Dion ingin mencairkan suasana hati Vera yang sedang sedih karena teringat akan Papa nya yang sudah meninggal dunia.
"Sayang kamu mau es cream nggak?"
"Memangnya ada penjual es cream disini?"
"Ada dong, semua tempat pariwisata pasti ada penjual es cream, ya paling nggak satu lah," ucap Dion lalu tersenyum.
"Ya sudah aku mau," ucap Vera sambil menganggukan kepalanya.
"Sebentar ya, aku beliin dulu."
Dion berdiri dan berjalan meninggalkan Vera.
Selang beberapa menit Dion kembali dengan membawa 2 buah es cream ditangannya.
"Ini sayang, kamu yang rasa coklat ya," ucap Dion sambil memberikan es cream kepada Vera.
"Makasih ya," ucap Vera sambil menerima es cream yang diberikan Dion.
"Sayang, pasti Papa kamu sudah bahagia disana, jadi kamu nggak usah sedih lagi. Papa kamu pasti juga nggak suka melihat kamu sedih kayak gini," ucap Dion sambil menggenggam tangan Vera.
"Iya aku tau kok, maaf aku sudah mengacaukan suasana romantis ini," ucap Vera sembari tersenyum tipis.
"Nggak apa-apa Sayang, aku boleh ngomong sesuatu nggak?" Tanya Dion sambil menatap kedua manik mata indah Vera.
"Kamu mau ngomong apa?"
"Sebenarnya aku nggak suka melihat kamu deket-deket sama Ferdi." Dion membuka es cream di tangannya lalu memakannya.
"Memangnya kenapa?" Tanya Vera penasaran.
Setahu Vera biasanya Dion tidak terlalu memperdulikan pertemanan dia dengan Ferdi.
"Ya aku nggak suka saja, karena aku dengar dari Rio kalau Ferdi itu suka sama kamu," ucap Dion sambil mengerucutkan bibirnya.
"Kamu cemburu ya," goda Vera.
"Ferdi itu kan temen aku dari sejak SD, dia sudah aku anggap seperti kakak aku sendiri," sambungnya.
Vera mencoba memberi penjelasan kepada Dion agar tidak salah paham tentang hubungannya dengan Ferdi.
"Tapi aku tetap nggak suka sayang, aku nggak suka cewek aku deket sama cowok lain." Dion menggenggam tangan Vera.
"Kamu nggak percaya sama aku, yang aku cintai itu cuma kamu, percaya deh sama aku," ucap Vera sambil memegang pipi Dion.
"Aku percaya sama kamu, tapi aku nggak percaya sama si Ferdi itu. Jelas kelihatan banget dia suka sama kamu dengan cara dia menatap kamu."
"Yang penting kamu percaya sama aku dan aku nggak mungkin mengkhianati kamu. Bagi aku kamu satu-satunya yang ada di hati aku," ucap Vera dengan senyuman di wajahnya.
"Walau berat tapi Ok deh, tapi kalau Ferdi sampai berbuat macam-macam sama kamu, aku nggak akan tinggal diam," ancam Dion.
"Iya, aku juga nggak akan tinggal diam kalau itu sampai terjadi."
"Janji."
"Iya janji, ya sudah ayo kita pulang, sudah sore juga. Aku takut nanti mama aku nyariin lagi," ajak Vera lalu berdiri.
"Ya sudah ayo, aku juga nggak mau kamu dimarahi sama mama kamu," ucap Dion lalu berdiri dan mengandeng tangan Vera.
Mereka berjalan menuju parkiran dan masuk kedalam mobil. Dion melajukan mobilnya menuju rumahnya.
"Mau mampir nggak?" Tawar Dion sambil membuka pintu mobil.
"Nggak usah, sudah sore juga..salam saja buat Tante dan Om," ucap Vera lalu turun dari mobil.
Dion keluar dari mobil. Vera masuk ke dalam mobil.
"Aku pulang dulu ya," ucap Vera sambil melambaikan tangannya. Dion membalas lambaian tangan Vera. Gadis itu lalu melajukan mobilnya meninggalkan rumah Dion.
Sesampainya di rumah, Vera membuka pintu rumahnya.
"Ma..Vera pulang!" Teriak Vera sambil melangkahkan kakinya masuk kedalam rumah.
"Kok sepi ya, Mama kemana sih." Vera melihat sekeliling ruangan.
"Mendingan aku mandi dulu deh, habis itu baru telfon Mama."
Vera berjalan menapaki anak tangga satu persatu menuju kamarnya, ia melepaskan semua bajunya dan berjalan menuju kamar mandi. Setelah beberapa menit Vera pun selesai mandi, ia keluar dari kamar mandi dengan hanya menggunakan handuk yang melilit tubuhnya.
Gadis itu duduk didepan meja rias, ia menatap kearah cermin dan memandang wajahnya.
"Cantiknya wajah ini, aku mirip banget sama Mama." Gumamnya dalam hati.
Vera mengingat kembali kejadian di taman kota tadi siang. Ia merasa ada perubahan pada diri Dion.
"Ada apa ya dengan Dion? kenapa sekarang dia sering banyak menuntut? padahal dulu dia nggak begitu menginginkan hal-hal yang kayak gitu. Kalau aku bilang tidak mau dia pasti nurut, tapi sekarang--" Vera sangat penasaran dengan perubahan sikap Dion.
"Sudah lah, mungkin hanya perasaan aku saja, pakai baju dulu ah." Vera lalu berdiri dan berjalan menuju lemari.
Vera mengambil t-shirt dan celana pendek, setelah selesai berpakaian Vera bergegas menelfon mama nya.
Tutt..tuttt..tutt..
Selang beberapa detik tetap tak ada jawaban dari Mila.
"Mama kemana sih, kenapa telfon aku nggak diangkat-angkat? coba aku telfon lagi." Vera mencoba kembali menelfon mama nya.
Tuttt...tuttt..tutt
Vera merasa sangat kesal, karena mama nya tetap tak mau menjawab telfon darinya. Akhirnya Vera keluar dari kamar dan pergi mencari mama nya. Gadis itu takut terjadi apa-apa sama Mama nya.
Saat Vera mau melajukan mobilnya, ia melihat mama nya sedang membuka pintu gerbang. Vera pun turun dari mobil dan berlari menghampiri mama nya.
"Mama dari mana saja?" Tanya Vera lalu memeluk mama nya.
"Mama habis menengok bu Risa, dia baru pulang dari rumah sakit." Vera melepaskan pelukannya.
"Kenapa Vera telfon nggak diangkat-angkat? Vera kan jadi khawatir sama Mama." Vera mengerucutkan bibirnya.
"Ponsel Mama ketinggalan di kamar sayang, maaf ya sudah bikin kamu khawatir," ucap Mila sambil mengusap puncak kepala Vera.
"Lain kali kalau Mama mau pergi ponselnya harus dibawa terus, biar Vera mudah menghubungi Mama."
"Iya-iya, maafin Mama. Sudah ayo masuk, diluar udaranya sangat dingin, nanti kamu sakit lagi," ajak Mila.
Mereka berjalan masuk ke dalam rumah. Vera menutup pintu dan menguncinya.
"Kamu laper nggak sayang? tadi Mama masakin makanan kesukaan kamu."
"He emm...Vera lapar banget Ma," ucap Vera sambil menganggukkan kepalanya.
Mereka berjalan menuju meja makan, mereka duduk di kursi meja makan.
"Tadi kamu pergi kemana sayang? kok terlambat pulangnya," tanya Mila sambil mengambil makanan dan menaruhnya ke dalam piring.
"Tadi Vera jalan-jalan ke taman sama Dion Ma. Mama tau nggak, tamannya itu indah banget Ma, banyak bunga-bunga gitu, romantis deh pokoknya," ucap Vera antusias.
"Kamu masih sama Dion? kirain sudah putus," sindir Mila.
"Kok Mama ngomong gitu, doain Vera putus ya," ucap Vera sedikit kesal.
"Bukan gitu sayang..habis akhir-akhir ini Dion nggak pernah main ke rumah."
"Mungkin lagi banyak urusan Ma, lagian akhir-akhir ini banyak tugas dari kampus," ucap Vera memberi alasan.
Gadis itu juga berfikiran sama dengan Mama nya. Akhir-akhir ini Dion memang sudah jarang main ke rumahnya.
"Ma, Vera sudah selesai makan, Vera ke kamar dulu ya, tadi dosen memberi tugas banyak banget." Vera lalu berdiri.
"Ya sayang, belajar yang rajin ya, tapi kamu jangan tidur larut malam lagi, besok kamu ada kelas pagi," ucap Mila sambil membereskan meja makan.
"Iya Mama ku sayang, selamat malam, Ma." Vera mengecup pipi Mama nya.
Vera sangat menyayangi Mama nya, karena hanya Mama nya yang Vera miliki setelah Papa nya meninggal dunia.
Vera menatap Mama nya lalu tersenyum. Dari dulu Vera memang manja. Gadis itu berjalan menaiki tangga menuju kamarnya.
"Semoga kamu selalu bahagia seperti ini sayang, maafin Mama jika Mama belum bisa membahagiakan kamu," ucap Mila sambil melihat kepergian Vera.
¤¤¤¤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 252 Episodes
Comments
cenul ganoel
dion.....haduch pa dh jln ma cewk laen
2022-06-09
0
Queen
masih lanjit baca,, kayaknya 👍
2021-04-08
0
Zaitun
lanjut
2021-04-07
0