Vera melajukan mobilnya masuk ke halaman rumah Dion, mereka turun dari mobil dan berjalan menuju pintu utama rumah Dion. Vera mengetuk pintu.
Tokk..tokk..tokk..
Beberapa menit berlalu, tapi pintu tak kunjung dibuka. Vera mengetuk kembali pintu rumah Dion.
Tokk..tokk..tokk..
Tantri yang sudah nggak sabar ingin melihat keadaan Dion akhirnya berteriak-teriak memanggil nama Dion.
"Dion...Dion, kamu di rumah nggak? aku sama Vera ada di depan rumah kamu, bukain pintunya!" Teriak Tantri keras.
Tiba-tiba pintu terbuka..
"Cari siapa ya?" Tanya wanita paruh baya yang ternyata pembantu di rumah Dion.
"Dion nya ada, bi?" Tanya Vera.
"Ada non, mari silahkan masuk."
Vera dan Tantri masuk ke dalam rumah Dion. Ini pertama kalinya bagi Tantri masuk ke rumah Dion. Gadis itu kagum melihat kemewahan rumah Dion.
"Den Dion ada di kamar non, dia lagi sakit."
"Terima kasih, bi. Kalau begitu kita mau menemui Dion dulu ya, bi," ucap Vera.
"Kamarnya ada di lantai atas non."
"Baik bi, terima kasih." Vera lalu berjalan menaiki tangga menuju kamar Dion dan ikuti Tantri dibelakangnya.
Kini mereka berdiri di depan kamar Dion. Vera mengetuk pintu kamar Dion.
Tok..tok..tok..
"Masuk," sahut Dion dari dalam kamar.
Vera membuka pintu dan masuk ke dalam kamar Dion diikuti Tantri. Kamar Dion terlihat sangat besar dan mewah.
"Eh kalian, aku kirain tadi Bi Surti," ucap Dion yang terkejut dengan kedatangan Vera dan Tantri.
"Kamu sakit apa? kok nggak ngabarin aku, aku kan jadi khawatir," ucap Vera sambil duduk di tepi ranjang.
"Nggak tau ini tiba-tiba saja kepala aku terasa pusing, maaf ya sayang aku cuma nggak ingin membuatmu khawatir."
"Ini aku bawain buah kesukaan kamu." Vera memberikan sekeranjang buah kepada Dion.
"Makasih ya sayang, kamu baik banget deh, aku makin tambah cinta sama kamu," ucap Dion sambil tersenyum.
"Mau aku kupas kan nggak?" Tawar Vera.
"Mau dong sayang," sahut Dion dengan raut wajah bahagia.
Vera mengambil pisau di atas meja dan buah apel dari keranjang. Gadis itu mengupas buah apel itu dan disuap kan ke mulut Dion.
"Gimana, manis nggak?" Tanya Vera penasaran.
"Manis,.kayak kamu sayang," goda Dion.
Tantri hanya cemberut melihat kemesraan Dion dan Vera. Hatinya terasa amat sakit.
"Kamu sudah minum obat belum? sudah enakan belum?" Tanya Vera cemas.
"Sudah kok sayang, makasih ya sudah khawatir sama aku," ucap Dion sambil menggenggam tangan Vera.
"Aku jadi obat nyamuk deh di sini," ucap Tantri ketus sambil duduk di kursi tak jauh dari ranjang Dion.
"Maaf ya Tan, habis aku khawatir banget sama Dion," ucap Vera nggak enak hati.
"Iya-iya aku tau kok," ucap Tantri sambil cemberut dan menatap Dion.
Tok..tok..tok..
"Masuk saja, Bik," sahut Dion
Bi Surti membuka pintu dan masuk ke kamar dengan membawa nampan yang berisikan camilan dan minuman.
"Silahkan diminum, Non," ucap bi Surti sambil meletakan nampan di atas meja.
"Makasih ya, bik," ucap Vera dan Tantri bersamaan.
"Kalau gitu Bibi permisi dulu ya, Non."
Vera menganggukkan kepalanya. Bi Surti keluar dari kamar Dion dan menutup pintu.
"Ayo diminum dulu, kalian pasti haus kan," tawar Dion.
Vera dan Tantri mengambil minuman dari atas meja dan menenguk minuman itu.
Vera meletakan gelas yang dipegangnya ke atas meja dan berjalan menghampiri Dion.
"Beneran kamu sudah sembuh?" Tanya Vera sambil memegang kening Dion.
"Beneran sayang, aku sudah sembuh, besok aku sudah bisa masuk kuliah." Vera menganggukan kepalanya.
"Kamu sudah makan belum?" Tanya Vera.
"Belum, habis kalau buat makan rasanya nggak enak." Dion memberi alasan kenapa dia sampai sekarang belum makan sedikitpun.
"Kamu harus tetap makan. Aku buatin bubur dulu ya." Vera lalu berjalan keluar dari kamar Dion.
Tak berselang lama Vera datang dengan membawa semangkuk bubur buatannya, lebih tepatnya buatan bi Surti karena Vera cuma membantu doang.😁😁..
Vera duduk di tepi ranjang.
"Cepetan kamu makan," ucap Vera sambil menyodorkan semangkuk bubur kepada Dion.
"Aku mau makan kalau kamu suapin sayang, aku kan lagi sakit," ucap Dion manja.
"Idih manjanya!" Sahut Tantri yang sedari tadi jadi obat nyamuk.
"Biarin saja, kan manjanya sama pacar sendiri," sindir Dion.
"Ya sudah sini aku suapin," ucap Vera sambil mengambil satu sendok bubur lalu disuap kan ke mulut Dion. Dion membuka mulutnya lalu memakan bubur dari tangan Vera.
"Gimana, enakan bubur buatan aku, pasti sekarang sudah nggak pahit lagi. Apalagi makannya dari tangan aku," ucap Vera dengan senyuman di wajahnya.
"Bubur buatan kamu memang enak, makasih ya sayang kamu sudah perhatian sama aku," ucap Dion bahagia, akhirnya ia bisa makan masakan Vera.
"Kamu kan pacar aku, masa pacar sakit aku diemin saja. Nanti aku dikira kejam lagi."
Vera menyuapi Dion dengan penuh kesabaran, sesuap demi sesuap akhirnya Dion pun sudah menyelesaikan makannya.
"Makasih ya sayang sudah mau menyuapi aku makan." Dion menggenggam tangan Vera lalu mengecupnya.
"Iya sama-sama, lekas sembuh ya, kalau nggak ada kamu rasanya sepi."
"Berarti kamu kangen dong sama aku?" Goda Dion.
"Ya..aku kangen banget sama kamu. Nggak ketemu sehari saja rasanya sudah kayak setahun."
"Lebay..lebay," ucap Tantri tidak suka melihat kemesraan Dion dan Vera.
"Ya sudah kita pulang dulu ya, sudah sore juga," ucap Vera sambil meletakan mangkuk diatas meja.
"Kok buru-buru, aku kan masih kangen sayang, nanti saja ya pulangnya," rengek Dion manja.
"Ini sudah sore, takut mama aku khawatir, tadi aku nggak izin sama mama kalau aku mau datang ke sini."
"Ok..tapi dengan satu syarat."
"Apa itu syaratnya?" Tanya Vera penasaran.
"Kamu cium aku dulu dong," goda Dion sambil mengedipkan sebelah matanya.
"Idih...mau nya, sudah ah aku keluar duluan," ucap Tantri kesal.
Gadis itu berjalan keluar dari kamar Dion dengan raut wajah cemberut. Hatinya sangat sakit melihat kemesraan Dion dan Vera.
"Tantri jadi marah kan," ucap Vera merasa kasihan.
"Biarin saja, dia pasti iri karena dia kan masih jomblo sayang," ucap Dion lalu mencoba turun dari tempat tidur.
"Eee..kamu mau ngapain, kamu kan masih sakit!" Seru Vera terkejut. Ia berjalan menuju ranjang untuk menghalangi Dion yang ingin turun dari ranjang.
"Aku mau cium kamu," ucap Dion sambil tersenyum.
"Ih...kamu ada-ada saja, sini biar aku saja yang cium."
"Benar kamu mau cium aku?" Tanya Dion dengan senyuman terpancar dari wajahnya.
"Iya..tapi kamu tutup mata kamu dulu ya," pinta Vera.
"Kok pakai acara tutup mata segala?" Tanya Dion semakin di buat penasaran.
"Kamu mau apa nggak nih? kalau nggak mau ya sudah." Vera pura-pura merajuk.
"Iya-iya, aku tutup mata," ucap Dion lalu menutup matanya.
Vera mencium pipi Dion tapi mulutnya ditutup pakai tangan, jadi Vera mencium tangannya sendiri.
"Sudah, sekarang buka mata kamu," ucap Vera sambil tersenyum.
"Sayang, kok gini sih!" Ucap Dion kesal.
"Sudah jangan bawel, kamu harus banyak istirahat, aku pulang dulu ya," ucap Vera sambil melangkahkan kaki keluar dari kamar Dion.
Vera dan Tantri berpamitan sama Bi Surti.
"Bi Surti, kita pamit pulang dulu ya," pamit Vera.
"Iya, non. Hati-hati ya non, pulangnya, makasih sudah mau menjenguk den Dion," ucap Bi Surti senang karena masih banyak orang yang perduli terhadap anak majikannya itu.
"Iya bik sama-sama, kami permisi dulu."
Vera dan Tantri keluar dari rumah Dion. Mereka masuk ke dalam mobil. Vera melajukan mobilnya.
"Ternyata rumah Dion besar juga ya, mewah lagi," ucap Tantri terkagum-kagum.
"Namanya juga anak pengusaha sukses," ucap Vera dengan nada santai.
"Andai aku punya pacar kaya kayak Dion, bahagiannya aku." Tantri mulai mengkhayal.
"Cinta itu nggak memandang harta Tan, yang penting dia mencintaimu dan mempunyai hati yang baik dan tulus. Harta itu tidak menjamin kita bisa hidup bahagia," ucap Vera sambil tetap fokus menatap ke depan.
¤¤¤¤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 252 Episodes
Comments
Anthy Khalid
Dasar si tantri cewek matre...😏😏😏
2021-06-15
0
Felisha Almaira
pacaran 2 tahun tuh pembantu gak kenal????trus kamar nya jg gak tau???wlupun gak ngapa ngapain tp sekedar tau pasti nya rumah,kamar...orang Dion aja suka maen kerumah Vera...
2021-04-01
0
mejik tutik
akuu hadirr
2021-03-12
0