Seminggu berlalu, Selena mencari tahu tentang Marc Abraham Linc. Dia mencari di pencarian majalah bisnis atau di berita online. Tak banyak yang dia dapat tentang Marc Abraham Linc, dia terus mencari tahu.
Namun hasilnya sama saja, tidak terekspos di media. Apa dia bukan orang terkenal? Tapi dari caranya berpakaian dan mobil yang dia tumpangi termasuk orang mampu dan kaya.
Mobilnya saja sama dengan mobil Chandra. Jika harus bertanya pada Chandra, sudah pasti dia akan di interogasi lebih rumit. Jadi dari pada bertanya pada kekasihnya, lebih baik dia cari sendiri. Karena dia benar-benar sudah tergila-gila dengan Marc.
"Ah, kapan aku bisa bertemu lagi dengannya ya?" guman Selena.
"Miss Selena mengatakan apa?" tanya penata rambutnya yang ketika dia sedang kreambath di salonnya sendiri.
"Aku tidak mengatakan apa-apa." jawab Selena, dia agak kesal penata rambutnya itu turut campur dengan urusannya.
"Apa kamu tahu tuan Marc Abraham Linc?" tanya Selena pada penata rambutnya.
"Yang punya beberapa mini market di kota ini?" penata rambut itu balik bertanya.
Selena mnegerutkan keningnya, merasa aneh dengan ucapan penata rambut itu.
"Kamu tahu tuan Marc?"
"Orang-orang tahu siapa itu tuan Marc miss Selena."
"Kamu tahu tuan Marc?"
"Hanya sedikit, dia itu pengusaha sukses telah membangun perusahaan yang hampir bangkrut milik mantan tunanganmu. Kemudian dia membuka mini market di beberapa cabang di kota ini. Hebatkan dia, miss?" kata penata rambut itu.
Selena diam mencern ucapan penata rambutnya, ada senyum mengembang di bibirnya. Jadi dia pemilik perusahaan si pecundang itu? Emm, menarik juga. Aku akan mendekatinya. Bila perlu aku akan serahkan diriku padanya,gumam Selena.
Dia benar-benar sudah tergila-gila sekali dengan Marc Abraham Linc.
"Miss, kenapa anda tersenyum-senyum?" tanya penata rambut heran.
"Tidak apa, aku sedang memikirkan sesuatu yang enak." jawab Selena mmasih dengan senyum mengembang di bibirnya.
Penata rambut itu heran, tapi dia tidak ambil pusing.
"Oh ya, apa aku selalu cantik?" tanya Selena tiba-tiba.
"Anda selalu cantik miss, semua laki-laki selalu tertarik pada anda." jawabnya.
"Maksudmu semua laki-laku? Termasuk tuan Marc juga?"
"Mungkin juga, tapi ku dengar dia dingin sekali jika berhadapan dengan wanita."
"Oh, begitukah?"
"Iya. Apa anda mau menaklukkan tuan Marc?"
"Menurutmu, apa aku bisa menaklukkan dia dengana kecantikanku?".
"Aku tidak yakin, tapi bisa juga. Kalau tidak bisa dengan tubuhmu mis, hahaha."
"Kamu mau aku menjual tubuhku? Sialan kamu!"
"Maaf miss, saya hanya bercanda. Tapi memang tuan Marc itu susah sekali di dekati wanita. Anda harus mendekati asistennya dulu."
"Siapa asistennya?"
"Tuan Aston"
"Apa?"
"Ya, tuan Aston. Asistennya taun Marcel dulu. Dia sekarang bekerja dengan tuan Marc."
"Owh, begitukah? Baiklah, aku akan dekati dia terlebih dahulu." ucap Selena.
"Waah, anda berniat sekali. Apakah anda terpesona dengan ketampanannya?"
"Ya, aku terpesona dengannya. Aku pernah satu mobil dengannya. Kamu bisa bayangkan betapa terkejut dan terpesonanya aku padanya. Hingga pikiran liarku bermain-main di otakku. Hahaha.."
"Ish, dasar miss Selena. Bagaimana dengan tuan Chandra kekasihmu?"
"Tenang saja, ini rahasia kita berdua. Aku akan mendekati dia secara pelan-pelan dan hati-hati. Akan aku buat dia tidur denganku. Rasanaya seperti melayang membayangkannya saja."
"Anda hebat sekali, aku saja pengen bermain dengannya miss."
"Hei, kamu itu terong, mana ada dia makan terong?"
"Terong rasa jeruk miss, hahaha.." suara tawanya melengking, membuat Selena menutup telinganya.
_
Marcel tahu dia di gilai oleh Selena dalam wujud Marc Abraham Linc. Aston sendiri heran, kenapa Selena bisa sampai jadi stalker seperti itu. Padahal kekasihnya saja lebih kaya dan populer dari pada Marcel di dunia bisnis.
Sedangkan Marcel selain bisnisnya merangkak naik tajam, dia juga terkenal ketampanannya.
"Tuan, saya mendengar nona Selena mencari tahu tentang anda." kata Aston pada Marcel yang sedang menanda tangani berkas.
"Aku tahu, biarkan saja. Aku ingin tahu apa yang dia mau." kata Marcel.
"Dan dia juga mencari tahu tentang nomor ponsel saya tuan." kata Aston lagi.
"Berikan saja, pasti dia akan langsung menghubungimu dan akan mengajakku bertemu."
"Anda tidak mau tuan Chandra mengetahui nona Selena mencarimu tuan?"
"Aku akan beri dia kejutan sesuai keinginan kekasihnya itu. Bukankah Selena termasuk daftar orang yangbharus ku balas perbuatannya?"
"Ya tuan, nona Selena juga target balas dendam anda."
"Ya, ini saatnya aku membalas dendam padanya. Maka dari itu, jika ada yang meminta nomor ponselmu berikan saja. Aku yakin itu Selena yang meminta."
"Baik tuan Marc, terserah anda bagaimana cara membalasnya."
"Kamu tenang saja, ini akan memalukan dan membuat Chandra marah besar. Karena Selena yang menginginkannya seperti itu. Di pikirannya hanya obsesi untuk mendapatkan yang dia mau."
Setelah perbincangan itu berlangsung, tiba-tiba ponsel Aston berdering. Dia mengambil ponselnya, dan melihat siapa yang menghubunginya.
"Tuan, ada nomor tak di kenal masuk ke ponselku." kata Aston melihat ke arah Marcel.
"Angkat saja, mungkin itu Selena." kata Marcel.
Aston lalu menekan tombol warna hijau untuk menyambungkan teleponnya.
"Halo selamat siang, ada yang bisa saya bantu?" kata Aston pada penelepon itu.
"Halo tuan Aston, ini saya yang kemarin di antar pulang dari bandara ke hotel. Apa anda ingat?"
"Oh, nona Selena. Ada apa anda menelepon saya?" tanya Aston melirik ke arah Marcel.
"Iya tuan Aston, apa saya bisa bertemu dengan tuan Marc? Ya, hanya makan siang bersama untuk mengucapkan terima kasih waktu itu mengantar saya sampai ke hotel." kata Selena di sana.
Aston tersenyun, boleh juga alasannya pikir Aston.
"Sebentar nona, saya tanyakan dulu pada tuan Marc." jawab Aston.
"Ya tuan Aston, saya tunggu."
"Tuan, nona Selena mengajak anda untuk makan siang bersama. Apa anda mau menerimanya?" tanya Aston.
"Ya, aku mau. Kapan dia mengajaknya?"
"Saya belum tahu tuan, mungkin siang ini." jawab Aston.
"Katakan aku mau kapanpun dia mengajak." ucap Marcel.
"Baik tuan, saya akan katakan pada nona Selena."
Lalu Aston menyambungkan kembali sambungan teleponnya dengan Selena memberi jawaban padanya.
"Maaf lama nona Selena, tuan Marcel sedikit sibuk." kata Aston.
"Lalu, bagaimana dengan ajakan saya tuan Aston?" Selena berharap Marcel menyetujui permintaannya.
"Anda tenang saja nona, tuan Marc bisa meluangkan waktu untuk anda makan siang bersama kapanpun tuan Marc." jawab Aston.
"Benarkah? Wah, saya senang sekali. Kalau begitu bagaimana siang ini di hotel di mana saya di antar pulang ke sana?"" tanya Selena dengan antisias.
"Maaf nona Selena, apa nanti tuan Chandra tahu bisa mengganggu acara makan siang anda dengan tuan Marc? Karena tuan Marc tidak mau acara makan siangnya terganggu oleh hal sepele. Dia akan marah dan tidak mau menemui orang yang pernah buat janji pada tuan Marc." kata Aston menjelaskan.
Belum saatnya tuan Marcel membuat marah tuan Chandra, pikir Aston.
"Baiklah tuan Aston, silakan anda tentukan restoran mahal yang anda inginkan. Nanti saya akan datang ke tempat itu." kata Selena.
"Kalau begitu, bagaimana jika di restoran Ambasaddor, di saja juga restoran mewah."
"Wah, betul sekali tuan Aston. Baiklah saya akan datang ke sana siang ini jam sebelas." kata Selena dengan senang.
"Baik nona Selena, saya akan beri tahu tuan Marc jam sebelas anda menunggu di sana."
"Baik tuan Aston, sebelumnya terima kasih telah memberi kesempatan saya makan siang dengan tuan Marc."
"Baik, sama-sama nona Selena."
Lalu sambungan telepon terputus, Aston meletakkan ponselnya dan memberitahu Marcel dengan janji makan siang dengan Selena.
"Ya, atur saja. Aku akan datang sesuai permintaannya." kata Marcel.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
𝕲𝖔𝖊𝖘 𝕼𝖚𝖒𝖎𝖊𝖟
ha ha ha kita lihat siapa yang makan umpan
2025-01-20
0
Nuri Maulidia
dasar
2022-07-15
0
Jimmy Avolution
Sippp...
2022-02-07
0