Gayatri dan Niluh berjalan cepat mengejar Sentono yang sudah berada jauh di depan. Mereka berempat dengan Wisnuadji juga, ingin mengikuti kompetisi agar bisa mengikuti pelatihan kekuatan di Pilar Kekuatan. Tetapi Wisnuadji mampir di tempat saudaranya, sehingga datang lebih lambat dari mereka bertiga.
"Wuih... ada dua cewek cantik ternyata Suko. Mau kemana kalian, mau ikut kompetisi juga?? Bisa barengan kita dong." tiba-tiba terdengar suara laki-laki, dan saat Niluh dan Gayatri menoleh, ada lima orang laki-laki seusia mereka sedang menuju ke arah mereka.
Niluh langsung berhenti dan memegang bahu Gayatri, mereka dengan siaga memandang ke arah lima orang itu.
"Kang Sentono...," teriak Niluh saat melihat saudara sepadhepokan kembali melihat mereka.
"Ada masalah apa kalian dengan mereka?? Aku sampai pegal menunggu kalian, ga nyampe-nyampe." protes Sentono.
"Walah.., ternyata oh ternyata. Ada pengawal yang menemani mereka rupanya. Kami pikir dua gadis ini hanya jalan berdua. He..he..he.., gimana teman-teman.., jadi tidak kita berkenalan dan mengajak dua gadis ini ikut dengan kita?" ucap laki-laki yang bernama Suko.
"Kisanak.., kita tidak ada urusan, dan masing-masing punya urusan sendiri-sendiri. Bagaimana kalau kita berdamai, dan tidak saling mengganggu?" Sentono mengajak kelompok yang terdiri dari 5 orang laki-laki itu berbicara.
"Kita tidak akan saling mengganggu, kita hanya ingin berkenalan dengan dua gadis itu dan mengajaknya bersenang-senang. Kalian ingin mengikuti kompetisi kan, kita puaskan dulu di luar Akademi, baru kita masuk kesana. Apakah kamu belum mendengar cerita, jika di dalam akademi itu kita akan sulit untuk bersenang-senang?" kata seseorang dari kelompok itu.
"Gimana dua gadis?? Setuju tidak dengan usulan teman-temanku?" sahut temannya yang lain.
Niluh dan Gayatri mengambil posisi siaga, karena melihat dua orang dari kelompok itu berjalan mendekati mereka.
"Kisanak..., bolehkah kita saling berkenalan. Tetapi kita berkenalan yang sopan, jangan sampai menakutkan." Sentono masih mencoba berdamai dengan mereka.
"Ugh.., auwww.." tiba-tiba tubuh Sentono terlempar ke belakang, dan terlihat salah satu dari lima orang itu mendorong Sentono ke belakang.
"Akang.., kang Sentono tidak apa-apa?" Niluh dan Gayatri segera berlari menghampiri Sentono. Saudara seperguruan mereka itu menghapus darah yang mengalir kecil di sudut bibirnya. Ternyata dorongan yang dilakukan kelompok laki-laki itu mengandung tenaga dalam.
"Ha..ha..ha.., kekuatan saja kamu tidak punya, ingin berkenalan dengan kami. Jangan mimpi kamu!" teriak Suko.
"Kenapa kalian jahat, apa salah kami pada kalian?? Tanpa ada sebab kalian sudah menyakiti saudara kami." Niluh berteriak emosi pada kelompok itu. Dia menatap sengit pada lima orang yang tampak pongah berdiri di hadapannya.
"Ternyata kamu terlihat tambah cantik jika sedang marah. Ayo.. ikutlah dengan kami! Nanti kita akan memasuki pilar bersama-sama, kakak dari Suko punya kekuasaan di gerbang Akademi, jika kamu mau menuruti kami, maka kamu akan bisa memasuki Pilar dengan mudah." seru salah satu dengan mereka.
"Dalam mimpimu jika kami ikut dengan kalian. Niat kalian dari awal memang sudah beda.., kamu juga sudah menyakiti saudara kami." teriak Gayatri. Tetapi tiba-tiba salah satu orang di kelompok itu, berjalan ke depan dengan cepat, dan tanpa diketahui Niluh dan Sentono.., Gayatri sudah berada di dekapan mereka.
"Ternyata wajahmu bersih dan cantik. Siapa namamu cantik?" tangan laki-laki yang menarik Gayatri mengusap wajahnya dengan kasar. Gayatri mencoba mendorong dengan tenaganya, tetapi dia tidak memiliki kekuatan untuk melawannya.
"Lepaskan Gayatri!" Niluh berteriak sambil berlari maju menerjang mereka, tetapi belum sampai dia mengerahkan kekuatannya, dengan cepat dia sudah di tangkap oleh Suko.
Melihat kedua saudari sepadhepokan berada di tangan lima orang itu, Sentono segera berdiri sambil memegangi dadanya.
"Lepaskan mereka Kisanak, kita bisa bicara baik-baik!" Sentono meminta mereka melepaskan Niluh dan Gayatri.
"Ha...ha..ha.., apa yang kamu andalkan anak muda?? Jika kamu bisa, serang kami. Jika tidak, kamu harus membiarkan kami membawa saudarimu." mereka malah tertawa terbahak-bahak.
Sentono membentuk lingkaran dengan mengaitkan ibu jari dan jari telunjuknya, tetapi baru saja dia akan mengeluarkan ajiannya, anggota kelompok sudah lebih dulu mengirimkan serangannya. Kembali tubuh Sentono terpental jauh mundur ke belakang.
"Kang Sentono..." teriak Niluh dan Gayatri hampir bersamaan. Mereka merasa lemas melihat Sentono yang sudah tidak berdaya kesakitan tidak ada yang menolongnya. Mereka hanya menangis dan memohon pada mereka untuk melepaskannya.
"Sudah ayo kita bawa pergi gadis-gadis ini!" teriak Suko. Tetapi baru saja mereka akan melangkahkan kakinya.., tiga orang dari mereka berteriak kesakitan.
"Aduhhh.., siapa yang berani main belakang dengan kami?" teriak mereka sambil melepaskan Niluh dan Gayatri.
************************
Terlihat lima orang dari kelompok yang mengganggu mereka sedang mengedarkan pandangan mereka. Niluh dan Gayatri langsung berlari mendatangi Sentono, dan langsung mendudukkan laki-laki itu.
"Kang.., gimana keadaan kang Sentono?" tanya Niluh sampai mengeluarkan air mata tidak tega melihat Sentono yang kesakitan.
"Apakah kalian membawa penghilang rasa nyeri. Jika bawa, berikan padaku!" ucap Sentono lirih.
"Ini Kang..," Gayatri mengambil obat penghilang rasa nyeri dari kotak penyimpanannya, dan memberikan pada Sentono. Laki-laki itu langsung memasukkan obat tersebut ke mulutnya tanpa menggunakan air minum.
Laki-laki yang bernama Suko mendatangi mereka kembali, dan Niluh langsung menarik Gayatri kemudian mereka bersembunyi di belakang Sentono.
"Katakan padaku.., siapa yang berbuat curang dengan main belakang menyerang kami?" Suko bertanya dengan mata merah.
"Apakah Kisanak melihat aku mampu mengirimkan serangan pada kalian?" Sentono menjawab dengan suara keras.
"Terus siapa yang berani bertindak licik pada kelompokku. Apakah kalian?" Suko menunjuk ke arah Niluh dan Gayatri. Kedua gadis itu menggelengkan kepala sambil ketakutan.
"Sekarang kalian bertiga harus ikut dengan kami!! Kita akan periksa lagi, siapa tahu diantara kalian bertiga ada yang sudah bermain licik pada kami. Cokro... bawa mereka, jika mereka menolak, ikat mereka!" Suko dengan suara keras menyuruh temannya yang bernama Cokro untuk membawa mereka.
Cokro segera melangkah mendekati mereka, tapi baru saja tangannya terulur untuk meraih Niluh dan Gayatri, tiba-tiba tubuhnya terpental jauh ke belakang dan menghantam pohon.
"Bugh..." suara benturan yang kencang terdengar, menandakan begitu kerasnya benturan terjadi. Mata Suko membulat melihat teman-temannya satu-satu berjatuhan, tanpa dia tahu apa yang menjadi penyebabnya.
Niluh dan Gayatri bersyukur, mereka saling berpandangan ingin tahu siapa yang sudah menyelamatkan mereka dari gerombolan lima pemuda itu.
"Bangsat..., siapa kamu?? Tunjukkan dirimu.., jangan hanya beraninya bermain lewat belakang!" teriak Suko dengan mata merah menahan marah.
*********************
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 495 Episodes
Comments
Shahrul Yoe
mana tingkatannya athorr..adehh pusing
2022-06-25
0
Sulaiman Efendy
syang tdk dijelaskan tingkatan2 kekuatan seperti ranah para kultivator, dn tdk disebutkan jurus2 silat nya..
2022-06-16
1
Dwie Wie
Mulai teratur alurnya.
Hmmmm
2022-06-02
0