Di pikiran Vera selalu tergiang-giang ucapan Ferdi. Walau gadis itu tidak ingin mempercayai semua ucapan sahabatnya itu, tapi hatinya tetap masih merasa gelisah.
Vera merasa takut jika ucapan Ferdi ternyata terbukti benar. Hari ini Vera ingin membuktikan ucapan Ferdi dengan mata kepalanya sendiri.
Setelah bersiap-siap Vera keluar dari kamarnya dan berjalan menghampiri Mila di dapur.
Hari ini Vera sengaja berangkat siang hanya untuk membuktikan ucapan Ferdi, karena biasanya Dion dan Tantri selalu berangkat siang.
" Ma, Vera berangkat ke kampus dulu ya." Ucap Vera lalu mendekati Mama nya.
" Kamu nggak sarapan dulu sayang?" Ucap Mila sambil menyiapkan makanan diatas meja.
" Nggak Ma, Vera udah kesiangan ini." Ucap Vera memberi alasan.
" Ya udah, hati-hati di jalan, walau sudah kesiangan kamu jangan ngebut bawa mobilnya." Ucap Mila mencoba menasehati Vera.
" Iya Ma." Ucap Vera lalu mencium tangan Mila.
Vera berjalan keluar dan langsung menuju mobil. Ia masuk ke dalam mobil dan melajukan mobilnya menuju kampus.
Dalam perjalanan Vera melihat Dion sedang berboncengan dengan Tantri dan Tantri terlihat sedang memeluk erat tubuh Dion.
" Bukanya itu Dion sama Tantri, jadi selama ini mereka sering berangkat bareng. Kenapa Dion nggak pernah cerita sama aku kalau dia sering berangkat sama Tantri?" Ucap Vera penasaran. Vera terus melihat cara Tantri memeluk erat tubuh Dion.
... tapi aku nggak boleh curiga hanya gara-gara ini. Siapa tau mereka cuma kebetulan bertemu." Imbuhnya. Vera diam-diam mengikuti mereka dari belakang.
Sampai di kampus Vera memarkirkan mobilnya. Ia turun dari mobil dan berjalan menuju kelas. Vera melihat Tantri baru saja masuk ke dalam kelas.
" Hai Tan." Sapa Vera lalu duduk disebelah Tantri.
" Hai Ver, nggak seperti biasanya kamu berangkat siang." Ucap Tantri heran.
" Tadi aku bangun kesiangan." Ucap Vera berbohong.
Vera melihat sekeliling ruangan dan tidak melihat Dion..
" Dion dimana? kok belum datang?" Tanya Vera. Gadis itu sengaja ingin memancing sahabatnya itu. Apakah dia akan berkata jujur atau malah membohonginya.
" Aku nggak tau, dari tadi aku juga belum melihat Dion." Ucap Tantri dengan santainya. Gadis itu tidak tau jika dirinya saat ini sedang di jebak oleh Vera.
Vera tidak menyangka Tantri akan membohonginya. Padahal tadi Vera melihat dengan mata kepalanya sendiri Tantri berboncengan dengan Dion.
" Kenapa kamu harus membohongiku Tan? Jelas-jelas tadi aku melihatmu berboncengan dengan Dion. Sebenarnya apa yang sedang kamu sembunyikan dari aku?" Gumannya dalam hati.
Dion yang baru masuk ke dalam kelas langsung berjalan menghampiri Vera dan Tantri.
" Hai sayang." Sapa Dion lalu mengecup kening Vera.
" Kamu dari mana saja sayang, kok baru datang?" Ucap Vera pura-pura tidak tau.
" Aku tadi bangun kesiangan, makanya aku agak terlambat." Ucap Dion lalu duduk disamping Vera.
Gadis itu menatap lekat wajah pujaan hatinya. Hatinya terasa amat sakit, karena sang pujaan hati kini juga sedang membohonginya.
" Dion, kenapa kamu juga harus membohongi aku? Sebenarnya ada apa ini? Apa yang sedang kalian sembunyikan dari aku? Apa yang dikatakan Ferdi semuanya benar? Apa kalian memang benar-benar menjalin hubungan dibelakang aku?"Guman Vera dalam hati.
Dosen masuk ke dalam kelas dan kelaspun dimulai.
Hati Vera terasa amat sakit. Ia seakan tengah ditusuk benda tajam dan langsung menusuk tepat di hatinya. Ia tidak menyangka, orang yang begitu sangat ia percayai ternyata membohonginya dan menusuknya dari belakang. Rasa kepercayaan Vera seakan hancur, ia tidak tau harus berbuat apa. Ia bahkan tidak bisa memikirkan hal apa yang akan ia lakukan setelah mengetahui semua kebohongan mereka.
Vera sesekali melirik Dion dan Tantri. Tapi ia sama sekali tidak menemukan gelagat yang mencurigakan dari mereka. Mereka bersikap seperyi biasanya. Ia merasa pikirannya saat ini sedang kacau, ia bahkan tidak bisa fokus sama apa yang dosen terangkan.
Kelaspun berakhir..
Vera berencana ingin mengajak Dion ke kantin. Ia ingin menghilangkan kecurigaannya, rasa cintanya ke Dion terlalu besar.
" Sayang ayo kita kekantin?" Ajak Vera sambil menggenggam tangan Dion.
" Kamu duluan aja sayang, aku mau ketoilet dulu." Ucap Dion sambil melepaskan tangannya dari genggaman tangan Vera. Kedua mata Dion melirik kearah Tantri yang kini juga tengah menatapnya.
Vera merasa ada yang berbeda dengan sikap Dion hari ini. Pemuda itu tidak lagi bersikap manja dan mengucapkan rayuan-rayuan yang biasa dilakukan kepadanya. Vera menghela nafas panjang, ia tatap punggung Dion yang kini sudah tak terlihat.
" Ayo Tan kita duluan aja." Ajak Vera lalu menarik tangan Tantri.
Dalam perjalanan menuju kantin Vera masih memikirkan sikap Dion yang terlihat berubah.
" Kamu mau pesan apa Ver?" Tanya Tantri.
" Aku pesan es jeruk aja." Ucap Vera.
Pikirannya yang di penuhi sikap Dion dan Tantri membuatnya tidak berselera makan.
" Ok..aku pesenin dulu ya." Ucap Tantri lalu berjalan meninggalkan Vera.
Saat Tantri beranjak pergi tiba-tiba ponsel Tantri berbunyi. Vera mengambil ponsel Tantri dan melihat siapa yang menelfon. Seketika kedua matanya membulat, ia terkejut melihat siapa yang menelfon Tantri. Tak lain dan tak bukan ternyata Dion yang menelfon.
" Kenapa Dion menghubungi Tantri? ada apa ini?" Ucap Vera semakin penasaran.
Vera meletakkan kembali ponsel Tantri diatas meja, tak berselang lama Tantri datang membawa makanan dan minuman lalu meletakkannya diatas meja. Vera mengambil minuman itu lalu meneguknya.
" Tan, tadi ponsel kamu berbunyi, kayaknya ada yang menelfon kamu." Ucap Vera sambil menatap Tantri.
" Dari siapa Ver?" Tanya Tantri lalu mengambil ponselnya dari atas meja.
" Aku nggak tau, coba kamu telpon balik. Siapa tau itu telfon penting." Ucap Vera berbohong.
" Ok, aku cek dulu." Ucap Tantri sambil melihat layar ponselnya.
Vera melihat ada seutas senyum terpancar dari raut wajah Tantri saat melihat layar ponselnya. Bahkan senyuman Tantri tidak seperti biasanya. Senyuman yang sulit untuk diartikan.
" Dari siapa Tan?" Tanya Vera mencoba menguji Tantri. Apa dia akan jujur atau membohonginya lagi.
" Dari Mama aku, sebentar ya aku telpon Mama aku dulu takutnya tadi telfon penting." Ucap Tantri lalu menjauh dari Vera.
" Tan, kamu membohongi aku lagi." Guman Vera sambil melihat Tantri yang sudah menjauh dari mejanya.
Tantri yang sudah selesai menelpon lalu berjalan menghampiri Vera.
" Ver, aku ke kelas duluan ya, aku ada urusan." Ucap Tantri lalu berjalan meninggalkan Vera.
Vera semakin curiga dengan sikap Tantri dan Dion, akhirnya Vera berniat untuk mengikuti Tantri. Ia ingin melihat siapa yang akan Tantri temui. Apakah itu benar Dion atau bukan.
Vera mengikuti Tantri dari belakang, jarak mereka lumayan jauh. Ia melihat Tantri berjalan menuju gudang dibelakang kampus.
" Mau apa Tantri pergi kearah gudang?" Ucap Vera curiga.
Vera melihat Tantri masuk ke dalam gudang. Tantri masuk ke dalam gudang, ternyata Dion sudah menunggu Tantri di dalam gudang.
" Kenapa kamu lama banget sih." Ucap Dion lalu menarik tangan Tantri.
" Sabar dong sayang, kamu mau kita ketahuan sama Vera. Tadi itu aku lagi bersama Vera, aku kan juga harus mencari alasan untuk pergi dari sana." Ucap Tantri sambil melepas tangan Dion.
Dion yang sudah tidak bisa menahan diri langsung menarik tengkuk Tantri dan menyatukan bibir mereka. Mereka terhanyut dalam pagutan yang diberikan pada bibir mereka. Dion mengakhiri pangutannya. Ia tidak bisa lagi menahan bagian bawahnya yang sudah terasa sesak.
" Aku akan melakukannya sekarang." Ucap Dion lalu membalikan tubuh Tantri.
Dengan lihai Dion sudah melucuti pakian Tantri. Tantri menikmati setiap sentuhan-sentuhan yang Dion berikan pada tubuhnya. Tantri tanpa sadar mengeluarkan suara-suara kenikmatannya yang membuat Dion semakin bersemangat.
" Berteriaklah dengan keras, aku suka mendengarnya." Ucap Dion sambil terus menguncang tubuh Tantri.
Mereka tidak menyadari jika ada seseorang yang sedang berjalan mendekati tempat dimana mereka sedang menikmati kenikmatan surga dunia.
Vera yang penasaran akhirnya berjalan menuju gudang. Dengan perlahan ia berjalan mendekati pintu gudang.
Vera sangat penasaran dengan apa yang sedang dilakukan Tantri di dalam gudang, dengan siapa Tantri di dalam gudang.
Perasaan Vera semakin gelisah. Ia takut melihat apa yang sebenarnya sedang terjadi didalam. Ia takut kecurigaannya terbukti benar.
Vera mencoba menguatkan dirinya. Vera mencoba untuk birfikir positif dan tidak berprasangka buruk sebelum melihat kebenarannya.
🌟🌟🌟🌟
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 252 Episodes
Comments
Noni Kartika Wati
ga elite amat digudang 🤮
2022-09-05
0
Dinda Kharisma
moga aja vera mutusin dion setelah live d depannmata nya
2021-07-16
0
Zaitun
vera bodoh dah jelas masih bele bele jadi sebel
2021-04-07
0