09. Bertemu Anton

Marcel mendengar kabar bahwa Anton ingin bekerja sama perusahaannya dengannya. Dia lalu memanggil Aston untuk membuat jadwal bertemu dengan Anton.

"Tuan Marcel, apa anda akan bertemu dengan tuan Anton?" tanya Aston.

"Ya, aku akan bertemu dengannya. Buatkan jadwal dengannya minggu ini." perintah Marcel.

"Apa sebaiknya tidak menunggu dulu tuan?" tanya Aston ragu.

"Kenapa memangnya?" tanya Marcel yang melihat Aston meragukan keinginannya.

"Tuan Anton itu sangat licik jika bekerja sama dengan rekan bisnisnya. Terutama jika sudah dari awal dia menginginkan kerjasama dengannya." kata Aston lagi.

"Kamu meragukanku? Justru aku ingin tahu apa yang dia inginkan, aku bahkan belum menyetujui kerjasama dengannya. Aku hanya ingin bertemu dengannya, kamu tidak paham?" tanya Marcel.

Aston diam, dia baru sadar apa yang di bicarakan oleh Marcel. Lalu dia pun tersenyum kikuk.

" Baik tuan, saya akan buat agenda pertemuan anda dengan tuan Anton." kata Aston pada akhirnya.

Marcel kembali melihat laptopnya, dia melihat berita bisnis di media sosial. Ada banyak berita mengenai bisnis dari orang-orang ternama dan dari perusahaan besar.

Perusahaan Chandra masuk juga dua-duanya dalam berita bisnis perusahaan raksasa yang menguasai bisnis di negeri ini. Di sana dia bercerita tentang perusahaannya yang dia kelola sendiri, namun tidak dia ceritakan perusahaan punya ayahnya. Marcel membaca tulisan wawancara pewarta dan Chandra. Dia juga melihat wawancara Chandra di video streaming di salah satu chanel.

Marcel tersenyum sinis, dia memang tidak banyak mengetahui perusahaan kakaknya itu, namun dia tahu Chandra mendapatkannya dengan cara licik. Dia pernah di beritahu oleh mantan rekan bisnis Chandra yang menjerat perusahaannya, jika membatalkan secara sepihak, maka akan ada sangsi yang sangat merugikan pihak kedua yang mengajak kerja sama.

Tentu saja mereka keberatan. Dan pilihan dari pembatalan itu yaitu antara di akuisisi atau membayar denda yang cukup besar. Makanya banyak yang enggan bekerja sama dengan perusahaan Chandra walau memang banyak menawarkan keuntungan.

Perusahaan lainnya akan berpikir dua kali jika mau bekerja sama. Harus benar-benar kuat dan berani menghadapinya.

Satu-satunya yang belum di ajak kerja sama adalah punya Marcel, karena waktu itu tidak ada kepemimpinannya dan layak bangkrut, pikir mereka. Dan sekarang Marcel berdiri sendiri dan mulai bisa di lirik oleh perusahaan besar. Termasuk punya Chandra dan Anton.

_

Satu minggu sesuai jadwal pertemuan dengan Anton. Marcel benar-benar mempersiapkan strategi apa yang akan dia gunakan untuk menghadapi Anton.

"Aston, jam berapa kita bertemu dengan Anton?" tanya Marcel sambil menanda tangani berkas di mejanya.

"Sekitar jam sebelas tuan. Tuan Anton meminta jadwal bertemu jam sebelas karena sekalian makan siang. Tuan Anton berpikir pembicaraan di lanjutkan dengan makan siang." jawab Aston.

"Oh, begitukah? Baiklah, tidak masalah. Saya juga ingin bertanya lebih jauh lagi padanya." kata Marcel.

Marcel kembali menatap laptopnya, dia melirik jam yang melingkar di tangannya. Masih pukul sembilan, masih ada waktu mengerjakan yang lain dan menanda tangani berkas yang baru masuk.

Pukul sebelas kurang lima menit Marcel sudah keluar dari kantornya. Dia dan Aston menuju restoran mewah yang di minta Anton untuk bertemu cukup berkelas, standard kehidupan Anton. Tidak masalah bagi Marcel selama pertemuan itu bisa menghasilkan kesepakatan yang menarik bagi Marcel.

Dia masuk ke dalam restoran bersama Aston yang setia si belakangnya. Mereka melihat Anton sedang duduk di ruang privat dan eksklisif yang tembus kaca jendelanya, di mana makanannya juga sangat mewah dan mahal tentunya. Marcel tersenyum, Anton tidak berubah. Dia masih sama dengan yang dulu, sombong dan bergaya tinggi.

Marcel terus melangkah menuju meja di mana Anton sudah menunggunya sejak tadi. Anton yang melihat dua orang berjalan menuju ke arahnya takjub dengan orang di depan asistennya yang dia kenal itu, dia tahu itu Aston di belakangnya. Namun laki-laki di depan dia belum pernah bertemu dan dia sendiri masih takjub dengan Marcel. Apakah benar ini Marc Abraham Linc? pikirnya.

Sampai Marcel dan Aston berhenti tepat di depannya. Anton malah terpaku karena ketampanannya. Jika laki-laki saja terkesima dengan Marcel, bagaimana wanita yang menghadapinya?

"Selamat siang tuan Anton?" ucap Aston pada Anton yang masih terpaku pada Marcel.

Marcel tersenyum, dia menatap Anton dan menunduk sopan.

"Selamat siang tuan Anton." ucap Marcel mengulang ucapan Aston yang tidak di jawabnya.

"Ah ya, selamat siang tuan Marc Abraham Linc." jawab Anton, dia lalu tersenyum kaku karena ketahuan melihat Marcel begitu takjub.

"Boleh saya duduk tuan Anton?" tanya Marcel lagi ramah.

"Oh ya, silakan tuan Marc. Maaf saya baru bertemu dengan anda di negara ini. Apakah anda dari Amerika? Maaf kalau saya ingin tahu."

"Tidak apa-apa tuan Anton, memang identitas saya harus di ketahui oleh orang yang mau bekerjaa sama dengan saya." kata Marcel lagi.

Lalu pembicaraan mengenai bisnis pun di mulai, mereka membicarakan banyak hal. Anton menawarkan kerjasama yang saling menguntungkan menurutnya. Dia juga mengnggulkan perusahaannya dan membandingkan dengan perusahaan besar lainmya.

Marcel hanya mengangguk saja, sambil menyimak ucapan Anton dengan baik. Dia juga ingin tahu seberapa niat Anton ingin bekerja sama. Karena dari awal dia meminta bertemu. Rupanya Anton antusias sekali.

" Apa yang anda ingin tawarkan pada saya itu menarik tuan Anton. Tapi bisakah anda bersabar untuk menunggu bulan depan? Karena ada beberapa perusahaan juga yang meminta kerja sama dengan perusahaan saya." ucap Marcel.

Dia akan menggunakan trik memancing lawan, dan kebetukan Anton terpancing.

"Perusahaan mana saja tuan Marc kalau boleh saya tahu?" tanya Anton penasaran.

Marcel menatap Anton sambil tersenyum, dia bersedakap lalu mengambil minuman di meja dan meneguknya.

"Tuan Roni, dia kemarin mengirim email pada asistenku untuk mengajak kerja sama dengannya." ucap Maercel, padahal dia tadi di jalan di beri tahu oleh Aston Roni megiriminya email, jadi belum sempat membacanya.

"Oh, Roni. Dia memang ingin selalu mengungguli yang jadi saingannya. Seperti punyaku, anda sebaiknya selektif memerima rekan bisnis untuk bekerja sama." kata Anton.

"Tentu saja tuan Anton, saya menemui tuan Anton juga bentuk dari selektif saya menerima rekan bisnis untuk menerima kerja sama." kata Marcel tersenyum puas.

Sedangkan Anton tercekat, dia termasuk calon rekan bisnis yang mengajukan pada Marcel jadi bentuk selektif Marcel. Sangat tersinggung, tapi Marcel tahu bahwa Anton kecewa padanya. Namun demikian dia berusaha meyakinkan Anton dalam waktu dekat akan memikirkannya.

"Tapi tenang tuan Anton, akan saya pertimbangkan kerja sama anda itu."

Marcel masih tenang dengan sikapnya itu. Dia menyeruput kopinya lagi hingga tandas.

"Aku akan mempertimbangkan bahwa saat ini aku sedang menjalin kersa sama dengan tuan Anton, anda jangan khawatir." kata Marcel lagi, membuat senyum Anton mengembang.

Lama juga Marcel mengobrol, dengan Anton, termyata dia masih terkesima dengan Marcel. Aura Marcel yang berwibawa dan tegas menandakan kalau Marcel memang layak di perhitungkan di kanca persaingan bisnis.

Banyak yang di bicarakan antara Marcel dan Anton. Entah apa yang Marcel lakukan, Aston melihat Anton mudah tersentuh dengan segala ucapan Marcel dan tatapannya.

Anton seolah terhipnotis dengan senyum Marcel. Anton yang sejak tadi diam mendengarkan Marcel bicara.

Tapi Aston diam saja, dia memperhatikan Anton seperti pecundang memohon untuk di ampuni. Bibir Aston tersenyum tipis , lalu menunduk ketika mata Anton masih bersitatap dengan Marcel.Aston meliriknya lagi.

Pembicaraan itu pun selesai, Marcel tidak menunggu sampai acara makan siang bersama, dia menolak makan bersama dengan Anton karena ada urusan lain lagi.

Mau tidak mau Anton menerima keputusan Marcel. Dia berpesan pada Aston untuk mengatur jadwal kembali bertemu dengan Marcel.

"Tuan Aston, bisa nanti di atur jadwal bertemu tuan Marc untuk menindak lanjuti pembicaraan ini."kata Anton pada Aston.

"Anda tunggu saja tuan Anton, saya akan membicarakan dengan tuan Marc. Untuk saat ini ada pekerjaan yang memunggunya. Jam dua siang dia harus bertemu dengan klien yang lain."ucap Aston sopan.

Lalu setelah berpamitan, Aston keluar dari restoran itu menuju mobil di mana Marcel sudah menunggunya di dalam mobilnya.

_

_

_

***********

Terpopuler

Comments

Jimmy Avolution

Jimmy Avolution

Asyiek....

2022-02-07

0

ummi a-sya

ummi a-sya

makasih kaka..😊

2021-12-20

0

Navisa Rinn

Navisa Rinn

Sy suka kalau tentang mengembangkan bisnis seperti ini...

2021-12-20

2

lihat semua
Episodes
1 01.Hinaan Di Malam Pesta
2 02. Memutuskan Pertunangan
3 03.Mimpi Bertemu Kakek Berjubah
4 04. Keajaiban
5 05. Kilas Balik
6 06. Menyusun Strategi
7 07.Mengubah Keadaan
8 08. Berkembang
9 09. Bertemu Anton
10 10. Bertemu Chandra
11 11.Marcel Yang Berbeda
12 12. Penyerangan
13 13. Siasat Chandra Dan Anton
14 14. Pengrusakan
15 15. Membalas
16 16. Curiga
17 17. Laki-Laki Misterius
18 18. Selena Salah Mobil
19 19. Permintaan Selena
20 20. Jebakan Untuk Selena
21 21. Balas Dendam Cantik
22 22. Paket Misterius
23 23. Video Selena
24 24.Sengaja
25 25. Menangkap Aldo
26 26. Menyelamatkan Aldo
27 27. Dia Lagi ( Laki-Laki Misterius)
28 28.Kegelisan Marcel
29 29. Identitas Marcel
30 30. Marc Abraham Linc
31 31. Mencari Bala Bantuan
32 32. Serangan Dadakan
33 33.Ultimatum
34 34. Dua Kubu
35 35. Pertarungan
36 36. Masih Pertarungan
37 37. Pertarungan Belum Usai
38 38. Pertarungan Telah Usai
39 39. Mengunjungi Kantor Chandra
40 40. Mengumpulkan Bukti
41 41.Pertolongan Pak Budi
42 42. Cerita Pak Budi
43 43. Dalam Mimpi Marcel
44 44. Kata Kunci
45 45. Janji Bertemu Selena Lagi
46 46. Berunding
47 47. Pertengkaran Anton dan Chandra
48 48. Permusuhan Di Mulai
49 49. Marcel Mengancam
50 50. Semakin Rumit
51 51. Licik Di Balas Dengan Kelicikan
52 52. Membuat Bukti Baru
53 53. Gertakan Marcel
54 54. Laporan Marcel
55 55. Fakta Baru
56 56. Pengepungan Pada Marcel
57 57. Bersiap Balas Dendam
58 58. Bujukan Tuan Arkana
59 59. Menculik Chandra Dan Pak Rizwan
60 60. Mengelabui
61 61. Saatnya Eksekusi
62 62. Hilang Tanpa Jejak
63 pengumuman
Episodes

Updated 63 Episodes

1
01.Hinaan Di Malam Pesta
2
02. Memutuskan Pertunangan
3
03.Mimpi Bertemu Kakek Berjubah
4
04. Keajaiban
5
05. Kilas Balik
6
06. Menyusun Strategi
7
07.Mengubah Keadaan
8
08. Berkembang
9
09. Bertemu Anton
10
10. Bertemu Chandra
11
11.Marcel Yang Berbeda
12
12. Penyerangan
13
13. Siasat Chandra Dan Anton
14
14. Pengrusakan
15
15. Membalas
16
16. Curiga
17
17. Laki-Laki Misterius
18
18. Selena Salah Mobil
19
19. Permintaan Selena
20
20. Jebakan Untuk Selena
21
21. Balas Dendam Cantik
22
22. Paket Misterius
23
23. Video Selena
24
24.Sengaja
25
25. Menangkap Aldo
26
26. Menyelamatkan Aldo
27
27. Dia Lagi ( Laki-Laki Misterius)
28
28.Kegelisan Marcel
29
29. Identitas Marcel
30
30. Marc Abraham Linc
31
31. Mencari Bala Bantuan
32
32. Serangan Dadakan
33
33.Ultimatum
34
34. Dua Kubu
35
35. Pertarungan
36
36. Masih Pertarungan
37
37. Pertarungan Belum Usai
38
38. Pertarungan Telah Usai
39
39. Mengunjungi Kantor Chandra
40
40. Mengumpulkan Bukti
41
41.Pertolongan Pak Budi
42
42. Cerita Pak Budi
43
43. Dalam Mimpi Marcel
44
44. Kata Kunci
45
45. Janji Bertemu Selena Lagi
46
46. Berunding
47
47. Pertengkaran Anton dan Chandra
48
48. Permusuhan Di Mulai
49
49. Marcel Mengancam
50
50. Semakin Rumit
51
51. Licik Di Balas Dengan Kelicikan
52
52. Membuat Bukti Baru
53
53. Gertakan Marcel
54
54. Laporan Marcel
55
55. Fakta Baru
56
56. Pengepungan Pada Marcel
57
57. Bersiap Balas Dendam
58
58. Bujukan Tuan Arkana
59
59. Menculik Chandra Dan Pak Rizwan
60
60. Mengelabui
61
61. Saatnya Eksekusi
62
62. Hilang Tanpa Jejak
63
pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!