Hawa dingin yang sangat menusuk sampai ke tulang langsung menyerang ke-dua sosok manusia ini begitu mereka berdua terbang memasuki wilayah Benua Kahyangan Es.
Tidak sembarang orang bisa masuk ke Benua ini. Umumnya yang bisa masuk ke Benua ini hanyalah para penyihir atau kultivator yang mendalami teknik elemen es. Sebab, hanya mereka saya yang memiliki kemampuan untuk menahan dinginnya suhu udara di tempat ini.
Beberapa kultivator atau penyihir elemen api terkadang juga bisa memasuki Benua Kahyangan Es ini asalkan mereka memiliki tingkat kekuatan yang sangat tinggi. Serta insting yang sangat kuat untuk menghindari badai salju yang sering datang secara tiba-tiba.
Kebetulan wanita yang menyelamatkan Wave ini adalah seorang kultivator yang memiliki kekuatan elemen es yang sangat tinggi dan dia sepertinya sangat familiar sekali dengan keadaan Benua Kahyangan Es ini.
Hal ini bisa terlihat jelas dari seberapa lihainya wanita ini menghadapi berbagai rintangan yang ada di Benua Kahyangan Es seperti badai salju dan ilusi kabut es. Suhu udara yang ada di tempat ini juga sama sekali tidak memengaruhi kecepatan gerakannya.
Namun, hal itu tidak berlaku untuk Wave yang sedang mengalami luka yang sangat parah dan juga merupakan seorang penyihir dengan atribut api dan petir.
Secara perlahan, tubuh Wave mulai ditutupi lapisan es tipis yang menyerupai butiran-butiran salju saat hawa dingin tempat ini menyerang tubuhnya dari segala arah. Suhu tubuhnya terus menurun dan menjadi sedingin es.
Wanita bercadar yang menyelamatkan Wave ini terlihat sedikit panik. Sebab, Wave bisa saja mati di tempat ini jika hawa dingin yang ada di tempat ini sampai membekukan aliran darahnya. Apalagi luas Benua Kahyangan Es ini sangat luas. Luasnya hampir dua kali lipat dari Benua Empat Musim.
Wanita itu lalu turun sejenak dan meletakkan tubuh Wave di atas hamparan tanah bersalju. Dia lalu segera menggunakan kekuatannya untuk membuat sebuah formasi pelindung atribut es yang mampu menyerap semua hawa dingin yang menuju ke arah Wave.
Suhu udara yang ada di dalam formasi pelindung itu ternyata sangat hangat dan mampu membuat butiran-butiran salju yang menutupi tubuh Wave langsung mencair lalu menghilang bersama udara. Suhu tubuhnya secara perlahan juga mulai berangsur-angsur normal.
“Sepertinya formasi pelindung es ini sudah cukup untuk melindungi tubuhnya sampai ke tempat itu. Aku harus lebih menghemat Qi milikku karena jarak antara Benua Kahyangan Es dengan tempat itu masih cukup jauh.”
Wanita bercadar itu kembali terbang sambil membawa Wave dengan tangan kanannya. Tentu saja dia masih menggunakan Qi murninya untuk menjaga energi kehidupan yang ada di tubuh Wave agar tidak semakin melemah.
Di Benua Kahyangan Es ini, kecepatan terbang wanita bercadar ini menjadi semakin bertambah cepat. Berbeda sekali saat dia terbang di atas Benua Kahyangan Api. Mungkin saja karena dia adalah seorang kultivator elemen es jadi hawa dingin yang ada di tempat ini bagaikan sumber energi tambahan bagi dantiannya untuk meregenerasi Qi miliknya.
Dia hanya membutuhkan waktu sekitar satu jam saja untuk mencapai pusat dari Benua Kahyangan Es ini. Padahal seorang kultivator biasanya membutuhkan waktu sekitar tiga jam untuk mencapai tempat ini.
Wanita bercadar itu tiba-tiba menghentikan laju terbangnya saat dihadang oleh enam orang wanita cantik berpakaian serba putih.
Sekilas, motif pakai antara ke-enam wanita ini dan juga pakaian yang dikenakan oleh wanita yang menyelamatkan Wave terlihat agak mirip, sepertinya mereka berasal dari sekte yang sama. Yang menjadi masalah hanyalah bahwa wanita yang menyelamatkan Wave ini juga mengenakan jubah berwarna abu-abu jadi motif pakaian yang dia kenakan tidak bisa dikenali oleh ke-enam wanita ini.
“Berhenti!! Tempat ini tidak bisa dimasuki oleh sembarang orang. Jelaskan dulu asal-usulmu baru kami bisa memutuskan anda bisa melewati tempat ini atau tidak.”
Ke-enam wanita ini menatap wanita yang menolong Wave dengan tatapan dingin. Bahkan salah seorang di antaranya bertanya dengan nada yang sedikit lebih tinggi karena mereka semua melihat wanita yang menolong Wave ini berniat untuk menerobos masuk ke sekte mereka.
Ya! Ke-enam wanita ini adalah penjaga gerbang pintu masuk dari Sekte Kahyangan Es. Sekte ini adalah sekte terkuat di Benua Kahyangan Es dan menguasai hampir setengah dari luar wilayah Benua Kahyangan Es.
Wanita bercadar ini membalas dengan suara yang dingin sambil tetap membawa Wave di tangan kanannya. “Minggir!! Aku tidak punya banyak waktu untuk berurusan dengan kalian ber-enam. Apakah kalian semua tidak melihat jika aku sedang membawa orang yang terluka parah? Aku harus segera memasuki hutan terlarang secepat mungkin.”
Hutan terlarang adalah sebuah hutan yang berada di bagian ujung paling timur Benua Kahyangan Es. Kabarnya hutan ini adalah satu-satunya pintu untuk memasuki Benua Awal Mula yang merupakan Benua tertua di Planet Arizone.
Di hutan terlarang itu juga terdapat kediaman Master Sekte mereka, jadi bagaimana mungkin mereka bisa mengijinkan wanita ini lewat dengan mudah?
“Jika tujuanmu adalah untuk memasuki Hutan Terlarang, maka kami tidak bisa mengijinkan 'mu lewat.” Ke-enam wanita ini langsung mengarahkan pedang yang ada di tangan mereka ke arah wanita bercadar itu.
Wanita bercadar itu tidak terlihat takut sedikit pun padahal ada enam buah pedang yang sangat tajam sedang mengarah ke tubuhnya dan siap menyerang setiap saat. Hal ini membuat ke-enam wanita ini menjadi sedikit bingung dan berpikir jika wanita bercadar yang ada di hadapan mereka sudah tidak waras.
Sebagai penjaga pintu gerbang masuk sekte, tentu saja basis kultivasi ke-enam wanita ini tidaklah rendah. Paling tidak tingkat kultivasi mereka ber-enam sebanding dengan tingkat kultivasi masing-masing tetua sekte di sekte yang lebih rendah.
Wanita bercadar itu kemudian menyeringai dan meluap Qi yang ada di tubuhnya.
Seketika, aura energi es yang sangat kuat memancar dari tubuh wanita bercadar ini. Suhu udara yang awalnya sudah sedingin es, menjadi semakin dingin bagaikan neraka es. Hembusan angin yang sangat kencang juga keluar dari tubuhnya dan menyapu ke segala arah.
Ke-enam wanita yang bertugas menjaga pintu gerbang masuk Sekte Kahyangan Es langsung tersungkur beberapa langkah ke belakang saat terkena hembusan angin dan tekanan aura yang memancar dari tubuh wanita bercadar ini.
Ke-enam wanita ini tidak dapat mempercayai apa yang mereka lihat. Sedikit rasa ketakutan mulai terbesit di benak mereka. Apakah mereka semua telah memprovokasi orang yang salah?
Namun, pikiran seperti itu langsung mereka kubur dalam-dalam karena seorang murid dari Sekte Kahyangan Es tidak diperkenankan untuk menyerah sebelum bertarung. Apalagi mereka adalah seorang penjaga gerbang masuk sekte.
Jika mereka ber-enam mudah dikalahkan oleh rasa takut dan menyerah, maka musuh yang akan menghancurkan sekte mereka bisa bebas masuk begitu saja.
Mereka ber-enam kembali berdiri sambil membawa pedang di tangan kanannya.
Scree ....
Bayangan seekor burung Phoenix raksasa setinggi dua puluh meter dengan bulu seputih salju di sekujur tubuhnya tiba-tiba muncul dibelakang wanita bercadar ini.
Meskipun hanya muncul dalam wujud bayangan, namun bayangan Phoenix ini tetap memancarkan aura yang sangat mendominasi layaknya seekor burung Phoenix yang benar-benar hidup.
“Itu …?! tidak mungkin!!” ucap ke-enam wanita itu tak percaya dengan apa yang dilihat di hadapan mata mereka. Mereka semua beberapa kali mengusap mata mereka untuk membuktikan jika yang mereka lihat bukanlah sebuah ilusi.
Ke-enam wanita itu tentu saja mengenali sosok bayangan burung phoenix yang muncul di belakang tubuh wanita bercadar itu. Sebab, sosok burung phoenix itu adalah simbol kekuatan dari Master Sekte mereka. Itu adalah sosok dari Phoenix Salju.
Tekanan angin yang memancar dari tubuh wanita bercadar ini terus menjadi semakin kuat diikuti dengan suhu udara yang terus menurun. Seluruh daratan bersalju di tempat ini akan benar-benar menjadi es jika wanita bercadar ini terus meledakkan aura miliknya.
Cadar yang menutupi wajah wanita ini akhirnya terbang terhempas oleh angin dan menunjukkan wajah aslinya yang sangat cantik bak seorang bidadari yang turun dari Kahyangan.
Wajahnya yang seputih salju dan sehalus mutiara membuat keenam wanita yang ada di hadapannya menjadi iri. Andai saja dewa memberikan sedikit saja kecantikan yang dimiliki oleh wanita ini pada mereka ber-enam, maka mereka bisa menaklukkan hati setiap pria yang pernah membuat mereka patah hati.
Sorot matanya yang tajam dan sedingin es membuat hati siapapun yang memandangnya menjadi bergetar dan terdiam membeku bagaikan sebuah patung es.
“Sampai kapan kalian ber-enam akan menatapku seperti itu? Kita semua adalah sama-sama wanita. Kalian semua masih normal kan?” suara teguran yang lembut diikuti dengan senyuman yang sangat indah keluar dari bibir manis wanita ini.
Ke-enam wanita itu langsung tersadar dan menyadari apa yang mereka lakukan adalah sebuah kesalahan. Mereka semua lalu segera bersujud dan memberi hormat.
“Salam Master Sekte. Maafkan kami karena tidak mengenali kehadiran Master Sekte.”
Wanita bercadar itu segera menghentikan aliran aura yang meledak-ledak dari tubuhnya. Dan bayangan burung phoenix salju itu pun juga seketika langsung menghilang. Dia lalu berseru sambil memberikan isyarat pada ke-enam wanita itu untuk berdiri.
“Berdirilah. Ini bukan sepenuhnya kesalahan kalian, sebab aku sendiri yang sengaja menutupi wajahku dengan menggunakan cadar. Dan juga, aku sama sekali tidak mengenakan atribut Master Sekte. Jadi wajar saja jika kalian tidak dapat mengenali identitasku.”
Wanita bercadar itu ternyata adalah Master Sekte dari Sekte Kahyangan Es yang bernama Shen Yin Ye. Dia adalah satu-satunya Master Sekte yang dikenal paling misterius di seluruh penjuru Planet Arizone.
Dia jarang sekali menampakkan dirinya di muka umum dan selalu menghabiskan sebagian besar waktunya untuk bermeditasi dan berlatih di Hutan Larangan, kecuali ada sesuatu hal penting yang berhubungan dengan Sekte Kahyangan Es.
Dan hanya sebagian kecil saja anggota Sekte Kahyangan Es yang mengetahui wajah asli Master Sekte mereka karena dia memang selalu menggunakan cadar untuk menyembunyikan kecantikannya.
Ke-enam wanita itu segera berdiri dan memberikan jalan bagi Shen Yin Ye untuk lewat. Meskipun sebenarnya mereka semua masih penasaran dengan identitas pria yang dibawa oleh Master Sekte mereka, tapi tidak ada satupun di antara mereka yang berani bertanya. Mereka semua hanya diam dan mengubur dalam-dalam rasa penasaran mereka.
Shen Yin Ye pun tidak repot-repot membuang waktu untuk menjelaskan tentang identitas Wave karena dia memang tidak memiliki banyak waktu lagi. Lagipula dia adalah penguasa di Benua Kahyangan Es ini, jadi siapa yang berani melarangnya jika dia memaksa menerobos menuju ke Hutan Larangan sambil membawa Wave.
Shen Yin Ye kembali mengenakan cadarnya dan kembali terbang menuju ke Hutan Larangan sambil tetap membawa Wave di tangan kanannya.
Setelah melewati pintu gerbang masuk sekte, perjalanannya menjadi semakin mudah karena dia melewati sebuah jalan rahasia yang hanya diketahui oleh dirinya sebagai Master Sekte untuk menuju ke Hutan Larangan.
Hanya dalam waktu dua puluh menit, Shen Yin Ye sudah sampai di Hutan Larangan. Dia segera membawa Wave menuju ke sebuah danau yang ada di tengah-tengah hutan ini.
Dan berhenti di sebuah danau yang di tengah-tengahnya terdapat sebuah pusaran air yang sangat besar.
“Kita sudah hampir sampai. Setelah melewati danau ini, kita akan sampai ke Benua Awal Mula. Bertahanlah … Aku pasti akan menyelamatkanmu dan membuatmu menjadi lebih kuat agar kau bisa membunuh Naga Iblis itu.”
Shen Yin Ye lalu membawa Wave masuk ke dalam pusaran air setelah membuat sebuah medan pelindung khusus yang berasal dari sebuah batu giok bergambar simbol burung Phoenix untuk melindungi tubuh mereka berdua dari arus pusaran air yang sangat kuat bagaikan ribuan pedang yang siap memotong-motong siapapun yang berani masuk ke dalamnya.
Sepertinya baru giok yang ada di tangan Shen Yin Ye adalah kunci masuk untuk menuju ke Benua Asal Mula. Dan pusaran air yang ada di tengah-tengah danau ini adalah sistem keamanan yang melindungi agar tidak sembarang orang bisa masuk ke dalam Benua Awal Mula. Sebab, di Benua Asal Mula kabarnya terdapat banyak sekali warisan yang berasal dari masa lalu termasuk peninggalan dari tubuh burung phoenix yang gugur di Planet ini.
Sudah banyak para penyihir dan kultivator yang mencoba untuk menerobos masuk ke Benua Asal Mula. Namun tidak ada satu pun dari mereka yang berhasil. Terkadang mereka di tidak bisa melewati penjagaan Shen Yin Ye yang memiliki tingkat kultivasi yang cukup tinggi.
Namun, bagi mereka yang lolos, mereka akan terhalang oleh pusaran air ini. Termasuk Wave. Beberapa puluh tahun yang lalu, dia pernah mencoba menerobos masuk ke Benua Asal Mula, tapi dia tidak berhasil melewati pusaran air ini padahal dia adalah penyihir terkuat di Planet ini. Sejak saat itu, sudah jarang sekali ada orang yang mencoba menerobos masuk ke Benua Asal Mula karena mereka tidak ingin melakukan hal yang sia-sia.
Shen Yin Ye berenang dengan santai menyusuri terowongan yang terbuat dari pusaran air ini. Dia sepertinya sudah sangat terbiasa melewati jalur ini.
Semakin dalam dia menyelam, cahaya matahari yang menerangi tempat ini akan semakin memudar dan digantikan oleh cahaya yang berasal dari makhluk-makhluk laut yang cukup unik.
Pusaran air yang ada di sekitarnya pun juga tidak berani mendekat karena medan pelindung khusus yang melindungi tubuh mereka berdua seakan-akan mendorong pusaran air itu untuk menjauh.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Fikri Ghozali
mantap Thor
2023-07-30
0
Việt Thắng
crazy up
2022-01-04
0
hiatus
m antap
2022-01-04
0