Kanaya tampak kikuk ketika menyadari tatapan Melvin yang tajam, ia ingat kejadian di bus tadi yang mana perbuatannya itu mengganggu kakak tingkat nya itu.
Kanaya hanya bisa menunduk seraya meremat jari-jari tangan nya, ia enggan membalas tatapan Melvin apalagi jika harus bicara pada pria itu.
"Naya, kamu ngapain disini? ayo kita kan harus dirikan tenda." Ajak Melisa, teman sejurusan dengan Kanaya.
"I-iya, ini aku juga mau kesana." Balas Kanaya lalu buru-buru pergi.
Sementara itu Melvin menatap dengan tajam adik tingkatnya itu, ia merasa sedikit kesal karena tidurnya di bus tadi terganggu oleh gadis itu.
Melvin tak menyadari bahwa saat ini kedua temannya saling melirik, mereka sibuk membicarakan Melvin yang dinilai terpesona dengan gadis itu.
"Biasa aja kali Pak, kaya ngeliat bidadari aja!" Celetuk Rey terkikik.
Melvin tersadar, ia langsung memukul bahu Rey dengan tenaga penuh hingga si pemilik meringis karenanya.
"Sakit Vin!!!" Protes Rey mengusap bahunya.
"Siapa suruh banyak omong." Balas Melvin datar.
"Kayanya tuh cewek deket sama Nadia." Ujar Reno tiba-tiba.
Melvin dan Rey ikut arah pandang Reno, mereka melihat teman seangkatan nya tengah berbicara cukup akrab dengan gadis yang tengah menjadi bahan untuk menggoda Melvin.
"Eh iya tuh, mereka kakak adik mungkin," timpal Rey langsung menerka.
"Gak usah sotoy lo anak cebong." Ketus Melvin lalu pergi menjauhi kedua temannya.
Reno menggelengkan kepalanya pelan, ia hendak menyusul Melvin tetapi langkahnya terhenti karena Rey menarik pergelangan tangannya.
"Apaan sih lo, main tarik aja, lo pikir gue kambing!" Protes Reno menepis tangan Rey dari tangannya.
"Tenang, sewot amat sih jadi cowok." Bisik Rey seraya meletakkan jari telunjuknya di bibir Reno.
"Mau apaan sih?" tanya Reno berusaha sabar.
"Si Melvin mau ulang tahun, kita kasih hadiah antimainstream yuk, mumpung lagi di alam gini?" tanya Rey menaik turunkan alisnya.
"Maksudnya?" tanya Reno menatap Rey dengan tatapan curiga.
***
Acara di first night perkemahan di buka dengan sebuah permainan yang cukup unik, yaitu mengoper sebuah bola kecil sambil bernyanyi ke orang yang ikut duduk membentuk lingkaran.
Tidak semua mahasiswa ikut, ada beberapa yang melakukan aktivitas lain dibawah bimbingan Rey, Reno maupun Melvin.
"Hukumannya agak antimainstream ya, yang bolanya berhenti harus cari bendera merah yang udah di sebar tidak jauh dari kawasan sini, paham?" tanya Melvin pada semuanya.
"Loh kak, ini jadinya kita sekalian jerit malam?" Tanya seorang mahasiswa.
"Katakan saja begitu, sekalian untuk mempersingkat waktu." Jawab Melvin.
Terdengar suara protes bahkan gaduh saat tahu hukuman yang di berikan, mereka tentu tidak mau jika di suruh berkeliling hutan untuk mencari bendera di malam hari dan cuaca dingin.
Kanaya, ia yang tidak tahu bahwa duduk untuk ikut permainan lantas gelisah, ia menoleh ke temannya.
"Sa, kita udahan aja yuk, aku yakin takut kalo harus keliling!" ajak Kanaya memegang tangan Melisa.
"Iya sih, ya uda yuk cabut!" timpal Melisa setuju.
Kanaya dan Melisa bangun untuk kembali ke tenda, tetapi suara tegas itu menyapa pendengaran mereka hingga langkah mereka terhenti.
"Mau kemana kalian?" tanya Melvin tajam.
"Kita mau balik tenda, Kak. Kita gak jadi ikut main ini," jawab Melisa mewakili.
"Enggak!" Larang Melvin tegas.
"Duduk dan ikuti permainan nya, jika kalian pintar maka kalian gak akan kedapatan hukuman ini." Tambah Melvin memberitahu.
"T-tapi Kak, kita gak--" ucapan Kanaya terhenti karena Melvin memotong nya.
"Duduk." Potong Melvin penuh ketegasan.
Kanaya dan Melisa mengalah dan memilih untuk mengikuti permainannya, mereka tak berani membantah kakak tingkat mereka yang terkenal tegas itu, terlebih lagi mereka adalah seorang mahasiswa baru.
Permainan akhirnya di mulai, lagu yang pertama di nyanyikan adalah Ampar-ampar pisang, lagu daerah yang kebanyakan orang pasti mengetahuinya.
Bola pun mulai di oper oleh yang lain dengan lagu yang masih di nyanyikan, sampai saat tepuk tangan Melvin terdengar, bola berhenti tepat pada seorang pria berjaket biru.
"Lo, lempar bola itu ke siapapun yang mau lo ajak pergi cari bendera, boleh siapa aja termasuk gue." Ucap Melvin pada mahasiswa tersebut.
Mahasiswa itu melempar bola ke salah satu temannya, maybe. Dua orang telah pergi mencari bendera di hutan yang katanya tak terlalu jauh, hanya bermodalkan senter tak akan menjamin keselamatan bukan.
Permainan di lanjutkan, lagu yang dinyanyikan masih sama dan kali ini bola tepat berhenti di tangan Kanaya yang baru saja ingin mengopernya.
"Bangun dan lempar ke siapapun yang mau lo ajak pergi." Ucap Melvin sedikit ketus.
"Siapapun?" tanya Kanaya ragu-ragu.
"Iya." Jawab Melvin singkat.
Kanaya akan melempar bola nya pada Nadia yang sedang duduk di lingkaran permainan berbeda, lagipula katanya siapapun. Lagipula tidak mungkin mengajak Melisa, mereka sama-sama takut, yang ada nanti mereka kebanyakan teriak.
"Cepat!" seru Melvin karena Kanaya tak kunjung melempar bolanya.
Kanaya hendak melempar ke arah Nadia, tetapi kakinya terpeleset sehingga bola tepat mengenai Melvin yang juga terkejut.
"Jadi lo ngajak gue?" tanya Melvin tak suka.
Kanaya membulatkan matanya, ia buru-buru menggeleng. "B-bukan Kak, tadi mau lempar ke--" jawaban Kanaya terhenti karena sosoran mahasiswa lain.
"Halah, bilang aja lo mau berduaan sama Kak Melvin, di bus aja sok-sokan jatuh biar bisa godain, dasar genit." Potong seorang mahasiswi dengan tatapan sinis.
"Udah cukup, gue bakal pergi sama dia dan permainan akan di lanjut oleh Nadia." Ucap Melvin membuat Nadia yang mendengarnya menoleh.
"Apaan nih sebut-sebut nama gue?" tanya Nadia galak.
"Gak usah berisik, tuh gantiin bentar, Rey sama Reno sibuk, kan lo galak jadi bisa lah." Jawab Melvin tanpa menatap teman seangkatannya.
"Terus lo mau bawa Adek gue kemana?" tanya Nadia menunjuk Kanaya.
"Jadi dia Adek lo?" tanya Melvin ikut menunjuk Kanaya, Nadia menjawabnya dengan anggukan kepala.
"Gue mau buang ke kali." Lanjut Melvin tersenyum sinis.
"Awas aja lo macem-macem sama dia!" ancam Nadia yang hanya dianggap angin lalu oleh Melvin.
"Kak, eumm ... aku mau sama kakak aja." Ujar Kanaya pelan.
"Gak bisa!" timpal Melvin yang mendengar ucapan Kanaya.
Tanpa sadar Melvin menarik pergelangan tangan Kanaya lalu membawanya ke hutan dimana ia sudah menaruh bendera, Melvin yakin ia bisa dengan cepat menyelesaikannya karena dirinya lah yang meletakkan bendera dan tentu ia tahu dimana saja posisinya.
WADUHHH, BERDUAAN NIH🤣🤣
BERSAMBUNG.........................................
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
Lilisdayanti
udah di pindah sama embe pin 🤭🤭🤭🙈
2023-01-16
0
Yati Rosmiyati
ya udah jalannya jodoh harus sama Melvin walaupun maksud Kanaya mau lempar bola ke nadia🤭
2022-05-25
0
𝑽𝒆𝒂𝒏 𝑽𝒆𝒓𝒐𝒏𝒊𝒌𝒂
anak cebong?? bukannya cebong tuh anak2 ya,, trus anak cebong tuh namanya apa?? 🙄🙄
2022-03-21
0