion. Mama yakin dibalik peristiwa ini ada kebahagiaan yang sedang menantimu." Ucap Mila mencoba menenangkan Vera.
"Ma, untuk sementara waktu Vera nggak mau masuk kuliah dulu." Ucap Vera sambil menghapus air matanya.
"Kenapa sayang? apa kamu sakit?" Tanya Mila cemas.
"Nggak Ma, Vera belum siap bila harus bertemu Dion dan Tantri. Kalau ketemu Dion hati ini semakin tambah sakit Ma."
"Ya sudah, biar besok Mama datang ke kampus kamu untuk minta izin ke dosen kamu. Sekarang kamu makan ya, Mama sudah menyiapkan makan malam."
"Makasih ya Ma." Ucap Vera sambil memeluk Mama nya.
"Iya sayang, ayo kita turun nanti makanannya keburu dingin lagi." Ajak Mila.
Dion yang sudah merasa lelah akhirnya memutuskan untuk pulang kerumahnya, tapi dia tidak akan pernah menyerah sebelum Vera mau memaafkannya.
"Sayang makan yang banyak, Mama nggak mau kamu sampai sakit."
"Tapi Vera lagi nggak selera makan Ma." Ucap Vera yang sedari tadi hanya mengaduk-aduk makanan yang ada didepannya.
"Tapi kamu harus tetap makan sayang, biar kamu ada tenaga." Bujuk Mila.
"Vera beneran nggak lapar, maafin Vera ya Ma, Vera mau kekamar dulu." Ucap Vera lalu berdiri dan meninggalkan meja makan.
Mila tidak tega melihat keadaan anak semata wayangnya. Baru kali ini Mila melihat Vera sesedih ini setelah kematian Papa nya.
"Sayang kamu harus tegar, Mama janji akan selalu ada disamping kamu. Mama akan lakuin apa saja agar kamu bahagia sayang."
Didalam kamar Vera hanya melamun. Dia masih terbayang-bayang kejadian tadi siang, tiba-tiba ponsel Vera berbunyi.
Tutt...tutt...tutt..
Vera mengambil ponselnya dari dalam tas lalu menjawab telfon itu.
"Mau apa lagi kamu! belum puas kamu menyakiti hati aku, hah!" Teriak Vera keras.
"Maafin aku sayang, aku tau aku salah, please maafin aku. Aku akan menebus semua kesalahan aku tapi aku mohon jangan tinggalkan aku." Pinta Dion.
"Dion maaf, untuk kali ini aku nggak bisa memaafkan kamu. Kesalahan kamu sangat fatal. Kamu tega mengkhianatai aku dengan sahabat aku sendiri, please jangan menghubungi aku lagi." Ucap Vera lalu mematikan telfon.
Vera berjalan menuju ranjang, direbahkannya tubuhnya diatas ranjang. Dia menatap langit-langit kamarnya. Air matanya masih terus mengalir membasahi kedua pipinya.
"Kenapa dunia sekejam ini kepadaku? apa salah aku? cinta aku tulus tapi kenapa seperti ini balasan yang aku dapat, kenapa?" Teriak Vera keras.
🌟🌟🌟🌟
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 252 Episodes
Comments
Dinda Kharisma
untung nya km tau ver sebelum kamu benar2 resmi bertunangan...
2021-07-16
0
Zaitun
sedih banget kayak di tinggal suami ja kan aru pdt walau dalam agama gak boleh. lebay
2021-04-07
1
puTri Munin9
diioon..makanya perkututmu itu u jaga baik2,,
2021-04-04
0