Cinta Yang Menyakitkan
»» Vera Amalia
Gadis yang baru berusia 21 tahun, mempunyai paras yang cantik, berambut panjang, berkulit putih dan mempunyai hidung yang mancung. Gadis itu memiliki tinggi badan 165 cm. Vera gadis yang sangat baik, dia tidak pernah membeda-bedakan dalam berteman. Ia memiliki sahabat karib namanya Tantri, sahabatnya ini berasal dari keluarga yang sederhana. Meski begitu Vera tak pernah memandang rendah Tantri.
»» Dion Brian Sanjaya
Pemuda yang berusia 22 tahun. Dion adalah lelaki tampan di kampus nya. Ia memiliki tubuh tegap dengan tinggi badan 180 cm. Berkulit putih dan berhidung mancung. Dion adalah kekasih Vera, lelaki itu sangat mencintai kekasih hatinya.
»» Tantri Larasati
Gadis berusia 22 tahun, bertubuh sensual, tapi mempunyai hati yang licik. Ia satu kelas dan satu kampus dengan Vera. Tantri adalah satu-satunya sahabat yang sangat dekat dan sangat Vera percayai. Tanpa sepengetahuan Vera, Tantri diam-diam menaruh hati sama Dion kekasih hati Vera.
»» Ferdi Agraham
Pemuda berusia 22 tahun, berparas tampan. Ia adalah teman masa kecil Vera. Diam-diam Ferdi juga menaruh hati kepada Vera, tapi ia tidak berani mengutarakan perasaannya hingga Vera akhirnya berpacaran dengan Dion. Dengan berat hati Ferdi merelakan Vera, tapi walau begitu Ferdi tetap menunggu sampai Vera mau menerima perasaannya.
Cerita aku ini menceritakan tentang persahabatan Vera, Dion, Tantri dan juga Ferdi. Tantri di mata Vera adalah sosok sahabat yang baik, tapi tanpa Vera sadari Tantri diam-diam mencintai Dion, bahkan ia berniat untuk merebut Dion dari Vera. Sebagai sahabat, Tantri menusuk Vera dari belakang, ia adalah musuh dalam selimut.
Ini cerita hanya fiktif belaka, aku menulis ini hanya karena imajinasi saja. Kalau ada kata-kata umpatan atau kata-kata kasar tertulis dalam cerita aku, aku minta maaf. Kita ambil sisi baiknya saja dan kita buang sisi buruknya.
Jika ingin tau kelanjutan ceritanya, ikuti terus ceritanya ya.
Selamat membaca.
🌟🌟🌟🌟🌟🌟
Teringat akan Papa..
Mila yang sedang menyiapkan makanan diatas meja, menunggu anak semata wayangnya yang tak kunjung keluar dari kamarnya.
"Sayang ayo bangun! ini sudah siang, nanti kamu terlambat ke kampus!" Teriak Mila sambil berdiri dibawah tangga.
"Iya Ma, Vera sudah bangun kok," sahut Vera setelah selesai bersiap-siap.
"Cepetan turun!"
Vera mengambil tas dari atas meja belajarnya, gadis itu bergegas berjalan keluar dari kamar. Gadis itu tidak ingin membuat mama nya darah tinggi karena terus menerus berteriak.
"Selamat pagi, Ma," sapa Vera sambil mencium pipi Mama nya.
"Ini sudah siang sayang, lihat matahari sudah tinggi. Ayo cepetan makan, nanti kamu terlambat ke kampus."
Mila dan Vera berjalan menuju meja makan, Vera mengambil nasi dan lauk lalu ia letakan kedalam piring kosong. Dengan lahab Vera mulai memakan makanannya. Mila hanya menggelengkan kepalanya melihat cara makan gadis kesayangannya.
"Ma, Vera berangkat kuliah dulu ya," ucap Vera sambil mencium tangan Mama nya.
"Hati-hati di jalan, kamu bawa mobilnya jangan ngebut, ingat keselamatan itu yang terpenting." Mila mencoba memberi nasehat kepada Vera.
"Iya Mama ku sayang," ucap Vera sambil mencium pipi Mama nya.
Vera berjalan menuju garasi, ia masuk ke dalam mobil dan melajukan mobilnya menuju kampus. Sesampainya di kampus Vera memarkirkan mobilnya di parkiran kampus. Saat Vera berjalan keluar dari area parkiran, ia tidak sengaja berpapasan dengan Dion.
"Siang sayang," sapa Dion sambil mengecup kening Vera.
"Dion! apa-apaan sih kamu, malu tau dilihat banyak orang," ucap Vera sambil mendorong tubuh Dion.
"Kenapa harus malu, kamu kan pacar aku dan semua anak kampus juga sudah pada tau!" Ucap Dion kesal.
Dion merasa sikap Vera sudah keterlaluan, gadis itu selalu menolak saat Dion ingin mengajaknya untuk sedikit beromantis-romantisan.
"Iya aku tau, tapi nggak harus kayak gini juga. Walau kita nggak mesra di depan orang, semua anak kampus ini tau kalau aku ini pacar kamu," ucap Vera sambil mengusap lembut pipi Dion.
"Iya-iya maaf, ya sudah sekarang kita ke kelas," ajak Dion sambil mengandeng tangan Vera.
Mereka berjalan menuju kelas, setiap melewati lorong semua anak-anak melihat kearah Dion dan Vera. Itu karena Dion dan Vera adalah siswa terpopuler di kampus itu. Yang cewek cantik dan yang cowok tampan, semua orang iri dengan perhatian Dion ke Vera.
"Dion, semua pada melihat kearah kita lo, lepasin dong tangan aku," ucap Vera sambil melepaskan tangannya dari tangan Dion.
"Biarin aja palingan mereka sirik sama kita." Ucap Dion dengan expresi santainya. Vera hanya bisa menghela nafas panjang melihat sikap Dion yang begitu santainya.
"Hai Vera, Dion. Sini duduk sini," sapa Tantri sambil menepuk bangku disebelahnya
Vera dan Dion berjalan menghampiri Tantri, Vera duduk disebelah Tantri sedangkan Dion duduk disebelah Vera.
"Gimana hubungan kalian?" Tanya Tantri berbasa-basi. Padahal sebenarnya Tantri tidak suka dengan kedekatan Dion dan Vera.
"Kamu bisa lihat sendirikan, kita baik-baik saja. Kita malah semakin mesra tiap hari, iya kan sayang," ucap Dion sambil merangkul pundak Vera.
"Lepasin Dion! malu kan dilihatin banyak orang," ucap Vera kesal. Ia merasa kesal karena Dion tidak bisa menempatkan diri jika memperlihatkan kasih sayangnya.
Sebenarnya Tantri iri dengan kedekatan Dion dan Vera, karena Tantri juga menyukai Dion. Tapi Dion tidak merespon perasaan Tantri dan lebih memilih Vera.
Dosen masuk ke dalam kelas dan kelas pun dimulai.
"Dion, kenapa kamu dari tadi ngelihatin aku terus?" Tanya Vera penasaran. Sejak kelas dimulai Dion tak mengalihkan pandangannya dari Vera.
"Hari ini kamu cantik banget, aku jadi pengen...itu," goda Dion sambil mengerakan alisnya naik turun.
"Sudah jangan gombal, perhatiin itu pelajaran," ucap Tantri ketus. Dion tidak memperdulikan ucapan Tantri, ia tau Tantri merasa iri dengan Vera.
Kelas pun berakhir.
"Sayang kita pergi jalan-jalan dulu yuk, sudah lama kita nggak jalan berdua," ajak Dion.
"Memangnya kita mau kemana?"
"Sudah kamu ikut saja, nanti kamu juga bakalan tau dan pastinya kamu nggak akan menyesal."
"Ya sudah ayo, lagian aku juga suntuk kalau cuma di rumah. Bingung juga mau ngapain," ucap Vera mengiyakan ajakan Dion.
Sebenarnya Vera juga ingin menghabiskan waktu berdua bersama dengan Dion. Mereka sudah lama tidak jalan berdua.
"Kita pakai mobil kamu saja ya, biar cepat."
"Terus motor kamu gimana?"
"Tenang saja, nanti aku suruh Rio anterin ke rumah aku."
Vera menganggukkan kepalanya dan memberikan kunci mobilnya kepada Dion. Mereka berjalan menuju parkiran. Mereka masuk ke dalam mobil dan Dion melajukan mobil menuju taman kota.
"Kenapa sih sayang kamu nggak suka bermesraan didepan umum? padahal kan kita cuma cium kening, bergandengan tangan dan peluk doang?" Tanya Dion penasaran. Dion tetap fokus menatap kedepan.
"Ya bukan gitu, aku merasa nggak enak saja karena banyak yang melihat kita. Nanti mereka pada mencibir kita nggak tau malu gimana? memangnya kamu mau dikatain kayak gitu," ucap Vera sambil menatap wajah Dion.
"Ya nggak mau sih."
Kini mereka sudah sampai di taman kota. Dion turun dari mobil lalu berjalan menuju pintu mobil tempat Vera berada.
"Ayo turun." Dion membukakan pintu mobil untuk Vera.
"Wah indah banget, kamu romantis juga ternyata," ucap Vera sambil melihat pemandangan yang ada didepannya. Vera keluar dari mobil.
"Betulkan kataku, kamu pasti nggak akan menyesal. Ayo kita cari tempat duduk, disini sangat panas, aku nggak mau kulit kamu yang putih mulus nanti jadi hitam karena terlalu lama berada di bawah sinar matahari," ajak Dion sambil mengandeng tangan Vera.
Mereka duduk di kursi taman di bawah pohon yang rindang dan didepannya tumbuh berbagai macam bunga.
"Kamu tau saja tempat yang romantis," goda Vera sambil menyenggol lengan Dion.
"Ya iyalah, Dion gitu loh," ucap Dion sambil bergaya sok cooll.
"Sebenarnya sudah lama aku ingin mengajak kamu kesini tapi kamu selalu sibuk," sambung Dion lagi.
"Maaf ya, karena aku akhir-akhir ini nggak bisa menemani kamu jalan," ucap Vera sambil menggenggam tangan Dion.
"Kamu itu sebenarnya cinta nggak sih sama aku?" Tanya Dion sambil menatap kedua mata indah Vera.
"Ya cinta lah, kalau nggak cinta kenapa aku mau kamu ajak kesini," sahut Vera santai.
"Aku itu cinta banget tau sama kamu, apapun akan aku lakukan demi bisa mendapatkan kamu." Dion menarik tangan Vera lalu mengecupnya.
Vera merasa sangat bersalah karena akhir-akhir ini ia sering bersikap cuek sama Dion saat diajak jalan. Gadis itu akhir-akhir ini terlalu sibuk sendiri hingga tidak ada waktu untuk Dion.
"Sayang...Sayang, kamu cantik banget deh, bikin aku makin jatuh cinta sama kamu," rayu Dion.
"Sudah nggak usah gombal deh."
"Beneran aku nggak bohong sayang, kamu memang cantik." Dion menatap Vera sambil menepiskan senyumannya.
"S--sayang...boleh minta itu nggak?" Tanya Dion ragu-ragu.
"Kamu mau minta apa?" Tanya Vera penasaran.
"Minta ini." Dion lalu menaruh jari telunjuknya di bibirnya.
"Apaan sih, jangan mesum deh," ucap Vera malu-malu.
"Kok mesum sih sayang, aku kan cuma minta kiss doang."
"Nggak!" Tolak Vera.
"Ayo dong sayang, kita sudah pacaran selama 2 tahun, tapi kita belum pernah melakukannya. Selama ini kamu cuma mengizinkan aku untuk mengecup kening kamu dan pipi kamu saja," ucap Dion sambil mengerucutkan bibirnya.
Vera mencerna kata-kata Dion. Ia menatap wajah Dion yang cemberut.
"Benar juga kata Dion, selama ini aku hanya mengizinkan Dion untuk mengecup kening dan pipi aku aja." Gumamnya dalam hati.
"Ya sudah, tapi sekali ini saja ya, lain kali nggak boleh," ucap Vera sambil menepiskan senyumannya.
"Makasih ya sayang, aku mencintaimu. Sangat..sangat mencintaimu," ucap Dion lalu mengecup kening Vera.
"Aku juga mencintaimu sayang, hanya kamu laki-laki yang aku cintai di dunia ini setelah papa aku."
Menyebut nama Papa nya, raut wajah Vera seketika berubah murung. Gadis itu sangat merindukan sosok Papa nya yang sudah lama meninggalkannya selama-lamanya.
Dion paling tidak suka melihat Vera bersedih. Dion tidak akan membiarkan gadis pujaan hatinya sampai menitikan air mata.
"Makasih sayang, maaf karena aku sudah mengingatkan kamu sama Papa kamu," ucap Dion sambil menggenggam tangan Vera.
"Nggak apa-apa kok, aku juga nggak menyangka Papa aku akan meninggal dalam kecelakaan mobil itu. Andai waktu dapat aku putar kembali, aku nggak akan mengizinkan Papa pergi waktu itu," ucap Vera sambil menundukan wajahnya.
"Itu sudah takdir sayang, jangan kamu sesali. Kita nggak akan tau kapan ajal akan menjemput kita," ucap Dion lalu menarik Vera kedalam pelukannya. Ia ingin memberikan kenyamanan kepada Vera.
¤¤¤¤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 252 Episodes
Comments
sifra medline
wah
2023-05-17
0
Thahira T Ira
aku masih nyimak thor...lanjut.
2021-11-06
0
Septy Cweet
nyimak
2021-10-26
1