Sesampainya di rumah Dion turun dari motor. Dion berjalan menuju pintu dan membuka pintu.
" Ma..Dion pulang." Teriak Dion lalu masuk ke dalam rumah.
" Bik, Mama kemana?" Tanya Dion kepada bik Surti.
" Nyonya pergi keluar sama tuan den."
" Ya sudah makasih bik, aku mau ke,kamar dulu." Ucap Dion lalu melangkahkan kakinya menaiki anak tangga satu persatu menuju kamarnya.
Dion membuka pintu kamarnya dan masuk ke dalam kamarnya. Ia langsung merebahkan tubuhnya diatas ranjang. Dion menatap langit-langit kamarnya. Ia mengingat kembali kejadian di rumah Tantri.
" Apa yang sudah aku lakukan? Kenapa aku nggak bisa menahan diri aku? Aku sudah mengkhianati Vera. Aku memang brengsek!" Teriak Dion keras.
Dion berharap Tantri tidak akan menceritakan kejadian tadi kepada Vera. Dion takut Vera akan meninggalkannya setelah mengetahui kalau dirinya sudah melakukan hal bejat itu dengan sahabatnya sendiri.
" Semoga Tantri tidak memberitahu Vera, awas saja kalau dia sampai berani menceritakan semuanya kepada Vera." Gumannya dalam hati.
" Hari yang melelahkan, mandi dulu ah." Ucap Dion sambil berjalan menuju kamar mandi.
Setelah selesai mandi Dion keluar dari kamar mandi. Dion berjalan menuju lemari dan diambilnya kaos dan celana kolor, setelah selesai berpakaian Dion keluar dari kamar.
" Bi Surti!" Teriak Dion.
" Ada apa den? " Tanya bi Surti yang ada di dapur.
" Aku lapar ni bi, ada makanan nggak?" Tanya Dion sambil berjalan mendekati bi Surti.
" Ada den, bibi sudah menyiapkan makan malam." Sahut bik Surti sambil menyiapkan makanan diatas meja.
Dion duduk di ruang makan, lalu melihat hidangan yang ada diatas meja.
" Bi Surti masak apa?" Tanya Dion sambil melihat makanan yang tertata rapi diatas meja.
" Bibik masak opor ayam den."
" Wah enak ini, makin tambah laper." Ucap Dion sambil menuangkan nasi ke dalam piring.
" Mama tadi pergi jam berapa Bik?" Tanya Dion lalu memasukan satu suap makanan kemulutnya.
" Sudah dari tadi siang Den, bibik mau bersih-bersih dulu ya Den."
" Iya bik, silahkan."
Dion melajutkan makannya. Setelah setengah jam Dion selesai makan.
" Bik, nanti kalau Mama sudah pulang dan menanyakan aku, bilang saja aku ada di kamar sedang belajar ya bik." Pinta Dion.
" Iya den."
Dion berjalan menaiki tangga dan menuju kamarnya. Dion mendengar ponselnya berbunyi.
Tutt..tutt...tutt..
Dion mengambil ponselnya dari atas meja dan melihat siapa yang menelfon.
" Vera! gimana ini, apa Tantri sudah memberitahu Vera ya? awas saja kalau itu benar-benar terjadi, aku nggak akan tinggal diam." Gerutu Dion.
Dion menjawab telfon dari Vera. Dion mengambil nafas dan membuangnya perlahan, ia mencoba untuk tetap tenang.
" Malem sayang." Sahut Dion dengan senyuman di wajahnya.
" Malem juga sayang, kamu lagi ngapain? maaf ya aku menelfon kamu malam-malam."
" Nggak apa-apa sayang, aku juga lagi suntuk untung kamu menelfon." Dion berjalan menuju sofa lalu mendudukan tubuhnya.
" Ada apa sayang? Nggak kayak biasanya kamu menelfon aku malam-malam." Ucap Dion penasaran.
" Nggak ada apa-apa, aku cuma mau mendengar suara kamu sebelum aku tidur."
" Jadi kamu kangen sama aku." Goda Dion.
" Tau saja kalau aku lagi kangen. Kita kan cuma ketemu dikampus, dan kita akhir-akhir ini jarang menghabiskan waktu berdua."
" Sini aku peluk kalau kangen, makanya kalau aku ajak jalan itu mau, bukannya malah terus menolak." Sindir Dion.
" Peluk saja itu guling, maaf ya sayang, bukan maksud aku untuk menolak kamu, tapi aku lagi sibuk bantuin mama aku." Ucap Vera mencoba memberi alasan kepada Dion.
" Aku kira kamu sudah nggak mau jalan sama aku, aku kira kamu sudah bosen sama aku." Sindir Dion.
" Nggak sayang, aku itu mau banget jalan sama kamu, tapi waktunya saja yang gak tepat. Siapa juga yang bosen. Aku malah semakin cinta sama kamu. I love you sayang."
" Maafin aku ya Ver, aku sudah berbohong sama kamu. Aku sudah melakukan hal bodoh yang nggak mungkin bisa kamu maafkan." Guman Dion dalam hati.
" Aku sudah puas mendengar suara kamu, selamat malam sayang, jangan lupa mimpiin aku ya."
" Kok udahan." Ucap Dion sambil mengerucutkan bibirnya.
" Aku mau tidur, sudah ya sayang..muuuaahhh." Ucap Vera lalu menutup telfon.
»»»»»
Hari ini Tantri berniat meminta Dion untuk menjemputnya di rumah. Ia ingin pergi ke kampus bersama dengan Dion.
Dion bersiap-siap untuk berangkat ke kampus, ia naik keatas motornya, tapi tiba- tiba ponselnya berbunyi.
Tuttt...tuttt..tuutt..
Dion mengambil ponselnya dari saku celananya dan melihat siapa yang menelpon.
" Mau apa lagi dia pagi-pagi menelfon!" Gerutu Dion lalu menjawab telponnya.
" Hallo, ada apa Tan?" Sahut Dion.
" Jemput aku dong, motor aku masih dibengkel. Kamu mau kan menjemput aku," Pinta Tantri.
" Kenapa nggak naik taksi saja sih?" Tanya Dion kesal.
" Aku mau kamu menjemput aku sekarang, kalau tidak aku akan bicara sama Vera." Ancam Tantri.
" Awas saja kalau kamu sampai bicara macam-macam sama Vera." Ucap Dion emosi.
" Tunggu aku disana." Sambung Dion lagi lalu mematikan telponnya.
Dion melajukan motornya menuju rumah Tantri. Tantri sudah menunggu di depan rumah.
" Cepatan naik!" Ucap Dion ketus.
" Jangan marah dong sayang, nanti gantengnya ilang lo." Goda Tantri sambil naik keatas motor.
Dion melajukan motornya dengan cepat kearah kampus. Sampai di kampus Tantri turun dari motor.
" Makasih ya sayang." Ucap Tantri lalu mengecup pipi Dion.
" Heemmm..." Ucap Dion lalu turun dari motor.
Tiba-tiba Vera muncul dari belakang Tantri dan Dion.
" Pagi sayang." Sapa Vera sambil berjalan kearah Tantri dan Dion.
Dion dan Tantri terkejut dengan kedatangan Vera.
" Semoga saja Vera nggak melihat kejadian tadi." Guman Dion dalam hati.
Dion mencoba menetralkan detak jatungnya yang tak beraturan, karena rasa takutnya jika Vera melihat apa yang Tantri lakukan padanya.
" Pagi juga sayang." Sahut Dion dengan senyuman di wajahnya.
" Kok Tantri bisa barengan sama kamu sayang?" Tanya Vera heran.
" Oooo..tadi aku kebetulan lihat dia lagi menunggu taksi, karena kita searah jadi ya aku kasih tumpangan, gitu sayang." Ucap Dion sambil menatap Tantri.
" Ya benar Ver, motor aku mogok dan Dion menawarkan tumpangan jadi ya aku ikut saja." Ucap Tantri menambahkan.
" Ooo gitu, aku percaya kok sama kalian." Ucap Vera dengan senyuman tipis di bibirnya.
" Ya sudah ayo kita kekelas sayang." Ajak Dion sambil menarik tangan Vera.
Tantri menghela nafas panjang, " Hampir saja."
Mereka pun masuk ke dalam kelas. Kelas pun dimulai.
Tanpa sepengetahuan Vera, selama jam pelajaran Tantri menggenggam tangan Dion. Dion hanya diam saja dan tidak menolaknya.
Kelaspun selesai.
" Sayang mau jalan-jalan nggak, sudah lama kita nggak jalan berdua." Ajak Dion.
" Maaf sayang, aku nggak bisa, aku masih ada urusan. Maaf ya, lain kali saja ya, ok." Ucap Vera sambil menggenggam tangan Dion.
" Ya sudah nggak apa-apa." Ucap Dion sambil menahan rasa kesalnya karena Vera selalu menolak saat di ajak jalan.
" Ya sudah aku pulang duluan ya." Ucap Vera lalu meninggalkan Dion dan Tantri.
" Kamu kenapa sayang? kan masih ada aku. Memangnya kamu mau kemana? gimana kalau aku yang menemani kamu." Ucap Tantri sambil mengandeng lengan Dion.
" Ya sudah, aku mau ketoko buku, ada buku yang mau aku beli."
Dion akhirnya menerima tawaran Tantri, ia tidak mau pergi ke toko buku sendirian. Sesampainya di toko buku, Dion segera mencari buku yang ingin di belinya. Setelah selesai mereka pun keluar dari toko buku.
" Sayang aku lapar, gimana kalau kita makan dulu." Ucap Tantri sambil menatap Dion. Dion menganggukan kepalanya.
Mereka memutuskan untuk makan di restoran yang tak jauh dari toko buku.
" Kamu mau makan apa?" Tanya Dion sambil melihat buku menu.
" Terserah kamu saja sayang."
Dion memanggil pelayan dan memesan makanan dan minuman. Setelah beberapa menit pesanan merekapun datang, mereka mulai menyantap makanan yang tadi sudah mereka pesan.
Ferdi menajamkan tatapannya kearah meja yang tak jauh dari tempat duduknya.
" Bukannya itu Dion dan Tantri, kenapa mereka ada disini? Apa Vera tau kalau Dion lagi jalan sama Tantri?" Gumannya dalam hati.
" Coba nanti aku bertanya kepada Vera." Ucap Ferdi lalu berdiri dan berjalan keluar dari restoran.
🌟🌟🌟🌟
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 252 Episodes
Comments
Anthy Khalid
kenapa sieh dion nggak berterus terang sama vera,wlwpun mungkin awalnya vera nggak percaya dan mungkin akan afa kemarahan tapu setidaknya kan dion sdh berusaha jujur.
dari pd begini...kan makin berlarut-larut jadinya
2021-06-15
0
Ambar Setyorini
hub yg gak normal dikit aja pasti ada celah yg dimanfaatin pelakor..krn very yg selalu sibuk m g mau diajak jalan itulah celahnya..dengan mudahnya tantri masuk hub mereka..kasian very yp dia jg salah..greget ak ma tantri.. pengen tak.pecel mukanya
2021-06-07
0
Zaitun
cowok cabe csbean
2021-04-07
0