Saat Larasati tertidur, Wisanggeni membuka-buka kitab yang dia temukan di dalam tas kulit dalam perut ular Nabau. Di halaman awal, laki-laki itu agak kebingungan mengartikan makna dari huruf-huruf tulisan Jawa Kuno. Tetapi setelah membaca arah dan halaman selanjutnya, akhirnya dia memahami maksud dari tulisan-tulisan tersebut.
"Aku akan melatih teknik pernafasanku dulu, dengan metode Upeksha ini. Inti dari pernafasan adalah munculnya suatu ketenangan batin dari dalam diri. Jika kita bisa menguasai ketenangan batin, maka pernafasan akan menjadi longgar." sambil memaknai tulisan-tulisan tersebut, Wisanggeni mencoba mempraktikannya.
Dia duduk bersila di atas lembaran kayu yang dia gunakan sebagai alas tidur, dengan mata terpejam dan kedua telapak tangan di atas lutut. Sekitar satu dupa berjalan, Wisanggeni tidak merasakan apa-apa, tetapi saat dua dupa berjalan sayup-sayup dia mendengar suara gendhing dari kejauhan. Samar-samar suara gendhing itu mendekat dan terdengar jelas di telinganya.
"Genggamlah mustika ular itu dalam telapak tanganmu!" terdengar suara bisikan lembut di telinganya, dan Wisanggeni tidak dapat membuka matanya. Seperti robot, dia memasukkan tangan ke kotak penyimpanan dan mengambil mustika ular, kemudian menggenggamnya sesuai dengan apa yang dia dengar.
Dalam genggamannya dengan mata terpejam dan sikap duduk sempurna, mustika itu mengeluarkan udara dingin yang teramat sangat. Perlahan mustika mencair dan semua cairan terserap perlahan ke tubuh Wisanggeni dengan perantara genggaman tangannya. Cairan itu dengan cepat menyatu dengan darah melalui pori-pori kulit, dan secara bersamaan otot-otot laki-laki muda itu menguat mencapai batasan. Wisanggeni merasakan hawa dingin yang teramat sangat, sampai tubuhnya menggigil dan akhirnya dia tertidur dalam posisi duduk. Dia tidak menyadari jika dalam prosesnya, kekuatan tubuhnya menguat ke tahapan baru.
******************
Suara burung di pagi hari dan sinar matahari yang menerobos masuk lewat lubang gua, membangunkan seorang laki-laki muda dari tidurnya. Dia melirik ke tempat tidur yang terbuat dari kayu di sebelahnya, dan dia tidak melihat keberadaan Larasati ada disitu. Perlahan laki-laki itu bangun, kemudian dia keluar dari dalam gua.
Di depan gua, dia merentangkan kedua tangannya, kemudian melakukan peregangan ringan.
"Krek.., krek..," Wisanggeni terkaget dengan suara dari tulang-tulang saat dia mencoba untuk menekuk kemudian menariknya. Dia heran dan takjub dengan apa yang dia rasakan. Dia merasa, tiba-tiba merasa tubuhnya memiliki energi dan kekuatan baru.
"Ada apa kang Wisang??? Sepertinya dari jauh, aku melihat Akang tersenyum-senyum sendiri." suara Larasati mengagetkan laki-laki itu. Dia mengangkat wajahnya dan melihat gadis itu sudah pulang dari mandi.
"Aku merasa tidak mengenali diriku sendiri Laras, tiba-tiba tubuhku terasa penuh dengan energi dan kekuatan baru. Aku sendiri bingung, darimana asal kekuatanku itu."
Larasati mendekat ke arah Wisanggeni, dia memegang tangan laki-laki itu. Tetapi saat kulit gadis itu menyentuh kulitnya, Wisanggeni merasakan seperti ada aliran deras yang menyetrum tubuhnya, dan nafasnya menjadi terburu. Berada di tengah hutan hanya berdua dengan seorang gadis di pagi hari, sangat menyiksa hasrat kelelakiannya. Untuk menghindari efek selanjutnya, dia dengan cepat menghindar dari sentuhan gadis itu.
"Kenapa kang Wisang?? Apakah Laras tidak boleh menyentuh Akang??" tanya Larasati penuh tanda tanya. Dia kaget saat dengan keras, laki-laki itu menghindar dari sentuhannya.
"Maafkan aku Laras, he..he..he.. Bukannya aku menghindar darimu karena tidak menyukai perlakuanmu, tetapi aku khawatir jika aku nanti menjadi khilaf." dengan tertawa kecil sambil menggaruk tengkuknya, Wisanggeni berbicara jujur dengan gadis itu.
Muka Larasati jadi merah merona, dan menambah kecantikan dari paras ayunya. Setelah bisa menguasai perasaannya, Larasati mengajak Wisanggeni lebih jauh masuk ke dalam hutan.
"Kalau begitu..., ayo pergi bersamaku Akang!! Kita masuk lebih dalam ke hutan, kita bisa menguji kekuatanmu dengan bertarung dengan binatang-binatang sakti disana. Kita bisa mengumpulkan mustika mereka untuk meningkatkan kekuatan kita."
"Begitu ya, ayo kita langsung berangkat. Tapi tunggu dulu.., aku akan mandi terlebih dahulu."
Larasati melirik saat Wisanggeni melepas baju atasannya, dan hanya mengenakan celana kolor berjalan menuju mata air. Mukanya menjadi memerah dan hatinya berdesir, saat melihat dada tegap laki-laki itu dengan kotak-kotak di area perutnya.
***************************
"Gunakan kekuatanmu Akang..., pukul keras binatang itu!!" teriak Larasati saat mereka bertemu dengan sekumpulan banteng.
"Baik..., jaga dirimu Laras! Awas..., di belakangmu." teriak Wisanggeni sambil mengarahkan genggaman tangannya ke arah banteng yang berada di belakang gadis itu.
"Duar.." terdengar dua energi bertabrakan, dan berakhir dengan terlemparnya banteng itu ke belakang dan mati. Wisanggeni terkaget-kaget dengan kekuatannya sendiri, tetapi dia tidak memiliki waktu untuk memikirkannya karena kawanan banteng semakin banyak yang mendatangi mereka.
"Hebat Akang..., awas di samping Akang!" teriak Larasati mengapresiasi keberhasilan Wisanggeni, dan dengan cepat menyadari bahaya yang mengintai mereka.
Wisanggeni dan Larasati bekerja sama saling menjaga dan melindungi. Tanpa merasa kelelahan, dia melompat kesana kemari menghindari dan memukul kawanan banteng. Setelah beberapa saat, banteng itu berlarian meninggalkan mereka.
"Ayo.. kita keluarkan mustikanya akang!" ajak Larasati yang sudah meninggalkannya terlebih dulu. Dengan mengerahkan kekuatannya, gadis itu menembak ke kepala banteng, kemudian mengambil lingkaran mustika di kepalanya. Wisanggeni mengikuti Larasati, dengan menggunakan pisau belatinya, dia sangat cepat mengumpulkan mustika-mustika itu.
"Buka mulutnya Akang...,! teriak Larasati, yang melempar satu mustika ke mulut laki-laki itu. Wisanggeni langsung menelan mustika tersebut tanpa mempedulikan bau anyir dari mustika tersebut. Begitu mustika itu masuk ke perutnya, rasa hangat mengalir dari sepanjang area perutnya.
*****************************
Dengan muka kelelahan dua orang itu menyandarkan tubuhnya di sebuah batu besar. Di depan mereka tampak api unggun yang mereka gunakan untuk membakar daging banteng.
"Kamu cicipin dulu Laras.., sudah empuk belum dagingnya." kata Wisanggeni sambil menaburkan bumbu halus yang dia bawa dari padhepokan.
Larasati menerima uluran tusukan daging dari tangan laki-laki itu, kemudian setelah meniup dan memastikan panasnya berkurang dia segera menyobek daging dan memasukkannya ke mulut.
"Sudah empuk Kang.., ayo kita makan sama-sama." seru Larasati.
"Baiklah.., apinya tidak aku matikan dulu ya? Siapa tahu nanti kita mau bakar lagi." sahut Wisanggeni sambil mengambil daging dari api unggun itu, kemudian bergabung dengan Larasati menikmatinya secara bersama-sama.
"Energi Akang sangat luar biasa, ternyata tadi malam Laras kehilangan sesi. Tidak melihat Akang saat tahapannya meningkat." sambil terus mengunyah daging, mereka berbincang.
"Aku sendiri juga tidak menyadarinya Laras. Karena setelah aku melakukan meditasi, terdengar bisikan untuk menggenggam mustika ular itu. Setelah aku menggenggamnya ternyata aku malah tertidur, dan saat aku berada di pintu gua itu, aku baru saja terbangun."
"Iya Kang.., sepertinya ular Nabau itu memang sudah ditakdirkan berjodoh dengan Akang. Buktinya Laras saja tidak bisa melihat sisa-sisa darah maupun sisik dari ular itu. Semuanya masuk ke raga kang Wisang."
"Laras.., kamu saat pertama bertemu denganku, kamu bercerita jika kamu berasal dari padhepokan Dhadhap Sumilir, dan sedang mempelajari racun. Jika kamu mau, aku mengambil bisa dari ular Nabau tersebut, kamu bisa memanfaatkannya untuk meningkatkan kemampuanmu."
"Laras mau Akang...," ucap Larasati. Wisanggeni melempar satu botol kecil yang berisi cairan bisa dari tubuh ular tersebut ke arah gadis itu.
***********************
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 495 Episodes
Comments
Putra_Andalas
itu kolor klo gk Merk CK atau GT Man tuh...😄
2024-09-08
0
Jhonny Afrizon
keterangan cuma ngambil mustika,ternyata sampai ke racun dan hati ular pun juga di ambil,tanpa di ceritakan oleh author
2023-02-10
0
🍭ͪ ͩ𝕸y💞🅰️nnyᥫ᭡🍁❣️
lumayan menarik.scene ini
2022-03-25
1