Selena bersiap-siap untuk makan siang dengan tuan Marc. Dia dandan secantik mungkin dan memakai baju yang terlihat seksi. Wajah ayunya yang di poles maje up tebal membuat dia tambah cantik dan menarik.
Siapapun pasti akan tertarik dan ingin berkenalan dengannya, apa lagi kini dengan berpakaian yang seksi. Dengan mini dress super ketat dan tanpa lengan. Hanya di lengkapi bolero sebagai pemanis saja.
Dia berpikir akan memikat tuan Marc Abraham Linc dengan kecantikan dan keseksian tubuhnya, di tambah lagi dengan tutur katanya nanti yang akan lebih menarik tuan Marc.
Orang-orang bilang tuan Marc itu susah di taklukkan, maka dia akan menaklukkan tuan Marc. Jika dengan cara bertutur kata lembut tidak bisa, makan dengan tubuhnya.
Ah, Selena semakin terobsesi dengan tuan Marc.
"Miss Selena, apa anda akan pergi kencan dengan tuan Chandra?" tanya karyawannya yang melihat Selena berdandan dengan sangat cantik dan sempurna.
"Aku mau makan siang dengan kenalanku di restoran mewah. Nanti kalau ada yang mencariku, kamu bilang aku ada pertemuan dengan kenalan yang mau di ajak kerja sama." kata Selena.
"Kalau tuan Chandra yang bertanya bagaimana miss?" tanya karyawan itu lagi.
"Kamu bilang seperti itu saja, kan sama saja. Mungkin agak sore aku kembali ke salon ini lagi." kata Selena.
Dia melirik jam di tangannya, sudah pukul setengah sebelas lebih lima belas. Dia harus datang tepat waktu, agar tidak membuat malu.
"Baiklah, aku berangkat dulu. Ingat pesanku ya." kata Selena.
Dia keluar dari ruang kerjanya dan menuju mobil yang terparkir di depan halaman depan salon. Dia mengemudikan mobilnya dengan kecepatan sedang, karena restoran itu tidak terlalu jauh dari tempat dia bekerja.
Senandung lagu dia dendangkan menandakan kalau dia sedang bahagia.
_
"Tuan, jam berapa anda akan ke restoran Ambasaddor?" tanya Aston pada Marcel yang masih sibuk dengan berkasnya.
"Sekarang jam sudah berapa?" tanya Marcel belum mengalihkan pandangannya pada Berkas di tangannya.
"Sekarang hampir jam sebelas tuan. Janji dengan nona Selena sebentar lagi." kata Aston mengingatkan.
"Baiklah, kita selesaikan dulu yang di meja baru langsung menemui mantan tunanganku." kata Marcel.
"Baik tuan."
Lalu Aston membantu Marcel merapikan berkas yang sudah di periksa oleh Marcel. Sepuluh menit memeriksa berkas akhirnya selesai juga. Aston segera mempercepat merapikan berlas-berkas dan segera mengambil jas Marcel yang tersimpan di cantolan.
Marcel keluar dengan mengenakan jasnya, Aston berjalan di belakang Marcel membawa kunci mobil dan tasnya sendiri berisis laptop. Karena dia tahu, dia akan di acuhkan sebagai nyamuk yang mengganggu. Jadi lebih baik dia membawa pekerjaan di sana.
Sampai di restoran Ambassador Aston memarkiekan mobilnya di depan pintu masuk. Di sana sudah ada petugas valet yang akan memarkirkan mobilnya, tinggal Aston menyerahkan kuncinya pada valet tersebut.
Aston keluar, sedangkan Marcel sudah keluar lebih dulu karena pintu di buka oleh valet. Dia melangkah mengikuti Marcel di belakang. Marcel mencari meja di mana Selena mengajaknya makan.
Lama berkeliling matanya, hingga seorang pramusaji mempersilakan menuju meja yang sudah di pesan oleh Selena. Marcel dan Aston mengikuti pramu saji di mana dia melangkah ke sebuah privat room, khusus hanya orang yang memesannya saja.
Marcel tersenyum ketika dia menuju privat room yang di pesan Selena. Gaya berkelas Selena dan hidupnya memang sangat jauh dari sifatnya.
"Tuan, nona Selena memesan privat room." kata Aston.
"Ya, biarkan saja maunya dia apa. Kita ikuti." jawab Marcel tenang.
Aston masih mengikuti Marcel di belakang, sesungguhnya dia menduga kalau nanti dirinya tidak boleh masuk ke dalam ruangan itu.
"Silakan tuan, nona Selena sudah menunggu anda." kata pramu saji itu.
Marcel hanya menunduk sopan, begitu pun Aston. Pintu di buka, di sana Selena duduk dan langusng berdiri setelah tahu Marcel datang tepat waktu. Dia tersenyum manis pada Marcel, dan Marcel pun membalasnya dengan senyum tak kalah manis.
Tentu saja, hati Selena meleleh. Dia ingin sekali menghampiri Marcel dan mencium bibirnya yang terasa manis senyumnya. Namun dia masih menjaga harga diri sebagai seorang wanita elegan dan anggun.
"Selamat datang tuan Marc, silakan duduk." kata Selena menyambut Marcel.
Marcel mendekati kursi dan langsung duduk Dia tidak akan berbasa basi, namun lebih santai lagi. Aston berdiri di belakang Marcel, dia belum berani duduk.
"Apa tuan Aston juga ikut makan dengan kita tuan Marc?" tanya Selena melirik ke arah Aston agar dia menegrti harus keluar dari ruangan itu.
Seakan mengerti, Marcel lalu menyuruh Aston untuk duduk.
"Aston, duduklah." kata Marcel.
Selena melotot, dia kemudian menatap tajam pada Aston. Aston beralih memandang Marcel dan memberi kode dia di usir secara halus oleh Selena.
"Saya duduk di depan saja, tuan. Anda dan nona Selena silakan menikmati waktu makan siangnya berdua." kata Aston.
Selena tersenyum, itu yang di harapkannya. Hanya berdua dengan Marcel tanoa ada gangguan dari Aston.
"Baiklah, tunggu aku nanti di luar." kata Marcel.
"Saya permisi tuam Marc dan nona Selena." kata Aston pamit pada keduanya.
"Silakan tuan Aston."
Aston keluar, dan Selena kini duduk di depan Marcel. Dia mengibaskan rambutnya, satu gelas sampagne di tuangkan di gelas Marcel. Marcel tersenyum, dan mengambil gelas tersebut.
"Ini enak sekali tuan Marc. Anda akan merasakan manisnya sampagne ini." kata Selena.
Dia juga menuangkan sampagne di gelasnya dan mengadukan di gelas Marcel.
"Cirs." ucap Selena.
Dia sangat senang sekali, wajah bahagianya bisa bertemu lagi dengan Marc. Senyum menggodanya dia tunjukkan pada Marcel.
Dan percakapan pun berlanjut sampai menu makanan sudah datang. Mereka mengobrol asyik sambil makan. Ada tawa ceria di bibir Selena. Bagi laki-laki lain mungkin sudah tertarik, tapi Marcel masib biasa saja.
Kini Selena mendekat duduknya dengan Marcel, Marcel masih bersikap tenang dengan tingkah Selena. Karena tidak ada penolakan dari Marcel, akhirnya Selena terus mendekat pada Marcel dan kakinya berpangku sebelahnya di atas kaki satunya.
Dan terlihatlah kulit putih mulus Selena dengan hampir mendekati bagian sensitifnya kelihatan.
Marcel masih diam, dia masih tenang dengan sikap agersif Selena. Malah dia memberikan senyuman manis pada Selena. Membuat Selena semakin leluasa dan liar.
Dia memegang tangan Marcel lalu menatap wajah Marcel yang sangat tampan itu. Selena semakin menggoda tatkala tangannya turun di bagian dada Marcel. Dan Marcel masih bersikap tenang.
Di pikiran Selena, ternyata sangat mudah menggoda tuan Marc. Tidak seperti yang di bicarakan oleh orang-orang yang katanya dingin tak tersentuh.
"Tuan Marc, apa anda punya kekasih?" tanya Selena yang tenggorokannya tercekat dengan rasa gairah di hatinya.
"Tidak, saya tidak punya kekasih. Mungkin anda punya kekasih nona Selena?"
"Ah, tuam Marc. Aku tidak peduli dengan kekasihku itu, kadang dia terlalu posesif dan kurang agresif di ranjang." kata-kata Selena mulai di liputi gairah yang memuncak.
Tangannya dia beralih ke wajah Marcel, di rabanya wajah Marcel yang masih tampak tenang. Namun Selena semakin bergair melihat wajah Marcel yang tenang itu.
"Nona Selena, apakah anda butuh teman ranjang untuk menemani anda dan memuaskan anda?" pertanyaan pancingan Marcel membuat Selena bersemangat.
"Iya tuan Marce, sepertinya tuan Marc tahu apa yang aku mau." kata Selena.
"Baiklah, ayo kita pergi ke hotel." kata Marcel.
"Benarkah tuan Marc?" wajah berbinar Selena terlihat jelas.
"Ya, benar. Anda bisa bermain di kamar hotel sepuasnya"
Jantung Selena berdetak lebih kencang, dia tidak menyangka kalau tuan Marc mudah sekali di rayu dengan segala sensasi dan pesona yang dia miliki.
"Baiklah tuan Marc, aku ikut kemana saja apa kata anda."
Lalu tanpa membuang waktu, Marcel dan Selena keluar dari privat room itu. Mereka keluar dengan saling bergandengan tangan.
Dalam penglihatan Selena, Marcel menggandengnya, sampai di mobilnya. Selena bangga sekali berjalan dengan laki-laki tampan sekali.
Namun orang-orang memperhatikan dengan siapa dia berjalan. Mereka keluar dari restoran menuju hotel terdekat. Selena sangat senang, dia dengan mudah membawa Marcel ke hotel untuk memuaskan satu sama lain di ranjang.
Marcel sebemarnya menghampiri Aston untuk mengajaknya kembali ke kantor.
"Tuan, bukankah anda keluar tadi bersama nona Selena. Apa yang terjadi tuan?" tanya Aston penasaran.
"Kita lihat besok padi ada berita dan kabar apa mengenai Selena. Dia sangat bernafsu sekali denganku. Aku menyuruh orang untuk menggantikannya denganku.
Memang sangat mahal, tapi biaf dia bahwa ada ynag perlu di kerjai di kantor.
Setelah menunggu valet datang membawa mobil Aston
Keduanya langsung masuk , dan menjalankan mobilnua menuju kantor Marcel.
Sedangkan Selena, masih bercumbu setelah dia masuk ke kamar hotel tersebut. Mereka bercinta dengan penuh gairah. Selena yang tidak tahu kalau Marcel di depannya belum tampak jelas siapa orang yang di bawanya tidur dan bercinta di hotel tersebut.
_
_
_
********
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
𝕲𝖔𝖊𝖘 𝕼𝖚𝖒𝖎𝖊𝖟
nah lo
2025-01-20
0
Apud Tahu
rasain loh
2025-01-02
0
Naga Hitam
bunyinya sama..gpp la 😁😁
2022-07-08
0