Hari Pertama Menjadi Istri

Santi mengemasi pakaian seadanya dan memasukannya kedalam koper.

Matanya mengedar pandangan kesetiap sudut kamar pengantin yang sudah di persiapkan untuk ia dan Barley.

Namun semua terasa sia-sia, karna ia harus mengikuti keingin mertuanya, malam ini juga, ia harus mengikuti mereka untuk tinggal di mention mewah keluarga Hasta Raja Prawira.

Asti mendekati Santi, mendengar derap langkah kaki ibundanya, Santi langsung menghapus air matanya, seraya bersikap baik-baik saja.

"Santi, kenapa kamu lakukan ini Nak, jika kita bersikap lemah, maka mereka akan menginjak harga diri kita Nak," ucap Asti.

"Santi ngak apa-apa kok Bu, mungkin ada benarnya juga, keadaan tuan muda begitu memprihatinkan, dia pasti ngak nyaman tinggal di rumah ini,"sahut Santi seraya mengunci kopernya.

"Bu Santi harus pamit ya," ucap Santi seraya mencium punggung tangan Asti.

"Iya Nak, semoga tuan muda segera sembuh dan pulih seperti sediakala, dan pernikahan kamu akan langgeng selamanya," ucap Asti seraya memeluk putrinya.

"Aamiin, semoga saja," ucap Santi dengan bulir bening yang kembali menetes di pipinya.

"Santi pamit Bu, bapak dan ibu jaga diri baik-baik,"ucapnya sambil melepaskan pelukannya.

"Iya Nak, jika kamu butuh sesuatu, kamu harus hubungi kami ya," ucap Asti sambil menangis.

"Pasti Bu," sahut Santi.

Mereka berdua keluar dari kamar dengan membawa koper.

Harjo dan tuan Hasta, mengobrol santai, sementara Andini dan Barley menunggu dengan gelisah.

Santi menghampiri Harjo, sang Ayah.

"Pak, Santi pamit ya," ucap Santi seraya memeluk bapaknya.

"Iya Nak, jaga diri kamu baik-baik ya," ucap Harjo.

"Baik lah Pak Harjo, kami sekeluarga pamit, saya janji kami akan menganggap Santi seperti putri kandung kami sendiri,"ucap tuan Hasta.

"Iya tuan, saya titipkan putri saya kepada anda," ucap Harjo seraya menjabat tangan tuan Hasta.

Hasta kemudian menghampiri istrinya dan Barley.

"Nyonya kami sekeluarga pamit ya," ucap tuan Hasta sopan seraya menakup kedua tanganya di dada.

"Iya tuan, saya titip putri saya kepada anda," ucap Asti.

"Baik nyonya, kami akan mengganggap Santi seperti keluarga kami sendiri." tuan Hasta.

Asti mengantar Santi hingga ke muka pintu, sementara Andini mendorong kursi roda Barley.

Mereka semua masuk kedalam mobil, tangan Asti perlahan melambai kearah mobil yang berjalan lambat keluar dari halaman rumah mereka.

Asti menangis pilu, baru saja ia kehilangan Sania, kini Santi juga harus pergi karna harus tinggal dan mengurusi suaminya.

Melihat istrinya yang terlihat sedih, Harjo buru-buru menghampirinya.

"Sudalah Bu, memang begitu jika memiliki anak perempuan, mereka akan pergi meninggalkan kita dan akan ikut dengan suaminya," ucap Harjo seraya menenangkan istrinya.

Asti mendaratkan tubuhnya bersandar pada dada bidang sang suami, baru saja mereka merasa suka cita dengan acara ijab qabul putri mereka, kini mereka kembali di landa kesunyian setelah kepergian Santi dari rumah itu.

Didalam mobil atmosper berbeda di rasakan Santi, meski mereka kini adalah keluarga. Namun, Santi merasa seperti berada di keterasingan.

Tak ada obrolan apalagi candaan yang terdengar di dalam mobil tersebut, wajah mereka menunjukan mimik nada serius.

Kurang dari setengah jam, mereka pun Sampai, kedatangan mereka yang di sambut oleh deretan pelayan yang bekerja di rumah itu.

Mereka semua menyambut kehadiran nyonya baru di rumah mereka.

Andini dan Hasta keluar dari mobil, di bantu oleh sopir, mereka menngangkat tubuh Barley untuk duduk di atas kursi roda.

Tak hanya para pelayan, Arief pun hadir di sana, melakukan penyambutan terhadap tuanya.

"Saya ucapkan selamat atas pernikahan tuan dan nona Santi, semoga pernikahan kalian langgeng untuk selamanya dan dikarunia keturunanan yang banyak dan soleh, "ucap Arief tulus.

Bukannya, mengamin kan doa Arief, Barley justru membuang mukanya.

"Antar saya ke kamar sekarang!" titahnya pada Arief.

Sementara para pelayan yang berjumlah belasan orang tersebut berderet, memberi selamat kepada Nyonya baru di rumah itu.

"Selamat datang di rumah ini Nyonya, perkenal kan, saya wati," ucap salah satu dari mereka dan di ikuti oleh yang lainnya, satu persatu mereka menyebut kan nama seraya memberi ucapan selamat kepada Santi.

"Selamat malam, saya Santi, panggil saja Santi, ngak usah di tambah nyonya," ucap Santi dengan senyum ramahnya.

"Tidak bisa nyonya, kami menaruh hormat karna anda adalah istri tuan muda Barley," imbuh salah satu dari mereka lagi.

"Baik lah kalau begitu." Santi.

"Nyonya kami antar anda ke kamar tuan Barley, kami sudah persiapkan segalanya, kamar pengantin anda sudah di dekor sesuai permintaan tuan dan nyonya besar," ucap pelayan tersebut.

Santi hanya menggangguk.

Sementara Arief mengantar Barley menuju kamarnya dengan menggunakan lift khusus.

Sesampainya di depan kamar, Arief membukakan pintu untuk Barley.

Mata Barley membulat secara sempurna melihat kamar yang sudah didekorasi seperti kamar pengantin umumnya.

"Siapa yang mengijinkan kamar ini di dekorasi!"teriak Barley dengan rahang yang mengeras serta urat leher yang menonjol keluar.

"Maaf tuan, ini perintah dari nyonya dan tuan besar," papar Arief.

Barley terus mendengus, diagframanya turun naik tak beraturan.

"Bersihkan kamar ku seperti semula!"teriak Barley.

"Siap tuan!"ucap Arief kemudian ia langsung membawa keluar beberapa rangkaian bunga yang menghias di sudut dinding.

Teriakan Barley mengagetkan tuan dan nyonya besar rumah tersebut, mereka pun berlari kecil menghampiri Barley.

"Barley, ada apa Nak?"tanya Andini.

"Siapa yang memberi ijin kamar ku di buat seperti in!" tanya dengan suara baritonnya.

"Sayang, ini semua mommy lakukan untuk kamu, ini malam pertama kalian, jadi wajar saja jika mama mendekorasi kamar ini sesuai dengan kamar pengantin baru," papar Andini.

"Kamu itu pantas bahagia Barley, nikmati malam pertama kamu sebagai seorang suami, "bisik Andini di telinga Barley.

Barley mengepal tangan kirinya, seraya memicingkan matanya.

"Arief, bersihkan semua itu, aku tak mau ada yang berubah sedikit pun di kamar ku!"titah Barley.

"Baik tuan muda," ucap Arief kemudian langsung mengeluarkan segala pernak pernik dekorasi.

Andini dan suaminya hanya bisa mendengus melihat kelaluan putra mereka yang keras kepala.

Sementara, beberapa pelayan mengantar Santi untuk melihat-lihat sekitar rumah, mulai dari ruang tamu hingga dapur, mulai dari kamar tamu hingga kamar pelayan.

Setelah membawa Santi berkeliling di rumah yang cukup besar tersebut, mereka pun membawa Santi menuju kamar Barley.

Pintu kamar Barley sudah tertutup saat Santi tiba di depan kamarnya.

"Ini kamar tuan muda Nyonya, silahkan anda masuk, tuan muda pasti sudah menunggu anda," ucap Pelayan tersebut.

Deg, jantung Santi berdetak kencang, entah kenapa hatinya terasa berat memasuki kamar tersebut.

Santi mengatur napas seraya memberanikan diri menekan handle pintu.

Barley masih berada di tepi tempat tidur dengan kursi rodanya, matanya tajam melihat kearah Santi.

"Siapa yang menyuruh mu kemari?" suara yang berat serta dingin keluar dari mulut dari seorang yang memiliki tatapan tajam.

"Ehm..ehm salah seorang pelayan mengantar saya kemari, tuan, "ucap Santi gelagapan.

wajahnya terus tertunduk.

"Aku tak ingin ada seorang pun yang menempati kamar ku! jadi sebaiknya kau keluar dari sini!" ucapnya dengan suara meninggi seraya menunjuk pintu keluar.

"Ehm, baik tuan."

Santi mendorong kopernya keluar dari kamar Barley, sekarang ia binggung harus tidur dimana malam ini'

Santi berinisiatif untuk bertanya pada pelayan, apa masih ada kamar kosong untuknya.

Saat ingin menuruni tangga, Santi berpapasan dengan Andini.

"Santi, mau kemana kamu?"tanya Andini karna melihat Santi yang mendorong kopernya.

"Saya mau cari kamar kosong nyonya,"sahut Santi.

"Kamar kosong? harusnya malam ini kamu tidur bersamanya," ucap Andini.

"Tapi, tuan muda tak mengijinkan saya memasuki kamarnya," sahut Santi.

"Huh Barley memang keras kepala, ya sudah kamu tidur di kamar pembantu saja malam ini, besok saya akan bujuk dia lagi," sahut Andini ketus.

Andini pun menunjukan sebuah kamar kecil, dengan kasur ala kadarnya yang berada di lantai, kamar tersebut bahkan lebih kecil dari kamarnya di yang ada kampung.

"Huh, paling tidak malam ini.aku bisa istirahat," ucap Santi seraya merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur.

Belum genap sehari ia dan Barley menikah sehari, kini mereka sudah tidur dengan ranjang yang terpisah.

Melihat dan mengalami langsung sipat dan watak dari suaminya, Santi bisa membayangkan pernikahan seperti apa yang akan di jalaninya.

Santi menghempaskan tubuhnya yang lelah, setelah menghanti pakaianya dengan piyama, ia pun menekan tombol kipas angin yang membuat sejuk ruangan tersebut.

Santi menutup matanya, ia berharap ini sebuah mimpi dan sebentar lagi ia akan terjaga.

please tinggalkan jejak dan dukungan nya guys 😚

Terpopuler

Comments

Juwita

Juwita

nanti juga jadi bucin akut tuh si barle

2023-02-13

0

Kinay naluw

Kinay naluw

sian amat sih.

2022-09-04

0

Yoni Asih

Yoni Asih

mertuanya kok kek gtu sih thor

2022-08-06

0

lihat semua
Episodes
1 Bukan Tajmahal
2 Kutukan Gaun Pengantin
3 Konfrensi Pers
4 Tragedi
5 Di Tinggal Kekasih
6 Lamaran
7 Pernikahan Dingin
8 Hari Pertama Menjadi Istri
9 Istri Atau Pembantu
10 Apa Yang Salah
11 Jangan ada cinta
12 Bisakah Aku Membenci Mu
13 Rasa Sakit itu
14 Perhatian Itu
15 Rencana Perpisahan
16 Pulang Ke Tanah Air
17 Pergi Dari Rumah
18 Di Culik
19 Terenggut Paksa
20 Tertekan
21 Visual
22 Kembali kerumah itu
23 Sore Itu
24 Trauma
25 Alergi
26 Belajar mencintainya
27 Mengikuti
28 Kau tak mungkin bisa mencintai ku
29 Memilih Pisah
30 Merindukan Mu
31 Merindukan mu 2
32 Salah Paham
33 Pengorbanan
34 Apa Kau Hamil!
35 Rencana Aborsi
36 Selalu Memaksa
37 Pertunangan
38 Siapa Yang Menghamili mu
39 Menemui Aldo
40 Garis Dua
41 Mencoba Lagi
42 Aku Juga Ingin Bahagia
43 Tak Di Duga
44 Siapa Barley
45 Mulai Manja
46 Siapa Yang Ingin mencelakai istri ku
47 Ternyata Amora
48 Terciduk
49 Tertangkapnya Amora
50 Menjerat Amora
51 Kedatangan Andini
52 Membesuk Amora
53 Malu Malu
54 Taubat
55 Kesepakatan Baru
56 Terungkap Secara Perlahan
57 Kejutan Manis
58 Tertangkapnya Tomi
59 Terungkapnya semua fakta
60 Ngambek
61 Siapa Ayah Kandung Barley
62 Rahasia.
63 Meminta Maaf Tidaklah Sulit
64 Kebobolan
65 Kecolongan
66 Kembalinya Arief
67 Kena lagi kau
68 Seseorang Dari Masa Lalu
69 Flashback 1
70 Flashback 2
71 Malam Hangat
72 Ada apa dengan Barley
73 Marco Vs Andini
74 Rencana melarikan diri
75 Giliran Andini
76 Tak bisa lolos lagi
77 Tak bisa lolos lagi 2
78 Dua Tersangka
79 Angkat Tangan
80 Bertemu di sel
81 Ada rival di penjara
82 Nasib keponakan ku?
83 Bertemu Mantan
84 Obat Anti stress
85 Makan Malam
86 Syok
87 Putusan Pengadilan
88 Melahirkan
89 Kabar Bahagia
90 Asiya Khairunnisa
91 Bayi yang malang
92 Hati Yang Gelisah
93 Kecelakaan.
94 Siapa Tuan Marco
95 Miracle
96 Rindu
97 Hasil Tes
98 Aku Putra Mu
99 Apa kau sudah tahu?
100 Pulang
101 Bertemu Obatnya
102 Kamu Yang Mengerti Aku
103 Lalu Aku Ini Anak Siapa
104 Kedatangan Tamu
105 Rencana Perjodohan
106 Mencari jodoh
107 Mengintai Jebakan
108 Penawaran
109 Sore Yang Hangat
110 Yang Tua Yang Bercinta
111 Mengejar Cinta
112 Masih Acu
113 Menjerat Si Penjerat
114 Hasilnya
115 Memalukan
116 Pilihan
117 Lamaran Dadakan
118 Dilema
119 Patah Hati
120 Jadian
121 Mendadak Nikah
122 Malam Pernikahan
123 Pernikahan Marco
124 Arief Dan Dinar
125 Heboh
126 Kembali Pulang
127 Status sosial
128 Menyelesaikan Misi
129 Kembalinya Tuan Hasta
130 Dua Daddy
131 Berita yang membahagiakan
132 Kelahiran Putra Mahkota
133 Status Baru
134 Meladeni Engkong
135 Pemberian Nama
136 Bertemu Asyia
137 Pasrah
138 Tak Bisa Menolak
139 Jalur Alternative
140 Dimanakah Kamu Berada
141 Mengantar kepergian...
142 Tak Ku Sangka
143 Waktunya Buka Puasa
144 Kabar Bahagia Bagi Arief
145 Cemburu
146 Kembalinya Tuan Demian
147 pengumuman
148 How They Met
149 How they met 2
150 How They Met 3
151 AADC (Ada Aa Dan Cintya)
152 Andhra Vs Asyia
153 Asiya Sakit
154 Kembali ke rumah
155 Kisah Asyia
156 Bertemu Ayah
157 Perkenalan
158 Mencari Keberadaannya
159 Rival
160 Ingin merebut Asyia
161 Bikin rusuh
162 Save Asyia
163 Save Asyia 2
164 Save Asyia 3
165 Jodoh Untuk Ayah
166 Menentukan Hari Bahagia
167 Akad Nikah
168 Malam pertama
169 Pengantin Baru
170 Cicak Di Dinding
171 firasat
172 Anugrah
173 Keluarga Yang Sempurna.
174 Keajaiban Dunia
175 Adik Untuk Asyia
176 Bahagia
177 Kembali
178 Karma
179 Tak Lagi Sama
180 Nenek Sihir
181 Memberi Pengertian
182 Penyesalan
183 Mengenang Mu
184 Bertemu Lagi
185 Bertemu di lift
186 Ada apa?
187 Alesha dan Nabila
188 Debaran yang sama
189 Rumah Sakit
190 Benar kah itu
191 Terima Kasih
192 Kumpul keluarga
193 Lapang Dada
194 Cari pengganti
195 Doa untuk mu
196 Jalan pintas
197 Nembak Asyia
198 Bertemu di Mall
199 Kasih Tahu Ngak Ya
200 Untuk Ibu
201 Yang Terbaik
202 Siapa
203 Siapa Gadis Itu
204 Tak Menyangka
205 Protes
206 Bangunlah
207 Sentuhan kecil
208 Ketetapan Hati
209 Semangat Pagi
210 Kaget
211 Orang Asing
212 Keputusan
213 Kisah Cinta
214 Secarik Kertas
215 Kecewa
216 ISPTYC 216
217 Sebelum Berangkat
218 Bangkok I'm coming
219 Solit atau Cinta
220 Seru
221 Ujian Akhir
222 Hujan
223 Pemenang
224 Wisata
225 Kisah Cinta Yang Sama
226 Ingin Pulang
227 Bertahan
228 Pengakuan
229 Berdebat
230 Grogi
231 Donor Jantung Untuk Asyia
232 Semangat!
233 Hari Yang sulit
234 Detak Jantung hati ku
235 Kembali
236 Pergi Dengan Tenang
237 Hari yang Baru
238 Rindu ibu
239 Pulang Ke Tanah Air
240 Pergi Untuk Selamanya
241 Di Atas Pusara
242 Janji Setia
243 Ujian Cinta
244 Kenangan terindah
245 Rencana
246 Ingatan Yang Hilang
247 Secercah Harapan
248 Tamu Asing
249 Akad Nikah
250 Kisah Yang Lain
251 Perdana
252 Pagi pertama
253 Terjebak Kembali.
254 Kebodohan
255 Pulih
256 Hari Yang Membahagiakan
257 Depresi
258 Teka Teki
259 Spesial
260 Selamat Ulang Tahun
261 Hadiah Istimewa
262 Lamaran
263 Bahagia
264 Kasmaran
265 Persalinan
266 Melahirkan
267 The Wedding
268 Unboxing
269 Trauma Mendalam
270 Part Akhir
271 giveaway
272 Promosi karya Baru
273 Promosi karya terbaru
274 Bab Terbaru
275 Promosi
Episodes

Updated 275 Episodes

1
Bukan Tajmahal
2
Kutukan Gaun Pengantin
3
Konfrensi Pers
4
Tragedi
5
Di Tinggal Kekasih
6
Lamaran
7
Pernikahan Dingin
8
Hari Pertama Menjadi Istri
9
Istri Atau Pembantu
10
Apa Yang Salah
11
Jangan ada cinta
12
Bisakah Aku Membenci Mu
13
Rasa Sakit itu
14
Perhatian Itu
15
Rencana Perpisahan
16
Pulang Ke Tanah Air
17
Pergi Dari Rumah
18
Di Culik
19
Terenggut Paksa
20
Tertekan
21
Visual
22
Kembali kerumah itu
23
Sore Itu
24
Trauma
25
Alergi
26
Belajar mencintainya
27
Mengikuti
28
Kau tak mungkin bisa mencintai ku
29
Memilih Pisah
30
Merindukan Mu
31
Merindukan mu 2
32
Salah Paham
33
Pengorbanan
34
Apa Kau Hamil!
35
Rencana Aborsi
36
Selalu Memaksa
37
Pertunangan
38
Siapa Yang Menghamili mu
39
Menemui Aldo
40
Garis Dua
41
Mencoba Lagi
42
Aku Juga Ingin Bahagia
43
Tak Di Duga
44
Siapa Barley
45
Mulai Manja
46
Siapa Yang Ingin mencelakai istri ku
47
Ternyata Amora
48
Terciduk
49
Tertangkapnya Amora
50
Menjerat Amora
51
Kedatangan Andini
52
Membesuk Amora
53
Malu Malu
54
Taubat
55
Kesepakatan Baru
56
Terungkap Secara Perlahan
57
Kejutan Manis
58
Tertangkapnya Tomi
59
Terungkapnya semua fakta
60
Ngambek
61
Siapa Ayah Kandung Barley
62
Rahasia.
63
Meminta Maaf Tidaklah Sulit
64
Kebobolan
65
Kecolongan
66
Kembalinya Arief
67
Kena lagi kau
68
Seseorang Dari Masa Lalu
69
Flashback 1
70
Flashback 2
71
Malam Hangat
72
Ada apa dengan Barley
73
Marco Vs Andini
74
Rencana melarikan diri
75
Giliran Andini
76
Tak bisa lolos lagi
77
Tak bisa lolos lagi 2
78
Dua Tersangka
79
Angkat Tangan
80
Bertemu di sel
81
Ada rival di penjara
82
Nasib keponakan ku?
83
Bertemu Mantan
84
Obat Anti stress
85
Makan Malam
86
Syok
87
Putusan Pengadilan
88
Melahirkan
89
Kabar Bahagia
90
Asiya Khairunnisa
91
Bayi yang malang
92
Hati Yang Gelisah
93
Kecelakaan.
94
Siapa Tuan Marco
95
Miracle
96
Rindu
97
Hasil Tes
98
Aku Putra Mu
99
Apa kau sudah tahu?
100
Pulang
101
Bertemu Obatnya
102
Kamu Yang Mengerti Aku
103
Lalu Aku Ini Anak Siapa
104
Kedatangan Tamu
105
Rencana Perjodohan
106
Mencari jodoh
107
Mengintai Jebakan
108
Penawaran
109
Sore Yang Hangat
110
Yang Tua Yang Bercinta
111
Mengejar Cinta
112
Masih Acu
113
Menjerat Si Penjerat
114
Hasilnya
115
Memalukan
116
Pilihan
117
Lamaran Dadakan
118
Dilema
119
Patah Hati
120
Jadian
121
Mendadak Nikah
122
Malam Pernikahan
123
Pernikahan Marco
124
Arief Dan Dinar
125
Heboh
126
Kembali Pulang
127
Status sosial
128
Menyelesaikan Misi
129
Kembalinya Tuan Hasta
130
Dua Daddy
131
Berita yang membahagiakan
132
Kelahiran Putra Mahkota
133
Status Baru
134
Meladeni Engkong
135
Pemberian Nama
136
Bertemu Asyia
137
Pasrah
138
Tak Bisa Menolak
139
Jalur Alternative
140
Dimanakah Kamu Berada
141
Mengantar kepergian...
142
Tak Ku Sangka
143
Waktunya Buka Puasa
144
Kabar Bahagia Bagi Arief
145
Cemburu
146
Kembalinya Tuan Demian
147
pengumuman
148
How They Met
149
How they met 2
150
How They Met 3
151
AADC (Ada Aa Dan Cintya)
152
Andhra Vs Asyia
153
Asiya Sakit
154
Kembali ke rumah
155
Kisah Asyia
156
Bertemu Ayah
157
Perkenalan
158
Mencari Keberadaannya
159
Rival
160
Ingin merebut Asyia
161
Bikin rusuh
162
Save Asyia
163
Save Asyia 2
164
Save Asyia 3
165
Jodoh Untuk Ayah
166
Menentukan Hari Bahagia
167
Akad Nikah
168
Malam pertama
169
Pengantin Baru
170
Cicak Di Dinding
171
firasat
172
Anugrah
173
Keluarga Yang Sempurna.
174
Keajaiban Dunia
175
Adik Untuk Asyia
176
Bahagia
177
Kembali
178
Karma
179
Tak Lagi Sama
180
Nenek Sihir
181
Memberi Pengertian
182
Penyesalan
183
Mengenang Mu
184
Bertemu Lagi
185
Bertemu di lift
186
Ada apa?
187
Alesha dan Nabila
188
Debaran yang sama
189
Rumah Sakit
190
Benar kah itu
191
Terima Kasih
192
Kumpul keluarga
193
Lapang Dada
194
Cari pengganti
195
Doa untuk mu
196
Jalan pintas
197
Nembak Asyia
198
Bertemu di Mall
199
Kasih Tahu Ngak Ya
200
Untuk Ibu
201
Yang Terbaik
202
Siapa
203
Siapa Gadis Itu
204
Tak Menyangka
205
Protes
206
Bangunlah
207
Sentuhan kecil
208
Ketetapan Hati
209
Semangat Pagi
210
Kaget
211
Orang Asing
212
Keputusan
213
Kisah Cinta
214
Secarik Kertas
215
Kecewa
216
ISPTYC 216
217
Sebelum Berangkat
218
Bangkok I'm coming
219
Solit atau Cinta
220
Seru
221
Ujian Akhir
222
Hujan
223
Pemenang
224
Wisata
225
Kisah Cinta Yang Sama
226
Ingin Pulang
227
Bertahan
228
Pengakuan
229
Berdebat
230
Grogi
231
Donor Jantung Untuk Asyia
232
Semangat!
233
Hari Yang sulit
234
Detak Jantung hati ku
235
Kembali
236
Pergi Dengan Tenang
237
Hari yang Baru
238
Rindu ibu
239
Pulang Ke Tanah Air
240
Pergi Untuk Selamanya
241
Di Atas Pusara
242
Janji Setia
243
Ujian Cinta
244
Kenangan terindah
245
Rencana
246
Ingatan Yang Hilang
247
Secercah Harapan
248
Tamu Asing
249
Akad Nikah
250
Kisah Yang Lain
251
Perdana
252
Pagi pertama
253
Terjebak Kembali.
254
Kebodohan
255
Pulih
256
Hari Yang Membahagiakan
257
Depresi
258
Teka Teki
259
Spesial
260
Selamat Ulang Tahun
261
Hadiah Istimewa
262
Lamaran
263
Bahagia
264
Kasmaran
265
Persalinan
266
Melahirkan
267
The Wedding
268
Unboxing
269
Trauma Mendalam
270
Part Akhir
271
giveaway
272
Promosi karya Baru
273
Promosi karya terbaru
274
Bab Terbaru
275
Promosi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!