Hari ini Vera bangun pagi-pagi sekali, karena dia ingin membantu Mama nya memasak sekalian ingin belajar memasak.
"Pagi, Mama ku sayang," sapa Vera sambil memeluk Mama nya dari belakang.
"Pagi sayang, tumben kamu sudah bangun. Biasanya nunggu Mama bangunin baru bangun," sindir Mila sambil tersenyum.
"Vera mau bantuin Mama memasak, sekalian Vera ingin belajar memasak, hehehe," ucap Vera sambil tersenyum.
"Memang kamu kuliah jam berapa? nanti kalau kamu terlambat gimana?" Ucap Mila cemas.
"Tenang saja Ma, Vera masuk siang kok."
"Ya sudah sini bantuin Mama memotong sayuran, biar Mama lanjutin yang lain." Mila lalu memberikan sayuran kepada Vera.
"Siap, Ma." Vera lalu menggantikan Mila memotong sayuran.
"Vera ingin belajar memasak Ma, biar besok kalau Vera sudah menikah, Vera bisa masakin makanan buat suami Vera."
"Mama senang jika kamu mau belajar memasak, dengan begitu kamu bisa bantuin Mama setiap hari," ucap Mila sambil menampakan senyuman di wajahnya.
"Ibarat sambil menyelam minum air ya Ma," sindir Vera. Mila tertawa mendengar sindiran dari anak gadisnya.
Setelah 1 jam akhirnya makanan sudah siap. Mila menyiapkan makanan diatas meja makan.
"Vera mandi dulu ya Ma, setelah itu baru sarapan."
"Ya sudah, jangan lama-lama mandinya nanti kamu bisa kesiangan."
"Iya, Mama ku sayang." Ucap Vera sambil memeluk Mama nya.
Vera berjalan menaiki tangga dan menuju kamarnya. Ia masuk ke dalam kamar dan langsung menuju kamar mandi. Setelah beberapa menit Vera selesai mandi.
Vera berjalan menuju lemari dan diambilnya sebuah kemeja berwarna pink, itu adalah kemeja kesukaannya, karena kemeja itu hadiah ulang tahun dari Dion.
"Ok, sudah cantik, sekarang waktunya sarapan." Vera lalu mengambil tas di atas meja belajar.
Vera turun dari tangga dan berjalan menuju ruang makan.
"Kamu cantik banget sayang," sanjung Mila.
"Siapa dulu dong Mama nya, Mama Vera kan juga cantik banget," goda Vera.
"Sudah ayo makan, nanti kamu keburu siang," ucap Mila mencoba mengalihkan pembicaraan. Kini raut wajah Mila bersemu merah karena sanjungan dari anak gadisnya.
"Ma, Vera berangkat kuliah dulu ya." Vera lalu mencium tangan Mama nya.
"Hati-hati di jalan, jangan ngebut ingat pesan Mama."
"Iya, Ma," sahut Vera lalu berjalan menuju garasi.
Vera berjalan menuju mobil. Saat Vera hendak membuka pintu mobil, tiba-tiba ponselnya berbunyi.
SMS masuk..SMS masuk..
Vera mengambil ponsel yang ada di dalam tasnya, dibuka itu sms dan ternyata SMS dari Tantri.
"Ver, jemput aku dong, motor aku mogok ni, mana dari tadi nggak ada taksi." ( Tantri )
Vera membalas SMS Tantri..
"Ok..tunggu aku di rumah. Ini aku baru mau berangkat." ( Vera )
Vera masuk ke dalam mobil dan melajukan mobilnya menuju rumah Tantri.
Sesampai di rumah Tantri, ternyata Tantri sudah menunggu di depan rumah.
"Ayo masuk," ucap Vera sambil membuka pintu mobil.
Tantri masuk ke dalam mobil. Vera melajukan mobilnya menuju kampus. Sesampainya di kampus, Vera memarkirkan mobilnya.
Vera dan Tantri berjalan menuju kelas.
Sampai di kelas Vera mencari-cari keberadaan Dion. Tidak seperti biasanya Dion datang terlambat.
Vera akhirnya bertanya sama Rio. Sahabat dekat Dion.
"Rio, Dion kemana kok nggak kelihatan?" Tanya Vera sambil berdiri di depan Rio.
"Nggak masuk," sahut Rio singkat.
"Kenapa? kemaren kayaknya masih baik-baik saja," tanya Vera cemas.
"Aku juga nggak tau kenapa, tadi Dion cuma sms aku kalau dia lagi sakit dan nggak masuk kuliah."
"Ok..makasih ya." Vera lalu kembali ke tempat duduknya.
"Gimana? apa kata Rio?" Tanya Tantri yang juga mencemaskan Dion.
"Katanya Dion lagi sakit, tapi nggak tau sakit apa." Vera lalu duduk di samping Tantri.
Dosen masuk kedalam kelas dan kelaspun dimulai.Vera nggak bisa konsentrasi pada palajaran. Ia selalu kepikiran sama Dion, ia begitu sangat mencemaskan keadaan Dion.
Bel berbunyi tanda waktunya istirahat..
"Yuk ke kantin, aku lapar nie," ajak Tantri sambil mengandeng tangan Vera.
Walau rasanya malas, tapi Vera tetap mengikuti Tantri ke kantin.
"Kamu mau makan apa Ver?" Tanya Tantri sambil mencatat pesanannya.
"Aku nggak lapar, pesan es jus saja," sahut Vera lemas.
"Kamu ini kenapa nggak punya daya kayak gitu?" Tanya Tantri cemas.
"Aku sangat mencemaskan Dion--"
"Ya sudah, aku pesankan minuman kamu dulu ya," ucap Tantri lalu berjalan menjauh.
Tantri pergi memesan makanan dan minuman. Sebenarnya Tantri juga sangat mengkhawatirkan Dion, tapi Tantri nggak mau menunjukannya kepada Vera.
"Hai, Vera," sapa Ferdi lalu duduk di samping Vera.
"Hai," sapa Vera balik.
"Kamu sendirian?"
"Aku lagi sama Tantri, dia lagi pesan makanan. Kok kamu masuk kuliah, bukannya kamu lagi nggak ada kelas?" Tanya Vera penasaran.
"Aku mau ketemu kamu, ada yang mau aku ceritakan sama kamu." Vera mengeryitkan dahinya.
"Soal apa?" Tanya Vera penasaran.
"Nanti saja aku ke rumah kamu."
"Kenapa nggak sekarang saja?" Tanya Vera semakin penasaran.
"Nanti saja, aku nggak enak sama Tantri." Vera semakin mengeryitkan dahinya.
"Memang kenapa? apa ada hubungannya sama Tantri?" Tanya Vera semakin di buat penasaran oleh Ferdi.
"Ya pokoknya ada, aku pergi dulu ya." Ferdi lalu beranjak dari duduknya. Ia berjalan meninggalkan Vera.
"Ada masalah apa sih, kok main rahasia-rahasia an segala, bikin aku tambah penasaran saja," gerutu Vera.
"Kenapa?" Tanya Tantri yang sudah ada di samping Vera sambil membawa makanan dan minuman.
Tantri meletakkan makanan dan minuman diatas meja.
"Bukannya tadi itu Ferdi?" Sambung Tantri lagi sambil duduk di depan Vera.
"Iya, itu Ferdi." Vera lalu mengambil jus dari atas meja, lalu meneguknya.
"Mau ngapain dia kesini? bukannya dia nggak ada kelas?" Tanya Tantri yang juga penasaran.
"Aku juga nggak tau, tapi tadi katanya mau ketemu aku gitu."
"Ver apa kamu nggak sadar kalau Ferdi itu suka sama kamu?"
"Aku tau kok, tapi aku sudah bilang sama Ferdi kalau aku sudah menganggap dia seperti kakak aku sendiri."
"Terus gimana tanggapan Ferdi?" Tanya Vera penasaran.
"Ya dia cuma bilang, katanya mau sabar menunggu sampai aku bisa menerima dia."
"Gila apa si Ferdi itu, apa dia mendo'akan kamu supaya cepat putus dari Dion? Apa dia nggak tau kalau kamu cinta mati sama Dion?"
Tantri memang sengaja memancing Vera agar ia jujur dengan perasaannya dan bisa meninggalkan Dion. Dengan begitu Tantri bisa mendekati Dion dan mendapatkannya.
"Nggak mungkin Ferdi kayak gitu, Ferdi itu orangnya baik, aku sudah mengenalnya sejak aku masih SD." Vera kembali menyeruput jus yang masih ada di tangannya.
"Andai kamu putus sama Dion, aku akan sangat bahagia, Vera. Dengan begitu aku bisa memiliki Dion selamanya," gumam Tantri dalam hati.
Setelah selesai makan mereka kembali ke kelas. Selang beberapa jam, kelas pun berakhir.
"Aku mau menjenguk Dion, kamu mau ikut nggak?" Tawar Vera.
"Boleh, aku juga ingin tau Dion sakit apa. Orang kayak Dion bisa sakit juga ternyata." Ucap Tantri sambil tersenyum.
"Dion kan juga manusia Tan, bukan robot," ucap Vera sedikit kesal.
Mereka keluar kelas dan berjalan menuju parkiran. Mereka masuk ke dalam mobil. Vera melajukan mobilnya menuju rumah Dion.
"Kita mampir dulu ke toko buah ya, nggak enak datang dengan tangan kosong," ucap Vera sambil terus fokus menyetir.
"Ide bagus itu, Dion kan paling suka makan buah-buahan, biar cepat sembuh."
"Iya, nggak ada Dion rasanya nggak asyik. Kayak ada yang hilang gitu," ucap Vera lalu tersenyum.
¤¤¤¤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 252 Episodes
Comments
Zaitun
🤔🤔🤔
2021-04-07
0
Yenni Tantiana Ose Pehan
hati2 ver sma tantri entr doinya diembat lgi
2021-01-26
0
Rizki Rahma
kek nya si Tantri itu ada main SM Dion ...penghianat
jijiknya aku😝😝😝
2020-12-07
1