Terungkap

Kanaya menggenggam alat tipis bergaris dua itu dengan tangan gemetar, tepat hari ini ia memberanikan diri untuk melakukan tes karena mual muntah yang dirasakan nya beberapa hari terakhir.

Kanaya menangis, ia meremat baju yang di gunakan nya. Perlahan tubuh Kanaya merosot ke lantai, ia menyadarkan tubuhnya ke tembok kamar mandi dengan perasaan hancur.

"Hiks … apa yang harus aku katakan pada Kak Nadia, bagaimana aku akan menjelaskan semua ini?!!!" rintih Kanaya menggenggam alat tespek itu sampai hampir patah.

"Nay, lo dimana?!!" panggil Nadia yang baru masuk ke kamar sang adik.

Kanaya yang berada di kamar mandi lantas menghentikan tangisnya, ia menyeka air matanya dengan kasar dan buru-buru membuang alat itu agar tak ketahuan oleh sang Kakak.

"Iya Kak, kenapa?" sahut Kanaya keluar dari kamar mandi.

"Kenapa mata lo bengkak gitu, habis nangis?" tanya Nadia memperhatikan wajah Kanaya.

"Hah? oh itu aku tadi kepeleset, sakit banget sampai gak tahan buat gak nangis." Jawab Kanaya berbohong.

"Ck, ceroboh kebiasaan!" desis Nadia memutar bola mata nya jengah.

"Ada yang luka gak? Sini gue bantu obatin." Lanjut Nadia hendak memeriksa Kanaya tetapi terhenti ketika Kanaya menolak.

"Enggak usah Kak, kakak kenapa panggil aku?" tanya Kanaya mengalihkan perhatian Nadia.

"Gue mau tanya kebaya yang bagus gue pakai besok yang mana, jangan sampai gue jelek di acara wisuda besok." Jawab Nadia diakhiri kekehan.

"Kakak aku kan emang udah cantik, dandan atau enggak sama aja." Timpal Kanaya ikut terkekeh.

"Ya udah ayo bantuin cari!" ajak Nadia menarik tangan Kanaya ke kamarnya.

Keesokan harinya, Nadia sudah bersiap untuk wisuda pagi nya, ia hendak mandi tetapi sabun di kamarnya habis sehingga ia memutuskan untuk pergi ke kamar Kanaya, meminta sedikit sabun adiknya.

Nadia membuka pintu kamar pelan, ia melihat Kanaya masih pulas di ranjang nya, Nadia langsung masuk ke kamar mandi untuk mengambil sabun.

"Kamar mandi kok tisu semua sih, haduhh Naya … Naya …" gumam Nadia memungut tisu yang berserakan di lantai.

Nadia membuang tisu basah itu ke tempat sampah, ia baru saja ingin mengambil tisu yang lain, tetapi terhenti karena matanya menatap sesuatu di tempat sampah.

Nadia mengerutkan keningnya, ia meriah benda tipis dan kecil itu dengan mata dan mulut terbuka lebar, ia tentu tahu alat apa itu.

"Milik siapa ini, apa ini milik Kanaya?" gumam Nadia dengan dada yang berdetak cepat.

Nadia teringat pada Kanaya yang menangis kemarin dengan alasan jatuh di kamar mandi, ia juga ingat pada Kanaya yang tak henti muntah selama beberapa hari terakhir, bahkan permintaan adiknya yang yang suka aneh.

"Enggak, Naya gak mungkin melakukan itu!" gumam Nadia, tubuhnya lemas memikirkan bahwa adiknya telah berbuat salah.

Nadia menguatkan dirinya, ia keluar dari kamar mandi kemudian langsung mendekati ranjang Kanaya.

"Nay." Panggil Nadia pelan.

Naya yang tipikal mudah di banguni lantas membuka mata, ia tersenyum melihat sang Kakak ada disana, tetapi keningnya mengerut melihat air mata di wajah Nadia.

"Kakak, kenapa menangis?" tanya Kanaya khawatir.

Nadia tak menjawab, ia duduk di sebelah Kanaya lalu meraih tangan adiknya itu dan meletakkan alat yang ia temukan di kamar mandi.

"Apa ini Nay?" tanya Nadia gemetar.

Kanaya membulatkan matanya, ia menatap Nadia dengan perasaan memuncah antara terkejut, takut dan sedih.

"Kak, ini gak seperti yang Kakak pikiran." Ucap Kanaya dengan air mata yang sudah membasahi wajah gadis itu.

"Jelaskan Nay, buat pikiran gue salah." Pinta Nadia ikut menangis.

"Apa ini punya lo? Jika iya, siapa ayahnya? siapa yang udah lakuin ini ke kamu?" tanya Nadia tanpa jeda.

Kanaya menangis sejadi-jadinya, ia bersimpuh di depan sang Kakak sambil menangis.

"Hiks … Maafin aku Kak, maaf karena aku tidak bisa menjaga diri aku sendiri." Lirih Kanaya semakin kencang menangisnya.

Nadia membangunkan Kanaya, memegang bahu gemetar gadis itu.

"Siapa yang udah lakuin ini Nay? jawab!!!" tanya Nadia semakin tak sabar.

"K-kak Melvin." Jawab Kanaya terbata.

Nadia terdiam, ia begitu terkejut mendengar kenyataan dari mulut sang adik, pria itu telah menghancurkan masa depan adiknya, bahkan selama ini ia melihat Melvin baik-baik saja seperti tak memiliki kesalahan, padahal nyatanya pria itu sangat jahat pada Kanaya.

"Kapan dan bagaimana bisa terjadi Nay?" tanya Nadia pelan.

"Saat ulang tahun nya Kak--" jawab Kanaya dan mulai menceritakan segalanya, dari mulai ancaman Sesha dan  kesialan nya bertemu Melvin.

Nadia mengepalkan tangannya, ia tak bisa diam saja melihat sang adik tak dapat pertanggung jawaban, meski Kanaya bilang Melvin akan bertanggung jawab setelah wisuda, seharusnya pria itu bicara sedikit saja padanya.

"Lihat apa yang akan kakak lakukan pada nya, lo butuh tanggung jawab Nay!!" tekan Nadia yang tak dijawab apapun oleh Kanaya.

NADIA BAKAL APA HAYOO???

BERSAMBUNG..............................

Terpopuler

Comments

Lilisdayanti

Lilisdayanti

suka punya kaka tegas kata nadia,👍

2023-01-16

1

nurul jannah

nurul jannah

ayo nadia tak bantu

2023-01-06

0

Zainab ddi

Zainab ddi

semoga diurus hbs wisuda

2023-01-03

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Pertemuan pertama
3 Keyakinan Melvin
4 Apa-apaan?
5 Jerit malam
6 Terkilir
7 Kembali pulang
8 Ulang tahun Melvin
9 Ancaman Sesha
10 Sesuatu telah terjadi!
11 Janji atau Dusta?
12 Melanggar?
13 Kanaya mual
14 Terungkap
15 Tamparan dan pukulan
16 Amarah Kanaya
17 Pernikahan
18 Perdebatan?
19 Marah atau Nikmat
20 Mencetak tanda lagi
21 Mengetahui
22 Pagi merepotkan
23 Diamnya Melvin
24 Makan malam
25 Pusing
26 Kebenarannya
27 Ketenangan hati
28 Kondisi Kanaya
29 Kedatangan tamu
30 Obrolan ramai
31 Pengakuan Menyakitkan
32 Penjelasan Melvin
33 Rengekan Melvin
34 Bentakan Melvin
35 Kanaya tergoda
36 Hukuman yang gagal
37 Pagi Bahagia
38 Mau berapa, Mas?
39 Melvin marah
40 Gagal
41 Hukuman Kanaya lagi?
42 Bongkar status
43 Olahraga malam
44 Emosi Melvin
45 Sikap Melvin
46 Sesha lagi
47 Kanaya cantik
48 Kembali ke Jakarta
49 Backstreet?
50 First Kiss
51 Kisah Nadia dan Reno
52 Skakmat dari Kanaya
53 Pemecatan
54 Nadia dan Reno part 2
55 Sisi kesedihan Nadia
56 Penghinaan terhadap Kanaya
57 Keyakinan Reno
58 Perubahan sikap
59 Restu Mami Rianti
60 Keuwuwan
61 Kedatangan Sepupu
62 Sesha lagi?
63 Kena semprot
64 Melamar pekerjaan
65 Hari pertunangan
66 Pertengkaran
67 Ketegasan Melvin
68 Vina dan Rey
69 Perjodohan
70 Kebimbangan
71 Tertekan
72 Nasib buruk
73 Diterima baik
74 Kanaya masuk rumah sakit
75 Menantu kesayangan
76 Malam Nadia dan Reno
77 Malam Vina dan Rey
78 Belanja bersama
79 Pendarahan berat
80 Kanaya kritis
81 Wanita gila
82 Koma?
83 Daffin Putra Atmadja
84 Bahagia dan sedih
85 Kelembutan Reno
86 Tunas or umbi-umbian?
87 Keusilan pasutri
88 Kehamilan yang dinantikan
89 Teringat orangtua
90 Kabar gembira
91 Modus Papa Melvin
92 Pecah ketuban
93 Welcome Baby Ardian
94 Pregnant again (End)
95 Cuap-cuap Author
96 Ekstra part 1
97 Ekstra part 2
98 Ekstra part 3
99 Ekstra part 4 (End)
Episodes

Updated 99 Episodes

1
Prolog
2
Pertemuan pertama
3
Keyakinan Melvin
4
Apa-apaan?
5
Jerit malam
6
Terkilir
7
Kembali pulang
8
Ulang tahun Melvin
9
Ancaman Sesha
10
Sesuatu telah terjadi!
11
Janji atau Dusta?
12
Melanggar?
13
Kanaya mual
14
Terungkap
15
Tamparan dan pukulan
16
Amarah Kanaya
17
Pernikahan
18
Perdebatan?
19
Marah atau Nikmat
20
Mencetak tanda lagi
21
Mengetahui
22
Pagi merepotkan
23
Diamnya Melvin
24
Makan malam
25
Pusing
26
Kebenarannya
27
Ketenangan hati
28
Kondisi Kanaya
29
Kedatangan tamu
30
Obrolan ramai
31
Pengakuan Menyakitkan
32
Penjelasan Melvin
33
Rengekan Melvin
34
Bentakan Melvin
35
Kanaya tergoda
36
Hukuman yang gagal
37
Pagi Bahagia
38
Mau berapa, Mas?
39
Melvin marah
40
Gagal
41
Hukuman Kanaya lagi?
42
Bongkar status
43
Olahraga malam
44
Emosi Melvin
45
Sikap Melvin
46
Sesha lagi
47
Kanaya cantik
48
Kembali ke Jakarta
49
Backstreet?
50
First Kiss
51
Kisah Nadia dan Reno
52
Skakmat dari Kanaya
53
Pemecatan
54
Nadia dan Reno part 2
55
Sisi kesedihan Nadia
56
Penghinaan terhadap Kanaya
57
Keyakinan Reno
58
Perubahan sikap
59
Restu Mami Rianti
60
Keuwuwan
61
Kedatangan Sepupu
62
Sesha lagi?
63
Kena semprot
64
Melamar pekerjaan
65
Hari pertunangan
66
Pertengkaran
67
Ketegasan Melvin
68
Vina dan Rey
69
Perjodohan
70
Kebimbangan
71
Tertekan
72
Nasib buruk
73
Diterima baik
74
Kanaya masuk rumah sakit
75
Menantu kesayangan
76
Malam Nadia dan Reno
77
Malam Vina dan Rey
78
Belanja bersama
79
Pendarahan berat
80
Kanaya kritis
81
Wanita gila
82
Koma?
83
Daffin Putra Atmadja
84
Bahagia dan sedih
85
Kelembutan Reno
86
Tunas or umbi-umbian?
87
Keusilan pasutri
88
Kehamilan yang dinantikan
89
Teringat orangtua
90
Kabar gembira
91
Modus Papa Melvin
92
Pecah ketuban
93
Welcome Baby Ardian
94
Pregnant again (End)
95
Cuap-cuap Author
96
Ekstra part 1
97
Ekstra part 2
98
Ekstra part 3
99
Ekstra part 4 (End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!