Perusahaan Marcel sedang berkembang pesat, membuat semua rekan bisnisnya jadi merasa iri, sampai mereka ingin meminta tips apa yang di gunakan Marcel.
Marcel sendiri lebih fokus pada perkembangan produksi dan marketing. Anton yang dulu mengajak kerja sama dengan Marcel di tolak mentah-mentah oleh Marcel karena kesepakatan kerja sama tidak sesuai dengan keinginan Marcel.
Begitupun juga dengan Chandra, dia malah di abaikan olrh Marcel semenjak pertemuan itu. Walau Marcel dulu berharap bertemu dengab kakaknya itu, namun tetap saja Chandra juga di abaikan.
Hingga Anton dan Chandra merasa geram dengan sikap sombong Marcel itu yang tidak mau bekerja sama dengan perusahaan mereka yang sudah di bilang bonafit di kalangan pengusaha lainnya.
Aston sendiri merasa aneh dengan sikap Marcel, dulu dia melihat Marcel sangat antusias dengan oertemuan kedua pengusaha kaya tersebut. Dia juga belum berani menanyakan alasan menolak dengan mentah kedua peruasahaan itu.
"Aston, kamu jadwalkan aku untuk bertemu pengembang di pinggir kota itu. Aku akan bertemu mereka di sana membicarakan kontrak kerja." kata Marcel pada Aston.
"Iya tuan. Apa perlu saya ikut kesana?" tanya Aston
"Tidak usah, kamu cukup di sini dan awasi di kantor saja." jawab Marcel.
"Baiklah."
"Secepatnya, karena aku akan mengarahkan mereka pada pembangunannya di percepat."
"Baik, saya mau lihat jawdal anda untuk besok. Kemungkinan besok di jam setelah makan siang waktunya kosong. Hanya menanda tangani berkas di kantor." kata Aston lagi.
"Ya, jadwalkan besok sampai sore." kata Marcel.
Lalu Aston membuka agenda untuk jadwal Marcel besok, sedangkan Marcel tampak berpikir dan memejamkan matanya, kepalanya di sandarkan di ujing kursi kebesarannya.
Aston melihat itu dengan heran, seperti ada beban di hati Marcel. Pikir Aston.
Dia lalu mendekat pada Marcel dan menatapnya, tidak berani bicara. Marcel membuka matanya dan melihat Aston seperti sedang bingung.
"Ada apa Aston?" tanya Marcel.
"Apa anda baik-baik saja tuan?"tanya Aston.
"Aku baik-baik saja."
"Emm, saya masih penasaran dengan anda tidak menolak kedua perusahaan besar itu untuk kerja sama tuan. Apa yang membuat keduany anda tolak? Bukankah itu kesempatan anda untuk balas dendam pada mereka?" tanya Aston.
"Ya, aku tahu maksud kamu. Untuk saat ini perusahaan kita tidak akan mampu dengan proyek mereka. Mereka memberikan proyek di luar dari apa yang di dicarakan dulu. Proyek pertama mereka menawarkan yang standar saja , tapi ketika aku lihat dia memberikan proyek yang lebih besar. Dan kamu tahu, proyrk itu memang sudah di tangani mereka berdua secara diam-diam. Jadi tidak ada alasan bagiku untuk ikut campur mereka, nanti aku yang akan jadi kambing hitamnya jika terjadi sesuatu. Itulah liciknya mereka." kata Marcel mejelaskan pada Aston panjang lebar.
"Oh, saya mengerti tuan. Jadi mereka sudah berunding terlebih dahulu untuk bertemu anda."
"Ya, dan tahu kamu. Mereka sebenarnya terpesona dengan ketampananku itu untuk menyelidiki siapa diriku. Untung saja aku tidak terlalu membuka jati diirmu yang sebenarnya."
"Emm, mereka sangat licik tuan."
"Ya, mereka sudah biasa melakukan hal kotor. Dan mereka juga ada kaitannya dengan para mafia tanah di berbagai daerah agar rencana mereka selalu mulus saja."
"Ya, saya dengar itu dari beberapa pengusaha mengatakan itu."
"Bukan hanya itu saja, Roni itu anak kepala kepolisian, dan dia berteman dengan Roni. Jadi jika ada apa-apa, yang maju itu Roni. Dan ketiganya itu mempunyai usaha di bawah tanah."
"Maksudnya tuan?"
"Mereka menjalankan bisnis gelap, seperti menual belikan narkoba dan sejenis senjata ke keluar nergara. Makanya mereka sangat kaya, kekayaan mereka kebanyakan ada di luar negeri. Di perusahaan itu hanya sebagai kamuflase saja."
"Anda tahu banyak tentang mereka tuan. Tapi, bagaimana rencana anda untuk membalas dendam pada mereka yang telah menghina di malam peata itu?"
"Aku sedang menyusun kekuatan terlebih dahulu."
Aston mengeerutkan dahinya, kekauatan? Dari mana? pikir Aston.
Marcel yang memgetahui Aston sedang bingung jadi tersenyum tipis."
"Kamu ingin tahu kekuatanku?"
"Ah, tuan Marcel. Saya jadi bingung, semenjak anda bangun dari koma di rumah sakit anda selalu misterius. Saya baru tahu anda sekarang punya kekuatan tersembunyi."
"Hahaha, kamu tenang saja. Asal kamu ada di belakangku, semua akan baik-baik saja. Kebingunganmu akan terjawab nanti setelah balas dendam cantik ala mu akan terwujud."
Aston diam, diam masih belum mengerti ucapan Marcel kali ini. Memang beberapa hari ini Marcel beraikap di luar biasanya. Ternyata dia ada sesuatu yang di pikirkan yang Aston tidak tahu.
Namun begitu, Aston berharap semua yang di pikirkan Marcel adalah hal terbaik untuknya dan perusahaannya.
"Aku mau berkunjung ke rumah lamaku." kata Marcel.
"Tuan, anda yakin mau kesana?"
"Ya, sore ini aku mau kesana."
" Tapi, apakah nanti tidak ada yang curiga?"
"Tidak, kamu harus ikut denganku. Aku akan merubahmu menjadi seseorang berbeda." kata Marcel memberikan sebuah teka teki bagi Aston.
"Terserah anda saja, saya bingung dengan anda yang sekarang. Saya harap anda tidak mencelakakakn saya tuan."
"Hahaha...! Kamu takut aku mencelakakanmu?"
" Maaf tuan, itu karena saya terlalu bingung dengan anda akhir-akhir ini. Sejak kemarin saya melihat anda yang berbeda, makanya saya berpikir seperti itu." kata Aston takut.
"Ya aku mengerti, aku percaya kamu tidak akan seperti mereka. Dan perlu kamu ingat, aku tidak akan mencelakakan kamu selama kamu ada di belakangku Aston, apapun yang terjadi nanti pada diriku. Kamu mengerti?" kata Marcel.
" Ya tuan Marc Abraham Linc, saya merasa anda sekarang adalah tuan Marc Abraham Linc." kata Aston lagi.
"Hahaha, bagus kalau kamu tahu aku. Marcel sekarang berbeda dengan yang dulu. Dia sudah tenang sekarang, saatnya Marc Abraham Linc yang ada di tubuh Marcel. Tapi tunggu, dia memintaku untuk datang ke rumahnya dalam bentuk dirinya, ohbya makanya aku minta kamu ikut denganku." kata Marcel.
Aston kembali bingung. Dalam sekejap dia menemukan Marcel dan Marc secara bersamaan. Akhir-akhir ini memang Marcel berbeda, cara dia bertindak dan berbicara pada karyawan dan pada rekan bisnisnya, kilas balik di pikiran Aston.
Baiklah, aku akan mengikuti tuan Marcel,tuan Marc. Pikir Aston.
_
"Kamu cukup diam dan menjawab seperlunya saja, karena kamu akan menjadi orang yang berbeda." kata Marcel setelah mereka sudah ada di depan rumah Marcel.
"Baik tuan Marcel, tuan Marc. Ah saya jadi bingung memanggilmu apa tuan."
"Panggil aku Marcel. Ayo turun."
Lalu mereka turun di depan gerbang rumah Marcel, mereka melangkah masuk melewati pos satpam.
Satpam yang mengetahui ada dua orang masuk ke dalam rumah, dia keluar dari posnya.
" Maaf tuan cari siapa?" tanya satpam itu.
Marcel berbalik menghadap satpam lalu tersenyum. Kontan saja satpam jadi kaget, dia terlonjak dan berseru.
"Ttuan Marcel" kata satpam itu tergagap.
"Ya mang, saya sudah datang." kata Marcel kembali ke semula. Aston jadi takjub dengan perubahan singkat itu.
"Aah, tuan Marcel selamat. Ya ampun, saya kira tuan Marcel tidak akan selamat." ucap satpam itu lagi.
Lalu Marcel melangkah masuk di ikuti Aston dan satpam. Mereia masuk ke dalam rumah dan menemukan pembantu Marcel yang biasa di bantu pekerjaannya oleh Marcel yang sedang mengepel lantai.
"Mbok Rami, lihat siapa yang datang?" kata satpam itu pada pembantu Marcel.
Mbok Rami mendongak, dia melihat dua orang yang berbeda beridiri dengan tegap sama memandang ke arahnya.
"Oalaah tuan Marcel sudah kembali. Ya ampun tuan Marcel." kata mbok Rami, ingin memeluk Marcel namun dia urungkan.
Memang Marcel begitu dekat dengan mbok Rami.
Marcel mendekat dan memeluk pembantunya itu, dia senang sekali. Aston yang melihat itu jadi terharu dan tajkub jadi satu.
_
_
_
********
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Jimmy Avolution
Ayo...
2022-02-07
0