Marcel mendengar kabar bahwa Anton ingin bekerja sama perusahaannya dengannya. Dia lalu memanggil Aston untuk membuat jadwal bertemu dengan Anton.
"Tuan Marcel, apa anda akan bertemu dengan tuan Anton?" tanya Aston.
"Ya, aku akan bertemu dengannya. Buatkan jadwal dengannya minggu ini." perintah Marcel.
"Apa sebaiknya tidak menunggu dulu tuan?" tanya Aston ragu.
"Kenapa memangnya?" tanya Marcel yang melihat Aston meragukan keinginannya.
"Tuan Anton itu sangat licik jika bekerja sama dengan rekan bisnisnya. Terutama jika sudah dari awal dia menginginkan kerjasama dengannya." kata Aston lagi.
"Kamu meragukanku? Justru aku ingin tahu apa yang dia inginkan, aku bahkan belum menyetujui kerjasama dengannya. Aku hanya ingin bertemu dengannya, kamu tidak paham?" tanya Marcel.
Aston diam, dia baru sadar apa yang di bicarakan oleh Marcel. Lalu dia pun tersenyum kikuk.
" Baik tuan, saya akan buat agenda pertemuan anda dengan tuan Anton." kata Aston pada akhirnya.
Marcel kembali melihat laptopnya, dia melihat berita bisnis di media sosial. Ada banyak berita mengenai bisnis dari orang-orang ternama dan dari perusahaan besar.
Perusahaan Chandra masuk juga dua-duanya dalam berita bisnis perusahaan raksasa yang menguasai bisnis di negeri ini. Di sana dia bercerita tentang perusahaannya yang dia kelola sendiri, namun tidak dia ceritakan perusahaan punya ayahnya. Marcel membaca tulisan wawancara pewarta dan Chandra. Dia juga melihat wawancara Chandra di video streaming di salah satu chanel.
Marcel tersenyum sinis, dia memang tidak banyak mengetahui perusahaan kakaknya itu, namun dia tahu Chandra mendapatkannya dengan cara licik. Dia pernah di beritahu oleh mantan rekan bisnis Chandra yang menjerat perusahaannya, jika membatalkan secara sepihak, maka akan ada sangsi yang sangat merugikan pihak kedua yang mengajak kerja sama.
Tentu saja mereka keberatan. Dan pilihan dari pembatalan itu yaitu antara di akuisisi atau membayar denda yang cukup besar. Makanya banyak yang enggan bekerja sama dengan perusahaan Chandra walau memang banyak menawarkan keuntungan.
Perusahaan lainnya akan berpikir dua kali jika mau bekerja sama. Harus benar-benar kuat dan berani menghadapinya.
Satu-satunya yang belum di ajak kerja sama adalah punya Marcel, karena waktu itu tidak ada kepemimpinannya dan layak bangkrut, pikir mereka. Dan sekarang Marcel berdiri sendiri dan mulai bisa di lirik oleh perusahaan besar. Termasuk punya Chandra dan Anton.
_
Satu minggu sesuai jadwal pertemuan dengan Anton. Marcel benar-benar mempersiapkan strategi apa yang akan dia gunakan untuk menghadapi Anton.
"Aston, jam berapa kita bertemu dengan Anton?" tanya Marcel sambil menanda tangani berkas di mejanya.
"Sekitar jam sebelas tuan. Tuan Anton meminta jadwal bertemu jam sebelas karena sekalian makan siang. Tuan Anton berpikir pembicaraan di lanjutkan dengan makan siang." jawab Aston.
"Oh, begitukah? Baiklah, tidak masalah. Saya juga ingin bertanya lebih jauh lagi padanya." kata Marcel.
Marcel kembali menatap laptopnya, dia melirik jam yang melingkar di tangannya. Masih pukul sembilan, masih ada waktu mengerjakan yang lain dan menanda tangani berkas yang baru masuk.
Pukul sebelas kurang lima menit Marcel sudah keluar dari kantornya. Dia dan Aston menuju restoran mewah yang di minta Anton untuk bertemu cukup berkelas, standard kehidupan Anton. Tidak masalah bagi Marcel selama pertemuan itu bisa menghasilkan kesepakatan yang menarik bagi Marcel.
Dia masuk ke dalam restoran bersama Aston yang setia si belakangnya. Mereka melihat Anton sedang duduk di ruang privat dan eksklisif yang tembus kaca jendelanya, di mana makanannya juga sangat mewah dan mahal tentunya. Marcel tersenyum, Anton tidak berubah. Dia masih sama dengan yang dulu, sombong dan bergaya tinggi.
Marcel terus melangkah menuju meja di mana Anton sudah menunggunya sejak tadi. Anton yang melihat dua orang berjalan menuju ke arahnya takjub dengan orang di depan asistennya yang dia kenal itu, dia tahu itu Aston di belakangnya. Namun laki-laki di depan dia belum pernah bertemu dan dia sendiri masih takjub dengan Marcel. Apakah benar ini Marc Abraham Linc? pikirnya.
Sampai Marcel dan Aston berhenti tepat di depannya. Anton malah terpaku karena ketampanannya. Jika laki-laki saja terkesima dengan Marcel, bagaimana wanita yang menghadapinya?
"Selamat siang tuan Anton?" ucap Aston pada Anton yang masih terpaku pada Marcel.
Marcel tersenyum, dia menatap Anton dan menunduk sopan.
"Selamat siang tuan Anton." ucap Marcel mengulang ucapan Aston yang tidak di jawabnya.
"Ah ya, selamat siang tuan Marc Abraham Linc." jawab Anton, dia lalu tersenyum kaku karena ketahuan melihat Marcel begitu takjub.
"Boleh saya duduk tuan Anton?" tanya Marcel lagi ramah.
"Oh ya, silakan tuan Marc. Maaf saya baru bertemu dengan anda di negara ini. Apakah anda dari Amerika? Maaf kalau saya ingin tahu."
"Tidak apa-apa tuan Anton, memang identitas saya harus di ketahui oleh orang yang mau bekerjaa sama dengan saya." kata Marcel lagi.
Lalu pembicaraan mengenai bisnis pun di mulai, mereka membicarakan banyak hal. Anton menawarkan kerjasama yang saling menguntungkan menurutnya. Dia juga mengnggulkan perusahaannya dan membandingkan dengan perusahaan besar lainmya.
Marcel hanya mengangguk saja, sambil menyimak ucapan Anton dengan baik. Dia juga ingin tahu seberapa niat Anton ingin bekerja sama. Karena dari awal dia meminta bertemu. Rupanya Anton antusias sekali.
" Apa yang anda ingin tawarkan pada saya itu menarik tuan Anton. Tapi bisakah anda bersabar untuk menunggu bulan depan? Karena ada beberapa perusahaan juga yang meminta kerja sama dengan perusahaan saya." ucap Marcel.
Dia akan menggunakan trik memancing lawan, dan kebetukan Anton terpancing.
"Perusahaan mana saja tuan Marc kalau boleh saya tahu?" tanya Anton penasaran.
Marcel menatap Anton sambil tersenyum, dia bersedakap lalu mengambil minuman di meja dan meneguknya.
"Tuan Roni, dia kemarin mengirim email pada asistenku untuk mengajak kerja sama dengannya." ucap Maercel, padahal dia tadi di jalan di beri tahu oleh Aston Roni megiriminya email, jadi belum sempat membacanya.
"Oh, Roni. Dia memang ingin selalu mengungguli yang jadi saingannya. Seperti punyaku, anda sebaiknya selektif memerima rekan bisnis untuk bekerja sama." kata Anton.
"Tentu saja tuan Anton, saya menemui tuan Anton juga bentuk dari selektif saya menerima rekan bisnis untuk menerima kerja sama." kata Marcel tersenyum puas.
Sedangkan Anton tercekat, dia termasuk calon rekan bisnis yang mengajukan pada Marcel jadi bentuk selektif Marcel. Sangat tersinggung, tapi Marcel tahu bahwa Anton kecewa padanya. Namun demikian dia berusaha meyakinkan Anton dalam waktu dekat akan memikirkannya.
"Tapi tenang tuan Anton, akan saya pertimbangkan kerja sama anda itu."
Marcel masih tenang dengan sikapnya itu. Dia menyeruput kopinya lagi hingga tandas.
"Aku akan mempertimbangkan bahwa saat ini aku sedang menjalin kersa sama dengan tuan Anton, anda jangan khawatir." kata Marcel lagi, membuat senyum Anton mengembang.
Lama juga Marcel mengobrol, dengan Anton, termyata dia masih terkesima dengan Marcel. Aura Marcel yang berwibawa dan tegas menandakan kalau Marcel memang layak di perhitungkan di kanca persaingan bisnis.
Banyak yang di bicarakan antara Marcel dan Anton. Entah apa yang Marcel lakukan, Aston melihat Anton mudah tersentuh dengan segala ucapan Marcel dan tatapannya.
Anton seolah terhipnotis dengan senyum Marcel. Anton yang sejak tadi diam mendengarkan Marcel bicara.
Tapi Aston diam saja, dia memperhatikan Anton seperti pecundang memohon untuk di ampuni. Bibir Aston tersenyum tipis , lalu menunduk ketika mata Anton masih bersitatap dengan Marcel.Aston meliriknya lagi.
Pembicaraan itu pun selesai, Marcel tidak menunggu sampai acara makan siang bersama, dia menolak makan bersama dengan Anton karena ada urusan lain lagi.
Mau tidak mau Anton menerima keputusan Marcel. Dia berpesan pada Aston untuk mengatur jadwal kembali bertemu dengan Marcel.
"Tuan Aston, bisa nanti di atur jadwal bertemu tuan Marc untuk menindak lanjuti pembicaraan ini."kata Anton pada Aston.
"Anda tunggu saja tuan Anton, saya akan membicarakan dengan tuan Marc. Untuk saat ini ada pekerjaan yang memunggunya. Jam dua siang dia harus bertemu dengan klien yang lain."ucap Aston sopan.
Lalu setelah berpamitan, Aston keluar dari restoran itu menuju mobil di mana Marcel sudah menunggunya di dalam mobilnya.
_
_
_
***********
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Jimmy Avolution
Asyiek....
2022-02-07
0
ummi a-sya
makasih kaka..😊
2021-12-20
0
Navisa Rinn
Sy suka kalau tentang mengembangkan bisnis seperti ini...
2021-12-20
2