Tiga orang yang terdiri satu perempuan dan dua laki-laki, tampak saling bahu membahu membuka jalan mencoba untuk menembus hutan. Sesekali mereka akan bertemu dengan binatang hutan yang memiliki kekuatan jauh lebih tinggi jika dibandingkan binatang yang berada di pinggir hutan.
"Kita istirahat di depan, batang pohon itu sangat besar dan memiliki rongga di dalamnya. Meskipun hari hujan, kita tidak akan terkena air. " teriak Wisanggeni mengajak kelompoknya untuk beristirahat.
"Kalian berdua tunggu dulu disini, aku akan coba cek dulu. Ada binatang beracun tidak yang bersembunyi di dalam sana." sambil berbicara, dengan cekatan Larasati melompat dan memeriksa pohon tersebut.
Subali tanpa bicara berlari memanjat pohon kelapa yang tumbuh di sekitar mereka, dan kembali sudah membawa tiga buah kelapa muda.
"Duar..," tiba-tiba terdengar ledakan yang berasal dari pohon yang didatangi Larasati.
Menggunakan mata batinnya, Wisanggeni mencoba melakukan penerawangan pada gadis itu, dan masih jelas dia melihat jika Larasati dalam keadaan baik-baik saja. Dia hanya tersenyum kemudian mengambil satu kelapa muda dari tangan Subali.
"Apa yang terjadi dengan Nimas Larasati Tuan.., apakah dia aman?" tanya Subali dengan rasa khawatir.
Melihat kekhawatiran Subali, Wisanggeni hanya tersenyum.
"Tenanglah..., bukakan kelapa muda itu untuknya, aku yakin tidak akan lama lagi dia sudah akan berada di sini. Kekuatan gadis itu sangat tinggi, di depan kita saja dia selalu berusaha untuk menutupinya. Dia sangat pintar untuk menjaga kita agar tidak merasa rendah diri dengan kekuatan yang dia miliki." panjang lebar Wisanggeni menceritakan tentang Larasati pada Subali.
"Syukurlah Tuan..," Subali dengan gesit langsung menyiapkan kelapa muda untuk Larasati.
"Duar..," Subali melompat tinggi mendengar ada ledakan di belakangnya. Saat dia menengok ada tubuh binatang besar yang terlempar di belakangnya.
"Pasang perasaan dan mata batinmu Subali. Dalam lingkungan seperti ini, semua bisa mengancam nyawa kita. Ambil mustika binatang itu, dan telanlah langsung." belum hilang rasa terkejut Subali, Wisanggeni sudah memerintahkan padanya untuk mengambil mustika.
"Terima kasih Tuan Wisang!! Berada di dekat Tuan, mengabaikan rasa kehati-hatian saya, Subali tidak akan mengulanginya lagi di lain waktu." Subali segera mendekati tubuh binatang yang sudah mendapatkan serangan dari Wisanggeni kemudian mengambil mustika dan langsung menelannya.
"Untung aku memilih bersama dengan mereka berdua, banyak hal positif yang bisa aku ambil darinya. Meskipun aku hanya anak buah, ternyata mereka memperlakukan aku sebagai seorang mitra." dengan tersenyum Subali bergumam sendiri.
Subali kembali ke tempat dia meninggalkan Wisanggeni tadi, tetapi dia mendadak kebingungannya. Laki-laki yang tadi menolongnya itu, saat ini sudah tidak lagi berada di tempat tersebut.
"Kemana Tuan Wisang???" sambil menengok kesana kemari, Subali berusaha mencari keberadaan Wisanggeni. Tetapi dia tidak menemukannya, kemudian Subali mendatangi Larasati yang masih berada di bawah pohon besar.
"Subali sini!!! Untung kamu datang kesini, bantu aku membersihkan semuanya. Jika sudah bersih, siapkan ya agar nyaman untuk kita beristirahat." teriak Larasati saat melihat Subali datang menghampirinya.
"Baik Nimas .., tapi Tuan Wisang menghilang Nimas. Subali tidak berhasil menemukannya." dengan rasa khawatir Subali mengadu pada Larasati.
"Sudah.., lakukan perintahku. Kamu merasa lapar tidak? Jika iya... untuk alasan itulah Wisanggeni pergi." Larasati langsung mengambil kelapa muda yang dibawa Subali.., kemudian meminum airnya.
"Segar sekali.., lumayan dapat menggantikan cairan tubuh." ucap Larasati yang langsung beristirahat saat Subali menyiapkan tempat untuk beristirahat.
**************
Rengganis tampak tidak bersemangat, hanya mengaduk-aduk teh jahe serai yang ada di depannya. Di depannya terlihat beberapa anak muda sedang berlalu lalang dengan urusannya masing-masing.
"Nimas tidak berlatih hari ini?? Air panas di dekat tebing memiliki manfaat besar untuk melancarkan peredaran darah, sehingga energi alam akan mudah terserap ke setiap bagian tubuh Nimas." terdengar suara Ki Narendra berbicara dengannya.
"Iya Ki..., aku lagi merasa malas untuk berlatih untuk meningkatkan kekuatanku. Aku kangen dengan Kang Wisang Ki.., ada dimanakah dia sekarang?? Dan apakah dia saat ini dalam keadaan baik-baik saja?" Rengganis terlihat melamun.
"Sabarlah Nimas .., saat ini Den Wisang dalam keadaan baik-baik saja. Tidak lama lagi, dia juga akan sampai ke kota ini. Tapi memang masih butuh waktu Nimas. Jadi Nimas harus tetap bersemangat untuk berlatih dan nanti bisa menunjukkan pada Den Wisang." Ki Narendra dengan sabar memberikan petuah pada Rengganis.
Rengganis menyesap teh jahe serai langsung dari cangkirnya.
"Bagaimana Ki Narendra bisa begitu yakinnya jika Kang Wisang dalam keadaan baik-baik saja?? Darimana bisa melihatnya???" dengan penuh tanda tanya, Rengganis bertanya pada Ki Narendra.
Ki Narendra hanya tersenyum, dengan suara pelan dia berbicara dengan Rengganis.
"Tingkatkan meditasi Nimas, dan jangan cepat berpuas diri dan berbangga diri dengan apa yang sudah berhasil kita capai. Pada saatnya, Nimas akan mencapai tahapan itu. Saat ini Den Wisang masih berada di dalam hutan, dan dia juga dalam keadaan baik-baik saja. Untuk tempat pastinya, saya belum mendapatkan titik yang pasti."
Rengganis tersenyum masam, dia kemudian menghabiskan minumannya.
"Ya Ki..., Anis akan lebih giat lagi untuk berlatih meningkatkan kekuatan. Sekarang Anis akan bersiap dulu untuk segera re charge lagi energi ke mata air hangat yang Ki Narendra sampaikan." Rengganis langsung masuk ke dalam kamarnya.
Melihat Rengganis sudah berniat untuk berlatih, Ki Narendra segera pergi meninggalkan gadis itu.
Dengan malas dan berjalan santai, Rengganis menyusuri komplek padepokan tempat dia berlatih untuk meningkatkan level kekuatannya.
"Selamat pagi Nimas Rengganis.., pagi-pagi sudah siap, kira-kira tempat mana yang akan dituju?" seorang laki-laki muda yang bernama Jatmiko menjejeri langkah gadis itu.
"Apa Jatmiko mau ikut menemani saya?? Kebetulan saya juga sedang sendirian, ayo kalau mau menemani saya!" Rengganis yang mood sedang tidak baik, menutupi rasa kesalnya mengajak laki-laki yang bernama Jatmiko untuk menemaninya.
"Benarkah?? Baik Nimas, aku akan mengikutimu pagi ini. Kebetulan aku juga sedang tidak ada aktivitas, mau berlatih ke pendopo Kekuatan lagi mencari hari dan waktu yang pas." Jatmiko langsung berjalan di samping Rengganis.
"Mau kemana Jat?? Mau aku ikut bersamamu." beberapa siswa yang juga sedang berlatih di padepokan itu, mengikuti Jatmiko. Mereka mengikutinya, karena ada Rengganis disitu.
Beberapa murid perempuan tiba-tiba menghadang jalan mereka. Rengganis tetap cuek dan mengacuhkan mereka, dia tetap berjalan.
"Pada mau kemana nih, seorang putri cantik dikawal oleh tiga orang laki-laki muda." salah satu murid perempuan yang bernama Ambar menyapa mereka dengan sarkasme.
"Jalan-jalan pagi Nimas Ambar?? kalian sendiri pada mau kemana?" jawab Jatmiko dengan bertanya balik.
Rengganis diam tidak menjawab pertanyaan itu, dia tetap berjalan tidak mempedulikan Ambar dan kawan-kawannya.
"Hei..., apakah kamu tidak memiliki telinga?"
**************
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 495 Episodes
Comments
🍭ͪ ͩ𝕸y💞🅰️nnyᥫ᭡🍁❣️
jaman dulu udah ada istilah RE CHARGE loh... keren kali kan... jangan² HP dan internet pun udah ada..😄😄
2022-03-26
4
wahyu prihatmoko
jln ceritanya banyak nggak nyambung tp buat authornya tetep semangatt
2022-03-22
2
Jimmy Avolution
Ayo...
2022-02-20
0