Vera membuka pintu dan masuk ke dalam rumah.
"Ma, Vera pulang!" Teriak Vera.
"Ya sayang, Mama ada di dapur, cepetan kesini bantuin Mama memasak!" Teriak Mila dari arah dapur.
Vera berjalan menghampiri mama nya.
"Mama mau memasak apa?"
"Mama mau memasak rendang kesukaan kamu.Tadi pulang dari butik Mama mampir ke pasar membeli daging sapi. Mama ingat kalau kamu suka rendang makanya Mama ingin masakin buat kamu."
"Wah...ini pasti rasanya enak banget Ma, baunya harum banget lagi, jadi tambah lapar ini perut," ucap Vera sambil menggaduk-aduk rendang yang sudah hampir matang.
"Siapa dulu dong yang masak," ucap Mila dengan senyuman di wajahnya.
"Mama nya Vera gitu loh." Vera lalu tertawa.
Mila dan Vera memang suka bersenda gurau untuk melepaskan lelah mereka.
Mereka akhirnya selesai memasak. Vera menghidangkan makanan diatas meja makan.
"Ayo Ma cepetan, Vera sudah laper banget ini." Vera lalu mengambil nasi dan ia letakan di atas piring. Gadis itu lalu menuangkan rendang di atas nasi yang tadi diambilnya. Rasa lapar di perutnya membuatnya tidak sabar untuk segera mencicipi rendang kesukaannya.
"Kamu nggak mandi dulu?" Tanya Mila lalu menarik kursi dan mendudukan tubuhnya.
"Nanti saja Ma, Vera sudah nggak tahan mencium bau rendang buatan Mama ini, makin tambah laper banget ini perut." Vera lalu menyengir kuda. Mila hanya menggelengkan kepalanya. Ia tau kalau anak semata wayangnya ini sangat menyukai rendang daging sapi.
"Ma, tadi Ferdi kesini nggak?" Tanya Vera lalu ia memasukan satu suapan kemulutnya.
"Nggak sayang, memangnya Ferdi mau kesini?"
"Iya Ma, katanya tadi mau mampir, katanya ada sesuatu yang mau dibicarakan sama Vera," ucap Vera sambil kembali memasukan makanan ke mulutnya. Gadis itu sangat menikmati rendang buatan Mama nya.
"Ya ditunggu saja, nanti juga dateng," ucap Mila sambil melihat Vera yang dengan lahabnya memakan rendang buatannya.
"Vera akan tunggu, soalnya Vera penasaran dengan apa yang akan Ferdi bicarakan." Vera mengambil gelas berisi air putih lalu meneguknya.
"Kamu tadi darimana, kok baru pulang?"
"Tadi Vera menjenguk Dion, dia sakit lagi Ma."
"Memangnya Dion sakit apa?"
"Cuma pusing kok Ma, tapi sudah mendingan."
Mereka akhirnya selesai makan.
"Biar Vera saja Ma, yang mencuci piring." Ucap Vera lalu membawa piring kotor dan membawanya ke dapur.
"Makasih ya sayang, anak Mama ini sudah dewasa sekarang," sindir Mila.
"Memang Vera sudah dewasa, maaf ya Ma kalau Vera jarang bantuin Mama mengurus rumah."
"Nggak apa-apa sayang, kamu kan juga sibuk kuliah dan belajar. Kamu pikirin saja kuliah kamu agar kamu bisa lulus dengan nilai terbaik."
"Mama memang yang terbaik, Vera janji akan belajar yang rajin dan membuat mama bangga," ucap Vera lalu memeluk Mama nya. Mila mengusap lembut puncak kepala Vera. Ia bangga kepada anak gadisnya.
Vera mulai mencuci piring dan gelas kotor.
"Akhirnya selesai," ucap Vera sambil menaruh piring dan gelas ke dalam rak piring.
"Ma, Vera ke kamar dulu ya mau mandi, nanti kalau Ferdi datang panggil Vera."
"Iya sayang."
Vera berjalan menaiki tangga menuju kamarnya. Ia membuka pintu kamar dan masuk ke dalam kamar.
"Kenapa Ferdi sampai sekarang belum juga datang ya, padahal aku penasaran dengan apa yang mau dia ceritakan," gerutu Vera.
"Terus kenapa tadi dia bilang dia nggak enak sama Tantri, memangnya apa hubungan sama Tantri, dasar Ferdi suka banget bikin aku penasaran kayak gini..sebel..sebel!" Teriak Vera keras.
"Sudah lah aku mandi dulu, nanti coba aku telpon Ferdi, aku akan menanyakan apa yang ingin di katakan sama aku."
Vera lalu berjalan menuju kamar mandi. Setelah setengah jam Vera selesai mandi. Setelah selesai berpakaian. Ia mengambil ponselnya yang ada di dalam tasnya lalu mencoba menghubungi Ferdi.
Tutt...tutt...tutt...( Ponsel Ferdi berbunyi ).
"Hallo Ver, ada apa kamu menelfonku?"
Ferdi terkejut saat Vera menelfonnya. Karena Vera jarang sekali menelfonnya semenjak dia jadian sama Dion.
"Fer, kamu kok nggak jadi datang ke rumah aku, kenapa? dari tadi aku menunggu kamu tapi kamu nggak datang-datang juga. Jangan bikin aku penasaran kayak gini dong," ucap Vera kesal.
"Maaf Ver, tadi aku mendadak ada urusan, lain kali saja aku ke rumah kamu. Aku janji akan kasih tau kamu."
"Kok gitu! Tapi aku beneran penasaran banget ini, sebenarnya tadi kamu mau cerita apa ke aku? kasih tau aku sekarang. Terus kenapa kamu merasa nggak enak sama Tantri? apa ini ada hubungannya sama Tantri?" Tanya Vera curiga.
Vera penasaran apa yang sebenarnya Ferdi ketahui tentang Tantri. Hal yang sama sekali tidak ia ketahui.
"Besok saja aku ceritain, aku nggak bisa cerita di telfon, lagian ini masalah serius. Aku akan memberitahu kamu secara langsung, aku janji."
"Ferdi jangan gitu dong, kamu bikin aku tambah penasaran saja deh," ucap Vera semakin kesal.
"Biarin kamu tambah penasaran, dengan begitu kan kamu selalu mikirin aku dan merindukan aku," goda Ferdi.
"Sudah deh, nggak usah mulai lagi, aku lagi serius ini. Jangan mengalihkan pembicaraan ke topik yang lain, aku juga lagi nggak mau membahas itu."
"Ok..ok, tapi aku akan terus bersabar menunggu kamu Ver, sampai kamu mau buka hati kamu buat aku. Aku janji bila sudah saatnya aku akan kasih tau kamu tapi aku nggak bisa ke rumah kamu sekarang, aku lagi sibuk banget ini."
Ferdi mencoba menahan dirinya untuk tidak memberitahu Vera hal yang sebenarnya, karena Ferdi ingin bicara langsung dengan Vera.
"Sudah lah, aku tutup dulu, kamu ngomongnya mulai ngelantur kemana-mana, pokoknya aku tunggu, awas saja kalau kamu ingkar janji," ancam Vera lalu mematikan telponnya.
Vera meletakan ponselnya diatas meja dan merebahkan tubuhnya diatas ranjang. Vera menatap langit-langit kamarnya. Ia tidak menyangka Ferdi benar-benar akan menunggunya sampai kapanpun.
"Ferdi, kenapa sih kamu masih suka sama aku? padahal aku sudah menyakiti hati kamu dengan memilih Dion dari pada kamu. Sebenarnya apa yang spesial sih dari aku? banyak cewek-cewek cantik di kampus, tapi kenapa kamu malah sukanya sama aku. Aku nggak tau harus bersikap kayak gimana sama kamu agar kamu bisa mengerti. Aku nggak pantas untuk kamu cintai Fer." Vera menghela nafas berat.
....kamu itu orangnya baik Fer, sahabat terbaik aku, yang selalu ada disaat aku membutuhkan. Kamu mau mendengarkan keluh kesah aku, tapi apa yang aku berikan sama kamu hanya rasa sakit. Maafin aku Fer, aku nggak bisa mencintai kamu karena yang aku cintai hanya Dion. Aku sangat mencintai Dion, hanya Dion yang ada di hati aku. Hati aku sudah terukir nama Dion, semoga kamu bisa mendapatkan cewek yang lebih segala-gala nya dari aku. Karena aku juga ingin kamu bahagia, Ferdi. Kamu orang yang sangat baik."
»»»»»
Ferdi
Maafin aku Ver, aku akan cerita sama kamu jika waktunya sudah tepat. Aku nggak mau kamu sakit hati, kamu harus bahagia. Aku akan setia menunggu kamu Ver, sampai kamu mau nerima cinta aku dan membuka hati kamu buat aku, walau aku harus menunggu seberapa lamapun aku akan tetap menunggumu.
...Dion nggak pantes mendapatkan cinta kamu Ver, karena dia sudah bohongin kamu. Dan teman kamu Tantri, dia adalah musuh dalam selimut, dia diam-diam sudah mendekati Dion di belakang kamu.
...Tantri ingin mendapatkan Dion dan merebutnya dari kamu. Andai kamu tau semua ini, apa yang akan kamu lakukan Ver? hati kamu pasti akan hancur dan aku nggak mau melihatmu terluka. Andai dari dulu aku berani mengungkapkan perasaan aku sama kamu mungkin sekarang kamu akan menjadi milikku dan kita sudah bersama saat ini. Tapi dulu aku begitu takut, aku takut kamu akan menjauhiku dan nggak ingin berteman denganku lagi.
...tapi aku janji, aku akan selalu ada buat kamu, aku akan selalu membuatmu tersenyum dan bahagia. Itu adalah janji ku Ver, janji seorang sahabat yang sangat mencintai kamu.
¤¤¤¤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 252 Episodes
Comments
salsa audy
maaf buat othornya..q juga gak bisa nulis gak bisa bikin novel,cuma sekedar masukan ajh Thor..ceritanya kurang ngena gituu🙏
2021-10-03
0
Sur Tini
thor....yg sopan la nyebut mama Mira gitu lo jangan Mira aja...kami si pembaca bingung baca nya...sebentar mama..sebentar Mira..jadikan gk sopan gitu...tolong la thor yg sopan nyebut"MAMA MIRA" nya
2021-03-07
0
Yenni Tantiana Ose Pehan
smoga dion tda sperti yng ferdi pikirkn
2021-01-26
0