Setelah bertemu dengan Anton, kini Marcel dapat email dari perusahaan besar punya Chandra. Ini mengejutkan bagi Aston, dia tersenyum senang karena akhirnya Chandra ingin bertemu dengan adiknya Marcek dalam diri lain.
Dia tidak tahu sosok Marc Abraham Linc adalah Marcek adiknua, Aston lalu memberi tahu Marcel.
Tuan Marcel, kakak anda mengirim email meminta bertemu dengan anda, tuan." kata Aston pada Marcel.
"Benarkah? Kapan dia kirim email?" tanya Marcel antusias.
"Sepertinya baru tadi pagi, bagaimana tuan? Apa kita langsung mengiyakan." tanya Aston, dia tidak sabar dengan jawaban Marcel.
Marcel menatap Aston sambil tersemyum tipis, dia tahu asistennya itu penasaran dengan jawaban darinya.
"Tuan Marcel?" ucap Aston lagi karena Marcel hanya diam saja.
"Jangab jawab dulu. Kita lihat seberapa ingin dia bertemu denganku." kata Marcel akhirnya.
"Kenapa tuan?" tanya Aston, masih belum paham ucapan Marcel.
"Kita lihat, seperti apa dia jika di abaikan oleh kita perusahaan kecil yang selalu di anggap remeh." ucao Marcel.
Aston tampak berpikir, dia kini mengerti maksud dari perkataan Marcel. Lalu dia pun mengangguk.
Dia kemudian kembali memeriksa email masuk lagi dari yang lainnua.
_
Dua minggu Marcel masih menahan Aston untuk membalas email dari perusahaan Chandra, walaupun sudah tiga kali mengirim email, Marcel masih bertahan dengan tidak menjawab dulu. Aston sendiri tidak mengerti dengan pemikiran bosnya itu. Apa yang akan di lakukan Marcel?
Hingga telepon masuk di line satu yang menghubungkan langsung ke ruang Marcel.
"Maaf tuan Marc, ada yang mau berbicara dengan anda di telepon." kata sekretaris Marcel.
" Sambungkan." kata Marcel dengan wajah tenang dan senyum mengembang.
Dia yakin yang menghubunginya adalah Chandra yang masih penasaran ingin bertemu dengannya. Dia menunggu tiga kali dering, hingga Aston heran dengan Marcel yang hanya menatap telepon dengan senyum masih mengembang di bibirnya.
Dan Benar saja, untuk ketiga kalinya Marcel mengangkat sambungan telepon itu. Di tempelkannya gagang telepon di telinganya dan dia mendengar sapaan laki-laki yang sepertinya sedang mendengus kesal karena tidak juga di angkat teleponnya.
"Halo, dengan siapa ini?" tanya Marcel dengan tenangnya.
"Apa benar ini dengan tuan Marc?" tanya seseorang di seberang sana.
" Ya, saya sendiri, ini dengan siapa?"masih dengan suara tenang.
"Saya Chandra Aryasena tuan Marc dari perusahaan Sparta Rich Corp." jawab Chandra antusias.
"Oh, tuan Chandra Arya sena, apa kabar tuan Chandra. Suatu kehormatan bagi saya di hubungi oleh anda tuan Chandra." ucap Marcel.
" Hahaha..,nda merendah tuan Marc."
Tidak merendah tuan Chandra, memang saya merasa tersanjung dengan anda menghubungi saya. Kira-kira ada apa anda menghubungi saya tuan Chandra?"
"Saya sudah mengirim email pada anda tuan Marc, tapi belum ada balasan. Apa email dari sekretaris saya masuk ke email anda tuan Marc?"
"Sebentar saya cek dulu tuan Chandra, karena yang mengurusi email saya itu asisten jadi maaf kalau asisten saya merespon sangat lambat karena ada banyak pekerjaan yang harus cepat selesai."
" Oh tidak apa-apa tuan Marc, memang kadang suka Aston suka pelupa. Malsud saya asisten anda sangat lambat dalam bekerja." kata Cahndra memgkritik kenerja Aston.
Aston yang mendengar tuduhan Chandra hanya melebarkan mata, dia menggeleng kepala saja. Karena yang menumda untuk membalas email dari Chandra adalah Marcel sendiri. Marcel ingin di hubungi langsung oleh Chandra.
Lalu Marcel melirik pada Aston untuk membuka email yang di maksud Chandra dan membacanya dengan keras.
" Oh, jadi anda ingun bertemu dengan saya tuan Chandr" tanya Marcel merasa senang karena Chandra penasaran dengaj dirinya.
"Ya tuan Marcel, seperti kata rekan bisnis lainnya anda sangat menarik untuk di ajak kerja sama dalam bisnis. Bagaimana jika siang ini jam dua kita bertemuq di restoran?"
" Sebentar, saya lihat jadwal dulu " Marcel melirik Aston lagi apakah siang ini dia bisa bertemu dengan Chabdra?
"Bisa tuan,anda bisa bertemu dengan tuan Chandra karena ada waktu senggang dari jam makan siang sampai jam tiga sore. Dan jam tiga sore anda ada jadwal mengunjungi cabang yang di daerah terlencil untuk pembangunan waralaba di sana tujuh unit."ucap Aston.
"Mepet sekali ya, tapi baiklah saya bisa bertemu dengan tuan Chandra. Setelah itu kita langsung ke tempat proyek." kata Marcel.
"Iya tuan."
Lalu Marcel kembali menghubungi Chandra kembali.
"Maaf tuan Chnadra, saya berdiskusi dulu dengan asisten saya." kata Marcel.
"Tidak apa tuan Marc, saya memang menunggu keputusan anda. Bagaimana jadinya tuan Marc?"
"Untuk siang ini bisa tuan Chandra untuk bertemu. Mengenai tempat terserah anda di mana."
"Baiklah, saya tentukan di hotel Riz Clinton."
" Baik tidak masalah, saya akan datang dengan asisten saya tuan Chandra."
" Baiklah kalau begitu, saya tutup dulu sambungan teleponnya tuan Marc. Selamat siang."
"Selamat siang juga tuan Chandra."
Telepon terputus, Marcel tersenyum senang. Dia akhirnya akan bertemu dengan kakaknya siang ini. Dia tidak sabar melihat reaksi kakaknya yang melihatnya nanti. Marcel juga pasti menduga kakaknya juga akan takjub padanya, sama halnya seperti Anton. Anton enggan untuk berpisah dengannya pada waktu itu.
Memang cara berbicara dan wajah Marcel membuat orang tertarik dan mengagumi Marcel dalam bentuk lain dan nama lain.
"Tuan Marcel, anda yakin akan bertemu dengan tuan Chandra?" tanya Aston memastikan pada bosnya itu.
" Tentu saja Aston, sejak dulu itu yang aku tunggu. Kak Chandra akan terkejut sama halnya Anton. Jika mereka berdua sudah ada di genggama kita, kita jalankan rencana selanjutnya." kata Marcel.
" baik tuan, saya akan menyelesaikan pekerjaab saya lalubkita akan pergi ke hotel Riz Clinton. Tapi apakah anda tidak makan siang duly? Karena saya pikir menunggu jam dua itu terlalu lama untuk ham makan siang."ucap Aston mengingatkan.
"Boleh, kamu pesankan saja kita makan di kantor saja." kata Marcel lagi.
Setelah memesan makanan di aplikasi layanan pesan antar. Kini Marcel meneruskan pekerjaannya.
_
Jam menunjukkan pukul dua siang, Marcel sidaj si jalan. Dia memang agak telat karena ada tamu mendadak tamu datang. Dan Aston juga memberitahu kepada sekretaris Chandra kalau Marcel datang terlambat beberapa menit.
"Apakah tuan Chandra akan kesal telah menunggu lama tuan Marcel? Karena dia terlalu sibuk jika ingin bertemu anda." kata Aston meragukan kalau Chandra menunda pertemuan itu.
" Jangan khawatir, dia akan menunggu kita. Dan cepatlah mobil jalannya,kamu sendiri merasa khawatir dia kesal tapi kenapa kamu jalannya lambat?" gerutu Marcel.
"Maaf tuan, ini karena macet melanda di mana-mana."
"Fokus menyetir, biar kubantu kamu mencari jalan afar lancar mobilnya."
"Baik tuan."
Lalu sesuai apa kata Marcel,Aston fokus menjalankan mobilnya. Dan benar saja, Marcel fokus menatap jalanan di depan. Secara menakjubkan seolah teratur mobil minggir seketika. Dan mobil Aston melaju dengan mulus dan lancar,melajukan mobilnya dengan cepat.
Baru beberapa menit di jalan, mobil Marcel sampai di pelataran hotek Riz Clinton. Aston membuka pintu untuk Marcel. Marcel turun setelah di bukakan pintu, dia melangkah masuk di mana restoran itu berada.
Marcel melihat Chandra sedang bermain ponsel, dia sesekali melirik ke arah pintu masuk. Setelah mendapati seseorang yang di duga Marc Abraham Linc berjalan ke arahnya. Chandra terpaku, dia menatap Marcel yang berjalan ke arahnya. dengan gagah dan berkharisma.
Wajahnya memandang lurus ke depan, tangan satu dia masukkan ke dalam kantong celananya. Senyumnya mengembang dia tujukan pada Chandra yang sedang menatapnya lekat. Chandra tidak percaya jika tuan Marc Abraham Linc begitu menghipnotis siapa saja yang melihatnya karena ketampanannya yang sempurna.
Seorang laki-laki saja bisa terkesima pada Marcel, apa lagi wanita. Pasti akan terhipnotis dan histeris melihat Marcel yang begitu tampannya sempurna.
Marcel sampai di tempat di aman Chandra duduk, senyumnya masih mengembang dan menyapa Chandra yang masih terpaku padanya.
"Selamat siang tuan Chandra." sapa Marcel sopan dan ramah.
"Ah, selamat siang juga tuan Marc Abraham Linc." jawab Chandra agak ragu.
"Iya,saya."
"Baiklah tuan Marc, silakan duduk dan mari kita bicarakan mengenai bisnis." kata Chandra yang sudaj tidak sabar, karena dia merasa sudah lama menunggu Marcel sejak tadi.
"Hahaha, anda tidak sabar rupanya, baiklah mari kita bicara bisnis." kata Marcel dengan tenang.
Sebelum ada kesepakatan memang rencana awal Marcel hanya ingin mengetahui seserius apa kakaknyan itu mau bekerja sama. Dan kedepannya jika dia akan bersikao bagaimana nanti sesuai apa yang Chandra lakukan.
_
_
_
************
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
dedi saputra
ia tuan,
maaf tuan
boleh tuan.
harus tuan
ok tuan
tuan
tuan
tuan
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
2022-05-08
0
Jimmy Avolution
Sipppp....
2022-02-07
0