Matahari menyinari kamar Vera dan masuk melewati celah-celah jendela kamar Vera. Dengan perlahan gadis itu mulai membuka kedua matanya.
Vera melihat jam di dinding ternyata sudah menunjukkan pukul 06.30 WIB. Gadis itu bangun dan turun dari ranjang.
Vera berjalan menuju kamar mandi. Setelah selesai mandi dan berpakaian ia keluar dari kamar. Gadis itu berjalan menuruni tangga. Gadis itu melihat Mama nya sedang menyiapkan sarapan, ia lalu berjalan menghampiri Mama nya.
" Pagi Ma.." Sapa Vera sambil memeluk Mila dari belakang.
Sudah jadi kebiasaan bagi Vera untuk memeluk Mila setiap pagi. Kadang-kadang gadis itu bahkan mengecup pipi Mama nya. Itu adalah bentuk kasih sayang gadis itu kepada Mamanya.
" Menu hari ini apa Ma?" Tanya Vera lalu duduk di kursi meja makan.
" Mama cuma bikin nasi goreng dan telur ceplok." Ucap Mila lalu duduk di depan Vera.
Vera mengambilkan sarapan untuk Mama nya dan meletakkannya di depan Mama nya.
" Makasih ya sayang." Ucap Mila dengan senyuman di wajahnya.
" Sama-sama Ma."
Vera memakan makanan dengan sangat lahab.
" Nggak kayak biasanya kamu makan sebanyak ini sayang." Ucap Mila penasaran.
" Habis nasi goreng buatan Mama lezat sekali." Ucap Vera dengan mulut penuh makanan.
" Tapi pelan-pelan saja makannya, masih banyak juga nasi gorengnya."
Mila senang melihat Vera makan sebanyak itu. Karena akhir-akhir ini Vera seperti tidak nafsu makan.
Vera mengambil susu lalu meneguknya. Ia mengusap perutnya yang terasa sangat kenyang.
" Ma, Vera berangkat dulu ya." Ucap Vera lalu berdiri dan mendekati Mila.
" Ya sayang, hati-hati di jalan ya." Sahut Mila
" Iya Ma." Ucap Vera lalu mencium tangan Mila.
Vera berjalan keluar dan masuk ke dalam mobil. Gadis itu melajukan mobilnya keluar dari garasi.
Saat dalam perjalanan Vera melihat Tantri sedang berdiri di pinggir jalan. Gadis itu menghentikan mobilnya disamping Tantri.
" Hai Tan." Sapa Vera.
" Hai Ver." Sahut Tantri. Ia terkejut saat melihat mobil Vera tiba-tiba berhenti di sampingnya.
" Kamu lagi menunggu taksi ya?"
" Emmm aku--"
" Ayo naik." Ajak Vera lalu membukakan pintu mobilnya.
" Tapi--"
" Ayo, nggak apa-apa lagi."
Sebenarnya Tantri sedang menunggu Dion, tapi karena ia tidak ingin Vera mencurigainya akhirnya Tantri masuk ke dalam mobil Vera.
Vera melajukan mobilnya menuju kampus.
Sesampainya di kampus Vera memarkirkan mobilnya. Mereka turun dari mobil.
" Motor kamu rusak lagi?" Tanya Vera penasaran. Karena sudah lama ia tidak melihat Tantri berangkat ke kampus menggunakan motornya.
" I--iya" Ucap Tantri gugup.
" Memangnya motor kamu rusaknya parahnya?"
" I--iya" Ucap Tantri sedikit cemas.
Yang ada di pikiran Tantri saat ini adalah Dion, ia takut kalau nanti Dion mencarinya karena tadi dia janjian sama Dion. Tantri belum sempat mengabari Dion kalau dia berangkat bersama Vera.
" Kamu kenapa Tan? kok kayak binggung gitu." Tanya Vera curiga.
" Aku nggak apa-apa Ver."
" Sudah ayo kita ke kelas." Ajak Tantri sambil menarik tangan Vera.
Dion yang sedang berada di parkiran melihat Vera dan juga Tantri. Dion berlari kearah Vera dan Tantri.
" Sayang tunggu!" Teriak Dion.
Dion berhenti di depan Vera sambil mengatur nafasnya yang tersengal-sengal.
" Kamu kenapa sayang? kok lari-larian gitu." Tanya Vera penasaran.
" Aku ada kabar gembira untuk kamu." Ucap Dion dengan nafas yang masih tak beraturan.
" Kabar gembira apa?" Tanya Vera penasaran.
Setelah merasa nafasnya sudah mulai kembali normal Dion manatap Vera dengan senyuman di wajahnya.
Tantri penasaran apa yang ingin dibicarakan Dion kepada Vera. Kabar gembira apa yang Dion maksud.
" Minggu depan orangtua aku akan datang ke rumah kamu untuk membicarakan hubungan kita." Ucap Dion dengan senyuman di wajahnya.
" Maksud kamu apa?" Tanya Vera dan Tantri bersamaan.
" Kamu juga penasaran ya Tan." Tanya Vera terkejut.
" Emmmm...aku, ya aku juga penasaran." Ucap Tantri gugup.
" Orangtua aku ingin hubungan kita berlanjut ke pernikahan, aku sangat bahagia saat mendengar itu dan aku juga nggak sabar ingin segera memberitahu kamu." Ucap Dion antusias.
Vera dan Tantri terkejut mendengar ucapan Dion. Terutama Tantri, ini semua tidak pernah terpikirkan sama sekali oleh Tantri. Pernikahan Dion dan Vera, Tantri seakan tertusuk benda tajam dan langsung mengenai jantungnya.
" Kamu serius! kamu nggak lagi bercanda kan!" Tanya Vera terkejut.
" Iya aku serius, ngapain juga aku bercanda tentang hal kayak gini, tapi karena kita masih kuliah jadi Papa aku pengen kita tunangan dulu." Ucap Dion. Vera terlihat sangat bahagia, ia tidak menyangka dirinya akan bertunangan dengan kekasih pujaan hatinya.
" Sayang aku bahagia banget mendengarnya." Ucap Vera lalubmemeluk Dion.
" Aku juga bahagia sayang." Ucap Dion sambil membalas pelukan Vera.
Tantri hatinya seakan hancur berkeping-keping. Gadis itu tidak mau melihat kemesraan Dion dan Vera.
" Maaf, aku duluan ke kelas ya." Ucap Tantri lalu berjalan meninggalkan Dion dan Vera.
Vera dan Dion yang terhanyut akan kebahagiaannya sama sekali tidak memperdulikan Tantri.
" Sayang aku seneng banget, aku nggak sabar ingin secepatnya menikah sama kamu." Ucap Dion sambil mengecup kening Vera.
" Aku juga sayang, karena aku sangat mencintaimu, aku nggak menyangka kita akan segera bertunangan." Ucap Vera dengan senyuman yang melengkung di bibirnya.
Tantri masih tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. Baru kemarin dia menghabiskan malam dengan Dion dan sekarang Dion mengatakan akan bertunangan dengan Vera.
" Dion mau tunangan! terus aku gimana, aku nggak akan pernah lepasin kamu Dion." Ucap Tantri dengan mengepalkan kedua tangannya.
Vera dan Dion berjalan menuju kelas, mereka melihat Tantri masih berdiri di depan pintu.
" Hai Tan, ngapain kamu cuma berdiri di depan pintu? kenapa kamu nggak masuk ke kelas?" Tanya Vera yang kini ada dibelakang Tantri.
Tantri melihat kearah Dion dan langsung memeluknya.
" Tan! apa-apaan kamu! lepasin nggak!" Teriak Dion sambil melepaskan pelukan Tantri.
" Kamu kenapa Tan? kenapa kamu tiba-tiba memeluk Dion?" Tanya Vera heran.
" Ver, sebenarnya aku..aku--"
Tantri belum sempat menyelesaikan ucapannya langsung dipotong oleh Dion.
" Sayang jangan mikir yang macam-macam ya, mungkin Tantri ingin memberi selamat ke aku jadi dia memelukku." Ucap Dion dengan nada gugup.
" Tantri jangan ulangi lagi ya, aku nggak suka melihat kamu maen peluk Dion seperti itu." Ucap Vera kesal.
Dion sama sekali tidak menyangka Tantri akan melakukan hal senekat ini. Dion tidak tau apa yang sedang ada di pikiran Tantri saat ini.
" Maafin aku Ver, aku nggak bermaksud apa-apa kok." Ucap Tantri sambil menggenggam tangan Vera. Tapi kedua mata Tantri melirik kearah Dion.
" Karena kamu sahabat aku, jadi aku memaafkan kamu, tapi aku nggak mau ini terjadi lagi." Ucap Vera lalu melepaskan genggaman tangan Tantri. Vera berjalan masuk ke dalam kelas.
Dion yang merasa kesal langsung menarik tangan Tantri dan membawanya menjauh dari depan pintu.
" Tan, ada apa denganmu? kamu ingin mengacaukan semuanya!" Tanya Dion marah.
" Kamu yang ada apa, kenapa kamu tiba-tiba mau bertunangan dengan Vera? padahal baru semalam kita menghabiskan malam bersama, terus aku gimana sayang, kamu mau meninggalkan aku." Ucap Tantri dengan menitikan air mata.
Dion tidak ingin semua orang melihat kearah mereka karena mendengar suara tangisan Tantri. Ia mencoba untuk menenangkan Tantri. Dion mengatakan kepada Tantri jika dirinya tidak akan pernah meninggalkannya walau dirinya dan Vera akan bertunangan.
" Bener ya, janji." Ucap Tantri sambil menahan tangisannya.
" Iya aku janji." Ucap Dion lalu menghapus air mata Tantri.
Dion mengambil nafas dan membuangnya dengan kasar. Ia tidak menyangka hubungannya sama Tantri akan menjadi serumit ini.
" Aku harus mencari cara agar Tantri tetap percaya sama aku." Gumannya dalam hati.
" Sudah ayo masuk ke kelas, aku nggak mau Vera menjadi semakin salah paham." Ajak Dion lalu berjalan menuju kelas.
Dion masuk ke dalam kelas dan duduk disamping Vera. Ia merangkul pundak Vera dan mengecup kening Vera.
" Kamu dari mana sayang?" Tanya Vera curiga.
" Aku habis dari toilet, tadi kebelet." Ucap Dion berbohong.
" Terus sekarang Tantri kemana?" Tanya Vera sambil melihat kearah pintu.
" Mana aku tau sayang, memang aku babysisternya yang selalu mengawasi dia." Ucap Dion malas. Saat ini ia tidak ingin membahas soal Tantri.
Tantri menghapus air matanya dan berjalan menuju kelas. Tantri masuk ke dalam kelas dan menghampiri Vera dan Dion.
" Kamu darimana Tan?" Tanya Vera sambil melihat kedua mata Tantri.
" Aku tadi habis menerima telpon." Ucap Tantri berbohong sambil melirik kearah Dion.
" Kok mata kamu merah, kamu habis menangis." Tanya Vera curiga.
" Emm..tadi Mama aku menelfon, katanya nenek aku lagi sakit, jadi sekarang Mama aku pergi ke rumah nenek aku." Ucap Tantri.
" Ooo gitu, semoga nenek kamu cepat sembuh ya, ayo duduk sini." Ajak Vera sambil menepuk bangku di sebelahnya.
🌟🌟🌟🌟
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 252 Episodes
Comments
Dinda Kharisma
percaya boleh tl jangan bodoh
2021-07-16
0
Zaitun
nnenek di doain sakit
2021-04-07
0
@_nowibu_-
jadi ceritanya gua mau komen, tapi nggak tau mau komen apa
2021-04-04
0