Dari arah barat, sebuah cahaya melesat dengan kecepatan tinggi bagaikan sebuah meteor menuju ke arah timur.
Samar-samar, dalam cahaya itu terlihat dua sosok manusia. Yang satu adalah sosok seorang wanita yang sedang terbang bagaikan seorang dewi, sedangkan yang satunya adalah seorang pria yang sedang terbaring tak berdaya. Pria itu mengalami luka yang sangat parah karena di sekujur tubuhnya terlihat banyak sekali jejak darah segar.
Tidak ada yang tahu seperti apa wajah dari wanita ini sebenarnya. Sebab, dia menutupi wajahnya dengan sebuah cadar. Namun, sosok pria tak berdaya yang ada di tangan kanannya itu adalah Wave.
Ternyata wanita ini adalah orang yang menyelinap dalam pertarungan antara Naga Hitam dengan Wave. Dia rela menempuh bahaya yang begitu besar hanya untuk menyelamatkan Wave, jadi bisa dipastikan bahwa hubungan antara Wave dengan wanita ini tidaklah sederhana.
Wanita bercadar itu terus terbang dengan kecepatan yang sangat tinggi sambil menyelimuti tubuh Wave dengan aura yang terlihat berbeda dengan aura yang dimiliki oleh para penyihir. Sebab, aura yang digunakan oleh wanita ini bukan terbuat dari Mana, tapi terbuat dari Qi.
Ya! Wanita yang menyelamatkan Wave ini bukanlah seorang penyihir, tapi dia adalah seorang kultivator.
Dan Qi yang dia gunakan untuk menyelimuti tubuh Wave bertujuan untuk menjaga energi kehidupannya agar tidak menghilang sampai wanita itu berhasil membawa Wave ke tempat itu karena dia sangat yakin jika di tempat itu pasti ada cara untuk menyelamatkan Wave.
Wanita itu akhirnya sampai di pembatasan antara Benua Empat Musim dengan Benua Kahyangan Api. Di tempat ini terdapat sebuah formasi pelindung yang sangat kuat. Formasi pelindung ini telah menjaga Benua Empat Musim selama ratusan tahun.
Melewati formasi pelindung Benua ini tanpa diketahui oleh siapapun bukanlah hal yang sulit baginya. Jika sebelumnya dia bisa masuk ke Benua Empat Musim ini tanpa diketahui oleh siapapun, maka keluar dari Benua ini tanpa diketahui oleh siapapun bukanlah hal yang sulit bagi wanita ini.
Wanita ini kemudian mengeluarkan sebuah token dengan tangan kirinya lalu mengarahkan token yang terbuat dari batu giok berwarna hijau itu ke arah formasi pelindung.
Tulisan “Penyihir Agung” yang ada di bagian depan token giok itu seketika mengeluarkan cahaya berwarna emas yang langsung merobek formasi pelindung itu dan menciptakan sebuah lubang sebesar satu meter.
Token giok itu adalah token khusus yang seharusnya hanya dimiliki Wave. Sebab, satu-satunya penyihir agung di Planet ini hanyalah dia seorang. Akan tetapi, bagaimana token itu bisa berada di tangan wanita ini?
Tanpa membuang banyak waktu lagi, wanita itu langsung membawa Wave terbang melewati lubang itu dan meninggalkan Benua Empat Musim.
**
Setelah berhasil keluar dari Benua Empat Musim, perjalanan wanita ini untuk menyelamatkan Wave tidak berjalan dengan mulus karena rintangan selanjutnya yang tidak kalah berbahayanya sudah menanti di depan mata.
Wanita ini dan Wave akhirnya memasuki Benua Kahyangan Api. Suhu udara yang sangat menyengat bagaikan neraka langsung datang menyerang mereka berdua.
Pantas saja di Benua Kahyangan Api ini jarang sekali ada makhluk hidup yang bisa bertahan dan seluruh wilayahnya didominasi oleh padang pasir yang sangat gersang.
Hanya para penyihir dan kultivator yang mendalami tentang teknik api saja yang tinggal di Benua ini. Dan itupun tidak dalam waktu yang lama, mungkin hanya sekitar beberapa bulan saja.
Wanita ini berhenti sejenak di udara dan segera memusatkan Qi yang ada di dalam tubuhnya ke tangan kirinya. Dia kemudian melakukan sebuah gerakan jurus yang terlihat sangat lembut namun setiap gerakan tangannya memancar tekanan energi es yang sangat luar biasa.
“Kubah Awan Es.”
Sebuah sebuah medan pelindung yang terbuat dari kekuatan energi es langsung muncul untuk melindungi mereka berdua dari serangan hawa panas tempat ini. Medan pelindung ini berbentuk sebuah bola transparan yang mengurung wanita ini dan juga Wave di dalamnya.
Dengan bantuan medan pelindung ini, hawa panas Benua Kahyangan Api tidak lagi menyerang tubuh mereka dengan ganas.
Suhu dingin yang memancar dari medan pelindung ini mampu menetralkan hawa panas yang datang ke arah mereka dan merubahnya menjadi uap air.
Wanita ini terbang kembali menuju ke arah timur setelah benar-benar yakin jika medan pelindung energi yang dia buat cukup mampu untuk menahan serangan hawa panas Benua Kahyangan Api sampai dia berhasil meninggalkan tempat ini.
Tepat saat berada di tengah-tengah Benua Kahyangan Api, wanita ini merasa jika energi kehidupan yang memancar dari tubuh Wave menjadi semakin melemah. Padahal dia sudah mencurahkan hampir enam puluh persen Qi yang ada di tubuhnya untuk membuat bola energi yang mengandung sedikit energi kehidupan untuk menjaga Wave.
Wanita ini tidak mungkin lagi menambah Qi nya ke dalam bola energi itu. Sebab, jika dia mencurahkan semua Qi yang ada di dalam Dantiannya ke dalam bola energi itu maka dia akan kehabisan energi sebelum mencapai tempat itu.
“Bertahanlah!! Kau harus tetap hidup agar bisa membalas dendam pada Naga Iblis itu. Kau juga harus ingat jika kau masih memiliki sebuah janji padaku dan janji itu belum pernah kau tepati, padahal aku sudah menunggu selama ratusan tahun di tempat yang sangat dingin.”
Wanita ini hanya bisa mempercepat gerakannya saat terbang sambil mencoba berbicara dengan Wave, dia berharap suaranya akan di dengar Wave sehingga sehingga Wave bisa memanfaatkan Mana yang tersisa di dalam tubuhnya untuk menjaga energi kehidupan sendiri.
Dan, suara dari wanita ini ternyata berhasil menyentuh Alam Bawah sadar Wave. Meskipun Wave belum sepenuhnya tersadar, namun sisa-sisa mana yang ada di dalam tubuhnya segera mengaliri setiap aliran darahnya dan menjaga jantungnya agar terus berdetak.
Wanita ini hanya tersenyum setelah mengetahui ada respon dari tubuh Wave. Sepertinya Wave dapat mengenali identitas dari wanita ini hanya dengan mendengar suaranya saja dan dia juga masih mengingat janji yang pernah ia ucapkan pada wanita ini.
Setelah terbang kurang lebih satu jam, wanita ini akhirnya sampai di batas Benua Kahyangan Api. Untung saja di Benua Kahyangan Api sama sekali tidak ada formasi pelindung jadi dia tidak perlu menggunakan kekuatan ekstra.
Medan pelindung yang terbuat dari energi es seketika itu juga langsung hancur saat dia melewati perbatasan Benua Kahyangan Api. Wanita ini sangat senang karena perhitungannya ternyata sangat tepat jadi dia tidak perlu membuat Kubah Awan Es untuk yang kedua kalinya, sebab teknik itu juga membutuhkan Qi dalam jumlah yang cukup besar.
Benua selanjutnya yang sudah menunggunya di depan mata adalah Benua yang sangat dingin di Planet ini yaitu Benua Kahyangan Es.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Việt Thắng
lanjut
2022-01-04
0
Việt Thắng
masih dipantau
2022-01-04
0
hiatus
mant ap
2022-01-04
0