Melvin melangkah pelan menuju anak tangga, ia tidak mau kepulangannya setelah dua hari diketahui oleh kedua orangtuanya. Ya, dua hari belakangan Melvin memang menginap di apartemen pribadinya, ia hanya ingin sendiri meski sejujurnya kedua temannya tak membiarkan itu.
Takdir tak berpihak pada Melvin, langkahnya terhenti ketika suara lembut nan halus itu menyapa indera pendengaran nya.
"Melvin?" panggil Mami Melvin seraya melipat tangan di dada.
Melvin menghela nafas kasar, ia membalik badan nya guna menatap sang ibu yang tetap tenang meski tatapannya mengandung ketegasan.
"Mami panggil?" tanya Melvin basa-basi.
"Turun! Mami dan Papi ingin bicara," jawab Mama Yuli Atmadja.
Melvin menekuk wajahnya, jika sudah berurusan dengan sang Papi maka akan dipastikan pidato kenegaraan tanpa jeda segera didapatkannya.
"Iya Mi, aku akan mandi dulu sebelum bicara pada Papi." Ujar Melvin hendak pergi untuk oe kamarnya dengan alibi bersih-bersih.
"Turun Melvin!!" tegas Mama Yuli.
Melvin tak bisa mengelak lagi, ia segera turun dan mengikuti sang Mami ke ruang baca yang merupakan markas pribadi sang Papi, dari pagi ketemu pagi pun bisa di lewati disana oleh Papi Heryawan yang merupakan ayah Melvin.
"Masuk, Mami akan buatkan teh dulu untuk Papi kamu." Ucap Mami Yuli kemudian meninggalkan Melvin di depan ruang baca.
Melvin menarik nafas lalu membuangnya pelan, ia bentuk kepalan tangannya lalu mengetuk pintu sebelum masuk.
"Papi, boleh aku masuk?" tanya Melvin lalu langsung masuk tanpa menunggu jawaban sang Papi.
Melvin menutup kembali pintu nya, ia mendekati sang Papi yang duduk dengan buku di pangkuan, kacamata yang bertengger dan pencahayaan yang terfokus hanya pada buku, ibaratnya seperti seorang pustakawan.
"Papi, Papi ingin bicara padaku?" tanya Melvin berdiri di meja sang Papi.
Heryawan Atmadja mengangkat kepalanya dari buku ratusan halaman demi melihat putranya, ia melepas kacamata lalu menyimpan buku yang sedang dibacanya di atas meja.
"Duduk." Ucap Papi Heryawan.
Melvin nurut, ia segera duduk di hadapan sang Papi dengan tangan yang bertumpu di meja.
"Kemana saja kamu dua hari tidak pulang?" tanya Papi Heryawan pelan tetapi tegas.
"Aku di apartemen Pi, aku butuh--" penjelasan Melvin terhenti dengan tatapan Papi Heryawan.
"Apa? butuh kebebasan?" tanya Papi Heryawan.
"Bukan begitu Pi, aku benar-benar tidak melakukan apapun, aku tidak mungkin melanggar janjiku sendiri." Jawab Melvin jujur.
Papi Heryawan tampak menghela nafas, ia lalu menyandarkan tubuhnya di kursi dengan tatapan yang masih ke arah Melvin.
"Dengar Melvin, kamu itu anak tunggal keluarga Heryawan Atmadja. Hanya kamu yang akan menjadi penerus keluarga ini, jika kamu tidak bisa menjaga etika dan moral apa yang harus di harapkan?" ucap Papi Heryawan mulai membuka sesi pidato.
"Papi dan Mami sudah cukup memberikan kamu kebebasan dengan mengikuti apa yang kamu mau, kamu menolak perjodohan dengan keluarga baik dan terpandang hanya karena alasan enggan menikah dalam waktu dekat." Lanjut Papi Heryawan.
"Pi, aku mengatakan yang sejujurnya. Aku tidak mau menikah dalam waktu dekat, aku ingin mengejar cita-cita ku dan belajar untuk bisa bekerja di kantor lebih dulu." Jelas Melvin sungguh-sungguh.
"Itu bagus, tapi ingatlah bahwa kamu punya janji pada Papi dan Mami mu, meski Papi tidak ada di dekat denganmu tetapi Papi tahu jelas apa yang sedang kamu lakukan dan akan kamu lakukan!" ujar Papi Heryawan lalu pergi meninggalkan Melvin.
Melvin menghela nafas lega, setidaknya kali ini sang Papi tidak terlalu lama berceramah dan baginya itu adalah anugerah yang baik. Melvin beranjak dari duduknya, ia ikut keluar dari ruang baca sang Papi yang persis seperti perpustakaan negara.
"Den Melvin, anda di panggil oleh Nyonya Yuli." Ucap seorang pelayan di rumah Melvin.
Melvin mengerem, ia tak menjawab dan langsung pergi begitu saja untuk menghampiri sang Mami.
"Ada apa lagi Mi?" tanya Melvin frustasi.
"Pergilah istirahat." Jawab Mami Yuli tanpa menatap putranya dan asik menikmati teh hijau kesukaannya.
Melvin menjambak rambutnya, ia segera pergi tanpa mengucapkan sepatah katapun kepada Mami dan Papi nya yang asik menikmati teh hijau hangat, entah mengapa Melvin merasa bahwa kedua orangtuanya sedang melakukan sebuah rencana terhadapnya.
"Ck, aku tidak akan melanggar janjiku sendiri, aku akan bertahan, dan itu pasti!" gumam Melvin lalu segera pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
YAKIN VIN???🤣🤣
BERSAMBUNG................................
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
nobita
masak sih Vin... nanti kamu langgar loh...
2024-05-26
0
Muharramah Rizky S
othor yg akan merusak keyakinan mu vin tunggu saja hihihihi(ketawa jahat)
2022-09-23
0
Nurmalina Gn
siap siap malvin.... othor akan memporak porandakan janji mu 😀
2022-09-01
0