Kanaya memoles bekas Melvin menggunakan foundation, ia tidak mau jika sampai ada yang melihat merah-merah di lehernya hasil Melvin semalam. Sejak pagi Kanaya tak bicara sama sekali pada Melvin, begitupun sebaliknya mereka sama-sama diam.
Melvin sudah keluar duluan untuk sarapan, tetapi Kanaya di kamar masih harus sibuk menutupi semua bekas kerjaan Melvin semalam.
"Kanaya." Panggil Mami Yuli dari luar kamar.
Kanaya segera menyelesaikan urusannya, ia buru-buru membuka pintu dan keluar dari kamar nya.
"Selamat pagi, Mi." Sapa Kanaya dengan senyuman manisnya.
"Kamu sudah selesai? Semua orang sudah menunggu kita dibawah untuk sarapan." Ujar Mami Yuli dibalas anggukan kepala oleh Kanaya.
Kanaya mengikuti langkah Mami Yuli menuju lantai bawah unjuk sarapan, sesampainya di meja makan terlihat sudah ada Melvin dan Papi Heryawan disana.
"Selamat pagi, Pi. Maaf telah menunggu lama," sapa Kanaya tersenyum ramah.
"Tidak apa-apa Nak, ayo duduklah!" Tutur Papi Heryawan menunjuk kursi di sebelah Melvin.
Kanaya menarik kursi di sebelah Melvin, ia tak memandang Melvin sama sekali karena rasanya cukup kesal atas kejadian semalam. Kanaya mengambil piring lalu memasukkan nasinya dan juga lauknya ke piring.
"Ini." Ucap Kanaya seraya memberikan piring berisi nasi dan lauk kepada Melvin.
Melvin menatap Kanaya sesaat, kemudian ia langsung menyantap makanan yang diberikan oleh Kanaya, sementara Kanaya hanya memakan sebuah apel.
"Naya, kamu tidak makan?" tanya Mami Yuli melihat menantunya hanya makan buah.
"Sebenarnya sejak pagi perutku tidak enak, Mi. Aku akan mual jika makan," jawab Kanaya mengusap perutnya sendiri.
"Kamu mau sesuatu? Biasanya ibu hamil kan menginginkan sesuatu?" tanya Mami Yuli mengerti keadaan istrinya.
"Iya, aku sedang ingin makan bubur Mi. Tapi aku akan membelinya nanti, sekalian aku kuliah." Jawab Kanaya menjelaskan.
"Kenapa harus nanti, Naya. Ada suami kamu yang akan membelinya," ujar Papi Heryawan.
Melvin tersedak makannya, Kanaya yang melihat merah lantas mengambil segelas air dan memberikan nya pada Kanaya, bahkan tangannya tanpa sadar mengusap punggung Melvin pelan.
"Ya ampun Vin, pelan-pelan makan nya." Tegur Mami Yuli menggelengkan kepalanya.
Melvin tak menjawab, ia masih mengatur nafasnya setelah tersedak, ekor mata Melvin lalu melirik ke arah Kanaya yang masih setia mengusap punggung nya.
"Hentikan." Ucap Melvin pelan hingga hanya Kanaya yang mendengar nya.
Kanaya menghentikan usapan tangannya, ia menghela nafas lalu kembali duduk dengan benar di tempatnya.
"Vin, setelah ini antar istrimu memenuhi keinginan nya, dan ini juga demi anak kalian." Ucap Papi Heryawan mengingatkan.
"Aku tidak bisa, Pi. Aku ada pekerjaan, hari ini aku akan mulai datang ke kantor." Balas Melvin menolak.
"Itu bisa besok, yang terpenting istrimu ini makan, apa kau tega melihatnya hanya makan buah saja?" Sahut Mami Yuli dengan tegas.
Melvin menghela nafas, ia tak mendapat pembelaan dari siapapun dan pastinya jika menolak maka itu hanya akan sia-sia saja.
"Baiklah." Pungkas Melvin pasrah.
Setelah selesai sarapan, Melvin akhirnya mengajak Kanaha berkeliling untuk mencari bubur. Selama perjalanan tidak ada pembicaraan dari keduanya, namun tiba-tiba bayi dalam perut Kanaya merengek dengan membuat Kanaya mual.
"Vin, hentikan mobilnya aku ingin muntah." Ucap Kanaya menutupi mulut nya sendiri.
"Apa, kenapa tiba-tiba?" tanya Melvin panik dan buru-buru menghentikan laju mobilnya.
Saat mobil sudah berhenti, mual Kanaya justru hilang, hal itu membuat Melvin menatap Kanaya karena wanita itu tak kunjung turun.
"Kenapa masih disini, kau tidak mau keluar?" tanya Melvin mengerutkan keningnya.
"Tidak, mual ku sudah hilang." Jawab Kanaya membuat Melvin geram.
"Kau--" ucapan Melvin terhenti saat Kanaya memegang tangan nya dan mengarahkan nya ke perut wanita itu.
"Jika kau ingin marah, coba saja padanya." Potong Kanaya mengangkat dagunya berani.
"Ck lupakan! Kita harus cepat mencari bubur nya dan pulang, aku banyak pekerjaan." Desis Melvin kembali menjalankan mobilnya.
"Tidak usah, aku langsung ke kampus saja, lagipula aku sudah membawa buku nya." Sahut Kanaya menunjukkan tas yang ia bawa.
"Kau kuliah dengan pakaian seperti ini?" tanya Melvin menatap Kanaya dari kepala sampai kaki.
"Memangnya kenapa, pakaianku sopan kok?" tanya Kanaya ikut menatap dirinya.
Baju Kanaya itu memang normal, hanya saja dress yang Kanaya pakai memiliki bentuk kerah dada yang sedikit turun hingga leher dan tulang selangka Kanaya sangat terekspos.
"Pakaianmu itu terbuka!" seru Melvin sambil bersungut kesal.
"Biarkan saja, setidaknya aku masih menggunakan baju dan tidak polos." Balas Kanaya santai.
"Kau menantang ku?" tanya Melvin pelan tetapi penuh penekanan.
"A-apa? Tidak, siapa yang menantang mu?" tanya Kanaya balik dengan terbata.
Melvin tak menjawab, ia kembali menghentikan mobilnya di pinggir jalan, kemudian tanpa aba-aba langsung menyupkan lehernya ke dada Kanaya, menggigit dan mencetak tanda merah cukup besar di bagian dada Kanaya.
"Melvin!!!" pekik Kanaya mendorong Melvin menjauh.
WAHH NGADA-NGADA NIH MELVIN😂
BERSAMBUNG..................................
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
Lilisdayanti
dasar soang loh pin 🤭🤭 maen sosor aja 🙈🙈 bego loh di piara 😔😔
2023-01-16
0
Zainab ddi
😅😅😅
2023-01-03
0
Purnawati zainir
hadeehh nih kelakuan... nggak suka tapi nyosor terus.. ntar ujung2 bucin ya kan thor
2022-06-07
0